Kepedulian Kecil

🌹VOTE🌹

Jika Tuhan menyayanginya, kenapa Inanti masih hidup? Kenapa dia tidak bawa saja Inanti kembali pada-Nya, berkumpul bersama ibu dan adiknya yang meninggal karena ulah Bapak. 

Kini siapa yang akan mendengar keluh kesahnya? Tangisannya, siapa yang akan menyeka air matanya? Inanti masih muda, Inanti belum siap menghadapi semua kekacauan di dunia ini. 

"Hei, Baby, don't cry, Ibumu punya tempat terbaik di sisi Allah," ucap Mama mengelus kepalaku, dia memelunya erat dari samping. "Sudah jangan menangis lagi, kamu tidak sendiri, masih ada Mama, ada Papa, ada Alan."

Alan? Inanti bahkan sudah tiga hari tidak bertemu dengannya. 

"Pulang ya, jangan di sini terus, Mama udah nyuruh Bi Idah untuk kerja lagi di rumah kamu. Kamu ga usah kecapean, istirahat di sana ya."

Inanti masih terdiam membisu. Beberapa hari setelah kematian Ibu, Inanti diam di rumah tempatnya tumbuh, sendirian dan hanya mengeluh pada Tuhan. Beberapa tetangga datang, juga pihak rumah sakit yang kenal. Dan di hari ketiga kematian Ibu, keluarga Praja Diwangsa baru datang. Itupun hanya Mama dan Papa, tidak dengan adik adiknya Alan yang membenci Inanti.

"Hei, Sayang, jangan menangis. Sudah sudah, Mama di sini." Mama memeluknya semakin erat. "Nanti bayinya ikut menangis, sudah, Sayang. Tuhan lebih sayang sama Ibu kamu, makannya dia membawanya kembali."

"Inan gak punya siapa siapa lagi, Ma…."

"Hei, kata siapa ga punya siapa siapa? Ada Mama, ada Papa, ada Ayaza, ada Abigail, ada Alden. Kita keluarga, ingat?"

Itu semua keluarga Alan, bukan keluarganya. Mengingat si kembar Ayaza dan Abigail membuat Inanti malas, takut, marah dan sedih di saat yang bersamaan. Mana mungkin mereka peduli, sementara saat akad nikah saja Inanti dicampakan oleh mereka. Ketika Inanti bertanya, mereka pergi begitu saja dengan meninggalkan cibiran menyakitkan.

"Ayo pulang, nanti Papa akan menyuruh orang membereskan di sini," ucap Papa duduk di sampingku. "Dengar, In, sampai kapan pun kau menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Sekarang seka air mata, ayo pulang."

Belum juga Inanti membuka mulut, Papa mendahului. "Saran Papa, rumah ini jangan dijual. Untuk Ayahmu saja jika dia keluar dari masa tahanannya. Untuk kebersihan, tidak perlu khawatir, Papa akan menyuruh orang datang setiap bulannya."

Inanti membisu, memaksakan kehendak pun tidak akan bertahan lama. Inanti ingin di sini, tinggal bersama kenangan Ibu.

"Inanti?"

"Iya, Ma. Inanti pulang, Inan cuma mau beresin barang barang yang mau Inan bawa."

"Baiklah, mau dibantu Mama sama Papa?" Tawar Mama sambil mengelus punggungku.

Inanti menggeleng. "Mama dan Papa bisa tunggu di luar, Inan akan membereskan barang barang Ibu."

"Baiklah, berhenti menangis, Sayang." Mama mencium keningku, wanita bule yang terikat oleh adat jawa-Sunda, Mama suka memakai kebaya jaman dulu. 

Inanti memilih milih pakaian Ibu yang masih pantas dikenakan, banyak kerudung membuatnya tersenyum. Membawanya dalam kantong kresek berwarna hitam.

Saat hendak membuka pintu, Inanti tidak sengaja mendengar percakapan Mama dan Papa.

"Hubungi kembali, Aku tidak suka Alan mencampakan istrinya seperti itu."

"Dia bukannya mencampakan istrinya." Suara Mama terdengar tercekat. "Alan hanya sedang bekerja di luar kota."

"Dan pekerjaan itu lebih penting dari anak dan istrinya?"

