Waktu telah menunjukkan pukul 15:30. Hari ini Arel pulang lebih cepat karena memang tidak ada kelas tambahan atau pun hal yang lainnya lagi. Hari menjelang sore dan langit tampak redup. Awan menghitam dan angin berhembus cukup keras. Sepertinya hujan yang lebat akan turun. Arel bergegas untuk pulang agar tidak kebasahan karena guyuran hujan. Arel sampai dirumah tepat beberapa saat sebelum hujan turun mengguyur bumi.
Seperti biasa, ketika ia pulang kerumah, tidak ada siapapun yang menyambutnya. Karena ibunda Arel selalu pulang jam tujuh malam. Arel pergi kekamarnya dan menggantung ranselnya. Ia pergi mandi membersihkan diri. Lalu, ia pergi kedapur untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa ia makan.
Sebab, ia merasa lapar karena tadi siang pun ia tidak sempat makan, karena keributan yang disebabkan oleh Rey dan Dani. Arel membuka kulkas.
"Apa yang bisa aku makan yah?" gumamnya mencari sesuatu yang pas untuk ia makan disaat lapar seperti ini. Dan disaar hujan deras seperti ini.
"Nasi tidak ada. Masa aku makan telor saja? Roti juga sudah habis," ucapnya masih berpikir, karena kebetulan stok makanan dikulkas sudah mulai habis.
"Hah! Tidak ada makanan. Mie instan masih ada gak yah?"
Arel menutup kulkasnya dan mencari dilemari penyimpanan diatas. Sayang sekali, mie instan pun sudah habis tidak tersisa.
"Ya ampun! Kemana perginya semua makanan? Kenapa tidak ada satu pun yang tersisa," rengeknya kesal karena perutnya terus memanggil ingin diisi.
"Aku beli saja kalau begitu," ucapnya lagi seraya pergi mengambil payung untuk membeli sesuatu di alfamart yang kebetulan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Arel sempat ragu untuk keluar karena hujan yang sangat deras. Namun, karena rasa lapar yang sanhat ia pun melawan keraguannya dan pergi menerobos hujan. Arel berjalan dengan tenang sambil bersenandung disepanjang jalan menunu alfamart.
Tidak membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai di alfamart. Akhirnya Arel sampai dan masuk untuk membeli sesuatu. Ia membeli pop mie rasa ayam bawang dua. Dan membeli beberapa camilan snack ringan lainnya. Setelah ia mengumpulkan belanjaannya, ia pergi kekasir untuk membayar.
Usai ia membayar dan mengambil kembalian, Arel kembali berjalan menerobos hujan untuk kembali kerumah. Namun, tiba-tiba sebuah motor melintas dengan cepatnya dibawah guyuran hujan yang lebat. Mungkin karena jalanan yang licin atau entah karena sebab apa? Motor itu terpeleset dan jatuh tepat dihadapan Arel. Si pengendara motor itu berguling diaspal yang sepi tanpa kendaraan lain saat itu. Yah, untungnya jalanan tidak ramai oleh pengendara lainnya. Entah apa yang akan terjadi jika jalanan saat itu ramai oleh pengendara lainnya.
"Ya ampun!" seru Arel masih terdiam memperhatikan. Si pengendara motor itu bangkit berdiri. Sepertinya dia tidak terluka parah, pikir Arel. Hanya saja saat ia melangkah menghampiri motornya yang terguling itu, kakinya seolah kesakitan hingga ia berjalan sedikit pincang.
"Apa dia masih kuat untuk mengemudi?" gumam Arel masih tidak mengalihkan perhatiannya dari si pengendara motor itu. Dengan cepat ia menyela motornya yang tidak mau menyala entah kenapa sebabnya. Ia terlihat sangat tergesa-gesa dan terus mencoba hingga akhirnya motornya hidup kembali dan menyala lagi.
Lantas, ia pun kembali menancapkan gas dengan penuh dan melaju dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya melintas melewati Arel. Arel terus menatapnya. Entah mungkin dia sadar Arel memperhatikannya sejak awal, si pengendara itu melirik pada Arel saat melewatinya.
