Bagian 05

...Kritik dan saran dipersilahkan.....

...tandai kalau typo...

...# H a p p y R e a d i n g #...

"Abi, liat si Azzam main nyosor aja yaallah." Bisik Ummi Ainun sambil menyenggol lengan Abi Umar dan dibalas tawa kecil oleh suaminya itu. Abi Umar maju mendekat kemudian menepuk pundak Gus Azzam.

"Salaman dulu, Zam. " Bisik Abi Umar.

Gus Azzam tersentak, kemudian melangkahkan kakinya mundur satu langkah kebelakang, memperhatikan Indah yang masih terdiam.

Indah terkejut mendapat perlakuan seperti itu dan hanya diam mematung, dia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, kini kepalanya makin dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak berujung. Baru pertama kali ada orang yang menciumnya selain Harist dan Husain, setelah sadar dengan apa yang terjadi Indah kembali menundukkan kepalanya, Indah mencoba menetralisirkan pikirannya agar tidak terlihat gugup.

Selang beberapa detik kemudian, Gus Azzam mengulurkan punggung tangan kanannya pada Indah. Indah mengangkat wajahnya, menatap Gus Azzam sebentar, lalu menerima uluran tangan Gus Azzam dengan kedua tangannya kemudian menciumnya.

Gus Azzam memang tampan, tinggi, hidungnya mancung, alis tebal, rahang tegas, kulitnya sawo matang, dan jangan lupakan kumis tipisnya. Sangat tampan bukan? tapi menurut Indah, laki-laki yang memiliki kumis itu sudah tua. Entah dapat teori dari mana dia, tapi begitulah yang ada dipikiran Indah.

Gus Azzam tersenyum, dia dapat merasakan tangan istrinya yang lembut menyentuh tangannya, namun tangan lembut itu sedikit gemetar. Setelah bersalaman, Indah mensejajarkan dirinya dengan Gus Azzam disebelah kirinya dan Husain maju mengambil posisi disebelah kanan adiknya itu untuk foto bersama. Setelah sesi foto selesai dan acara pernikahan selesai, Indah memanggil Husain, kemudian meneol-neol lengan Husain menggunakan telunjuknya.

"Kumisaan ..." Bisik Indah pada Husain namun masih bisa didengar oleh Gus Azzam yang berada disampingnya.

Husain mendengar itu langsung menatap Indah, dilihatnya Indah memasang wajah sedihnya, namun itu justru terlihat menggemaskan di mata Husain.

"Memangnya kenapa?" Tanya Husain sambil menahan tawanya.

"Ayah sama kakak menjodohkan Indah dengan om-om ya?" Bukannya menjawab, Indah malah balik bertanya pada Husain.

Gus Azzam membelalakkan matanya saat mendengar bisikan Indah pada Husain, sedangkan Husain kini sudah tertawa dengan puas mendengar perkataan Indah. Entah apa yang ada dipikiran adiknya itu sampai-sampai mengatakan bahwa Gus Azzam adalah om om. Husain tidak menjawab, kemudian dia pergi meninggalkan Indah yang kini tengah ditatap oleh Gus Azzam.

Indah membalikkan badannya, spontan dia menundukkan kepalanya saat dilihatnya Gus Azzam menatapnya dengan lekat.

"Mm Gus, mau makan dulu atau langsung istirahat?" Tanya Indah sedikit gugup.

"Langsung istirahat saja. Langsung kekamar pengantin, saya sudah tidak sabar. " Jawab Gus Azzam datar, berusaha menyembunyikan senyumannya.

"Tidak sabar? Memangnya sedari tadi ada yang membuat Gus emosi sampai harus bersabar?" Tanya Indah dengan polosnya.

"Bisa tunjukkan dimana kamar kita?" Tanya Gus Azzam sambil menahan tawanya, polos sekali gadisnya ini.

"Kamar kita?" Tanya Indah.

🦋🦋🦋

Diluar kediaman Harist ada seorang pemuda yang keluar dari mobilnya, dia terlihat keheranan saat mendapati rumah megah itu dipenuhi deretan mobil dan terdapat pula janur kuning yang melengkung disudut gerbang masuknya.

Didengarnya pula suara orang yang dikenalnya tengah mengucapkan ijab kabul.

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Indah Lysandra Harist alal mahri ... ".

Deg

Lelaki itu berlari masuk kerumah megah itu, tampak ia memegang setangkai mawar merah digenggamnya.