"Mas, kamu sendiri yang berhenti memberi dia uang, kamu memecatnya dari perusahaan kamu sendiri. Sekarang Alan harus banting tulang membangun perusahaan kamu yang hampir gulung tikar, itu juga pasti demi Inanti."

"Jangan pura pura tidak tahu, Elle. Kamu tahu Alan pergi karena Vanesa pulang."

"Vanesa? Bukankah dia pergi ke Italia sejak Alan menikah?"

"Dia pulang?"

"Ya, dan kau tahu? Venesa yang akan menjadi arsitek untuk kantor baru Alan."

🌹🌹🌹

"Bu, mau makan sama apa?"

Inanti melihat Bi Idah yang mendekat. "Tolong buatkan sayur sop saja ya, Bi."

"Baik, Bu."

Fokusnya kembali pada hape jadul, ingin sekali Inanti menghubungi Alan. Menanyakan keberadaannya, ini sudah malam. Di mana dia?

"Bi, saya mau tiduran dulu ya, kalau sudah siap ketuk saja pintunya."

"Baik, Bu."

Dan Inanti melihat bagaimana Bi Idah menatap kasihan padanya, yang berjalan menuju kamar bekasnya dulu. Inanti mana peduli, Inanti hanya ingin berbaring sembari menunggu isya, juga menunggu Alan. 

Namun, matanya enggan terpejam, Inanti terus menangis, meneteskan air mata. Inanti butuh seseorang di sisinya, memeluknya, dan membisikan kata kata pada Inanti bahwa semuanya akan baik baik saja.

Nyatanya, tidak ada. Tidak ada hal lain lagi yang bisa Inanti lakukan selain berwudhu, sholat isya dan bersujud pada Allah. Satu keyakinannya, Allah mengelus kepalanya, dan berkata padanya, "Hambaku, aku mencintaimu, tetaplah sabar dan ikhlas, dan kau akan mendapatkan balasannya."

Dan setelah sholat, Inanti merasa lebih baik.

"Bu, sudah siap."

"Makasih, Bi."

"Iya, Bu. Saya pulang dulu, besok pagi saya datang lagi. Ibu besok mau makan apa? Saya sekalian mau ke Pasar sebelum ke sini."

"Mau bacem tempe deh, Bi, tapi yang pake cabe ijo."

"Baik, Bu, ada pesanan lain?"

Inanti tidak boleh menyia-nyiakannya, jarang jarang makan makanan enak, apalagi Alan tidak menjatahnya dengan pasti, harus Inanti yang meminta uang lalu mendapatkan kata kata sinis darinya.

"Mau buah naga, Bi, sama pisang ambon yang agak belum matang."

"Ibu mau dibuatkan bolu?"

"Dari pisang ambon? Engga deh, Bi. Saya mau makan langsung saja."

"Baik, Bu. Kalau begitu saya pulang. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Setelahnya, hanya ada keheningan. Dentingan sendok dan detak jam di rumah besar dua lantai ini. Hanya Inanti seorang diri, supir dan pembantu pulang jika sudah isya. 

Sampai terdengar suara pintu utama terbuka, Inanti kaget. "Bi Idah?"

Tidak ada sahutan, yang mana membuatnya mengakhiri makan dan segera memeriksa. Takut takutnya itu orang jahat. "Bi Idah?"

Hingga matInanti melihatnya. "Kak Alan?"

Jambangnya mulai lebat, garis rahangnya tetap kokoh. Dan Inanti melihat kesedihan di wajahnya, entah karena apa.

"Kakak baru pulang?"

Dia tidak menjawab, hanya fokus membuka sepatunya, sambil duduk di sofa. Biasanya dia datang dari pintu belakang, rak sepatu ada di sana.

"Kakak mau mandi? Mau Inan siapkan air hangat?"

Dan ketika Inanti berjongkok hendak mengambil sepatunya, tangan Alan menahan, membuatnya terhenti untuk mengambil sepatu.

"Kenapa, Kak?"

"Tadi saya dari makam Ibu kamu."

Desiran yang tidak bisa Inanti jelaskan merambat seketika di tubuhnya. 

"Saya minta maaf tidak bisa hadir saat pemakamannya. Untuk ke depannya kamu tidak perlu khawatir, tahlilan, empat puluh harian, saya yang akan menanggung semuanya."

