Episode 2.1

“Sialan,” Dea mengerutu.

Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Menghela nafas. Memejamkan matanya. Dan marah itu datang kembali. Bagaimana tidak? Sepulang sekolah- seperti perkataan Andre- dia datang dengan wajah polos. Menarik tangan Dea dan memaksa untuk mengikutinya. Dea mencoba untuk memberontak. Berteriak. Bahkan memanggil Andre dengan sebutan orang gila. Namun kamu tahu reaksnyai apa? Dia tetap tidak peduli. Dengan wajah innocent dia membawa Dea menuju parkiran dan menyuruhnya naik ke atas sepeda motor.

“Argh,” teriak Dea kesal.

Apa sih maunya cowok itu? Dia sudah setuju untuk bergabung dengan band Scorpio. Tapi mengapa? Ya, mengapa dia masih mengganggu Dea. Apakah dia tidak mempunyai kerjaan lain?

Trit… trit… trit… ponselnya berbunyi. Dengan malas, Dea bangkit dan Dea mengambil benda segiempat itu.

“Halo, ada apa Tar?”

“Ada apa antara kamu dan Andre?” tanya Tari penasaran.

“Tidak ada apa-apa,” jawab Dea singkat. Dia mulai berpikir, Tari selalu menanyakan hubungannya Andre.  Ada apa dengan sahabatnya itu. “Kamu suka dia,” lanjut Dea dengan hati yang terkejut.

Hening. Tari tidak menjawab. Dea ternganga. Jadi benar? Tari menyukai cowok itu. OMG, Apa bagusnya sih cowok itu? Dea menggelengkan kepala, tidak masuk akal. Benar seperti kata pepatah, cinta itu buta. Dan  sekarang, dia tidak bisa memahami perasaan Tari. Sangat… sangat… tidak bisa memahaminya.

“Kalau iya, kamu akan mendukung aku kan, Dea?”

Dea berpikir sejenak. Serius nih? Tari benar-benar jatuh cinta pada cowok penganggu itu. Dia menerawang apa yang istimewa dari diri Andre. Lama juga berpikirnya, lalu dia menggelengkan kepala. Tidak ada!

“Ehm… ya, aku akan mendukung kamu,” jawabnya malas.

“Serius?”

“Ya, aku akan selalu mendukung sahabatku,”

“Terima kasih, Dea. Aku sangat bahagia,” kata Tari mengakhiri pembicaraanya.

Jatuh cinta. Dea binggung. dia belum pernah merasakan perasaan itu. Belum ada seorang cowok pun yang mampu merenggut hatinya. Bukannya dia tidak mau membuka hatinya, hanya saja dia masih belum menemukan sang pujaan hati. Apakah jatuh cinta itu indah? Ataukah sebaliknya ? Dia menggelengkan kepada. Dia tidak mau memikirkan rasa itu lagi. Biarlah waktu yang menjawab.

Tut… tut… tut… Sebuah pesan masuk, Dea mengambil ponsel dengan uring-uringan.

From : Andre

15 menit lagi aku jemput. Scorpio ingin bertemu denganmu

“APA?” teriak Dea.

Kok mendadak. Mengapa baru sekarang Andre mengirim pesan kepadanya. Dea pontang-panting. Dia belum mandi. Juga belum mempersiapkan segalanya. Mengapa? Mengapa? Mengapa? Mengapa Andre suka membuatnya selalu susah? Dia tidak mungkin bisa siap dalam waktu 15 menit. Apa Andre tidak tahu kalau cewek itu persiapannya sangat lama. Yah, walaupun Dea tomboy tapi tetap saja dia cewek.

Tok… tok… tok… Dea segera melangkah membuka pintu. Papa berdiri di depan pintu sembari tersenyum.

“Dea, ada teman kamu, cowok lo?” goda Papanya.

“Apaan sih Pa?” ucap Dea sembari masuk ke dalam kamar.

Biarlah. Dea mulai berpikir jahil. Dia bermain-main sejenak dengan pakaiannya dan membiarkan Andre menunggu. Biar tahu rasa, pikirnya. Satu jam berlalu, Dea baru keluar dari kamarnya. Dia heran. Wajah Andre tidak terlihat kesal.  Namun kamu tahu? Sikap Andre biasa saja malah dia menikmati waktu menunggu itu. Aneh!

Andre tersenyum. Dia tahu kebenarannya, kalau Dea ingin menjahilinya. Dan sekarang saatnya pembalasan. Aha, dia mendadak mendapat ilham. Sebuah kejahilan yang sangat jenius.

“Kamu tidak mempunyai pakaian yang lain, ya?” tanya Andre mengernyitkan alis matanya.

Dea memandang penampilannya. Biasa saja kok! Dia mengenakan kaos panjang dengan celana jeans berwarna hitam. Di tambah lagi, sebuah topi merah seperti pada malam kompetisi itu. Ya, itu adalah style-nya. Sementara Andre hanya menggelengkan kepala melihat penampilannya, benar-benar tomboy gadis itu!.

“Kamu kok nggak ada manis-manisnya sih, ganti pakaian sana!” perintah Andre.

“Terserah aku dong. Itu kan hak aku,”

“Oh, tadi aku bilang ke mama dan papa kamu kalau kita akan pergi ke pesta ulang tahun teman, dan kalau orang tua kamu melihat seperti ini, apalagi mama kamu, dia pasti akan menyuruh kamu ganti pakaian, mungkin saja mama kamu akan menyuruh kamu memakai gaun,” ancam Dea.

Dea tertegun. Berani-beraninya Andre mengancamnya apalagi dengan memanfaatkan kedua orang tuanya. Dea mengeram. Dia menghentak-hentakkan kaki ke lantai, sebagai pelampiasan kekesalan. Tidak ada pilihan, dengan sangat terpaksa Dea masuk ke dalam kamar kembali. Dia menganti pakaiannya.

Tidak beberapa lama, dia keluar.

“Puas?” kata Dea kasar.

Andre mengangguk. Sekarang, Dea terlihat seperti cewek feminim. Dia menggunakan rok mini selutut dengan baju berlengan pendek berwarna merah muda. Dia terlihat sangat manis apalagi dengan sebuah bando pita di atas kepalanya. Sesaat, Andre terpaku, terpesona, dan terlena. Dea terlihat sangat cantik.

“Yuk, kita pergi!” gandeng Andre.

“Lepaskan!” kata Dea memberontak kesalw. Dia mengerutkan keningnya, hingga wajahnya benar-benar terlihat sangat lucu. Andre hanya tertawa puas.

VOTE!

VOTE!

LIKE!

LIKE!

COMMENT!

COMMENT!

Terpopuler

Comments

Nada Zalfa

Nada Zalfa

Thor kasih visual mereka dong thor

Penasaran????

2020-02-16

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!