Dua jam kemudian, Angel menutup pintu apartemennya dan memeriksa tempat itu secara detail. Tidak ada apa apa, terletak di gedung yang sama dengan kantornya, apartemennya memiliki keamanan yang sangat baik, tapi ia menggunakan kemampuan mekanik dan komputer nya yang lemah untuk menjaga ruangan nya dengan tingkat keamanan yang berbeda, hal yang sangat sulit dilakukan tapi ia harus merasa aman di suatu tempat.
Puas karena apartemennya tidak dibobol, secara sistematis ia memeriksa setiap aplikasi dan data data di komputer dan smartphone miliknya, di tengah jaringan internet yang luas. Bukankah hal yang wajar bila ada seorang hacker yang mencuri data tanpa seizinnya.
‘Tidak ada yang bisa menyelinap masuk ke komputerku tanpa sepengetahuanku’. Angel menyeringai
Setelah itu barulah ia mengizinkan dirinya ambruk ke atas kasur miliknya, suhu yang begitu dingin membuatnya bergidik.
“ komputer, naikkan suhunya lima derajat.”
“Baik.” Suara komputer yang tak bernada, tapi begitulah seharusnya. Suara tersebut tidak lebih dari respons mekanis dari komputer canggih yang mengendalikan setiap bangunan di gedung ini.
Arnold.
Ohhh..
Arnold.
Angel terkesiap ketika ia membiarkan semua emosi yang ia redam selama rapat membanjiri benaknya.
Ketakutan..
Kegembiraan...
Kerinduan.
Gairah...
Keinginan untuk memiliki..
Dan
Cinta...
Angel Membuka high hells yang dipakainya, dan aksesoris yang menyelimuti tubuhnya. Perlahan ia menghapus make up, dan membuka pakaian dan berganti dengan baju tidur favoritnya.
Ia berjalan menuju dapur, menuang segelas air untuk dirinya sendiri. Selagi menegaknya, ia melihat bayangannya dicermin. Cermin itu baru saja ia beli dari sebuah toko terdekat, ia begitu kagum melihat bingkai dengan warna warni yang cerah.
Akan tetapi, sekarang ia berharap tak menggantungnya di sana, cermin itu jelas menunjukkan apa yang tak mau ia lihat. Rambut coklat kemerahannya yang berantakan menunjukkan hasrat dan gairah binatang, hal hal yang tak seharusnya ia alami di usia yang masih belia. Wajahnya merona seperti sedang demam, pipinya merah dan matanya yang gelap memancarkan kesan gairah yang tak terbendung.
Ia meletakan gelasnya dan menyibakkan rambutnya ke belakang. Ia membayangkan Arnold tengah memeluk dan menciuminya dari belakang, ia gemetar dan ketakutan.
Ini belum pernah terjadi kepadanya.
Angel menggelengkan kepala. Tidak. Ia tidak boleh jatuh ke pelukan Arnold, ia tak ingin membuat kesalahan, tidur seranjang dengan mafia yang licik. Itu dapat menghancurkan hidupnya dan masa depan organisasi BLOOD.
Ketakutan mencengkeramnya erat erat.
Dengan hati hati ia mengambil smartphone miliknya dan menelepon Lois salah satu rekan kerjanya.
“ Lois.., dimana kau sekarang?..., bisakah kau datang kemari ...., oh tidak bukan begitu.. Aku membutuhkan nasihatmu.., ini mengenai misi yang akan kita jalankan.., apa....? ya sudah telepon aku kalau kau bisa.”
‘ sialan...’
Ia baru saja mematikan smartphone miliknya.., akan tetapi tiba tiba saja ponselnya berdering. Ia tidak tahu siapa yang menghubunginya.
“ BlackRose....Halo Rose...”
Lutut Angel hampir lemas waktu ia mendengar suara yang selembut sutra itu, lebih mirip dengan desahan ketimbang bisikan halus. “ Mr. Arnold.”
“ Arnold, kita kolega, bagaimanapun juga.”
“ mengapa kau meneleponku selarut ini?.” Sikap praktis dan kasar adalah satu satunya cara yang Angel miliki untuk mengatasi emosi yang berkecamuk.
“Aku ingin mengundangmu untuk rapat sambil sarapan dengan tim ku besok.” Nada suara Arnold bagaikan air yang tenang, begitu dalam dan menggoda.
Angel tidak tahu apakah Arnold selalu terdengar seperti ajakan untuk berbuat dosa atau pria itu melakukannya untuk membuatnya canggung, kalau Arnold curiga sedikit saja bahwa Angel menyukainya, itu sama saja dengan hukuman mati. Tidak, Angel tidak boleh terikat hubungan dengan siapa pun di luar organisasi BLOOD. Karna itu sama saja dengan memberi tahu publik tentang siapa dirinya.
“ pukul?.” Angel memeluk tubuhnya sendiri dan berusaha keras agar suaranya tenang.
“ setengah delapan. Apa itu sesuai untukmu?.”
“ lokasi?.”
“ kantorku?, kau tahu tempatnya?."
“Tidak, jemput aku di Jane cafe.”
“ baiklah tidak masalah, aku menunggu.”
Bagi indra indra Angel yang peka, itu lebih mirip ancaman ketimbang janji.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
yu nuuer
ay bagus jugo cerito ni
payonlanjutkelah lur jgn setengahbye
2019-12-01
4
reza
ay pacak jugo dugong ni buat cerito
2019-12-01
3
arya wijaya
jgn jatuh ketangan bajingan itu arnold sialan
2019-12-01
3