Dan seketika air mata Inanti luluh.

"Kamu istirahat saja," ucapnya menepuk bahunya dan melangkah begitu saja.

Nyatanya, kepedulian Alan hanya sebatas itu. Dan Inanti bersyukur, Allah mengasihinya.

🌹🌹🌹

Tbc

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

kuat juga jadi inanti 🥺🥺

2025-03-03

0

Nuryati Yati

Nuryati Yati

dadaku sesek 😭😭😭

2024-10-31

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

𝙮𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙤𝙝.. 𝙣𝙮𝙚𝙨𝙚𝙠 𝙗𝙜𝙩

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Mengawali
2 Berharap
3 Kehilangan
4 Kepedulian Kecil
5 Untuk Mereka
6 Tetap Mencintainya
7 Pertemuan Pertama
8 Permintaan
9 Makian
10 Ditinggalkan
11 Sang Pelindung
12 Kesakitan Lainnya
13 Tamparan
14 Harus Pergi
15 Jatuh dan Terlelap
16 Dalam pemikirannya
17 Mati Satu
18 Bayi
19 Nadia Praja Diwangsa
20 Kesempatan
21 Keputusan Alan
22 Permohonan
23 Menjauh pergi
24 Tempat Baru
25 Hilang Arah
26 Masih di fase ini
27 Kunjungan
28 Tidak diduga
29 Bingung
30 Setitik Cahaya
31 Keluar jalur
32 Pada Pendirian
33 Ditemukan
34 Permulaan lagi
35 Kesibukan di Malam Hari
36 Keributan
37 Harus Pergi
38 Memulai lagi
39 Semua cara
40 Dibalik kejadian
41 Baju Baru Inanti
42 Dibalik ketengilannya
43 Kalender Maaf
44 Bergadang Malam
45 Mainan untuk Adam
46 Masih Jutek
47 Keluarga Gesrek
48 Video Kuda-kudaan
49 Tameng untuk Inanti
50 Mata tajam Alan
51 Sang Leader
52 Alasan Dibeci
53 Perlindungan yang tidak tersampaikan
54 Terang terangan
55 Kemarahan Alan
56 Lengket pada suami
57 Setelah Kejadian
58 Permintaan Eyang Sekar
59 Flashback part 1
60 Semakin dekat
61 Flashback part 2
62 Masih ada Jarak
63 Mendadak Baik
64 Semanis Madu
65 Perubahan Hati
66 Martabak Berhadiah
67 Minta Bantuan Mamah
68 Mertua Terbaik
69 Persetujuan
70 Dalam gelora Puncak
71 Kehilangan fokus
72 Sepasang Suami Istri
73 Alat tempur
74 Pengganggu
75 Asal Usul Sang Suami
76 Masih jadi pengganggu
77 Buah hati tersayang
78 Saling Menemani
79 Meriam Nadia
80 Tuan Tajir
81 Negoisasi
82 OTW
83 Sekretaris Boss
84 Teman Suami
85 Penangkal Rindu
86 Kekuasaan Alan
87 Tidak Peka
88 Pemimpin keluarga
89 Menuju Kebaikan
90 Teman Lainnya
91 Perpisahan
92 Pelukan Jarak Jauh
93 Ketakutan Alan
94 Petuah yang dilanggar
95 Yang pertama ditemui
96 Mendapatkan secara paksa
97 Petuah yang dipertanyakan
98 Gagal total
99 Merah Seksi
100 Si mungil
101 Peredam suara
102 Luka lama
103 Berdamai dengan Masa Lalu
104 Dibalik semua ini
105 Sisi Buruk
106 Modus lainnya
107 Salah kode
108 Dingin dingin hangat
109 Menjaga dan mengamalkan
110 Melukis kenangan
111 Kenangan Baru
112 Pamer
113 Bimbang
114 Musuh
115 Sebuah Alasan Mengejutkan
116 Kedatangan Seseorang
117 kenyataan yang harus dihadapi
118 Kesalahan pahaman
119 Mengikuti Alur
120 Pertanda
121 Mesraan
122 Semakin Gundah
123 Akhirnya
124 Menua Bersama
125 Menembus Hujan
126 Season 2 : Awal
127 Season 2 : Tidak Direstui
128 Season 2 : Masih ada jarak
129 Season 2 : Anggota Keluarga Baru
130 Season 2 : Mencari Cara
131 Season 2 : Kasih tak Sampai
