#Hutan obat kerajaan
Setelah mencoba kekuatannya, Xiao Tian berkeliling di area hutan obat kerajaan.
Melihat obat-obatan yang terlihat asing Xiao Tian pun berkata.
"Hei dewa petir obat-obatan disini terlihat asing, kenapa tak ada yang mirip dengan obat yang diduniaku dulu?"' tanya Xiao Tian.
" Karena ini memang dunia yang berbeda." jawab Dewa petir.
"O iya, apakah menjadi petarung bintang satu sudah bisa aman dari para pemberontak yang ingin membunuhku?" tanya Xiao Tian.
"Kau masih jauh dari kata aman, tapi untuk sementara kau akan aman selagi masih menyembunyikan kemampuanmu dengan baik." jawab Dewa Petir.
"Kalau begitu bagaimana cara agar ku menjadi lebih kuat?"
"Apakah aku hanya perlu menyerap qi seperti tadi?" tanya Xiao Tian.
"Untuk sementara memang hanya itu, kecuali kau menemukan obat tingkat tinggi." jawab Dewa petir.
"Obat tingkat tinggi?" tanya Xiao Tian.
"Obat tidak hanya bisa mengobati penyakit, Tetapi beberapa obat juga bisa meningkatkan kemampuan."
"Untuk kasusmu sekarang, kau hanya perlu obat tingkat 1 untuk meningkatkan kemampuanmu." ucap Dewa petir.
"Obat ya?"
"Kalau tidak salah, Pemilik tubuh ini pernah menyimpan kotak uang di hutan ini." ucap Xiao Tian.
Xiao Tian mencoba mengingat dimana kotak uang yang pernah disimpan oleh pemilik tubuh sebelumnya. Setelah lama berpikir akhirnya dia ingat bahwa kotak tersebut di kubur dibelakang bangunan tempat para penjaga hutan obat beristirahat setelah berpatroli.
"Waduh kenapa di tempat ini banyak orang?" ucap Xiao Tian.
"Namanya juga hutan obat kerajaan, kalau tak dijaga nanti obat-obatan disini banyak yang hilang." ucap Dewa petir.
"Hei Dewa petir, bantu aku agar tak terlihat oleh mereka!"
"Aku ingin mereka pergi dari halaman belakang bangunan, agar aku bisa mengambil uangku." ucap Xiao Tian.
"Kau kan pangeran kenapa sembunyi-sembunyi, tinggal muncul dan suruh saja mereka berpatroli, beres kan?" tanya Dewa petir.
"Benar juga, kenapa tak terpikirkan olehku." ucap Xiao Tian.
"Memangnya kamu bisa mikir?" ledek Dewa petir.
"Aihhh benar-benar menyebalkan, biarkan aku memukulmu!" ucap Xiao Tian dengan kesal.
Xiao Tian berusaha memukul Dewa petir tetapi tak dapat mengenainya.
"Kenapa kau tak bisa aku pukul?" tanya Xiao Tian.
"Ehmmm, bagaimanapun aku adalah seorang Dewa, aku hanya bisa dilihat olehmu. Seorang ahli seperti apapun tak akan bisa melihat/merasakan keberadaanku, dengan kata lain hanya kau satu-satunya orang yang bisa melihatku, hanya melihat tapi tak bisa disentuh." ucap Dewa Petir.
"Haih jadi hanya petir dari kaisar langit yang bisa melukaimu?" ucap Xiao Tian.
"Begitulah." ucap Dewa Petir.
"Terserahlah, Aku mau mengambil uangku dulu, Itu lebih penting." ucap Xiao Tian.
"Kalau kau perlu uang kan bisa meminta pada raja." ucap Dewa Petir.
"Apa yang harus kujawab jika mereka bertanya untuk apa aku meminta uang?" ucap Xiao Tian.
"Ah benar juga aku hampir lupa, Kau kan hanya diberi uang setiap awal bulan, dan waktu terakhir kali kau ke hutan obat ini, kau sudah menghabiskan semua uang awal bulanmu." ucap Dewa petir.
