Reinkarnasi Dewa Obat
Arga adalah seorang Dokter Jenius dari tahun 3000. Dia sangat terkenal karena kejeniusannya. Hampir semua penyakit bisa dia sembuhkan. Karena kejeniusannya itu dia sering dipanggil sebagai Dewa obat.
Akan tetapi, karena sebuah kesalahan seorang Dewa. Dia tewas tersambar petir diumurnya yang masih muda. Demi menebus kesalahannya, sang Dewa memberi dia kehidupan yang kedua di dunia yang berbeda. Dunia para kultivator dimana kekuatan merupakan penentu segalanya.
Seharusnya Arga terlahir menjadi orang biasa dan terhindar dari konflik di dunia barunya. Akan tetapi karena suatu kasalahan, dia malah terlahir di daerah penuh konflik.
Dia terlahir kembali disebuah tubuh seorang pangeran pemalas yang sangat dibenci semua orang. Banyak orang yang membenci pemilik tubuh sebelumnya, hingga akhirnya dia sering menjadi incaran para pembunuh bayaran.
Dengan bermodalkan bimbingan dari seorang Dewa dan ingatan dari kehidupan sebelumnya, mampukah dia bertahan hidup dan menjadi yang terkuat di dunia barunya itu?".
************
Setelah tewas tersambar petir, Arga tersadar disebuah tempat yang terlihat begitu luas. Sejauh mata memandang hanya terlihat langit biru dan daratan yang berbentuk seperti awan. Arga yang baru saja melihat pemandangan menakjubkan tersebut merasa kebingungan, dalam keadaan bingung dia memilih duduk sejenak untuk menenangkan diri.
Setelah duduk diatas awan, dia semakin bingung dengan daratan yang dia injak. Tak hanya berbentuk seperti awan, ternyata daratan tersebut begitu empuk dan sangat nyaman untuk diduduki. Karena merasa penasaran dengan daratan awan tersebut, Arga terus memperhatikan awan yang dia duduki sambil merabanya dengan tangan.
'Sebenarnya benda apa ini?'
'Aku baru tahu kalau ada material seempuk dan senyaman ini.' Arga meraba daratan awan dibawah kakinya dengan tampang heran.
"Ehm" suara seorang pria terdengar dengan begitu jelas di telinga Arga. Dia pun langsung melirik ke arah sumber suara dengan rasa penasaran. Suaranya terdengar tepat dari arah depan.
"Siapa kau?" Arga dikejutkan oleh pemandangan yang seketika berubah saat dirinya baru menoleh ke rumber suara. Sebuah meja kecil muncul di hadapan matanya, dan seorang pria berwajah muda serta memiliki rambut berwarna putih panjang muncul seketika di sebrang meja tersebut. 'Sejak kapan dia ada dihadapanku?'
"Halo Arga, maaf karena membuatmu seperti ini. Aku adalah Dewa Petir. Aku tidak sengaja membunuhmu dengan petirku. Untuk menebus kesalahanku, aku akan mengirimmu kembali hidup ke dunia. Tapi aku tak bisa mengirimmu ke dunia yang sama. Kau akan aku kirim ke sebuah dunia baru yang jauh lebih menarik." pria tua berwajah muda itu tersenyum sembari menjelaskan situasi Arga.
'Dewa petir?'
'Tak sengaja membunuhku dan ingin menghidupkanku kembali?'
'Apakah dia sedang mencoba membodohiku?' Arga nampak tak percaya. Dia terdiam sejenak lalu terpikirkan begitu banyak hal. 'Mu ... Mungkinkah aku sedang melihat modus penipuan tipe baru!'' Arga nampak panik. 'Tidak tidak tidak, tempat ini terlalu bagus untuk itu, dia pasti mengeluarkan begitu banyak biaya untuk membuat semuanya nampak begitu nyata. 'Mu ... Mungkinkah aku terjebak dalam pertunjukan film?' Arga terbelalak dan nampak kaget, setelah menyimpulkan hal tersebut. 'Ya ya, ini pasti persiapan untuk sebuah pertunjukan film. Sudah kuduga, aku memang cocok menjadi seorang selebriti,' Arga tersenyum dalam lamunannya.
"Apakah anda baik baik saja tuan?" Tanya Dewa Petir heran.
"Ehm," Arga kembali menenangkan diri, lalu fokus terhadap pria dihadapannya. Tanpa menurunkan rasa hormat, dia pun membalas pertanyaan Dewa petir dengan berkata, "Jadi, intinya anda ingin aku percaya bahwa aku telah tiada karena kesalahanmu, dan akan dihidupkan lagi olehmu dalam waktu dekat ini?"
