23:05 malam
Kediaman Selena
Pintu gerbang di buka pak Yogi penjaga rumah saat mobil Selena tiba. "Silahkan non." Sapa-nya sopan.
"Makasih pak."
Sebelum masuk Selena menoleh ke belakang, tampak mobil hitam Bentley masih terparkir menunggunya masuk terlebih dahulu.
Keduanya saling tatap namun tak lama Ben mengangguk sekilas lalu menancap gas mobilnya untuk pulang melewati rumah Selena.
Selena sendiri langsung masuk ke dalam memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
"Darimana jam segini baru pulang!?."
Pertanyaan itu membuat Selena panik, Martin tampak menunggunya di teras depan dengan tatapan penuh intimidasi.
"Eh papa.." Selena langsung memberi salam berusaha tetap tenang.
"Mobil hitam siapa yang mengantarmu barusan!?." Terus saja Selena diberi pertanyaan.
"Pah aku habis me time bareng Melinda, dan mobil hitam tadi itu om Ben kita tak sengaja bertemu dan dia mengantarku karena sudah malam." Jelas Selena jujur saja.
"Ben?." Martin mengerutkan kening.
"Iya."
"Dimana kalian bertemu?."
"Di restoran pah."
Martin menatap lekat penampilan putrinya itu yang tak seperti biasanya. "Jika cuma me time kamu biasanya tak dandan secantik ini, kamu menemui seorang pria?."
"Kata siapa cuma me time bareng teman gak harus dandan?."
"Mama mu, papa juga pernah muda."
Selena menggaruk kepala tak gatal. "Gak ada apa-apa kok pah aku beneran me time buat penghilang penat."
"Bareng om Bentley." Lanjut Selena dalam hati. Ia sedikit merasa bersalah biasanya selalu blak-blakan tapi sekarang Selena memilih diam dulu.
"Kau juga sudah dewasa papa kasih kepercayaan, tapi jangan sampai melewati batas apalagi sampai menyembunyikan sesuatu papa tak segan-segan!." Serius Martin.
"Iya pah."
Setelah selesai bicara, keduanya masuk ke dalam rumah untuk istirahat.
Sesampainya di kamar..
"Fyuuuhhh.." Selena menghela nafas lega. "Akhirnya."
"Barusan panik sekali."
Selena menatap tampilan dirinya pada cermin besar, ditatapnya dirinya dengan lekat. "Miliknya hanya bereaksi padaku?."
Dengan masih menggunakan dress marun Selena duduk di kursi kerjanya, jari lentiknya mengotak-atik laptop mencari penyebab impoten dan cara penyembuhannya bagaimana.
Tentunya bermacam-macam.
"Om Ben masuk ke yang mana? ah aku lupa menanyakannya."
Selena searching lagi mengapa hanya bereaksi pada satu wanita saja, namun pencarian itu tidak membuahkan hasil karena tidak ada impoten seperti itu.
"Apa om Bentley bohong?." Pikirnya, sekarang banyak sekali kan penjahat kelamin bisa jadi Ben hanya berpura-pura untuk mendapatkan dirinya.
"Ini tidak ada, ini juga."
Selena menghela nafas berat, ia akan melakukan cara lain untuk membuktikan bahwa memang hanya dirinya yang bisa membuat burung Ben berdiri.
Drrrt! drrrt!!
Dalam waktu bersamaan tiba-tiba handphone Selena bunyi.
"Hallo Mel?."
"Gimana Sel? sesuai dengan yang kamu inginkan? di data aplikasi kalian memilih untuk lanjut di kehidupan nyata? ayo ayo cerita!." Excited Melinda tak sabar ingin mendengar.
Selena memutar mata malas. "Kau sengaja memilihkan om Ben untukku Mel?."
"Om Ben?."
"Iya Bentley yang waktu itu pernah aku ceritakan."
"Ha?." Melinda langsung melihat datanya. "Di sini namanya Joshua Raka Abimanyu Sel!?."
Selena seketika teringat sesuatu, Joshua yang waktu itu?. "Ya Tuhan."
"Tapi yang datang om Bentley gitu?."
"Iya Mel! Joshua itu asisten pribadinya kalau gak salah tapi kenapa?." Selena masih tak habis pikir.
Melinda sendiri tak menyangka. "Mungkin kalian ditakdirkan bersama Sel."
"Diam Mel dia sudah beristri!."
"Tapi kalian di sini menyetujui, jangan bilang kau mau jadi pelakor Sel!."
"Gak! mana ada." Bantah Selena.
"Syukurlah, lantas?."
"Akan ku ceritakan alasannya tapi tidak sekarang."
"Oke baiklah."
Setelah selesai mengobrol panggilan diakhiri, Selena melepas pakaian untuk membersihkan diri setelah itu ia istirahat.
.
Mansion Bentley
Dari halaman sampai masuk ke dalam rumah Ben tak lepas mengembangkan senyum manisnya, ia merasa bangga pada diri sendiri karena telah berhasil terikat dengan Selena walaupun sekedar kepentingan dan pekerjaan.
Namun tak lama senyum pria tampan itu pudar saat melihat sang mama yang tiba-tiba ada di sana, duduk di kursi ruang tamu. "Mama??."
Ben menghampiri ibunya. "Sejak kapan di sini? kenapa tidak mengabari ku dulu?."
"Mama langsung saja Ben, kau menceraikan Tyla?." Tanya Monica pada putranya, terlihat dari raut wajahnya sangat kecewa.
"Iya ma."
"Ben pernikahan bukan untuk main-main, kamu tidak melihat perjuangan mama agar kalian bisa bersama?." Timpal Monica. "Kamu jangan seperti papa kamu yang sering gonta-ganti istri!."
"Aku tidak seperti papa ma!."
"Lantas apa ini? kau menceraikan Tyla tanpa minta pendapat mama!."
"Memangnya mama mau memiliki menantu yang hamil dari pria lain bukan darah daging anak mama sendiri?." Timpal Ben.
"Apa!!?."
"Tanya saja mantu kesayangan mama itu dia selingkuh, untuk bukti tinggal minta saja pada Joshua." Jelas Ben.
Monica gemetar mendengarnya, tapi ia tidak akan semudah itu mempercayainya sebelum melihat secara jelas.
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sri Peni
semakin panas
2025-03-28
0
G** Bp
ga usah dicari obat lg Selena,kan udah ada kamu pawangnya 🤭🤭
2024-08-14
0
she
lanjuuut
2024-06-22
0