"Kalau sudah paham berhenti mengoceh, kau sangat menggangguku!" ucap Xiao Tian.
Xiao Tian menunjukkan diri dan menghampiri para penjaga.
"Salam pangeran, Apa yang anda lakukan disini?" ucap Taizheng.
"Halo Tuan Taizheng, aku diperintah ayahanda untuk mengecek hutan obat. Kau kan kepala pengawas disini, apakah di hutan obat ini ada yang hilang?" ucap Pangeran Xiao Tian.
"Tenang saja pangeran, tak ada satupun tanaman yang hilang disini, semua dalam pengawasanku." ucap Taizheng.
"Begitu ya, lalu apakah Harimau yang menyerangku waktu itu juga dalam pengawasanmu?" ucap Xiao Tian.
"Ampun pangeran, saya juga tidak tahu, waktu itu beberapa orang suruhanku ditemukan pingsan di tempat, dan pakaian mereka telah dilucuti. Penjaga disini adalah petarung bintang 2 dan aku sendiri petarung bintang 4."
"Tapi, berdasarkan penjelasan beberapa bawahanku, mereka memang melihat beberapa orang asing yang mengaku sebagai penjaga baru, karena melihat pakaiannya beberapa bawahanku percaya."
"Aku sudah memperketat pengamanan, dan menyuruh para bawahanku agar tak mempercayai orang yang mengaku sebagi orang baru jika bukan aku yang mengatakannya." ucap Taizheng.
"Lalu, kenapa hari ini aku bisa masuk dengan mudah ke hutan ini?"
"Tak ada penjaga yang berpatroli, Kalau aku mau, aku bisa mencuri beberapa obat dari hutan ini." ucap Xiao Tian.
"Itu hamba tak tahu pangeran, hamba yakin menyuruh anak buahku untuk berpatroli."
"Sepertinya mereka tidak mematuhi perintahku, Tainam Chun cari para bawahan yang tak patuh itu, dan bawa mereka menghadapku!" ucap Taizheng.
"Baik ayah, Aku akan mencari mereka." ucap Tainam Chun.
"Untuk kalian yang masih disini, Sementara gantikan mereka berpatroli!" ucap Taizheng.
"Baik tuan." ucap Para penjaga.
"Baik pangeran semuanya sudah aman terkendali, maafkan hamba karena terlalu percaya pada bawahanku. Hamba akan memastikan hal seperti ini tak akan terjadi lagi." ucap Taizheng.
"Ya sudah itu saja, aku percaya padamu tuan Taizheng, tapi aku tak percaya bawahanmu, jadi tolong kau pergi dan awasi bawahanmu yang baru saja kau suruh mengawasi hutan obat." ucap Xiao Tian.
"Tapi apa tidak apa aku meninggalkan pangeran sendiri?" ucap Taizheng.
"Tenanglah aku aman disini, atau disini memang tidak aman?" ucap Xiao Tian.
"Ah aku jamin disini aman pangeran, baiklah hamba undur diri." ucap Taizheng.
"Wah hebat juga kau, kau berhasil mengelabui mereka." ucap Dewa Petir.
"Hehehe kalau soal bersandiwara aku memang jagonya." ucap Xiao Tian.
"Baiklah cepat gali tanahnya, dan ambil uangmu!" ucap Dewa Petir.
Xiao Tian menemukan peti dari tempat yang dia gali. Di dalam peti itu tersimpan beberapa koin emas dan beberapa jarum akupuntur.
Dia memasukkan semua barangnya ke dalam cincin ruang miliknya. Setelah menyelesaikan urusanya, dia pun pergi meninggalkan hutan.
"Pangeran anda mau kemana?" ucap Taizheng.
"Aku ada urusan, jadi harus pergi, Kuserahkan keamanan Hutan obat padamu. Masalah kelalaianmu hari ini, aku tak akan mengatakannya pada Ayahanda."