"Kau nampak tenang untuk ukuran manusia yang baru mengetahui kematiannya. Aku sangat salut padamu manusia," Dewa petir menatap Arga dengan serius.
" ... " Arga terdiam sejenak setelah mendengar respon Dewa petir yang nampak berakting begitu nyata.
"Kau pikir aku akan percaya!" Arga segera merubah ekspresinya dengan tampang kesal.
'Sudah kuduga ini akan menjadi sulit,' Dewa petir nampak frustasi karena bingung harus menjelaskan dengan cara apa lagi.
"Kuakui akting anda dalam peran sebagai seorang Dewa sangatlah menarik. Tapi untuk membodohi orang sepertiku, akting saja tidaklah cukup. Karena aku adalah tipe orang yang mengutamakan akal sehat diatas segalanya," sambung Arga sembari tersenyum bangga.
"akting?" Ucap Dewa petir bingung.
"Berhenti berakting, dan katakan saja hal yang sebenarnya. Aku tahu betul kalau kau ingin melibatkanku dalam pertunjukan filmmu yang menakjubkan ini. Jujur saja, propertimu memang terlihat sangat nyata dan hebat, bahkan aktingmu tak kalah hebatnya dengan hal tersebut. Saking hebatnya, aku jadi tertarik untuk ikut dalam alur ceritamu," Arga tersenyum yakin.
"Sepertinya pria ini berpikir bahwa semua ini tidaklah nyata. Yah siapa juga yang akan percaya akan hal tak masuk akal yang menimpanya,' Dewa petir nampak frustasi.
"Aku akui properti disini sangat hebat. Aku melihat ke sekitar dan mengakui bahwa semuanya terlihat sangat nyata. Seakan-akan kita sedang berdiri diatas awan. Tapi sekarang aku tidak punya waktu untuk meladenimu."
"Sebenarnya aku sangat tertarik terhadap acaramu, tapi karena ada pasien yang sedang menungguku, maka dengat berat hati aku harus menolak proposalmu. Maaf karena telah mengecewakanmu, pak tua," Arga tersenyum dan berniat pergi dari tempat duduknya.
Dewa Petir sangat tak suka dipanggil tua. Oleh karena itu setelah mendengar pernyataan Arga, emosinya mulai memuncak. Dia mengepalkan kedua tangannya begitu kencang dan dahinya perlahan mulai mengkerut.
Dewa petir menarik nafas dengan begitu panjang, lalu menahan nafasnya sejenak. Setelah itu dia pun berteriak.
"Siapa yang kau panggil pak tua!"
"Aku sudah bicara baik-baik, tapi kau benar-benar membuatku kesal!"
"Lebih baik aku lenyapkan sekalian roh mu dengan petirku!" bentak Dewa Petir sambil mengeluarkan energi petir di tangannya.
'Wah, lihatlah kilatan di tangannya itu, benar benar terlihat nyata. Aku benar benar takjub akan teknologi jaman sekarang,' Arga hanya terdiam sembari mengagumi petir di lengan Dewa petir dan tak ada niatan menghindar karena berpikir bahwa petir itu hanyalah sebuah efek khusus atau tidak sepenuhnya nyata.
Kreat ... Kreat ... ,'Jangan salahkan aku jika bertindak kejam, manusia!' Dewa petir berniat untuk melemparkan petir di telapak tangannya, namun sebelum Dewa petir menyambar roh Arga dengan petir itu, sebuah petir entah dari mana, menyambar kearah Dewa Petir secara tiba tiba.
Jeder..... petir yang nampak dahsyat menyambar tubuh Dewa petir dari atas langit yang luas.
Melihat Dewa petir yang gosong karena tersambar petir, Arga tak bisa menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk kearah Dewa Petir yang gosong karena tersambar petir.
'Puft, seorang Dewa Petir tersambar petir, lucu sekali.' " hahahaah!" Arga tak bisa menahan tawanya.
"Tak kusangka visual efekmu sangat luar biasa, aku jadi tertarik." ucap Arga.
"Siapa yang berani menyambarku!" teriak Dewa Petir sambil melihat sekitar.
Ketika melihat keatas langit, seorang pria yang terlihat gagah dengan aura yang sangat kuat muncul dari atas langit. Dia terlihat melayang di atas pangit. Sebenarnya pria yang melayang dilangit itu adalah Kaisar Langit.