Arel hanya menggeleng karena merasa dia orang yang tidak tahu bersyukur. "Sudah untung dia tidak terluka parah. Harusnya ia mengambil pelajaran dari apa yang terjadi padanya. Ini malah kembali melakukannya," gerutu Arel merasa kesal sendiri.
Arel hendak saja akan melanjutkan langkahnya agar segera tiba dirumah, karena perut pun kembali terasa dan memanggil lebih rewel dari sebelumnya. Tapi entah apa yang terjadi, tidak lama sesaat setelah berlalunya sipengendara yang jatuh tadi. Beberapa motor pun melaju dengan cepat melewatinya dari arah yang sama. Seolah sedang terjadi aksi kejar mengejar. Membuat Arel terkejut bukan main. Apalagi karena suara kenalpot yang sangat berisik itu. Membuat kebisingan yang mengganggu telinga Arel.
"Apa-apaan ini? Ada apa dengan semua orang? Bawa motor gak bisa pelan apa? Ada-ada saja," umpat Arel begitu kesal. Dan ia pun tidak ingin menghabiskan banyak waktu dijalan dan segera kembali melangkah untuk pulang dengan cepat.
Arel tiba dirumah dan segera ia mendidihkan air untuk memasak pop mie yang ia beli tadi. Sambil menunggu air mendidih ia membuka snack ringan yang ia sempat beli tadi. Lantas, ia pun memakannya sambil menonton tv agar suasana tidak terlalu sepi dan sedikit hangat.
Tidak lama air mendidih dan ia menuangkannya pada pop mie-nya. Lalu, ia menunggu sampai mie nya matang dengan sempurna. Arel melahap nikmat pop mie yang akhirnya bisa mengisi perutnya yang rewe dari sejak pulang sekolah. Setelah selesai dan kenyang, Arel merasa mengantuk. Ia merebahkan tubuhnya disofa sambil menonton tv. Hingga tidak sadar ia pun terlelap tidur.
Sampai malam pun tiba. Ibunda Arel telah pulang kerja. Ia mendapati Arel yang sedang terlelap tidur disofa dengan tv yang menyala. Dengan beberapa sampah yang belum sempat Arel buang.
"Ya ampun! Nih anak! Arel bangun!" ucap inbunda Arel menggunjing tubuh Arel. Arel merespon dengan menggeliat dan perlahan membuka matanya yang masih terasa berat.
"Kenapa kamu tidur jam segini? Nanti malam kamu gak bisa tidur, loh!" ujar ibundanya.
"Eh? Bunda? Bunda sudah pulang? Ya ampun! Arel ketiduran! Ini jam berapa bun?" tanya Arel gelagapan dan panik.
"Jam tujuh malam!"
"Apa? Jam tujuh? Mati deh aku. Nanti malam, Arel pasti sulit tidur."
"Bunda kan sudah bilang sama kamu beberapa kali. Jangan tidur diwaktu sore. Bukan hanya karena kamu akan sulit tidur malam. Tapi kata orang tua bilang, tidur sore juga bisa mewarisi kegilaan."
Arel mendesah pelan. "Iyah bun, Arel minta maaf."
"Yasudahlah. Bunda mau pergi kekamar dan bersih-bersih," ucap ibundanya seraya pergi kekemarnya.
"iyah, bun," balas Arel singkat. Lalu ia bangun dan membereskan sisa-sisa sampah yang belum sempat ia buang tadi. Dan juga segera ia matikan tv yang memang tidak ia tonton sejak tadi. Malah tv-nya yang menontonnya tertidur pulas. Setelah selesai ia pergi kekamar dan membuka buku pelajarannya dan mengerjakan pekerjaan sekolahnya.
Arel jadi terpikirkan pada kejadian saat tadi dijalan menuju pulang kerumah. Ia terpikirkan pada sorotan mata si pengendara yang jatuh itu. Ia tidak melihat wajahnya karena tertutup helem. Tapi ia melihat matanya yang indah. Walau sekilas Arel bisa melihat tatapan yang dingin yang dilontarkannya pada Arel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments