Yukito tersenyum melihat semua temannya senang hanya karena garam, dan saat itu dia punya ide lanjutan yang bisa membuat mereka merasakan hal ini dalam waktu sangat lama.
"Teman-teman! Minta perhatiannya sebentar..." kata Yukito yang mencoba membuat suasana tenang.
Perlahan tapi pasti suasana menjadi sedikit lebih tenang hingga tak ada suara yang terdengar, Yukito melanjutkan perkataannya.
"Aku punya usulan, bagaimana kalau besok kita buat saja garam sebanyak mungkin dari seluruh air asin di tempat ini? Lagipula harusnya dengan kemampuan sihir yang kita semua miliki ditambah pengetahuan yang ada, kita bisa membuat banyak sekali garam dari seluruh air asin yang ada..." kata Yukito yang mengatakan ide miliknya.
Sebagian besar temannya hanya memandang Yukito dengan aneh sebelum menjawab perkataan Yukito.
"Bukannya lebih baik membeli saja? Lagian akan butuh waktu lama untuk membuatnya? " kata seorang siswa.
"Memangnya apa bukan lebih baik kita gunakan waktu yang ada untuk segera ke kota terdekat? Untuk apa mengurus garam segala, lebih baik kita naikkan level dan kekuatan..." tambah siswa lainnya.
Beberapa pendapat diutarakan dan membuat Yukito merasa sedikit senang. Bukan karena banyak yang menjawab pertanyaannya, tapi karena mereka sadar betapa pentingnya sebuah kekuatan bagi mereka saat itu.
"Lalu apa yang akan kita lakukan sesampainya dikota terdekat? Apa harus mengambil misi? Memburu bandit? Atau melakukan hal baik lainnya? " tanya Yukito.
"Kau tau, kita semua sudah sangat bosan melihat pemandangan yang hanya pohon dan gua. Kali ini kami merasa sedikit senang karena bisa merasakan apa yang namanya berada di padang rumput! Tapi apa kita harus terus berada ditempat seperti ini? " kata seorang siswa yang sedikit marah. "Tujuan kita semua menuju kota terdekat adalah melihat teknologi yang ada serta memperbarui peralatan yang kita semua miliki, dengan begitu akan mudah bagi kita semua untuk menaikkan level! "
Yukito hanya memandang anak itu dalam diam dan membiarkannya menumpahkan semua kekesalannya. Dia tau kalau pastinya dia sudah sangat tertekan semenjak dikirim ke dunia ini dan ingin bertemu orang lain untuk merasakan kehidupan yang sesungguhnya.
"Aku paham dengan apa yang kalian inginkan, tapi satu hal yang perlu kalian ketahui. Semua itu butuh uang! Kita bisa habiskan waktu seharian ini untuk membuat garam dan kita akan menjualnya disaat sudah sampai dikota atau desa terdekat..." jawab Yukito yang berusaha membuat dirinya setenang mungkin.
"Oh...aku paham..." celetuk seorang siswa. "Harusnya di zaman sekarang, harga garam masihlah sangat tinggi! Kalau saja kita bisa membuat satu gunungan garam, bisa dipastikan kalau kita akan memiliki banyak sekali uang! "
Yap benar sekali, dia adalah Mizuki. Dia yang sedari tadi hanya melihat akhirnya sadar dan paham dengan apa yang ingin dilakukan oleh Yukito, yaitu mengumpulkan uang.
Tentu saja perkataannya menimbulkan banyak pertanyaan dibenak mereka masing-masing. Pertanyaan yang sangat umum ditanyakan orang dimasa dimana teknologi lebih tinggi dari masa saat itu.
"Mahal? Bukannya garam itu sangat murah? " kata seorang siswa.
"Di zaman kita memang sangatlah murah karena mereka sudah mengetahui cara membuat garam dengan cepat, lagian bahan yang digunakan juga mudah ditemukan dimanapun. Karena itu harganya sangat murah..." kata Mizuki yang menjelaskan. "Tapi sebaliknya dengan dunia ini, harusnya di zaman dimana para iblis masih berkeliaran, semua makhluk belum mengetahui cara mengolah air menjadi garam...."