Kaisar langit memiliki wewenang untuk mengatur para Dewa, dan menentukan aturan langit. Dewa Petir diberi tugas untuk menghidupkan kembali Arga ke sebuah tubuh baru, tapi setelah melihat Dewa Petir ingin menyambar roh Arga, Kaisar Langit tak bisa tinggal diam. Dia marah dan menghukum Dewa Petir dengan sambaran yang masih bisa diterima tubuh Dewa Petir.
Kaisar Langit perlahan turun dari atas langit lalu mendekati Dewa Petir. Wajahnya terlihat begitu kesal, pandangan matanya terlihat tidak ramah, kedua tangannya telah menyiapkan sambaran petir yang lain.
Melihat Kaisar Langit melayang di udara, Arga mulai merasa bingung. Alasan Arga kebingungan, adalah karena cara terbang Kaisar Langit terlihat begitu nyata. Tak ada satupun tali/ benang yang terlihat. Setidaknya
karena itu juga dia mulai berpikir, kalau semua yang ada dihadapannya adalah kenyataan. Sedangkan Dewa Petir terlihat gemetar ketakutan, karena takut akan amarah Kaisar Langit.
"Ka.. kaisar langit, a... aku tidak berani melawanmu." ucap Dewa Petir sambil gemetar ketakutan.
"Kau kuperintahkan untuk mengembalikannya kedunia, tetapi kau malah berencana menghancurkan rohnya?"
"Apa kau masih pantas menjabat sebagai Dewa Petir?" tanya Kaisar Langit dengan tatapan mata yang mendominasi.
"Ampun Kaisar Langit, jangan pecat saya!"
"Saya punya dua anak." jawab Dewa Petir sambil bersujud memohon ampun.
Melihat Dewa Petir gemetar ketakutan, sambil memohon kepada Kaisar Langit, Arga tak bisa menahan tawanya, dia terus tertawa, sambil
"Hahah, Seorang Dewa takut dipecat juga ya."
"Kalian ini sungguh menarik, efek yang kalian buat sangat nyata, dan aku sangat suka dengan tingkah lucu kalian, kalian sangat cocok menjadi pelawak." ucap Arga yang belum paham akan situasinya.
"Pe.. pelawak!"
"Akan kuhancurkan rohmu!"
teriak kaisar langit dengan nada marah, karena tak terima dengan ucapan Arga.
Sebelum Kaisar langit mengeluarkan jurusnya, sebuah petir menyambar ke arah kaisar langit.
Jederrrrrrr
Kaisar langit berhasil menghindari sambaran petir itu.
"Siapa yang berani menurunkan petir kearahku!" bentak Kaisar langit.
"Dewa petir apa kau sudah tak ingin hidup!" ucap Kaisar Langit menuduh Dewa Petir, karena tak ada dewa lain yang terlihat disana.
"Bu.. bukan Aku Tuan, ta.. tapi." ucap Dewa Petir sambil menunjuk kearah belakang Kaisar Langit.
"Tapi apa?" Tanya Kaisar Langit.
"Katakan padaku kalau kau tahu sesuatu, akan kuhabisi orang yang berani bermacam-macam denganku!" ucap Kaisar Langit dengan nada keras.
"Li... lihat dibelakangmu tuan!" Dewa Petir menunjuk ke arah belakang Kaisar Langit dengan tampang panik dan gemetar.
"Kalau aku yang melakukannya, apa kau berani menghabisiku juga?" ucap suara di belakang Kaisar Langit .
"Memangnya kau pikir kau siapa, beraninya melawanku!" Kaisar Langit membentak wanita di belakangnya tanpa pikir panjang dan tak menoleh sedikitpun.
"Aku siapa?"
"Kau bahkan tak mengenali suaraku?"
"Mulai sekarang kau harus tidur diluar!" ucap suara di belakang kaisar Langit.
'Wah sepertinya aku mengenal suara itu.' Kaisar Langit menoleh ke belakang secara perlahan.
Saat Kaisar langit baru menoleh, dia melihat seorang dewi yang begitu cantik dan mempesona, dia tidak lain adalah istrinya sendiri. 'Mati aku!'
Dengan nada yang ketus dan wajah kesalnya, istri kaisar Langit berkata." Setelah melihatku.."
"Apa kau masih berani padaku!"
"A ... ampun istriku, biarkan aku tidur di kamar malam ini!" Kaisar Langit memohon kepada ratu Langit dengan tampang panik dan segera bersujud memohon ampunana.
"Seorang kaisar Langit yang takut pada istrinya, ini benar-benar membuat perutku sakit, kalian memang cocok menjadi pelawak."
"Hahahahahah" Arga tak bisa menahan tawanya karena pemandangan yang dia lihat.
