Episode 02 (udah revisi)

Author POV

Memiliki anak kembar merupakan sebuah keajaiban yang diluar dugaan bagi pasangan ini. Pasangan yang menikah di usia muda dan dikarunian anak sepasang, anak kembar.

Pasangan ini yang hampir setiap hari kemesraannya selalu ada. Dimanapun dan kapan pun. Pertengkaran kecil selalu menjadi bumbu-bumbu dalam pernikahan mereka.

Namun pertengkaran kecil itu selalu berakhir dengan kemesraan.

Namun rasa cemburu suaminya semakin tinggi saat memiliki anak.

Seorang cewek yang sibuk mengganti siaran TV di depannya saat ini, mencari siaran yang bagus baginya. Tak lupa mulutnya terus menyunya makanan di depannya.

Ice cream, ya cewek itu menikmati es creamnya, es Cream kesukaan yang menemaninya saat dirinya sedang santai.

"Mom benaran ikut daddy nih"tanya nya yang saat ini duduk di ruang TV bareng sama Mommynya, hanya mereka berdua.

Daddynya barusan berangkat kerja mengurusi beberapa berkas untuk keberangkatan mereka ke spanyol nanti.

"Iya sayangg, Daddy kamu kan seminggu disana, kalau hanya sehari mom gak bakalan ikut, kamu juga tau sendiri Daddy kamu seperti apa kalau Mom enggak Ikut"jelas Mommynya membuat cewek itu mengangguk mengerti.

"Daddy mah suka gitu enggak mau pisah sama Mommy, banyak alasannya kalau Mom enggak ikut. Emang ada masalah ya di perusahan Daddy?"tanya cewek Itu ke ibunya, Ibunya tersenyum dan menggeleng.

"Kamu akan ngerti saat kamu sudah menikah nanti. Dan Perusaha Daddy enggak ada msalah hanya Daddy kamu ingin membuka anak perusahan Baru disana"jelas Ibunya, cewek itu kembali mengangguk sambil terus memakan Ice Cream nya.

"Jangan terlalu banyak makan ice creamnya Arlen, Nanti kamu di marahin Daddy"lanjut Ibunya sambil mrngambil kotak berisi Ice Cream itu di tangan Putrinya.

Arlen hanya terlekeh dan mengulurkan tangannya. Arlen melotot melihat Ibunya ikut Makan, padahal kalau ketahuan ayahnya pasti kena omel, bukan hanya omelan tapi peran besar saling debat hal kecil seperti ini.

"Kan kebutulan enggak Ada Daddy Mom, jadi arlen sengaja bawa kesini Ice Creamnya"balas Arlen mencuri sesendok Ice Cream di tangan ibunya.

Ibunya hanya menatap garang kearahnya, Tapi arlen hanya terkekeh.

"Kan jadi ikutan makan terus! Kamu sih bawa Ice Cream kesini"gumam ibunya yang terus memakan Ica Cream tanpa henti.

Ice cream adalah makanan Favorit Mereka berdua, Tapi Saat Daddy mereka melihat itu, mereka akan kena Omelan sampai seminggu, apalagi mereka berdua terkena Flu, Daddy dan putra mereka bakalan terus ngomel sepanjang Flu masih ada, sampai Flu mereka hilang pun kedua Pria itu terus mengomel mengingat itu.

"Lah ko Jadi Arlen yang Salah sih"balas Arlen menyembunyikan senyumnya saat melihat ibunya terus makan.

"Udah Mom jangan makan lagi, Nanti kalau kena flu kan Daddy bakalan Ngomelin Mommy, bukan hanya Mommy yang kena, Tapi Arlen juga, kan arlen yang ngasih ke Mommy"jelas Arlen menarik kotak Ice Cream itu di tangan ibunya.

Gua terkekeh geli melihat ibunya, yang sama seperti dirinya yang ketahian kalau sudah mencoba Ice Cream.

TiN

Tin

Suara klakson mobil membuat Arlen beranjak dari duduk berlari kecil menuju halaman depan, Arlen langsung bukain pintu, karena sedari tadi arlen menunggu seseorang untuk datang kerumahnya.

"Masuk yuuk"ajak Arlen saat melihat Orang itu, Arlen melangkah dan merangkul orang itu masuk kedalam Rumahnya.

