Bab.2 - Terjadi atau tidak?

Lenguhan angin menelisik masuk, melalui celan jendela kamar Alena yang sedikit terbuka. Tirai birunya melayang tersentuh sang udara pagi. Hangatnya mentari tak lagi mampu meluluhkan kebekuan dalam batin Alena yang merana. Jiwanya merutuk ingin menangis namun tak kuat menumpahkan lelehan air matanya. Ia hanya melamun menekuk lutut. Menelungkupkan wajah di antara kaki jenjangnua yang lemas tak bertenaga.

Di dalam kamar, Alena merutuk diri menyesali keteledorannya. Berulang kali ia bolak-balik menjelajah kamar mandi untuk membasuh diri. Sesekali terisak menangis di bawah guyuran air. Suara ketukan pintu berkali-kali terdengar nyaring. Ia tak mengindahkan sedikit pun suara Nevan, yang memohon untuk dibuka.

Sengaja Alena menutup telinga dengan headset. Memutar lagu dengan cukup kencang. Ditariknya selimut, menutupi seluruh dirinya. Nana meringkuk berpeluk boneka Pinguin, hadiah dari senior yang ia taksir hampir setahun.

"Alena! Buka pintunya! Gue mau ngomong! Please .... " rintih Nevan setengah frustrasi.

"Pergi kamu! Nggak usah muncul di hadapanku lagi!" bentak Alena melemparkan sebagian emosinya. Amarah yang tertahan mati-matian ia penjarakan kuat-kuat dalam dirinya. Jangan sampai ia meradang dan mengamuk Nevan yang tak berdaya di luar sana.

Nevan tertegun. Meski keduanya tak cukup akur selama ini. Namun baru kali ini ia merasa kemarahan Alena bukan lagi sekedar guruan belaka. Terdengar jelas dari nada dan caranya bicara. Teriakannya menggambarkan kekecewaan mendalam. Nevan sangat menyesal. Ia terduduk lesu di depan pintu kamar sang gadis. Lututnya tertekuk kaku. Dua tangan menopang kepala penatnya. Ia tak bisa menyalahkan Alena. Akibat kebodohannya, mau tak mau gadis muda itu harus menelan hal pahit. Ia tahu dampat dari perbuatannya, pasti sangat mengguncang batin Alena. Ia cemas bahwa yang ia ambil adalah malam pertama sang gadis.

Dua tangan Nevan memukul keras lantai. Ia harap luka di tangannya dapat mengalihkan penyesalan dalam hatinya. Percuma saja, apa yang telah terjari tak dapat ditarik kembali.

"Argh! Bodoh! Bodoh!" makinya pada diri sendiri.

Nevan tak tahu, bila dampak dari mabuknya bisa sangat parah. Masalahnya dengan atasan di tempat kerja belum selesai. Juga tentang kekasihnya, yang dua hari lalu ketahuan berciuman dengan pria lain dan meminta putus. Sekarang masih harus ditambah dengan ulah kotor dari perilakunya sendiri. Ia mengacak rambut. Satu tangannya kembali meninju tembok tanpa ragu. Rasa sakit di punggung tangannya tetap tak seberapa, dibandingkan rasa sakit hati yang ia alami.

"Alena! Buka pintunya! Atau gue dobrak pintu kamanya?!" ancamnya putus asa.

Tak ada jawaban selain keheningan yang makin menjadi.

"Lo benar-benar nggak mau ngelihat gue? Kita bicarakan baik-baik! Tolong buka pintunya .... " pinta Nevan memelas.

Gadis di dalam sana tetap pada pendirian. Ia mengabaikan semua pesan masuk di ponselnya. Hanya demi membuang kenangan semalam.

Nevan bangkit berdiri. Ia menuju kamar Rendra. Langsung mengacak seluruh isi laci di meja kerja temannya. Ia teringat Rendra sering meletakkan kunci cadangan apartemen di sana. Begitu berhasil menemukannya, ia bergegas kembali menghampiri pintu kamar Alena. Mencoba satu persatu kunci yang tergantung bersamaan.

Selimut tersingkap, Alena terlonjak kaget. Buru-buru ia menyeka sisa air matanya. Diterawangnya sosok Nevan yang baru saja berhasil melihat sosok rapuhnya.

"Mau apa lagi?!" pekik Alena berpaling muka. Ia lebih rela menengok lampu di sudut ruangan. Ketimbang melihat wajah mengesalkan Nevan.