132 Season 2 : Salah rempah
133 Season 2 : Arang
134 Season 2 : Wahai Ijah
135 Season 2 : Pendekatan Oma Asih
136 Season 2 : Resep Baru
137 Season 2 : Perhatian Mas Judi
138 Season 2 : Jamu singset
139 Season 2 : Suami Impian
140 Season 2 : si Montok
141 Season 2 : Sesak
142 Season 2 : Kenangan terakhir
143 Season 2 : Sebagai Cerminan
144 Season 2 : Wacana
145 Season 2 : Rencana Gagal
146 Season 2 : Keinginan Oma
147 Season 2 : Sebuah Ujian
148 Season 2 : Menghadapi
149 Season 2 : Pergi
150 Season 2 : Menyerah
151 Season 2 : Surat
152 Season 2 : Ditinggalkan
153 Season 2 : Perasaan Judi
154 Season 2 : Perempuan terbuang
155 Season 2 : Menuju tempat lain
156 Season 2 : Surat untuk Suami
157 Season 2 : Ramalan
158 Season 2 : Rencana Judi
159 Season 2 : Tertangkap
160 Season 2 : Pelukan
161 Season 2 : Kejujuran hati
162 Season 2 : Petuah Mas Judi
163 Season 2 : Bibir
164 Season 2 : Keganasan Vanessa
165 Season 2 : Yang Pertama
166 Season 2 : Pasangan gaje
167 Season 2 : Loading
168 Season 2 : Perhatian Mas Judi
169 Season 2 : Kesadaran Diri
170 Season 2 : Menghadapi Bersama
171 Season 2 : Rayuan Maut
172 Season 2 : Menatap
173 Season 2 : Rayuan
174 Season 2 : Para Pengganggu
175 Season 2 : Bucinnya Brondong
176 Season 2 : Kejutan
177 Season 2 : Permintaan
178 Season 2 : Kemungkinan
179 Season 2 : Tujuan Hidup
180 Season 2 : Tidur
181 Season 2 : Gawat
182 Season 2 : Rayuan kelas Kakap
183 Season 2 : Keinginan Judi
184 Season 2 : Jamu Edasss
185 Season 2 : Suami yang malu malu
186 Season 2 : Hati Suami
187 Season 2 : Lebih baik Panci
188 Season 2 : Pasutri
189 Season 2 : Orang Aneh
190 Season 2 : Si Manja
191 Season 2 : Korban TV
192 Season 2 : Manis
193 Season 2 : Tidak terkalahkan
194 Season 2 : Pelukan Hangat
195 Season 2 : Pembantu
196 Season 2 : Perhatiannya Judi
197 Season 2 : Golok Gergaji
198 Season 2 : Terasi
199 Season 2 : Mangga
200 Season 2 : Permintaan Maaf
201 Season 2 : Ember Bocor
202 Season 2 : Gagal
203 Season 2 : Made in Raja Ampat
204 Season 2 : Anak Judi
205 Season 2 : Pengamatan Oma Asih
206 Season 2 : Judi yang kena
207 Season 2 : Menginjak
208 Season 2 : Pertengkaran kecil
209 Season 2 : Bayi Besar
210 Season 2 : Borongan
211 Season 2 : Oma
212 Season 2 : Teman Lama
213 Season 2 : Tukang Bubur
214 Season 2 : Penenang
215 Season 2 : Manusia yang Rindu
216 Season 2 : Tidak mengakui
217 Season 2 : Operator
218 Season 2 : Peringatan
219 Season 2 : Bimbang
220 Season 2 : Kebohongan pertama
221 Season 2 : Masalah
222 Season 2 : Oma yang terkejut
223 Season 2 : Kegelisahan Oma
224 Season 2 : Teman Lama
225 Season 2 : Masih jadi Rahasia
226 Season 2 : Terbongkar
227 Season 2 : Rasa sakit
228 Season 2 : Pengaruh buruk
229 Season 2 : Karma
230 Season 2 : Kembali ke Indonesia
231 Season 2 : Pelukan Pertama
232 Season 2 : Persiapan Tidur
233 Season 2 : Sendirian
234 Season 2 : Hadiah Menarik
235 Season 2 : Keinginan
236 Season 2 : Akhirnya
237 Season 2 : Akhir
238 Papah Mertua (New Story)
239 Suami Untuk Kirana
240 CINTA UNTUK ALUNA
Episodes

