Indonesia, Batam.
Sembilan tahun yang lalu.
“ apa dia baik baik saja?, sudah seminggu ia tak mau makan." seorang penjaga mengamati gadis mungil di dalam kurungan, sudah sebulan lamanya Aqila dikurung di sana. Disiksa dan di paksa melakukan hal di luar nalar, berlatih memakai senjata api, bahkan ia sempat menjadi korban pelecehan seksual, Namun untungnya tak sampai merenggut keperawanan gadis itu, Rupanya ada penjaga masih merasa iba melihat gadis yang sedang meringkuk di hadapan mereka.
" biarkan saja, lagi pula seorang gadis kecil tak ada gunanya untuk komunitas ini. Salahmu mengapa mengajak ia kemari, seharusnya kau menaruhnya di panti asuhan atau paksa ia untuk melayani kita semua. " kata penjaga lain.
" tidak akan, aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh gadisku. Karena aku yakin ia akan menjadi gadis yang hebat, ia akan mampu membalaskan dendam setiap orang. Terutama diriku. "
'Apa yang mereka katakan, mama aku takut'. Batin Aqila,
Aqila hanya berbaring menghadap tembok, rasa sakit, trauma dan penyiksaan tak berujung membuatnya depresi. Kesalahan nya adalah , mengapa ia tak membiarkan dirinya ikut tertembak dalam insiden itu. Sekarang ia menangis. Ia takut. Aqila hannyalah gadis kecil yang tak mengerti banyak hal, apa yang diinginkan darinya.
Untuk sesaat ocehan ocehan para penjaga itu terhenti, lantaran suara langkah kaki yang berat datang menuju mereka.
" who is this little girl?.” seorang pria kekar, berwajah tegas, dan tatapan bak singa yang haus akan darah, Datang mendekat. Melihat dari wajahnya merupakan campuran antara orang Inggris dan indonesia, dan Ia adalah ketua dari organisasi tersebut.
" saya menemukannya sebulan yang lalu saat tengah melakukan tugas, dan sepertinya ia tersesat."
" lalu?..., apa tujuanmu membawanya kemari?.., siapa yang memberimu izin?."
" kukira kita butuh...."
Dorrrr....,
Suara tembakan memekakan telinga, salah seorang penjaga itu tertembak tepat dijantungnya.
" pelajaran pertama, jangan pernah membuat keputusan tanpa seizinku, kalian mengerti."
Kata katanya santai, namun penuh penekanan.
Aqila kaget mendengar suara tembakan tersebut, segera ia menutup telinga seraya menjerit dan merintih ketakutan. Ia tak tahu harus melakukan apa, sebulan lalu ia mendengar suara yang sama, suara yang membuatnya kehilangan segalanya. Ayah, ibu, dan saudara kembar nya.
" buka pintunya". Pria tersebut masuk ke dalam " jangan takut, aku tak akan melukaimu, kau bisa memanggilku ayah. Kalau boleh tahu siapa namamu?."
Tatapan Aqila meluluhkan pria tersebut, tatapan yang semula garang mulai melembut. Dengan suara lirih dan gemetar Aqila menjawab
"Aqila, om."
" kemarilah.. Ohh.. Come on don’t call me that, call me daddy. Now i am your father."
Aqila masih ketakutan, kemudian tangan mungilnya mulai bergerak, menggenggam tangan pria di depannya ia berusaha berdiri. Namun sempoyongan, perutnya terasa perih. Ia kelaparan, sungguh kondisi yang sangat memprihatinkan.
Pria itu mengendong Aqila dan membawanya pergi.
" sekarang kita beli makanan, dan mencari pakaian yang layak untukmu. Penjaga.., jangan ada anak kecil lagi disini. Disini bukan panti asuhan kau mengerti, and if you dare to break the rules you will end up the same. “
Semua orang tercengang, pria paling tak berperasaan didunia, dapat meluluh hanya karna tatapan seorang gadis kecil.