Ketampanan pria 27 tahun tersebut tak cukup mampu menggetarkan hati Alena. Ia lebih dulu menanamkan benci untuk Nevan.

"Gur bakal bertanggung jawab."

"Buat apa?!"

"Buat kesalahan gue semalam. Gue minta maaf, Len. Gue nggak sadar ... Sorry .... "

"Pergi sana!"

Suara tegas Alena seakan mengisyaratkan ia belum siap Nevan berada di dekatnya.

"Oke. Tapi gue pasti akan tetap tanggung jawab."

"Nggak perlu! Lagipula belum tentu kita benar-benar melakukan sesuatu semalam. Kamu mabuk dan aku pingsan. Siapa yang bisa menjamin kejadian semalam sampai sana?"

Ucapan Alena membuat Nevan menimbang bingung. Ia harap benar-benar tak ada apa-apa semalam.

"Apa lo yakin nggak ngerasain sakit atau nyeri di-?"

Buk.

Sebuah bantal melayang tepat mengenai wajah karismatik Nevan. Pria itu memijat tengkuk ragu-ragu. Ia mulai merinding, mendapati tatapan ngeri dari Alena.

"Masih bisa nanya begitu?! Brengsek!" maki Alena.

"Gue cuma pengen memastikan. Siapa tahu elo kesakitan atau bahkan pendarahan?" Nevan mengira-ngira sendiri.

Lagi-lagi sebuah bantal melayang bebas. Mendarat mencium mukanya yang meringis.

"Keluar! Lihat wajah mesummu, aku nggak tahan!"

"Nggak tahan? Jangan bilang elo ketagihan?" Nevan bertanya dengan tampang polos.

