3. Nina Bukan Nona Muda!

"Paman?"

Nina memanggil paman tampan di depannya, yang menatapnya dengan kosong. Ia melambaikan tangannya berulang kali, tetapi pria itu tidak bergeming.

"Paman? Helooo~"

Akhirnya dia menepuk kedua pipi Lyon sambil berjinjit. Lyon, yang tersadar, menatap mata biru bulat Nina.

"Paman gak apa-apa?"

"... Iya."

"Paman bohong!"

Jari mungil Nina menusuk-nusuk pipi Lyon sambil tersenyum.

"Paman sangat aneh. Padahal sakit tapi gak mau bilang. Orang sakit pasti bilang kalau lagi sakit, tapi Paman nggak. Berarti Paman bohong!"

"Hei, anak kecil tahu apa?"

Lyon mengerutkan keningnya, tapi Nina tidak menghentikan jarinya yang menusuk pipi Lyon sambil tersenyum.

"Nina sangat pintar, tahu! Wajah Paman terlihat berbohong! Mata Nina gak pernah salah!"

"Bisa berhenti?"

"Gak mau, soalnya pipi Paman halus dan lembut. Hehe~"

"Ck."

Meskipun Lyon berdecak, dia tidak menghentikan jari Nina yang menusuk pipinya. Rasanya aneh. Dia tidak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya, tapi mengapa dia tidak bisa menyingkirkan jari anak ini dari pipinya?

'Hm? Aroma susu. Apa aku salah?'

Lyon menundukkan sedikit kepalanya, mencium aroma anak kecil di depannya. Aroma susu yang manis segera menguar.

"Ah, capek."

Nina, yang berhenti menusuk pipi Lyon, duduk di samping pria itu sambil merentangkan tangannya.

"...."

Padahal Lyon masih ingin mencium aroma manis itu, tapi anak kecil ini sudah berpindah tempat dengan cepat.

'Yah, aku juga tidak punya hak untuk terus membuatnya tetap di sisiku.'

Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat. Dia tidak sadar bahwa sudah menghabiskan waktu setengah jam dengan anak kecil ini. Sekarang sudah saatnya untuk berpisah.

"Nina."

"Iya?"

Nina, yang sedang memakan sepotong kue, menoleh.

"Kamu bilang kamu mau cari orang tuamu, 'kan?"

"Iya!"

"Orang gila di depan pintu itu akan mengantarmu ke ruangan yang tepat," kata Lyon sambik menunjuk pintu kantornya, yang dijaga oleh asisten pribadinya.

Nina memandang pintu itu, kemudian memandang Lyon.

"Paman gak akan membantuku?"

"Mereka yang akan membantumu."

"Ohhh, begitu!"

Nina tersenyum sambil mengangguk, berusaha terlihat senang, padahal nyatanya dia kecewa.

'Paman gak mau membantuku. Berarti aku bukan keluarganya, ya? Berarti kita cuma mirip aja, 'kan?'

Beberapa saat yang lalu, dia berharap bahwa paman tampan di sampingnya adalah salah satu dari keluarganya, jadi tak lama lagi dia akan bertemu dengan orang tuanya. Namun, sepertinya harapannya tidak akan pernah terwujud.

'Gak apa-apa. Nina bisa cari orang tuaku sendiri, kok! Lagian ada yang bantu Nina juga!'

Setelah itu Nina berdiri dan memeluk kaki Lyon sambil tersenyum.

"Makasih buat kuenya, Paman! Nina pamit dulu. Dadah!"

Lalu Nina melambaikan tangannya dan berlari menuju pintu, berjinjit, membuka knop pintu, keluar dari ruangan dan menutup pintu.

Lyon, yang belum sempat membalas salam perpisahan dari anak kecil itu, menatap kosong ke arah pintu kantornya yang baru saja tertutup.

'Aneh. Kenapa aku tidak rela dia pergi?'

...↬°↫...

Nina memasuki ruangan yang dicarinya tadi sebelum bertemu dengan Lyon. Dia berterima kasih pada seorang pria yang mengantarnya, yang dipanggil "orang gila" oleh Lyon.

"Makasih, Paman! Maaf Nina ganggu waktunya."

Asisten Fai tersenyum sambil sedikit membungkuk.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Nona Muda. Panggil saja saya Asisten Fai."

"Ng? Nona Muda? Aku?"

Nina memiringkan kepalanya, berpikir. Dia tidak berasal dari keluarga kaya ataupun terhormat, tetapi dia dipanggil "Nona Muda" oleh paman ini? Kemudian Nina menggeleng keras.