"Mengurus kehidupan manusia saja tidak bisa, biar aku yang menyelesaikannya." ucap Istri kaisar langit melihat Arga sambil menunjukkan tangannya.
Istri kaisar Langit mengangkat tubuh Arga dengan sihir, dan melemparnya jauh-jauh ke awan yang tak bisa diinjak.
woshhhhh
'Eh kenapa aku bisa terbang, apa ini nyata?'
'Apa ada tali yang menempel di bajuku?' Arga meraba punggung dan pundaknya, untuk mencari tali yang mungkin mengangkatnya ke atas langit.
"Kenapa tak ada tali?"
"Apa ini nyata?" Arga masih belum sadar akan kondisinya. Dia masih dilanda kebingungan, hingga akhirnya menyadari bahwa semua itu bukanlah sebuah rekayasa tepat setelah dia menembus awan dan terjatuh dari langit dengan kecepatan yang terus bertambah. 'Ini terlalu nyata untuk sebuah efek perfilman,'
'Kuharap bahwa aku sedang bermimpi,' Arga mencubit pipinya dan berharap bahwa itu hanyalah mimpi, namun setelah menyadari bahwa cubitannya terasa cukup sakit, dia pun segera menyimpulkan bahwa semuanya nyata dan langsung tertawa karena merasa setres. "Haha, hahahha, hahahhaha!" 'Nampaknya ini akan menjadi akhir bagiku,' Arga menatap bangunan yang kemungkinan besar akan dia tabrak.
"Paman Feng maafkan aku, karena tak bisa membayar hutangku!"
"Adik Yun-yun maafkan aku, karena menyimpan celana dalammu di bawah kasurku!"
"Bibi Jeni maafkan aku, karena mengintipmu mandi dan diam-diam merekammu!"
"Para pasienku maafkan aku, Karena telah menyimpan foto kalian sebelum ku operasi!"
"Ayah maafkan aku, karena telah mencuri koleksi Buku pornomu!" ucap Arga sambil menutup mata dan menyatukan kedua telapak tangannya
"Aku tak mau mati lagi......!
" Mama tolong aku!" Arga menutup matanya sembari menyatukan kedua telapak tangannya seperti orang yang sedang berdoa.
#Di tempat para Dewa
"Wah benar-benar pria yang mesum dan bermasalah." ucap Dewa petir sambil menggelengkan kepala.
"Istriku apa rohnya tidak akan hancur jika dilempar seperti itu?" tanya Kaisar Langit.
"Tak akan, aku bisa mengontrol kekuatanku." jawab istri kaisar langit dengan wajah ketus.
"Bukankah kau bisa mengirimnya tanpa perlu melemparnya?" Tanya Kaisar Langit
"Lelaki seperti dia tak perlu dikasihani!" jawab istri kaisar Langit dengan nada ketus.
"Istriku karena masalah sudah selesai, apa aku boleh tidur dikamar nanti malam?" tanya Kaisar Langit.
"Renungkan kesalahanmu!"
"Aku tak akan mengijinkanmu tinggal dikamar lagi!" ucap Istri kaisar Langit dengan wajah jutek dan memalingkan wajahnya karena kesal.
"Maafkan aku, aku berjanji akan mengingat suaramu, huuhuhuhu istriku." ucap Kaisar Langit sambil menangis dan memegang kaki istrinya.
"Lepaskan kakiku, aku tak akan memaafkanmu!" ucap Istri kaisar langit sambil melangkah terus menyeret Kaisar langit yang memegang kakinya.
"Tolong beri suamimu ini kesempatan kedua..." ucap Kaisar langit sambil menangis dan masih memegang kaki istrinya.
"Pfttt benar-benar suami takut istri, apa dia tidak malu dengan jabatannya sebagai kaisar langit?" ucap Dewa Petir sambil menahan tawanya.
Tak lama kemudian terdengar suara wanita dengan nada yang keras.
"Suamiku cepatlah pulang, bantulah istrimu ini membersihkan rumah, dan mencuci pakaian!"
"Apa aku mendengar sesuatu?" ucap Dewa Petir yang masih belum mengerti kondisinya
Karena tak ada respon dari Dewa Petir, suara itu kembali terdengar.
"Cepat pulang atau kau ingin tidur diluar seperti Kaisar Langit!"
"Ah itu suara istriku, apa dia menggunakan telepati?" ucap Dewa Petir.
"Aku di belakangmu!"
"Cepat pulang dan bantu aku!" teriak Istri Dewa Petir sambil menyeret suaminya pulang.
"Istriku kau tak perlu menyeretku seperti ini, aku bisa berjalan sendiri.." ucap Dewa Petir
"Aku tak mau kau keluyuran tidak jelas lagi!"
