Pagi hari esoknya Makoto berencana membahas masalah Dungeon itu, tapi Yukito menghentikannya. Dia pikir semua temannya akan menyetujui usulan itu.
"Selain ingin segera ke kota terdekat, mereka pasti ingin menaikkan level serta kekuatan mereka dengan cepat! Kalau kita bilang didalam Dungeon kita bisa menaikkan level sesukanya dan membunuh monster sepuas kita, pastinya semua laki-laki pasti akan setuju..." kata Yukito yang berusaha meyakinkan Makoto.
"Itu hanya anak laki-laki, bagaimana yang perempuan nantinya? Sebagian besar dari mereka bukanlah petarung, rata-rata adalah Mage dan Support...tentu level dan kekuatan mereka tak bisa berkembang pesat!..." kata Makoto yang memikirkan semua temannya.
"Masalah itu yaa...." Yukito berpikir keras, dia sadar kalau hal itu tak bisa dia abaikan begitu saja. Yukito berusaha mencari penyelesaian terbaik mengenai hal itu.
"Bagaimana kalau begini saja,...kita minta anak perempuan membantu yang laki-laki! Mereka akan memberikan sihir dukungan dan juga pemulihan pada mereka, harusnya dengan begitu mereka juga akan mendapat sebagian Exp..." kata Yukito yang terlintas satu ide itu.
"Memang sih, kalau begitu mereka akan naik level juga....Tapi, apa mereka akan setuju? " tanya Makoto yang tetap saja merasa ragu. "Kalau menurutku kita memang harus membicarakannya dengan yang lain, kita tak boleh mengambil keputusan sendiri meskipun akan berdampak baik kepada mereka. "
Yukito yang ingin membantah perkataan Makoto tak bisa menggerakkan mulutnya. Dia sadar kalau mereka tak boleh mengambil keputusan sendiri meski itu juga untuk mereka. Saat itu dan seterusnya mereka semua harus saling bekerja sama satu sama lain, tak boleh sampai ada perpecahan diantara mereka dan ide Yukito tadi bisa menjadi salah satu sumber perpecahan diantara mereka.
Makoto yang ingin segera memulai pembicaraan, harus menunda keinginannya itu. Dia mendapati kalau semua temannya masih sangat sibuk pagi itu, yang pastinya mereka sedang mencari makanan.
Tak seperti sebelumnya yang berada di dekat danau, sekarang mereka berada cukup jauh dari tempat itu tapi mereka tak perlu kuatir, masing-masing dari mereka sudah membawa sejumlah air untuk diminum serta kebutuhan lainnya.
Tapi tetap saja, pada awalnya ada yang merasa jijik kalau harus minum air danau langsung, tapi karena paksaan keadaan mereka mau melakukannya.
Beberapa saat sudah berlalu dan mereka sudah menyelesaikan sarapannya, Makoto merasa itu adalah saat yang paling tepat baginya untuk mengambil keputusan.
"Teman-teman, kita waktunya sebentar..." kata Makoto saat melihat ada beberapa anak yang ingin segera pergi dari sana. "Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian semua..."
Makoto mulai menjelaskan maksudnya. Dia menceritakan tentang beberapa temannya yang berhasil menemukan sebuah Dungeon tak jauh dari tempat mereka berada saat itu. Lanjut dengan kemungkinan mereka bisa menaikkan level dengan cepat.
Seperti dugaan Yukito tadi, semua anak laki-laki langsung merasa sangat semangat dengan hal itu, tapi berbeda dengan anak perempuan di sana. Mereka terlihat sama sekali tak bersemangat, Makoto kembali menjelaskan rencana yang sudah dia bentuk dengan Yukito tentang membentuk kelompok berburu.
Saat dia mengira kalau akan perempuan akan menjadi semangat, harapannya tak sesuai dengan realita yang ada. Anak perempuan sama sekali tak merasa bersemangat dengan hal itu, mereka hanya menatap Makoto dengan datar.
"Apa ada yang salah?..." tanya Makoto yang masih saja bingung dengan tingkah mereka semua.
