"Lalu bagaimana denganmu sendiri? Apa kau sudah berani kalau harus membunuh mereka, apa kekuatanmu cukup untuk mengalahkan semua itu? " teriak Daniel yang pastinya tak terima saat dirinya diremehkan.
"Masalah itu mudah, kalian hanya perlu membuang emosi kalian dan rasa peduli yang kalian miliki! Dengan begitu kalian juga akan sanggup membunuh mereka! " kata Yukito yang memandang dingin Daniel. "Masalah kekuatan, kalian tak perlu kuatir! Seiring bertambahnya level, maka kekuatan kalian juga akan semakin berkembang pesat! "
"Sekarang yang harus kalian latih adalah mental kalian, khususnya anak perempuan. " kini Yukito berbalik dan menatap anak perempuan. "Aku tau dan mengerti kalau kalian semua memanglah ditakdirkan untuk memiliki rasa kasihan yang tinggi, tapi tetap saja ditempat ini kalian harus melatih mental kalian secepatnya! Tentu kalian tak mau ditangkap goblin kan? "
"Memangnya apa yang akan terjadi kalau kami sampai ditangkap goblin? Bukannya dia juga monster? " teriak Mikasa.
"Palingan kita hanya akan dimakan! Harusnya dengan berkah dari dewa, kita bisa bangkit kembali dalam satu minggu kan? " tambah Rin.
Yukito menghela nafas berat, dia sadar kalau semua temannya tak ada yang mengetahui semua hal didunia ini. Mereka menjadikan Yukito sebagai sumber pengetahuan mereka.
"Kalau dijelaskan akan sangat panjang, tapi goblin di dunia ini sama seperti penjahat di bumi! " kata Yukito yang mulai menjelaskan. "Mungkin malah masih lebih baik penjahat dibandingkan goblin..."
"Memangnya seberapa kejam mereka? Sampai-sampai kau bilang kalau lebih baik ditangkap penjahat dibandingkan goblin? " tanya Makoto. Dia tak bisa menyembunyikan ketertarikannya.
"Mereka akan disiksa, dibunuh secara pelan-pelan dan akhirnya akan mati membusuk! " kata seseorang dari belakang anak laki-laki. "Tapi mereka akan melakukan hal yang lebih, bahkan sangat kejam kepada perempuan! Mereka akan menggunakan perempuan hanya sebagai alat berkembang biak! "
Anak-anak lainnya mulai menyingkir dan menampakkan seorang laki-laki bersurai hitam dan pedang satu tangan di pinggangnya. Dia juga anak satu kelas mereka, namanya adalah...
"Mizuki! " itulah nama pemuda itu, dia seperti Yukito yaitu tak terlalu bergaul dan cukup suka game online. "Bagaimana kau tau semua itu? "
"Hey Mizuki, bukankah lebih baik tak mengucapkannya terang-terangan? Kau malah membuat mental mereka turun! " kata Yukito yang merasa tindakan Mizuki sudah salah.
"Heeh, bukannya itu malah akan membuat mereka bersemangat meningkatkan kekuatan? Pastinya sekarang mereka berpikir kalau mereka tak boleh sampai tertangkap goblin! " sanggah Mizuki yang merasa apa yang dia katakan adalah yang terbaik.
"Memang benar, tapi bagaimana kalau mereka malah tak ada niatan bertarung! " tanya Yukito. Mizuki hanya diam saja, dia belum memikirkan sejauh itu.
Yukito melihat anak sekelasnya yang sepertinya tak ada perubahan, tapi tetap saja pikiran dan mentalnya bisa tambah semangat ataupun malah turun. Sekarang dia harus membuat mereka semua menemani Yukito memasuki Dungeon apapun yang terjadi.
"Kalian sudah dengar apa yang dikatakan Mizuki! Harus ku akui kalau semua yang dikatakan Mizuki benar adanya! " Yukito berniat membangun kembali semangat mereka semua. "Satu hal yang harus kalian lakukan kalau tak mau sampai ditangkap goblin! Masing-masing dari kalian harus memiliki kekuatan yang jauh melebihi goblin tersebut! "
---
Setelah perbincangan yang sangat lama dan panjang, mereka akhirnya memutuskan meningkatkan kekuatan masing-masing dari mereka secepat mungkin. Kesemuanya menyetujui usulan Yukito tentang memasuki dan menjelajahi Dungeon. Hal itu membuat Yukito merasa sangat senang, dan dia yakin kalau mereka semua akan menjadi kuat secepatnya karena berjelajah didalam sana.
