Alena baru saja usai membuat mie goreng di dapur. Ia duduk bersila di depan televisi. Menyantap makanan sambil mengarahkan pandangannya, pada acara kartun yang sedang berlangsung.
Ia baru saja tiba di apartemen lima belas menit yang lalu. Kebetulan yang baik, karena Rendra ternyata belum sampai di tempat. Ia tak berani bayangkan, sepeti apa kemarahan kakaknya nanti. Nevan sendiri masih duduk tegang menunggu kehadiran Rendra. Ia heran, bagaimana gadis itu bisa tenang. Sedangkan badai sudah jelas ada di depan mata mereka.
"Kamu baik-baik aja, Len?" tanya Nevan ingin memastikan.
"Ya, setidaknya cuma ekspresiku aja yang menipu."
"Kamu jangan cemas. Rendra marahnya paling sama aku, bukan sama kamu."
"Kamu pikir aku khawatir hal itu? Lebih baik aku dimarahi habis-habisan, daripada ayah ibuku tahu kemalanganku."
Nevan merasa bersalah. Ia kembali terpekur dengan segala pikiran yang porak-poranda. Bagi orang mungkin ini masalah sepele. Tapi baginya, ini adalah hal serius. Tidur dengan seorang gadis dengan paksaan dan mabuknya. Jelas ia sangat tertekan. Nevan memang sering nongkrong dengan beberapa teman perempuan. Tapi ia setia. Sekali berkomitmen, hatinya pun akan ia jaga sebaik mungkin. Sekali berbuat tak benar, ia pun akan berusaha memperbaiki segalanya.
Seseorang tiba-tiba membuka pintu dan berjalan menuju ruang tengah. Suara langkah kakinya samar mulai terdengar makin mendekat. Rendra tampak menghembuskan napas berat. Spontan Alena terkesiap dan langsung menghentikan aktifitasnya. Gadis itu menoleh arah lain, tak berani memandang wajah sang kakak.
Begitu tahu siapa yang datang. Ia segera mematikan chanel televisi. Raut muka santainya berubah tak beraturan. Ada guratan kepanikan terpancar jelas di sana. Sama halnya dengan Nevan. Rendra menghempaskan punggungnya di sofa. Duduk dengan tegak, kedua matanya bergantian mengitar ke arah Alena dan Nevan.
"Jadi, apa keputusan kalian?" suaranya berat penuh penekanan.
"Keputusan apa, Kak?" Alena belum mengerti arah pembicaraan sang kakak.
Rendra melirik Nevan yang hanya bisa memijat tengkuk, menaha gugup. Ia mengintimidasi Nevan dengan isyarat dari tatapan menghunus tersebut.
"Elo belum puas gue pukul habis-habisan? Mau dibuat sampai masuk rumah sakit?" cecar Rendra mengepal tangan ke arah Nevan.
"AKU AKAN MENIKAHIMU, LEN!" Nevan sontak berteriak mantap.
Alena menelan ludah susah payah. Ada perasaan getir di hatinya. Ternyata Nevan berniat menikahinya hanya karena takut pada ancaman Rendra. Ia tak terima akan hal itu. Kalau pun pria itu bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya, minimal itu atas tekad bulatnya sendiri.
"Bagaimana? Kamu setuju, Len?" Rendra menuntut jawaban adiknya.
Bukannya membuka suara, Alena berdiri dan beranjak pergi. Meninggalkan dua orang itu dengan kebingungan.
"Semua cowok sama aja!" rutuknya menggertak gigi-gigi putih teraturnya.
Nevan menyusul dan menghadang Alena. Ia jenuh selalu menunggu gadis itu memaafkanya. Kali ini, Nevan berniat ingin menyelesaikan semua sampai tuntas.
"Sampai kapan kamu terus menghindar dan mengabaikanku, Len?" tuntut Nevan.
"Apa pedulimu? Bukannya kamu biasa ya, tidur sama pacarmu? Apa artinya denganku? Kamu takut sama ancaman Kak Rendra?" Alena menumpahkan semua racun di pikirannya.
"Ah, jadi sebegitu brengsek aku di matamu?"
"Bisa jadi."
"Terserah apapun pendapatmu tentangku. Itu urusanmu. Tapi urusanku adalah bertanggung jawab pada kesalahanku."
Alena bergeming. Hanya hening tanpa kata untuk menjawab argumen Nevan. Ia bimbang dengan hatinya.
"Mau atau tidak, kamu akan tetap kunikahi! Titik." Nevan melanjutkan.
"Apa kamu udah nggak waras? Kamu pikir pernikahan hanya main-main aja? Apa kamu cinta sama aku? Apa aku cinta sama kamu? Apa kita saling cinta? Nggak, kan?" jelas Alena.
"Kita akan memulainya dari sekarang," balas Nevan tanpa keraguan sedikit pun.
"What?"
"Ya. Kubilang, kita akan mulai belajar untuk saling mecintai satu sama lain. Aku akan menikahi kamu."
Nevan bersikeras dengan prinsipnya. Bertanggung jawab hingga tuntas.
\=\=***\=\=
Penasaran kelanjutannya? Jangan sungkan kirim komentar kalian ya gais? Thanks. ^^
Sebelumnya maaf atas perubahan yang says buat. Karena teman2 bilang masih berasa fanfict, jadi kata sapaannya (seperti : aku kamu, elo gue) saya edit ulang. Hehe. Terimakasih atas masukan dan sarannya.
Salam hangat,
Depa (Dee14007)
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Azizah Ummu Kareem
suka ceritanya.. bagus dan bikin penasaran.. lanjuut
2020-09-03
1
Triiyyaazz Ajuach
good nevan cwok gentle lgsg tanggung jwb walau msh blm tau kebenarannya
2020-08-18
1
Shanty Anthy
suka ceritax
2020-07-15
0