Spanyol, Madrid
Café de Chinitas
“ Aquí está su orden, señor. (Ini pesanan anda Tuan.) “ seorang gadis muda dengan berpakaian pelayan menyusun pesanan diatas meja yang di tempati oleh dua orang pria berbadan kekar, pria kaya yang memiliki kesan brengsek bagi setiap wanita yang melihat
“ Gracias Sennorita. “ ujar salah seorang pria tersebut dengan nada menggoda dan tatapan nakal.
Sang pelayan tak menanggapi dan berusaha untuk secepatnya meninggalkan meja, hingga tak sengaja ia menabrak seorang wanita dan menumpahkan semua minuman tepat di atas gaunnya.
“ brengsek.., dasar wanita jalang, kerjamu hanya menggoda suami orang lain dan sekarang kau merusak gaun ku beraninya kau Eres una prostituta. “
Sang pelayan terus meminta maaf, namun wanita itu tetap menghardiknya. Hingga Manajer cafe ikut turun tangan, namun masalah tak kunjung selesai. Berulang kali ia meminta maaf dan meminta agar semuanya diselesaikan secara baik baik tetap saja Sang wanita bersikeras dan meminta agar pelayan tersebut dipecat, tiba-tiba Seorang pria yang sedang memperhatikan sang pelayan maju dan melerai pertikaian mereka.
“Chica embarazosa, ¿cómo te atreves a decir grosero a un sirviente? ( kau gadis memalukan, beraninya berkata kasar kepada pelayan.). Jika benar anda berasal dari keluarga bangsawan tunjukan tingkah laku bangsawan mu, bukan malah menghardik orang yang berusaha meminta maaf. “
Sang wanita terkejut, wajahnya memerah karena malu. Akhirnya ia melunak dan membiarkan semuanya diselesaikan secara baik- baik, pihak manajemen Cafe membayarkan uang ganti rugi . Dan pada akhirnya Sang pelayan tetap dipecat.
Aloise Devera Smith seorang gadis keturunan Spanyol- Inggris adalah nama pelayan tersebut, ia memang gadis cantik dengan kulit putih bersih matanya berwarna coklat dengan warna rambut yang senada dengan warna matanya. Aloise berjalan dengan lesu tanpa tujuan karena ia baru saja kehilangan pekerjaannya. Setelah dia puluh menit berjalan Ia memilih untuk duduk di taman Parque del Oeste yang jaraknya hanya 1,6 kilometer dari cafe tempat dia dipecat, taman Parque del Pesta merupakan Taman Barat yang letaknya di utara Istana Kerajaan dan membentang ke utara di sepanjang Paseo del Pintor Rosales ke arah Distrik Moncloa, di taman ini kita bisa melihat Templo de Debod yang merupakan kuil Mesir kuno otentik. Dan kita juga bisa melihat air mancur Fuente de Juan de Villanueva yang merupakan air mancur tertinggi di Madrid, Aloise duduk di Salah satu bagian taman yang paling indah yaitu Rosaleda atau kebun mawar sambil melihat orang lalu lalang, saat sedang asyik melamun tiba-tiba datang seorang pria duduk di sampingnya.
“ Hari yang cerah, maaf atas yang terjadi tadi. Harusnya aku tak memandangimu. “
Aloise menoleh dan melihat pria di sebelahnya, dia mencoba mengingat pria itu. Ternyata ia adalah pria yang tadi menolongnya.
“ oh.. Itu bukan salah anda wanita itu yang tidak tahu malu. “
“ kurasa ia cemburu.., dia itu istriku dia melihatku memandangi mu. Mungkin dia salah paham. Kau tidak benar-benar dipecat bukan?. “
“ menurut anda?. “
“ Oh maaf kan saya.., ini kartu nama saya. “ Aloise memandangi kartu nama tersebut dan mengambil nya. “ kau bisa memanggilku Jorge, kau bisa bekerja di tempat ku. soal istriku tidak perlu khawatir aku akan menjelaskan semuanya. “
Sesampainya di rumah Aloise menarik nafas panjang dan menjatuhkan diri ke atas kasur, ia tinggal sendirian di sebuah apartemen kecil yang sesak. Tak ada pilihan ia tak mampu membayar apartemen yang lebih besar, tapi setidaknya ruangan ini cukup nyaman untuknya.