"Asal kau tak menyinggung kejadian hari ini, aku jamin kau akan aman, dan ayahanda tak akan menghukummu." ucap Xiao Tian.
"Terimakasih atas bantuannya pangeran."
"Apakah anda perlu pengawal untuk menemani perjalanan anda?" ucap Taizheng.
"Tak perlu, aku hanya ingin kembali ke istana, Lagi pula jarak dari sini ke istana kan tidak sejauh itu." ucap Xiao Tian.
#Diluar hutan obat
Putri Jia Li masih berusaha mencari pangeran Xiao Tian, dia mengawasi hutan obat, Karena dia tahu, pangeran suka mengunjungi tempat itu.
"Kenapa penjagaan di hutan obat jadi mendadak diperketat?"
"Biasanya banyak penjaga yang bermalas-malasan." ucap putri Jia Li bersembunyi di semak-semak.
"Oke kau sudah memiliki uangnya lalu mau kau apakan uang itu?" ucap Dewa Petir.
"Tentu saja untuk membeli obat, apa kau dengar tadi tingkatan penjaga dan tuan Taizheng jauh diatasku. Aku harus meningkatkan kemampuanku jika ingin selamat." ucap Xiao Tian.
"Wah ternyata dia kemari?"
"Pantas tiba-tiba menjadi ketat, sepertinya mereka takut ketahuan pangeran. Entah apa yang dia lakukan, dia sering datang kemari setiap bulan untuk belajar tentang tanaman obat. Tetapi awal bulan kan sudah lewat, dan kupikir, setelah kejadian serangan Harimau waktu itu, dia tak akan berani datang kemari lagi." ucap putri Jia Li.
"Hei sepertinya calon istrimu menemukanmu lagi. Apa perlu mencari cara mengusirnya lagi?" ucap Dewa petir.
"Biarkan saja dia mengikutiku, Ketika sampai di kota shandian aku akan meninggalkannya, ehheeh." ucap Xiao Tian.
"Wah wah kau benar-benar tidak kenal ampun pada calon istrimu ya, Kudengar di kota itu meski terkenal akan pil yang bisa meningkatkan kemampuan. Disana juga terkenal dengan banyaknya berandal, apa kau yakin akan meninggalkan calon istrimu disana?." ucap Dewa Petir.
"Ya dia kan seorang putri, aku yakin dia punya dasar beladiri, karena dia berani memanggilku pecundang waktu itu, Kurasa dia akan aman dan bisa menjaga diri." ucap Xiao Tian.
Xiao Tian pergi ke kota Shandian untuk membeli pil yang bisa meningkatkan kemampuannya. Putri Jia Li terus mengikutinya hingga ke kota Shandian.
"Apa dia masih mengikutiku?" ucap Xiao Tian.
"Ehm, Sepertinya calon istrimu dalam masalah, Dia sedang dihadang beberapa berandal." ucap Dewa Petir.
"Apakah mereka seorang petarung?" ucap Xiao Tian.
"Mereka hanya orang awam yang tak mengerti ki, tapi mereka cukup ahli dalam merampok." ucap Dewa Petir
"Kalau cuma orang awam, Putri Jia Li pasti bisa mengatasinya, Abaikan saja." ucap Xiao Tian.
"Kau yakin?"
"Sepertinya dia tidak bisa mengatasinya loh, Lihatlah baik-baik." ucap Dewa Petir.
"Hei nona cantik, Aku tak pernah melihatmu, Apa yang kau lakukan di tempat ini sendirian?"
"Apakah kau ingin kami temani?"
" Hahahahah" ucap Bing zi
"Wah kasihan sekali nona itu, tak ada yang bisa menolongnya jika diganggu oleh Bing zi. Walau mereka hanya berandal, tapi mereka juga dilindungi pejabat daerah sini." ucap penduduk.
"Minggir!"
"Aku tak punya waktu berurusan dengan kalian!"