Updated 240 Episodes

1
Mengawali
2
Berharap
3
Kehilangan
4
Kepedulian Kecil
5
Untuk Mereka
6
Tetap Mencintainya
7
Pertemuan Pertama
8
Permintaan
9
Makian
10
Ditinggalkan
11
Sang Pelindung
12
Kesakitan Lainnya
13
Tamparan
14
Harus Pergi
15
Jatuh dan Terlelap
16
Dalam pemikirannya
17
Mati Satu
18
Bayi
19
Nadia Praja Diwangsa
20
Kesempatan
21
Keputusan Alan
22
Permohonan
23
Menjauh pergi
24
Tempat Baru
25
Hilang Arah
26
Masih di fase ini
27
Kunjungan
28
Tidak diduga
29
Bingung
30
Setitik Cahaya
31
Keluar jalur
32
Pada Pendirian
33
Ditemukan
34
Permulaan lagi
35
Kesibukan di Malam Hari
36
Keributan
37
Harus Pergi
38
Memulai lagi
39
Semua cara
40
Dibalik kejadian
41
Baju Baru Inanti
42
Dibalik ketengilannya
43
Kalender Maaf
44
Bergadang Malam
45
Mainan untuk Adam
46
Masih Jutek
47
Keluarga Gesrek
48
Video Kuda-kudaan
49
Tameng untuk Inanti
50
Mata tajam Alan
51
Sang Leader
52
Alasan Dibeci
53
Perlindungan yang tidak tersampaikan
54
Terang terangan
55
Kemarahan Alan
56
Lengket pada suami
57
Setelah Kejadian
58
Permintaan Eyang Sekar
59
Flashback part 1
60
Semakin dekat
61
Flashback part 2
62
Masih ada Jarak
63
Mendadak Baik
64
Semanis Madu
65
Perubahan Hati
66
Martabak Berhadiah
67
Minta Bantuan Mamah
68
Mertua Terbaik
69
Persetujuan
70
Dalam gelora Puncak
71
Kehilangan fokus
72
Sepasang Suami Istri
73
Alat tempur
74
Pengganggu
75
Asal Usul Sang Suami
76
Masih jadi pengganggu
77
Buah hati tersayang
78
Saling Menemani
79
Meriam Nadia
80
Tuan Tajir
81
Negoisasi
82
OTW
83
Sekretaris Boss
84
Teman Suami
85
Penangkal Rindu
86
Kekuasaan Alan
87
Tidak Peka
88
Pemimpin keluarga
89
Menuju Kebaikan
90
Teman Lainnya
91
Perpisahan
92
Pelukan Jarak Jauh
93
Ketakutan Alan
94
Petuah yang dilanggar
95
Yang pertama ditemui
96
Mendapatkan secara paksa
97
Petuah yang dipertanyakan
98
Gagal total
99
Merah Seksi
100
Si mungil
101
Peredam suara
102
Luka lama
103
Berdamai dengan Masa Lalu
104
Dibalik semua ini
105
Sisi Buruk
106
Modus lainnya
107
Salah kode
108
Dingin dingin hangat
109
Menjaga dan mengamalkan
110
Melukis kenangan
111
Kenangan Baru
112
Pamer
113
Bimbang
114
Musuh
115
Sebuah Alasan Mengejutkan
116
Kedatangan Seseorang
117
kenyataan yang harus dihadapi
118
Kesalahan pahaman
119
Mengikuti Alur
120
Pertanda
121
Mesraan
122
Semakin Gundah
123
Akhirnya
124
Menua Bersama
125
Menembus Hujan
126
Season 2 : Awal
127
Season 2 : Tidak Direstui
128
Season 2 : Masih ada jarak
129
Season 2 : Anggota Keluarga Baru
130
Season 2 : Mencari Cara
131
Season 2 : Kasih tak Sampai
132
Season 2 : Salah rempah
133
Season 2 : Arang
134
Season 2 : Wahai Ijah
135
Season 2 : Pendekatan Oma Asih
136
Season 2 : Resep Baru
137
Season 2 : Perhatian Mas Judi
138
Season 2 : Jamu singset
139
Season 2 : Suami Impian
140
Season 2 : si Montok
141
Season 2 : Sesak
142