Aloise membuka tirai dan melihat keluar jendela, seorang wanita berambut lurus melihat kearah jendelanya. Ia sempat terkejut karena mata mereka bertemu, kemudian tak lama ia kembali menengok, wanita itu sudah tak berada disana. Aloise menarik nafas panjang, ia sedikit ketakutan. Ia tak mau berpikiran negatif, jadi ia hanya mengira bahwa wanita itu sedang menunggu taksi atau sebagainya. Aloise pun berusaha memejamkan mata hingga akhirnya tertidur.
Keesokan paginya setelah sarapan Aloise memandangi kartu nama yang diberikan oleh seorang pria kemarin, tertera nama ‘Jorge Fernandez.’ Berserta alamat lengkap perusahaan pria tersebut, Aloise sempat ragu.
“ Haruskah aku kesana?. “
Tapi ia mengambil keputusan untuk pergi saja, toh ia membutuhkan uang untuk membayar sewa dan makan sehari-hari. Untuk mempersingkat waktu Aloise memilih untuk berjalan kaki menuju stasiun villaverde alto yang tak jauh dari rumahnya. naik kereta dari Moncloa menuju Callao, dan berjalan beberapa menit menuju jalan San Roque, setidaknya total keseluruhan membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit untuk sampai ke SanRoque.
Selama perjalanan Aloise duduk sambil melihat kearah pintu kereta, saat di perhentian pertama tidak ada hal aneh. namun begitu kereta tiba di perhentian kedua dia kembali melihat seorang wanita memperhatikan nya dari kejauhan, wanita berambut lurus yang ia lihat malam itu. Aloise bergidik dan mulai gelisah, beruntung tak lama berselang ia tiba di Callao. Ia segera turun dan berjalan diantara kerumunan, beruntung wanita itu tidak tampak di sekelilingnya.
Setibanya di jalan SanRoque ia kesulitan menemukan bangunan yang dimaksud, akhirnya ia menemukannya tempatnya tidak jauh dari Sala de teatro SanRoque atau Teater SanRoque, ia memberanikan diri masuk dan bertemu resepsionis. Aloise dipersilahkan duduk dan di beri minuman, Ia tak menaruh curiga sedikit pun hingga kepalanya mulai pusing. Dan lagi samar ia melihat wanita berambut lurus tepat berada di depan nya.
Aloise terbaring lemah diatas sebuah sofa, seorang pria tampak hendak menciumnya. Ia tak mampu bergerak, tubuhnya masih lemas. Pria tersebut terus membelai rambutnya dan menciumi Aloise, perlahan pria itu membuka jas, kemeja dan ikat pinggangnya. Pria itu adalah Jorge yang menolongnya sewaktu di cafe, Jorge terus memeluk dan menciumi Aloise, ia menggigit dagu Aloise dengan lembut menelusuri rahang Aloise dengan bibirnya lalu kembali lagi. Aloise tak dapat berbuat banyak, ia hanya bisa mendesah pelan ketika Jorge mengecup dan menghisap bagian samping dari leher Aloise. Ingin rasanya Aloise berteriak namun saat ini tubuhnya sangat lemah, Jorge melanjutkan dengan perlahan membuka kancing kemeja Aloise. Suasana hening sesaat kemudian.
Gubrak kk.... Prangg...
Dorrrr... Dorrrr. ...
Terdengar suara tembakan yang cukup memekakkan telinga, dan ruangan itu pun bersimbah darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
tri myani
ceritanya kok bolak balik
2019-12-16
1
Anonymous
kerennn
2019-12-01
2
Keysa
Jorge jahat, sudah tahu ber istri masih saja ingin menikmati tubuh Aloise
2019-11-29
6