"Aku adalah putri dari kerajaan Awan, namaku putri Jia Li, kalau kau melakukan kejahatan terhadapku, aku jamin kau tak akan bisa merasakan hari esok!" ucap putri Jia Li.
"Pfttt, Kalau begitu namaku pangeran Xiao Tian, Kita adalah pasangan, jadi kau tak perlu malu." ucap Bing Zi.
"Hahahha kau pikir bos akan percaya kau seorang putri?"
"Seorang putri pasti memiliki pengawal, Sedangkan kau hanya sendiri disini."
"Dan kalau tidak salah putri Jia Li pandai berkelahi."
"Jadi kalau berbohong tolong lebih kreatif lagi, ahhahahah." ucap bawahan Bing Zi.
"Sudahlah temani saja kami."
"kalian pegang dia dan bawa dia ke markas kita!"
"Hahahah." ucap Bing Zi.
"Lepaskan aku!" ucap Putri Jia Li.
"Sialan kalau saja kekuatanku tidak hilang, Aku pasti sudah menghabisi kalian." ucap putri Jia Li di dalam hati.
"Hei lepaskan dia!" ucap Xiao Tian.
"Kau pikir kau siapa bocah?"
"Beraninya kau mengganggu kami, mau bersikap pahlawan?" ucap Bing Zi.
"Aku adalah Xiao Tian, Pangeran dari kerajaan ini, kalau kau tak melepaskannya, Aku jamin kalian akan kuhabisi." ucap Xiao Tian.
"Hahahh hari yang lucu, yang satu mengaku putri yang satu mengaku sebagai pangeran. Tapi kalau mengaku sebagai pangeran adalah hal yang bodoh. Semua orang tahu kalau pangeran adalah pecundang yang lebih lemah dari orang awam, dan tak tertarik pada beladiri." ucap Bing Zi.
"Aku tak tahu darimana berandalan sepertimu memiliki keberanian. Tapi asal kau tahu, orang yang kalian ganggu adalah wanitaku!"
"Jadi bersiaplah untuk menerima akibatnya pecundang!" ucap Xiao Tian.
"Apa dia ingin menolongku?"
"Tapi dia kan tak bisa beladiri." ucap putri Jia Li dalam hati.
"Pangeran larilah jangan hiraukan aku!"
"Aku tahu kau tak sanggup melawan mereka, Pergilah dan bawa prajuritmu kemari!" ucap putri Jia Li.
"Kalau aku meninggalkanmu. Apa yang akan kukatakan pada ayahmu."
"Lagi pula sementara ini , kau adalah calon istriku. Aku tak akan biarkan siapapun mengganggumu, apalagi serangga rendahan seperti mereka!" ucap Xiao Tian.
"Hei apa yang kalian tunggu!"
"Hajar dia!" ucap Bing Zi.
"Baik bos!" ucap anak buah Bing Zi.
Anak buah Bing Zi melesat maju dengan tangan yang terkepal. Meninju dan menendang Xiao Tian dari segala arah. Namun serangan mereka tak mengenai Xiao Tian satupun. Tak hanya berhasil menghindar dengan mudah, Xiao Tian juga berhasil mendaratkan pukulan ke perut serta kepala mereka hingga terpental mundur dan jatuh pingsan.
"Ba ... bagaimana mungkin. sejak kapan kau menjadi seorang petarung?" Bing Zi berjalan mundur sambil memegangi putri Jia Li.
Tap tap tap, Xiao Tian melangkah mendekag
"Berhenti melangkah!" ancam Bing Zi.
"Kalau kau berani mendekat, Akan ku bunuh wanita ini!" Bing Zi mengarahkan pedangnya ke leher Jia Li.
Shut shut shut
Cleb cleb cleb
Xiao Tian melemparkan tiga buah jarum kecil tak kasat mata dengan kecepatan yang tak bisa ditangani Bing Zi.