\=\=***\=\=

Terpopuler

Comments

Ratna Ray

Ratna Ray

ngakak gw di bagian akhir😂😂

2021-03-16

0

Lebahlakalaka

Lebahlakalaka

gaa kuaaattt terusssinnn

2020-10-16

1

naviegirl

naviegirl

Ihhhh nevan mah nyebelin

2020-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 - Insiden Malam itu...
2 Bab.2 - Terjadi atau tidak?
3 Bab.3 - Gawat!
4 Bab.4 - Aku akan Menikahimu.
5 Bab.5 -Aku Mau...
6 Bab.6 - Aku Kangen Kamu...
7 Bab.7 - Malam Pertama?
8 Bab.8 - Satu sama
9 Bab.9 - Alasan Nevan
10 Bab.10 - Ada apa dengan Alena?
11 Bab.11 - Pingsan
12 Bab.12 - Amplop
13 Bab.13 - Es Cendol
14 Bab. 14 - Cepat Bangun
15 Bab. 15 - Curhat
16 Bab. 16 - Gairah
17 Bab.17 - Kebucinan Nevan
18 Bab.18 - Sang Mantan
19 Bab.19 - Kepergok
20 Bab 20 - Tamu Tak Diundang
21 Bab.21 - Tom and Jerry
22 Bab.22 - Curhat
23 Bab.23 - Berisik
24 Bab.24 - Kecelakaan
25 Bab.25 - Prahara
26 Bab. 26 - Kelahiran
27 Bab. 27 - Ekstra Part
28 Bab. Bonus - Ekstra Part. (2)
29 [Season 2] Bab. 1 - Perubahan Nisa
30 [Season 2] Bab.2 - Pertengkaran dan Nyanyian
31 [Season 2] Bab.3 - Firasat
32 [Season 2] Bab.4 - Apa yang Terjadi?
33 [Season 2] Bab. 5 - Siasat
34 [Season 2] Bab. 6 - Jino Patah Hati
35 [Season 2] Bab. 7 - Lara Hati Jino
36 [Season 2] Bab. 8 - Tawaran Kerja
37 [Season 2] Bab. 9 - Nisa Cemburu Buta
38 [Season 2] Bab. 10 - Penyelesaian
39 [Season 2] Bab. 11 - Nevan Pulang
40 [Season 2] Bab. 12 - Piknik Malam
41 [Season 2] Bab. 13 - Tak Dapat Restu
42 [Season 2] Bab. 14 - Saling Menguatkan
43 [Season 2] Bab.15 - Rencana Dadakan
44 [Season 2] Bab. 16 - Nostalgia Tentang Nisa
45 [Season 2] Bab. 17 - Sekilas Tentang Jino
46 [Season 2] Bab. 18 - Edisi Kenangan Awal Pertemuan
47 [Season 2] Bab. 19 - Restu yang Terpaksa
48 S2.Bab.20 - Akhirnya Nikah Juga
49 S2. Bab.21 - Bulan Madu Yang Tertunda
50 S2. Bab. 22 - Ada Duka Dalam Bahagia
51 S2. Bab. 23 - Surat
52 S2. Bab. 24 - Bantuan Dadakan
53 S2. Bab. 25 - Flashback
54 S2. Bab. 26 - Flashback 2
55 S2. Bab. 27 - Sulitnya Jadi Ibu Rumah Tangga
56 S2. Bab.28 - Sekilas Malam Pertama
57 S2. Bab. 29 - Kesempurnaan Cinta
58 S. Flashback (1)
59 S. Flashback (2)
60 S. Flashback (3)
61 [SEASON 3] - Bab. 1
62 [SEASON 3] - Bab. 2
63 [SEASON 3] - Bab. 3
64 [SEASON 3] - Bab. 4
65 [SEASON 3] - Bab. 5
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab.1 - Insiden Malam itu...
2
Bab.2 - Terjadi atau tidak?
3
Bab.3 - Gawat!
4
Bab.4 - Aku akan Menikahimu.
5
Bab.5 -Aku Mau...
6
Bab.6 - Aku Kangen Kamu...
7
Bab.7 - Malam Pertama?
8
Bab.8 - Satu sama
9
Bab.9 - Alasan Nevan
10
Bab.10 - Ada apa dengan Alena?
11
Bab.11 - Pingsan
12
Bab.12 - Amplop
13
Bab.13 - Es Cendol
14
Bab. 14 - Cepat Bangun
15
Bab. 15 - Curhat
16
Bab. 16 - Gairah
17
Bab.17 - Kebucinan Nevan
18
Bab.18 - Sang Mantan
19
Bab.19 - Kepergok
20
Bab 20 - Tamu Tak Diundang
21
Bab.21 - Tom and Jerry
22
Bab.22 - Curhat
23
Bab.23 - Berisik
24
Bab.24 - Kecelakaan
25
Bab.25 - Prahara
26
Bab. 26 - Kelahiran
27
Bab. 27 - Ekstra Part
28
Bab. Bonus - Ekstra Part. (2)
29
[Season 2] Bab. 1 - Perubahan Nisa
30
[Season 2] Bab.2 - Pertengkaran dan Nyanyian
31
[Season 2] Bab.3 - Firasat
32
[Season 2] Bab.4 - Apa yang Terjadi?
33
[Season 2] Bab. 5 - Siasat
34
[Season 2] Bab. 6 - Jino Patah Hati
35
[Season 2] Bab. 7 - Lara Hati Jino
36
[Season 2] Bab. 8 - Tawaran Kerja
37
[Season 2] Bab. 9 - Nisa Cemburu Buta
38
[Season 2] Bab. 10 - Penyelesaian
39
[Season 2] Bab. 11 - Nevan Pulang
40
[Season 2] Bab. 12 - Piknik Malam
41
[Season 2] Bab. 13 - Tak Dapat Restu
42
[Season 2] Bab. 14 - Saling Menguatkan
43
[Season 2] Bab.15 - Rencana Dadakan
44
[Season 2] Bab. 16 - Nostalgia Tentang Nisa
45
[Season 2] Bab. 17 - Sekilas Tentang Jino
46
[Season 2] Bab. 18 - Edisi Kenangan Awal Pertemuan
47
[Season 2] Bab. 19 - Restu yang Terpaksa
48
S2.Bab.20 - Akhirnya Nikah Juga
49
S2. Bab.21 - Bulan Madu Yang Tertunda
50
S2. Bab. 22 - Ada Duka Dalam Bahagia
51
S2. Bab. 23 - Surat
52
S2. Bab. 24 - Bantuan Dadakan
53
S2. Bab. 25 - Flashback
54
S2. Bab. 26 - Flashback 2
55
S2. Bab. 27 - Sulitnya Jadi Ibu Rumah Tangga
56
S2. Bab.28 - Sekilas Malam Pertama
57
S2. Bab. 29 - Kesempurnaan Cinta
58
S. Flashback (1)
59
S. Flashback (2)
60
S. Flashback (3)
61
[SEASON 3] - Bab. 1
62
[SEASON 3] - Bab. 2
63
[SEASON 3] - Bab. 3
64
[SEASON 3] - Bab. 4
65
[SEASON 3] - Bab. 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!