Season 2 : Kenangan terakhir
143
Season 2 : Sebagai Cerminan
144
Season 2 : Wacana
145
Season 2 : Rencana Gagal
146
Season 2 : Keinginan Oma
147
Season 2 : Sebuah Ujian
148
Season 2 : Menghadapi
149
Season 2 : Pergi
150
Season 2 : Menyerah
151
Season 2 : Surat
152
Season 2 : Ditinggalkan
153
Season 2 : Perasaan Judi
154
Season 2 : Perempuan terbuang
155
Season 2 : Menuju tempat lain
156
Season 2 : Surat untuk Suami
157
Season 2 : Ramalan
158
Season 2 : Rencana Judi
159
Season 2 : Tertangkap
160
Season 2 : Pelukan
161
Season 2 : Kejujuran hati
162
Season 2 : Petuah Mas Judi
163
Season 2 : Bibir
164
Season 2 : Keganasan Vanessa
165
Season 2 : Yang Pertama
166
Season 2 : Pasangan gaje
167
Season 2 : Loading
168
Season 2 : Perhatian Mas Judi
169
Season 2 : Kesadaran Diri
170
Season 2 : Menghadapi Bersama
171
Season 2 : Rayuan Maut
172
Season 2 : Menatap
173
Season 2 : Rayuan
174
Season 2 : Para Pengganggu
175
Season 2 : Bucinnya Brondong
176
Season 2 : Kejutan
177
Season 2 : Permintaan
178
Season 2 : Kemungkinan
179
Season 2 : Tujuan Hidup
180
Season 2 : Tidur
181
Season 2 : Gawat
182
Season 2 : Rayuan kelas Kakap
183
Season 2 : Keinginan Judi
184
Season 2 : Jamu Edasss
185
Season 2 : Suami yang malu malu
186
Season 2 : Hati Suami
187
Season 2 : Lebih baik Panci
188
Season 2 : Pasutri
189
Season 2 : Orang Aneh
190
Season 2 : Si Manja
191
Season 2 : Korban TV
192
Season 2 : Manis
193
Season 2 : Tidak terkalahkan
194
Season 2 : Pelukan Hangat
195
Season 2 : Pembantu
196
Season 2 : Perhatiannya Judi
197
Season 2 : Golok Gergaji
198
Season 2 : Terasi
199
Season 2 : Mangga
200
Season 2 : Permintaan Maaf
201
Season 2 : Ember Bocor
202
Season 2 : Gagal
203
Season 2 : Made in Raja Ampat
204
Season 2 : Anak Judi
205
Season 2 : Pengamatan Oma Asih
206
Season 2 : Judi yang kena
207
Season 2 : Menginjak
208
Season 2 : Pertengkaran kecil
209
Season 2 : Bayi Besar
210
Season 2 : Borongan
211
Season 2 : Oma
212
Season 2 : Teman Lama
213
Season 2 : Tukang Bubur
214
Season 2 : Penenang
215
Season 2 : Manusia yang Rindu
216
Season 2 : Tidak mengakui
217
Season 2 : Operator
218
Season 2 : Peringatan
219
Season 2 : Bimbang
220
Season 2 : Kebohongan pertama
221
Season 2 : Masalah
222
Season 2 : Oma yang terkejut
223
Season 2 : Kegelisahan Oma
224
Season 2 : Teman Lama
225
Season 2 : Masih jadi Rahasia
226
Season 2 : Terbongkar
227
Season 2 : Rasa sakit
228
Season 2 : Pengaruh buruk
229
Season 2 : Karma
230
Season 2 : Kembali ke Indonesia
231
Season 2 : Pelukan Pertama
232
Season 2 : Persiapan Tidur
233
Season 2 : Sendirian
234
Season 2 : Hadiah Menarik
235
Season 2 : Keinginan
236
Season 2 : Akhirnya
237
Season 2 : Akhir
238
Papah Mertua (New Story)
239
Suami Untuk Kirana
240
CINTA UNTUK ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!