"Paman Fai, Nina bukan nona muda! Nina adalah Nina!"

"Tapi, Anda adalah nona muda, putri Tuan saya, 'kan?"

"Hah?"

"Oho, jangan malu seperti itu, Nona Muda. Baiklah, saya permisi dulu. Semoga hari Anda menyenangkan."

"...?"

Asisten Fai menundukkan kepalanya sambil tersenyum, setelah itu pergi, meninggalkan Nina yang sedang kebingungan.

"Tadi dia bilang kalau aku putri dari tuannya? Ah! Itu berarti...!"

Mata biru Nina melebar. Dia berpikir bahwa paman tadi tahu tentang orang tuanya. Ketika dia akan mengejar Asisten Fai, perhatiannya tertuju pada pintu ruangan yang ada di sampingnya.

'Ke sana atau ke sini? Sana? Sini? Aaah! Bingung!'

Gadis kecil itu berjalan mondar-mandir, antara memilih mengikuti paman tadi atau masuk ke ruangan yang ada di sampingnya.

'Sana. Sini. Sana. Sini. Sana―'

"Ah!"

Setelah berpikir cukup lama, Nina akhirnya berseru, seolah baru saja mendapat petunjuk.

"Pergi ke mana pun sama! Aku pasti bakal ketemu sama orang tuaku! Iya, iya, benar. Kenapa gak kepikiran dari tadi, ya?"

Akhirnya Nina memilih memasuki ruangan di sampingnya, yang berjarak sangat dekat dengannya. Ketika knop pintu terbuka, tampak seorang pria duduk di tempat kerjanya. Dia tersenyum ramah ketika melihat Nina memasuki ruangannya.

"Duduklah."

"Iya. Permisi."

Setelah dipersilakan duduk berhadapan oleh pria itu, Nina duduk dengan wajah malu-malu. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu orang dewasa lain selain para suster panti asuhan dan guru-guru di sekolahnya.

"Hai, gadis imut!" sapa pria itu dengan ceria. "Panggil saja Kak Vino, jangan panggil paman, ya. Kalau namamu siapa?"

"Hai, kakak tampan!" balas Nina sambil tersenyum, mengikuti pria itu. "Namaku Nina, Kak."

"Nama yang imut. Ngomong-ngomong, di mana orang tuamu?"

Pertanyaan dari pria itu sukses membuat Nina menghapus senyumannya. Dia tertunduk lesu. Rambut pirangnya yang diikat dua jatuh di bahunya.

"Sebenernya...."

"Ya? Sebenarnya kenapa?"

"Nina ke sini karena ingin mencari keluargaku. Apa Kak Vino yang baik hati bisa membantuku?"

Cling, cling!

Nina memasang tampang imut, mata birunya yang bulat berair.

"Ya~? Ya~"

"...."

'Ah, ini namanya heart attack gegara cinta!'

Vino menyentuh dadanya yang berdebar, wajahnya merona. Ia pun mengatakan bahwa dirinya akan membantu Nina mencari keluarganya.

Ketika mendengar jawabannya, Nina tersenyum lebar. Dia memberitahu bahwa dulu seorang suster panti asuhan menemukannya ketika berumur dua tahun. Saat itu tubuhnya dipenuhi luka, sehingga sang suster membawanya ke panti. Ketika suster akan mengobati luka di tubuhnya, ia melihat kalung liontin merah muda yang terbuat dari batu rodonit.

Nina memperlihatkan kalung liontin yang dibawanya. Ia memberikan liontin itu pada Vino sebagai petunjuk.

Ketika Vino mencoba untuk membuka liontin itu, dia tak bisa membukanya, karena liontin itu digembok.

"Apa kamu punya kunci liontin ini, Nina?" tanyanya sembari memperhatikan liontin di tangannya dengan saksama.

"Sebentar, Kak," jawab Nina seraya merogoh tas ransel yang dipakainya.

Ia mencari kunci liontinnya di kotak pensilnya, di sela-sela buku, namun hasilnya nihil. Dia tak menemukan kunci itu.

"Kayaknya kuncinya ketinggalan di panti, Kak."

"Hmm. Apa kamu tahu isi liontin ini?"

Nina mengangguk dengan semangat dan menjawab, "Isi liontin punyaku adalah namaku." 

"Terus namamu?"

"Namaku Nina. Nina Stephanie!"

