Aidyen menahan langkah Reivant.
"Ada apa?"tanya reivant berbalik dan menatap Aidyen.
"Jangan keluar,mungkin ini cuma jebakan!" Ujar Aidyen asal dan langsung mendapat tatapan dari Chaiden
"Betul kak, aku curiga ini cuma jebakan." Timpal Chaiden menyetujui perkataan Aidyen.
"Minggir!"Ujarnya dan langsung membuka pintu mansion.
Seorang bayi kecil memperhatikan ketujuh pria dewasa di hadapannya yang tampak aneh dengan barang di tangan mereka.
Mereka bertujuh pun memperhatikan bayi kecil itu dengan saksama. Setelah lama di perhatikan dan memperhatikan,bayi itu pun menangis dan membuat ketujuh pria di hadapannya menjadi panik.
"Siapa yang membuang benda ini sini??"tanya Chaiden sambil menunjuk bayi yang ada di depan pintu mansion nya dengan posisi duduk.
"Dia manusia,kak!" Timpal Michael.
"Yayay,,aku salah.!"-Chaiden.
"Harus kita apakan bayi ini??"tanya Brandon yang menongolkan kepalanya keluar.
"Bawa masuk saja,kak! Kasian sepertinya dia kedinginan di luar." Ujar Michael dan mengangkat bayi itu membawanya masuk kedalam rumah.
Sedangkan, Reivant yang sebagai kakak tertua hanya diam dan memperhatikan Michael yang membawa bayi kecil itu masuk kedalam mansionnya tanpa meminta persetujuan dari nya.
"Dia sangat cantik!" ujar Arthur dan mengikuti Michael dari belakang.
"Sepertinya dia perempuan!" tebak Brandon dan langsung mendapat tatapan tajam dari Reivant.
"Mike, Di mansion ini memiliki peraturan untuk tidak membawa perempuan masuk." ujar Reivant dan tak di hiraukan oleh michael.
"Dia masih bayi,dia juga sangat lucu dan imut!."jawab Chaiden dan melangkah kakinya mengejar Michael yang membawa Bayi itu masuk.
Reivant hanya bisa menghela nafas panjang dan menutup pintu mansion. Ia tak tau lagi apa yang ada di dalam pikiran adik-adiknya itu,sebagai kakak tertua dia hanya bisa mengalah.
****
Michael meletakkan Bayi itu di sofa dan mereka berenam duduk melantai sambil memperhatikan bayi itu. Tidak dengan Reivant yang duduk di salah satu sofa single sambil melipat kedua tangannya di dada.
Bayi itu memperhatikan mereka yang terus menatapnya. Tak lama kemudian bayi itu pun kembali menangis, Keenam pria itu menatap Reivant dengan wajah melongo.
"Ada apa??"tanya Reivant saat adik-adiknya memperhatikannya
"Dia kenapa kak?? Lapar atau... Hey,,apakah kau membuang air besar atau air kecil??."tanya Chaiden dan kembali menatap bayi itu.
"Tidak! Panggil salah satu maid untuk mengurus anak itu?". Ujar Reivant dan bangkit dari tempat duduknya.
"Mereka sudah pulang! Jam berapa sekarang,mereka bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Setelah itu mereka pulang?" ujar Arthur dan menatap Reivant yang meninggalkan mereka.
Sedangkan orang di tatap tak merespon ataupun memberi sedikit solusi. Ia berlalu begitu saja meninggalkan keenam adiknya bersama bayi kecil itu.
"Mungkin dia lapar!"tebak Brandon yang sedari tadi terus memperhatikan bayi itu.
"Tega sekali orangtuanya yang membuang bayi sekecil dan seimut ini. Apakah mereka tak memiliki perasaan kasian sedikitpun pada bayi yang tak bersalah ini. Kakak kelima apakah kau memiliki makan di dapur yang bisa di berikan pada bayi ini." Ujar Aidyen dan menatap Michael yang juga menatapnya.
"Biar ku cari dulu!"Michael beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah dapur.
Sekembalinya michael dari dapur dengan semangkuk bubur dan juga air putih di sebuah gelas kecil.
"Bayi yang cantik,buka mulutmu!" ujar Brandon yang berusaha membantu Michael untuk menyuapi bayi itu.
"Apakah kau tau dia bayi perempuan,kak?"tanya Arthur dan membuat Brandon kesal.
Bukannya membuka mulut untuk menelan bubur,bayi itu malah semakin keras tangisan nya dan mengeluarkan semua makanan dari dalam mulutnya.
Andaikan bayi itu bisa berbicara mungkin dia akan mengumpat keenam pria di hadapannya kini.
"Minggir kalian!" Reivant yang tiba-tiba muncul mendorong Michael dan juga Brandon yang begitu dekat dengan bayi itu.
Reivant mengangkat bayi itu dan memposisikannya berbaring. Saat Reivant mengambil alih bayi itu dari michael dan brandon, bayi itupun diam dan tenang.
"Dasar bodoh! Tidak taukah kalian bahwa bayi ini Pup! Ambilkan aku air dan bawa pampers yang baru, dan juga kain yang lembut." ujar Reivant memerintah dan menyingsingkan lengan bajunya.
Dengan cepat Chaiden berlari ke dapur dan mengambil air mengisinya di dalam Glassbowl.