Dilihatnya gadis yang dicintainya selama ini tengah dikecup oleh lelaki lain, betapa hancurnya perasannya saat ini. Dia diam membisu menyaksikan gadis yang dicintainya telah sah menjadi milik orang lain, tubuhnya terasa kaku dan gemetar, ia ingin menggerakkan kakinya namun rasanya sangat berat, sangat sulit.Matanya mulai memanas, perasaannya kini tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Husain melihat ada seorang pemuda tengah berdiri diambang pintu, rasanya tadi semua tamu dan sanak saudara sudah pulang semua dan hanya menyisakan Kyai Umar, Nyai Ainun, Gus Azzam, Harist, Indah, dan dirinya.Lalu siapa lelaki itu? Kemudian Husain berjalan mendekatinya.

"Loh Angga? Saya kira siapa tadi. " Kata Husain mendapati lelaki yang dilihatnya berdiri diambang pintu adalah Angga.

"K-kak Husain. " Panggil Angga terbata-bata.

"Ya, ada apa?" Tanya Husain.

"Yang baru menikah tadi Indah?" Tanya Angga memastikan.

"Ya." Jawab Husain.

Deg

Tubuh Angga serasa tersambar petir disiang bolong, lemas rasanya mengetahui pujaan hatinya telah menjadi milik orang lain.

"Boleh saya menemui Indah, kak?" Tanya Angga.

"Ya, ayo kakak antarkan. " Jawab Husain.

Kemudian Husain dan Angga berjalan menuju kamar Indah.

🦋🦋🦋

Indah kini telah berada di kamarnya, dia duduk dipinggir kasur kingsize miliknya bersama dengan Gus Azzam.

"Kamu tau nama saya?" Tanya Gus Azzam memecahkan keheningan diantara mereka.

"Gus Azzam Al-Fatih, putra Kyai.Hanya itu yang Indah tau. " Jawab Indah.

Gus Azzam tersenyum mendengar jawaban Indah, satu hal yang Gus Azzam tau, ternyata gadisnya ini memang tidak diberi tau apa-apa tentangnya.

Tok...tok...tok..

"Biar Indah saja Gus. " Ucap Indah saat Gus Azzam hendak berdiri mendengar ketukan pintu.

Ketika pintu kamarnya terbuka Indah tersentak, dia terkejut setelah membukakan pintu kamarnya itu. Dilihatnya Husain bersama Angga dihadapannya.

"Ada yang mau ketemu. " kata Husain. "Kakak tinggal dulu ya. " Lanjutnya, kemudian Husain pergi meninggalkan Indah dan Angga yang berada diambang pintu.

Indah tertunduk ketika Husain pergi, kemudian hening diantara keduanya.

Mata Angga menyusuri setiap sudut kamar Indah, dilihatnya ada seorang laki-laki tengah duduk dipinggir kasur Indah. Matanya memanas, dia masih tidak percaya pujaan hatinya sudah menjadi milik orang lain.

Gus Azzam menaikkan satu alisnya saat tatapannya dan Angga bertemu. Siapa lelaki ini?lancang sekali matanya menyusuri setiap sudut kamar ini? Batin Gus Azzam.

"Apa ini alasan kamu menolak saya? Apa ini yang membuat teman kecil saya menolak cinta saya? Apa kurangnya saya? Apa kamu sama sekali tidak memiliki perasaan sedikit pun pada saya Ndah?" Tanya Angga bertubi-tubi, nada bicaranya meninggi ucapannya juga formal tidak seperti biasanya, air matanya pun menetes seketika.

"Apa hak kamu menanyakan itu semua pada saya Ngga?" Tanya Indah balik pada Angga, namun suaranya bergetar akibat menahan tangis.

"Saya mencintai kamu Ndah. Apa selama ini kamu tidak menganggap saya?" Tanya Angga, tangisnya pecah, Angga sadar dia tidak punya hak sama sekali menanyakan itu pada Indah.

Gus Azzam terkejut mendengar pertanyaan Angga. Apa maksudnya ini? Ada hubungan apa mereka berdua? Siapa dia ingin dianggap oleh gadisku? Batin Gus Azzam.

"Tidak." Jawab Indah cepat, namun sesaat kemudian dia menangis.

...Next?......

Terpopuler

Comments

Dian Soedarminto

Dian Soedarminto

hhhmmm

2024-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!