Aqila mulanya merasa ragu, tapi ia tak dapat menolak ajakan pria kekar tersebut. Robert adalah pria yang cukup berbahaya, dengan tinggi seratus tujuh puluh sentimeter, bermata coklat, hidung mancung dan wajah tirus. Tak ada kesan bahaya pada dirinya, sampai kau mendengar nada suaranya yang berat. Menunjukkan bahwa ia adalah pria yang suka memerintah, tak berperasaan sedingin es. Hanya saja, Aqila mampu meluluhkan hatinya hingga Robert bersedia untuk menjadi ayah angkatnya.
London, England.
Sembilan tahun kemudian.
Tahun demi tahun berganti Aqila kecil sekarang tumbuh menjadi gadis yang luar biasa, ia sangat pandai dan cekatan. Sangat ahli dalam segala bidang, terutama bela diri dan seni menembak.
Dorrr...dorrr..dorrr..
Plokk...plok...plok...
Suara tepuk tangan membuat konsentrasi Aqila sedikit terganggu, ia melepaskan earphone nya dan menurunkan senjata M4 CARBINE okasional yang dipakainya untuk berlatih, jenis senapan yang lebih ringan dari senapan serbu M16A2. Dengan peluru yang digunakan adalah 5,56 × 45mm NATO, berpendingin udara, pelampiasan langsung gas operated. Memiliki ukuran barel 14,5inch (370 mm) dan dilengkapi teleskop.
"Good job my girl."
" daddy, aku tiga kali tepat sasaran." ujar Aqila dengan senyum manis dibibirnya
" bukan hanya tiga nak.., tapi kau tak pernah meleset. Kau sudah banyak belajar dan berlatih, kau bisa menjadi penembak jitu sepanjang masa." pujian Robert sang ayah membuat Aqila tersipu.
" Come on dady.., aku hanyalah seorang anak kecil bahkan umurku baru menginjak 15 tahun."
" kau luar biasa ..,"
" dad.., apa aku bisa ikut tes kepolisian sekarang?.., aku ingin menjadi anggota FBI." Robert menyeringai, ia tak ingin anaknya menjadi seorang agen federal. Ia punya niat lain, ia ingin Aqila menjadi seorang pembunuh. Yang mampu membalaskan dendam nya, ya.., semua kasih sayang Robert hanya bohong belaka. Ia punya niat terselubung, niat yang sangat tidak baik.
" maybe my dear..., sekarang bersiaplah, kau ada kelas bela -diri setelah ini." Robert berusaha mengalihkan perhatian Aqila, namun Aqila menangkap sesuatu. Sesuatu yang tidak beres pada ayah angkatnya.
Aqila menghabiskan masa kecilnya dengan berlatih dan belajar, ia sudah diperkenalkan dunia bela diri sejak ia ditemukan di usia 6 tahun. Latihan menembak di usia 7 tahun, belajar banyak mengenai beragam bahasa didunia di usia 7,5 tahun. Belum lagi ia harus belajar mengenai psikologi, kedokteran, sains dan masih banyak lagi. Tak heran ia menjadi remaja dengan IQ di atas rata rata, hanya saja ia terlalu polos dan naif sama seperti remaja pada umumnya.
" Daddy.., where you go?."
" Hanya ada urusan sejenak, Daddy tunggu di mobil. jadilah anak yang baik dan berlatih lah dengan sungguh sungguh."
" okay dad."
Aqila pun bersiap untuk meninggalkan arena tembak, menuju tempat ia biasa berlatih karate dan wing chun. Ia sedang berjalan menuju mobil cadilac one berwarna hitam milik ayahnya, namun sesuatu yang buruk terjadi...
Duarrrr.....
Suara ledakan yang sangat dahsyat dan memekakkan telinga.
Mobil tersebut meledak..
Hancur berkeping - keping...
" Daaaaaadddddddyyyyy....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
panggil_aku_ra
author asalnya batam kepri ya?
2020-02-23
0
Nurwahidah Bi
Bahasanya rapih, ejaan dan penulisan serta tanda baca aja yang perlu dipermantap.
Semangat....
2019-12-22
2
LEVIATHAN♛
aqilla om~ lalu teringat sosok gadis kecil yang beberapa tahun lalu pernah jadi bahan meme 🤣🤣🤣
2019-12-05
1