"Tunggu, kalau mereka tak tau cara mengolah air menjadi garam, bagaimana cara mereka mengenali garam dan darimana mereka mendapat benda sejenis ini? " tanya seorang siswa yang merasa ada yang aneh dari cerita yang disampaikan Mizuki.
Mizuki sendiri hanya mematung mendengar pertanyaan itu, dirinya belum berpikir sejauh itu dan sekarang sudah ditanyakan semua hal itu. Dia menoleh marah Yukito dan berharap dia memberikan bantuan kepadanya dan menjawab pertanyaan anak itu.
Yukito hanya menghela nafas berat saat menyadari kalau Mizuki sudah kewalahan menjawab pertanyaan yang ada. Saat itu Yukito sedikit merasa senang karena Mizuki seenaknya ikut berbicara menggantikan dirinya...
"Kemungkinan ada beberapa orang yang mengetahui cara mengolah air laut menjadi garam. Tapi meski mengetahui hal itu, mereka tak berani membuat dalam jumlah yang besar, bisa-bisa membuat mereka dicurigai para bangsawan dan akhirnya diminta memberi tahu cara membuat garam sendiri! " kata Yukito yang asal-asalan menjawab. "Yah itu hanya perkiraan, jadi jangan dibuat patokan! Sekarang kita lanjutkan pembicaraan kita nanti..."
"Aku punya rencana dan pastinya akan menghabiskan seharian penuh, aku tak memaksa kalian semua untuk ikut terlibat tapi tetap saja ada harapan kalau kalian mau membantu. Besok aku akan berusaha membuat garam secara langsung seperti tadi, tapi akan ada langkah tambahan yang kuberikan..." lanjut Yukito dengan sangat serius. "Aku akan meletakkan semua garam yang hampir jadi dibawah sinar matahari secara langsung dan membiarkannya mengering secara perlahan! Kalau langkah itu berhasil, maka kita akan dapat butiran garam kasar yang cukup banyak dan akan sangat laku kalau dijual..."
Semua berpandangan dan akhirnya setuju dengan apa yang dikatakan Yukito, meskipun mereka sudah ada beberapa koin yang entah darimana diletakkan didalam penyimpanan mereka tapi pastinya akan butuh uang lebih banyak lagi. Ada kemungkinan kalau uang yang ada didalam penyimpanan mereka hanya akan cukup untuk masuk kota dan membuat kartu identitas.
Keesokan harinya mereka segera melakukan apa yang sudah disetujui kemarin malam, yaitu tentang rencana mereka membuat garam. Beberapa orang sudah mulai menyalakan api untuk memasak air atau lebih tepatnya membuat kandungan air didalamnya semakin berkurang hingga menyisakan cairan garam setengah jadi.
Yukito yang melihat semua itu merasa sedikit pingsan, kenapa mereka repot-repot membuat perapian kalau mereka sendiri punya elemen sihir api? Bukannya mereka murid terdidik, kenapa mereka tak menggunakan otak yang dimiliki?
"Hey, kenapa kalian tak menggunakan sihir api secara langsung? Bukannya kalau dengan perapian akan jadi jauh lebih lama? Harusnya dengan sihir api, kita bisa menghemat waktu yang digunakan! " kata Yukito yang mengingatkan mereka.
"Hmm begitu yaa, tapi menurutku lebih baik kita ada sedikit usaha dan tak hanya mengandalkan kekuatan sihir yang dimiliki! " jawab seorang siswa perempuan yang terdengar sangatlah bijak.
Tapi jawaban itu hanya disambut tatapan datar dari Yukito sendiri. 'Heee apa hanya itu alasannya? Lebih baik katakan alasan sebenarnya yaaa...katakan saja kalau kau tak mau membuag mana yang kau miliki berkurang hanya untuk membuat garam...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 684 Episodes
Comments
Dicha AW15
orang wibu angkat jempol
2021-12-25
1
Win
yang baca 2021 siapa saja ?
2021-01-03
17
LU MENDING PADA TOBAT DAH
makin kesini pembaca komik ini makin laknat udah tau kalo nulis itu lama malah minta cepat #sabar thor biar gua yang ngewakilin
2020-10-28
16