Pertanyaannya hanya didiamkan semua anak perempuan, tentu saja Yukito dan lainnya cukup terkejut dengan kejadian ini barusan. Saat di bumi atau lebih tetapnya saat berada di sekolahan, perkataan Makoto sangat dipercaya semua murid baik itu laki-laki maupun perempuan. Saat mereka ada masalah, semuanya pasti akan meminta bantuan Makoto, itu karena Makoto dikenal sebagai orang yang adil dan sangat peduli dengan teman sekelasnya.
"Yo yo, si ikemen ini dicuekin? Kejadian langka, mungkin kalau ada hp akan kufoto kejadian ini..." guman Yukito saat itu sambil terus terang senyum melihat
Makoto sendiri juga bingung melihat ekspresi anak perempuan saat itu, dia sudah menyangka kalau akan terjadi hal seperti itu. "Kalau ada masalah, kita selesaikan sekarang saja! Kita semua adalah teman, sekaligus adalah pahlawan yang dikirim dewa untuk menyelamatkan dunia ini! Karena itu kita tak boleh terpecah begini..."
Mereka tersentak dengan perkataan Makoto, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama terdiam setelah mendengar perkataan Makoto barusan. Yukito sendiri juga sama, dia merasa kalau keberadaan Makoto disana sangatlah tepat, mungkin kalau dia tak ikut dikirim ke dunia ini mereka pasti akan terpecah belah.
"Sebenarnya hanya satu hal yang membuat kami khawatir..." salah satu anak perempuan angkat bicara mewakili lainnya.
Dia menjelaskan alasan kekhawatiran hampir semua anak disana, intinya mereka atau lebih tepatnya mental mereka masihlah belum cukup kuat. Mereka masih belum terbiasa dengan kondisi mereka saat itu, selain karena keadaan mereka yang masih saja belum menemukan kota atau desa terdekat, tapi juga karena tak terbiasa membunuh makhluk hidup.
"Aku mengerti apa yang kalian khawatirkan, intinya kalian masih belum berani kalau membunuh hewan buas sendirian kan? Kalian masih takut dengan darah yang keluar saat membunuh? " tanya Makoto yang langsung diberikan anggukan seluruh perempuan di sana.
"Memang sulit untuk menyesuaikan diri dengan keadaan saat ini, saat di bumi kita mendapat semuanya dengan mudah, bahkan tak perlu mencari sendiri seperti sekarang ini..." Makoto mulai mengatakan hal yang tak jelas. "Kita semua sama saja, kami juga belum terbiasa dengan kondisi sekarang ini tapi kita semua harus berusaha membicarakannya! "
Yukito yang melihat semuanya dari kejauhan merasa sudah sangat bosan, dirinya tak menyangka akan memakan waktu selama ini hanya untuk berdiskusi. "Hey kalian semua dengar! Di tempat ini yang kuat lah yang akan memang, sedangkan yang lemah akan ditindas! "
"Kalian harus segera membiasakan diri kalian kondisi saat ini! " kata Yukito yang merasa tak perlu lagi basa-basi. "Selama ini yang kalian lawan hanyalah hewan biasa, dan itu betulan hewan! Kalau mental kalian sudah selemah ini, bagaimana kalau kalian bertemu dengan goblin atau bahkan iblis, apa kalian bisa membunuhnya? "
Kesemuanya terdiam mendengar perkataan yang dilontarkan Yukito, beberapa ingin membantahnya tapi tetap saja tak ada perkataan yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Tapi ada satu pertanyaan dalam pikiran mereka saat itu, apa Yukito sudah siap kalau melawan iblis? Bukan soal kekuatan, tapi soal mental!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 684 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
banyak kata ktanya yg hilang.
2023-02-14
0
Adnan
bagusan klo cman sakura sama yukito yang di kirim kan seru tuh wkwkw
2021-04-28
0
yang baca anak tolol
MC nya terlalu peduli Ama temen² tolol
2021-04-20
2