"Benda apa ini! Seperti gel atau apalah itu? " kata sebagian anak yang merasa aneh dengan apa yang mereka lihat.
"Itu hanya slime! Mereka harusnya tak punya kekuatan besar sekaligus kecepatan yang tinggi! Mungkin bisa dikatakan kalau mereka adalah musuh terlemah! " jelas Mizuki. Yukito yang awalnya ingin menjelaskan, menjadi merasa cukup senang karena ada yang menggantikannya.
"Tapi harusnya mereka hanya memberikan sedikit Exp, biasanya tak lebih dari dua puluh poin! Tapi..." guman Mizuki sambil menebas salahsatu slime yang ada. "Tapi kalau disini kita dapat cukup banyak Exp hanya dengan membunuh satu ekor saja. Ini malah terasa seperti ada event! "
Perkataan Mizuki memang benar adanya, biasanya slime hanya memberi Exp sebanyak satu digit sana dan yang besar paling banyak hanya memberi dua digit Exp. Tapi ditempat itu mereka mendapat Exp sebanyak tiga digit sekaligus, dan itu membuat level mereka naik dengan drastis.
Dikarenakan semua anak senang sekali membunuh slime, level mereka naik dengan sangat cepat sampai mereka tak sadar kalau mereka sudah menembus angka lima belas. Saat itu juga seluruh slime yang ada di ruangan ini sudah habis tak tersisa, setelah memulihkan tenaga mereka, semua anak itu melanjutkan perjalanan ke lantai selanjutnya dengan harapan akan bertemu musuh yang mudah tapi memberi banyak Exp.
Mereka terus dan terus saja memburu slime yang ada, kenaikan level mereka menjadi lebih lambat karena slime yang ada menjadi lebih kuat. Diantara mereka bahkan ada yang dapat membuat tubuh mereka menjadi keras dan sulit ditebas pedang maupun dihancurkan dengan serangan sihir.
Mereka harus bekerja sama untuk melawannya, kecuali mereka yang memang memiliki kekuatan penghancur yang besar. Para gadis merasa sangat senang saat berhasil membunuh salah satu dari mereka, alasannya cukuplah mudah karena tak ada darah yang keluar kalau slime itu berhasil terbunuh.
Mereka semua terus saja memburu dan membunuh slime yang ada, setiap lantai mereka kalahkan dengan cukup mudah dan segera melaju melantai selanjutnya.
"Yosh, hari ini sampai disini saja, kita lanjutkan esok hari! Sekarang kita istirahat! " kata Makoto. Dia merasa meskipun kekuatan itu penting, tapi tetap saja mereka harus mengistirahatkan tubuh mereka.
"Tapi istirahat dimana? Masa langsung di tempat ini? " tanya Lenz yang masih bingung. "Bukannya kalau tetap disini kita akan membuat slime bisa menyerang kita dengan mudah? "
Mizuki ikut dalam pembicaraan itu, dia mengatakan kalau ada sebuah tempat aman setelah ruangan boss lantai. Sebelumnya mereka sudah berhasil mengalahkan boss lantai kesepuluh, kata Mizuki di tempat setelahnya pasti ada tempat aman untuk istirahat.
Yukito memandang Mizuki dengan senyuman yang terlukis diwajahnya. Dia merasa sangat terbantu dengan kehadiran Mizuki, tapi dia masih ada satu pertanyaan. Kenapa tak dari dulu saja Mizuki menunjukkan dirinya, dan kenapa baru sekarang?
"Tapi tetap saja ada yang aneh..." guman Yukito sambil memandang tempat itu dengan teliti. "Kenapa sedari tadi hanya ada slime yang menghuni tempat ini? Memangnya tak ada musuh lainnya? "
Setelah dipikirkan matang-matang dan dengan sangat teliti, Yukito akhirnya menyadari tempat apa yang telah ditemukan. Bukan sebuah Dungeon maupun gua, tapi hanya sebuah Slime Castle.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 684 Episodes
Comments
zu
keinget rimuru
2021-02-18
0
Win
bravo
2021-01-03
0
Tery Hendri
banyak bicara nya dari pada aksi...novel apaan nih kayak pelajaran
2021-01-03
3