Xiao Tian melangkah terus mendekat, Bing Zi mencoba menggores leher sandranya untuk menakut nakuti Xiao Tian. Akan tetapi rancangannya tak berhasil, karena tubuhnya tak bergerak sesuai keinginannya. Bahkan hanya terdiam kaku seperti telah terpengaruh sesuatu.
"Apa yang terjadi kenapa aku tak bisa bergerak?" gumam Bing Zi.
"Apa kau melihat tiga jarum di tangan kananmu?"
"Di dalam jarum itu terdapat racun pelumpuh yang bisa melumpuhkan semua sarafmu," Xiao Tian berjalan semakin dekat.
"Sejak kapan benda ini ada di tanganku?" pikir Bing Zi sambil melihat ke arah jarum yang tertancap di tangan kanannya.
"Untung saja pemilik tubuh sebelumnya seorang penggila alkemis. Jarum itu kutemukan bersama uang di dalam kotak tadi." pikir Xiao Tian di dalam hati.
Xiao Tian melangkah mendekati Bing Zi. Menarik paksa pedangnya dari leher Jia Li, lalu memukul tengkuknya hingga pingsan.
Setelah berhasil menyingkirkan Bing Zi, Jia Li pun berkata, "Sejak kapan kau pandai berkelahi?"
"Itukah caramu berterimakasih pada penyelamatmu?" tanya Xiao Tian sambil menatap putri Jia Li.
"Terimakasih," wajah Jia Li memerah, lalu terjatuh pingsan karena penyakitnya.
"Aihh menyusahkan saja, Aku jadi tak bisa membeli pil penguat tubuh," pikir Xiao Tian sambil menghela napas.
"Kau harus membayarnya nanti." gumam Xiao Tian dengan tampang kesal.
Xiao Tian kembali ke istana dan menyerah akan tujuan utamanya, Karena harus membawa Putri Jia Li ketempat yang aman.
#Istana
"Bukankah itu pangeran?"
"Dan siapa yang dia gendong?"
"Itu kan...?" ucap Taiwu.
"Pangeran bagaimana kau bisa keluar tanpa diketahui orang?"
"Dan kenapa kau menggendong putri Jia Li?" ucap Taiwu
"Ceritanya panjang, Antarkan aku ke kamarnya, Dia hanya kelelahan, Putri pingsan di jalan tadi." ucap Xiao Tian.
Xiao Tian membawa Putri Jia Li ke kamarnya, Dan meletakkannya di tempat tidur.
"Hei Dewa petir sebenarnya apa yang terjadi dengannya?"
"Aku tak pernah mendengar ada penyakit yang bisa menghilangkan kemampuan beladiri." ucap Xiao Tian.
"Itu karena di dunia mu memang tak ada kultivator, Dunia modern milikmu dan dunia kuno ini, memiliki perbedaan yang jauh." ucap Dewa petir.
"Lalu apa kau tahu cara menyembuhkannya?" ucap Xiao Tian.
"Kau harus menjadi alkemis bintang 3 terlebih dulu." ucap Dewa petir.
"kalau begitu ajarkan aku cara menjadi alkemis bintang tiga!" ucap Xiao Tian.
"Untuk menjadi alkemis, minimal kau harus menjadi petarung bintang 5 dulu, dan itu juga baru bisa menjadi alkemis bintang 1. Jadi tujuan utamamu sekarang yaitu meningkatkan kemampuanmu!" ucap Dewa Petir.
"Jadi mau tidak mau, aku harus kembali ke kota itu ya." ucap Xiao Tian.
"Ya begitulah." ucap Dewa petir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 565 Episodes
Comments
t Ôrlán
wah mc nya jdi bodoh lagi napa pula ditolong orang yg mau merencanakan pembunuhannya
2023-06-14
1
Anonymous
vawalnya bagus, eh baru bab 2 udah mulai urusan sama cewe, mulai kacau ni cerita kaya cerita yang lain
2023-04-10
2
lucif
MC naif
2023-02-13
1