Sedangkan Arthur berlari ke kamarnya yang berada di lantai dua. Ia masuk ke kamar Brandon dan membongkar lemari pakaian Brandon mencari baju yang lembut yang bisa di gunakan Reivant.
Tidak untuk Aidyen,Michael,Danien dan juga Brandon yang saling menatap. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh mereka saat itu.
"Kak, Dimana kau meletakkan pampers itu??"tanya Danien pelan.
"Di....". Reivant menatap Danien.
Mungkin ia sadar, Bahwa benda itu tak mereka miliki saat ini dan kenapa ia bisa berbicara seperti itu seakan benda itu telah tersedia di dalam mansion itu.
"Apakah kalian tak bisa menggunakan akal kalian untuk mencarinya?" ujar Reivant menutup kesalahannya.
Dengan cepat keempat pria itu bergegas berlari kesana kemari mencari benda yang di maksud oleh Reivant.
"Kakak pertama,apakah ini bisa di gunakan pada bayi itu?"tanya Aidyen menunjukkan ****** Biru milik Chaiden.
"Woii, kau apakan benda pusakaku! Simpan kembali di tempat dimana kau menemukannya." Teriak Chaiden saat melihat Aidyen mengangkat benda pusakanya itu.
Aidyen melempar kearah pot bunga dan berjalan seolah tak bersalah.
"Yak! Kenapa kau melemparnya disitu?". Tanya chaiden sedikit kesal.
"Aku menemukannya disitu!" jawab Aidyen santai.
Chaiden berusaha menahan emosinya,andaikan saja kakak tertuanya tak ada mungkin bayi besar itu sudah diceburkannya di dalam kolam piranha.
Reivant hanya bisa memijat pelipisnya, ia pusing harus menghadapi adik-adiknya yang konyol itu. Michael kembali dari kamarnya sambil membawa sebuah kain kecil yang di lipatnya sedemikian rapi dan meletakkan di samping Reivant.
"Gunakan itu dulu. Karna cuma ini yang kita punya saat ini."Ujar michael.
"Hmm! Hey,, apakah kau ingin merebus bayi ini,bodoh!". Umpat Reivant dan membuat Chaiden terkejut.
"Ada apa,kak?? Apa yang salah?"tanya Chaiden yang kebingungan.
"Aku butuh air hangat tak dingin dan tak juga panas. Tidak panas-panas sekali. Ini sangat panas dan kau mau membuat kulit bayi ini melepuh." Reivant menghela nafas kasar.
Sedangkan bayi itu tertawa saat mendengar Reivant yang mengumpati Chaiden. Mungkin itu adalah hal terlucu baginya.
"Lihat dia tertawa,kak!"ujar Arthur dan menunjuk kearah bayi itu.
"Benar dia tertawa, mungkin dia sangat suka jika kakak ketiga di marahi. Huahhhh, tim ku bertambah satu!" Sambung Aidyen dan ikut tertawa jahil.
Sedangkan orang yang di maksud oleh dirinya mengumpat dirinya dalam hati. Ia tak berani membalas jika ada kakak tertua di rumah.
"Apa yang kau lakukan pada bajuku. Itu baju yang baru saja ku beli,apakah kau tau harganya sangat mahal,bahkan jika aku menjual ginjalmu tak mampu untuk membelinya." Brandon merebut baju miliknya yang di pegang oleh Arthur.
"Oh maaf! Ginjal ku itu mahal. Liat saja wajahku yang tampan dan mahal ini."Arthur melempar baju itu ke muka Brandon. Tapi,cuma sebatas itu saja perkelahian mereka yang lucu dan unik.
Setelah menggantikan pakaian bayi itu dengan tanpa pampers, Reivant kembali ke kamar nya dan meninggalkan keenam adiknya yang masih saja sibuk mengurusi bayi kecil itu.
"Ternyata dia bayi perempuan!" ujar Arthur dan memperhatikan wajah bayi itu.
"Sudah ku bilang apa tadi. Tapi kau malah meragukan pendapatku." Jawab Brandon.
"Kita namai dia siapa?"tanya Aidyen semangat.
"Enak saja kau namai anak orang! Kita cari dulu orangtuanya dan kembalikan dia kepada orangtuanya." Sanggah Danien dan membuat Aidyen cemberut.
"Jangan-jangan dia adalah anak dari salah satu maid yang bekerja disini!." Tebak Michael dan semua mata tertuju padanya.
"Kau yang biasa tinggal dirumah pasti kau tau siapa dia."-Arthur.
"Kak! Tempat ku di rumah di mana saja??." tanya Michael dan menatap kakak kelimanya itu.
"Dapur, ruang TV, kamar." Chaiden mencoba untuk mengingat-ingat keseharian Michael.
"Stttt.. Diam! Dia tidur!" ujar Danien menenangkan saat melihat bayi itu tertidur.
Mereka meletakkan bantalan sofa di samping kiri kanan bayi itu dan menutupinya dengan selimut yang biasa di gunakan michael.
"Wajahnya sangat familir!."Ujar Brandon dan memperhatikan wajah bayi itu lekat.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Nur Lizza
belum apa apa aku uda pusing duluan bacanya😑
2021-06-09
0
Nie_ kye
aku rasa itu anak si Reivant
2020-10-19
8
A
pusing mastiin spa kk ke2-7!!
2020-08-29
17