Pria yang memegang liontin itu membelalakkan matanya ketika mengetahui nama marga Nina.

"Apa? Kenapa margamu Stephanie?!"

――――――――――――――

TBC!

Episodes
1 Prolog
2 1. Salah Paham
3 2. Siapa Anak Ini?
4 3. Nina Bukan Nona Muda!
5 4. Adopsi Saja Dia!
6 5. Ayah Angkat
7 6. Keluarga Baru
8 7. Bingkai Foto
9 8. Putri Kecil sedang Sakit
10 9. Merawat Anak yang Sakit
11 10. Setelah Sembuh
12 11. Nina Sayang Ayah!
13 12. Berbelanja di Mall
14 13. Berita Tentang Putri Angkat Lyon
15 14. Hanya Karena Berteman
16 15. Pesta
17 16. Ibu...? Ibu...?
18 17. Siapa itu Annchi?
19 18. Annchi .... Kaukah itu?
20 19. Meminta Maaf & Memaafkan
21 20. Lamaran
22 21. Lamaran Ditolak
23 22. Bertemu dengan Seorang Pria Tua
24 23. Kedatangan Keluarga Crownless
25 24. Menyelesaikan Masalah (1)
26 25. Menyelesaikan Masalah (2)
27 26. Kembali ke Kota Kyoxx
28 27. Peresmian Brand "Princess & Prince"
29 28. Memori yang Terpendam
30 29. Menjemput Kepala Keluarga Stephanie
31 30. Rencana Terselubung
32 31. Pengganggu Datang
33 32. Tidak Adanya Kepercayaan
34 33. Acara Makan Siang penuh Intrik
35 34. Jack, Kau Masih Belum Melupakannya?
36 35. Kastil Flona, Kota Flona
37 36. Kapan Orang Tuamu Menikah?
38 37. Sebuah Pabrik yang Terbakar
39 38. Kemarilah, Kakek Merindukanmu
40 39. Claudia vs Natalia
41 40. Apa Maksudmu, Wahai Wanita Berambut Hitam?
42 41. Status Baru Nina
43 42. Penyelidikan, Dimulai!
44 43. Petunjuk
45 44. Aku Punya Permintaan, Bu!
46 45. Singkirkan Dia Dulu
47 46. Perang, Katanya?!
48 47. Mengetahui Niat Jack yang Sebenarnya
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Prolog
2
1. Salah Paham
3
2. Siapa Anak Ini?
4
3. Nina Bukan Nona Muda!
5
4. Adopsi Saja Dia!
6
5. Ayah Angkat
7
6. Keluarga Baru
8
7. Bingkai Foto
9
8. Putri Kecil sedang Sakit
10
9. Merawat Anak yang Sakit
11
10. Setelah Sembuh
12
11. Nina Sayang Ayah!
13
12. Berbelanja di Mall
14
13. Berita Tentang Putri Angkat Lyon
15
14. Hanya Karena Berteman
16
15. Pesta
17
16. Ibu...? Ibu...?
18
17. Siapa itu Annchi?
19
18. Annchi .... Kaukah itu?
20
19. Meminta Maaf & Memaafkan
21
20. Lamaran
22
21. Lamaran Ditolak
23
22. Bertemu dengan Seorang Pria Tua
24
23. Kedatangan Keluarga Crownless
25
24. Menyelesaikan Masalah (1)
26
25. Menyelesaikan Masalah (2)
27
26. Kembali ke Kota Kyoxx
28
27. Peresmian Brand "Princess & Prince"
29
28. Memori yang Terpendam
30
29. Menjemput Kepala Keluarga Stephanie
31
30. Rencana Terselubung
32
31. Pengganggu Datang
33
32. Tidak Adanya Kepercayaan
34
33. Acara Makan Siang penuh Intrik
35
34. Jack, Kau Masih Belum Melupakannya?
36
35. Kastil Flona, Kota Flona
37
36. Kapan Orang Tuamu Menikah?
38
37. Sebuah Pabrik yang Terbakar
39
38. Kemarilah, Kakek Merindukanmu
40
39. Claudia vs Natalia
41
40. Apa Maksudmu, Wahai Wanita Berambut Hitam?
42
41. Status Baru Nina
43
42. Penyelidikan, Dimulai!
44
43. Petunjuk
45
44. Aku Punya Permintaan, Bu!
46
45. Singkirkan Dia Dulu
47
46. Perang, Katanya?!
48
47. Mengetahui Niat Jack yang Sebenarnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!