"Diam dan ikut aku pulang kerumah!"
"Kalau tidak kau harus menghabiskan malammu diluar kamar!" ucap Istri Dewa Petir sambil menyeret suaminya.
"Ba.. baik." ucap Dewa Petir.
#Di tempat lain
"Ahhhh ampuni aku!" ucap Arga.
Arga membuka matanya dan melihat ke sekeliling, dia berada di tempat yang tak dikenali, semua hal disana terlihat sederhana, dan yang paling membuat dia bingung adalah banyak orang yang melihatnya.
"Si... siapa kalian, dimana aku?"
"Kenapa kalian menatapku?" ucap Arga dengan wajah yang kebingungan.
Kemudian Wanita yang berada disampingnya, Mengelap air mata di wajahnya, dengan wajah yang masih terlihat sedih seperti habis menangisi sesuatu, wanita itu berkata.
"Anakku ternyata kau hidup kembali, aku pikir kau akan tidur selamannya, huhuuhuhu."
"Selamat datang kembali pangeran." ucap semua orang disana sambil membungkukkan badannya
"Pa... pangeran?"
"Sepertinya kalian salah orang." ucap Arga yang belum paham situasinya.
"Aku ini adalah... "
"Hmmm kenapa aku lupa namaku ya?" Arga tak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena dia tak mengingat namanya yang dulu, dia hanya mengetahui, kalau dulu dia adalah seorang dokter jenius dan memiliki julukan sebagai Dewa Obat.
"Nak apa kau tidak apa-apa?" tanya wanita yang berada disampingnya itu.
"Maaf nyonya aku tak mengenal siapa anda, dan kuperjelas sekali lagi aku itu bukan seorang pangeran." jawab Arga.
"Kalau kau bukan pangeran, lalu kau siapa?" tanya wanita itu
Karena tak bisa menjawab pertanyaanya, dia pun mengarang namanya seperti nama julukannya dulu.
"Aku adalah..... Dewa Obat." jawab Arga.
Anehnya ekspresi dari wanita itu tak terkejut, dia malah tersenyum dan memegang tangan Arga.
"Kau memang putraku, kau kan dari dulu suka memanggil dirimu sebagai dewa obat." ucap wanita itu.
"Kenapa yang kuingat bahwa aku Dewa obat ya?"
"Apa mereka memang keluargaku?" pikir Arga.
Melihat putranya terlihat kebingungan, wanita itu menyuruhnya beristirahat.
"Putraku tidurlah dikamarmu, aku yakin kau masih bingung karena baru saja sadar setelah terluka parah. Kami bahkan mengira kau telah mati, sampai membuat acara berduka." ucap wanita itu.
"Pantas saja disini sangat ramai, jadi ini acara pemakamanku ya?" tanya Arga.
"Ya untung saja kau bangun disaat yang tepat, kalau terlambat sedikit saja maka aku tak akan bisa melihatmu lagi." jawab wanita itu.
"Memangnya apa yang terjadi, kalau aku bangun lebih lambat?" tanya Arga.
"Mungkin kau sudah dibakar di tumpukan kayu itu." jawab wanita itu sambil menunjuk kearah tumpukan kayu bakar.
"Untung saja aku tak bangun saat sedang dibakar." pikir Arga.
"Aku benar-benar beruntung, baiklah aku ijin kekamarku dulu." ucap Arga melangkah pergi
Arga melangkah pergi meninggalkan acara pemakamannya.
"Kenapa aku merasa familiar dengan suasana disini, aku bahkan ingat dimana kamarku, ini aneh." ucap Arga di dalam hati
Meski dia belum memiliki ingatan apapun, Tubuh yang dia pakai kali ini, menuntunnya ke arah kamarnya.
#Dikamar Pangeran
Sampai di dalam kamar, Dia melihat ada cermin, Arga mendekati cermin itu.
Saat dia melihat wajah di balik cermin itu dia terkejut karena wajahnya telah berubah.
"waa...!"
"Siapa yang dicermin itu!"
"Apa ini aku?"
"Kenapa wajahku berubah?"
"Kenapa aku tak ingat apapun?"
"Siapa saja tolong jelaskan semuanya padaku!" ucap Arga yang masih bingung akan situasinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 565 Episodes
Comments
DrakeClaw
ZEUS SLOTTT
2024-07-16
0
Cata Leya
jgn2 ankny...atta halilintar🤣🤣🤣🤣
2024-05-03
0
Rhembezz
Dewa O'on muncul lagiiieee
2024-03-19
0