"Di antar sama siapa?"tanya Arlen saat mereka melangkah masuk kedalam rumah.

"Pak anton, Gua dilarang bawa mobil"balas orang itu membuat Arlen terkekeh sambil menepuk bahu orang itu pelan.

"Eh ada nak Rere"Ucap Tiara saat Melihat melihat rere, rere sahabat Arlen satu-satunya seja mereka masih TK.

"Siang tante, apa kabar?"ucap rere mengambil tangan dan mencium tangan Tiara. Ibunya Arlen.

"Siang juga sayang, alhmdulillah baik. udah mau berangkat nih?"Tanya Tiara ikut duduk bergabung sama mereka berdua.

"Gimana mau berangkat tante, Orang yang Ngajak aja belum siap tuh"tunjuk rere ke arah Arlen, Arlen terkekeh.

Karena benar, dirinya belum siap sejak tadi, bukan sengaja tapi dirinya keasyikan menikmati Ice Creamnya.

"Sorry, tadi gua keasyikan makan ice cream sih"cengesan Arlen membuat Rere menggeleng.

"Gua ganti dulu deh"lanjut Arlen langsung beranjak dari duduknya melangkah menaiki anak tangga.

"Kalau lu makan mau ice cream ambil aja di kulkas, masih banyak"teriak Arlen saat sudah di tangga atas terakhir.

"Okey"balas Rere dibawa, Arlen langsung melangkah masuk kedalam kamarnya.

"Tante nitip Arlen ya, kamu tidur disini aja nemanin Arlen"rere menatap Tiara bingung.

"Nanti Sore Om sama Tante berangkat ke Spanyol seminggu, jadi dirumah ini bakalan tinggal mereka berdua sama satpam di depan"jelas lanjut Tiara , Rere mengangguk paham.

"Iya tante, kebutulan disekolah libur jadi Rere bakalan nemanin Arlen disini"balas Rere membuat Tuara tersenyum lebar dan langsung memeluk Rere.

"Terimakasih, kasih kabar ke tante kalau mereka berdua berantem. Tante sendiri hean sama mereka berdua, kembar tapi selalu aja bertengkar"rere terkekeh mendingar itu. Karena sejak dulu dirinya selalu menjadi saksi bisu si kembar.

Hanya butuh waktu beberapa menit Akhirnya Arlen turun karena sudah siap. Setalh jean yang arlen gunakan. Celana Jeans panjang, dengan tantop berwarna putih bergaris hitam, ditutupi jaket Jeansnya yang senada dengan Celana.

Tak lupa rambutnya dikuncir asalan dan jepit rambut mutiara berukuran kecil terpasang rapi di rambunya. Ditambah tas selempang kecil yang super mahal itu bergantung di bahunya.

"Ayooo, Gua udah siap"ucap Arlen menuruni anak tanggaa, Rere sama Tiara mendongak melihat Arlen.

"Gimana Mom, udah cantik kan?"tanya Arlen membuat Ibunya menggeleng.

"Jangan lupa sepatunya sayang, kaos kaki juga, jangan sampai enggak pake kaos kaki lagi, kaki kamu ntar Melepuh lagi loh kalau enggak di pakai. Kan Mommy yang kena omelan Daddy kamu, sampe-sampe Daddy kamu beli Kaos kaki sebanyak itu di laci"omel Fio langsung melangkah ke rak sepatu yang tepat di samping tangga, mengambilnya dan tak lupa dengan kaos kaki kesukaan putrinya.

Arlen menggaruk kepalanya karena benaran lupa.

"Arlen make sendal jepit aja Mom ya!"pinta Arlen mendekati ibunya.

"Enggak senada sayang, masa pakaian kece gitu make sendal jepit, Nih kayaknya ini cocok, semuanya serba Jean"balas Tiara menyerahkan sebuah sepatu yang berbahan jeans namun warnanya sedikit gelap dari setelan baju Arlen.

Mau enggak mau arlen menerima sepatu itu, karena memang benar kata ibunya.

"Arlen pergi, Mom sendiian dirumah enggak apa-apa kan?"tanya arlen sambil memakai sepatunya.

"Enggak apa-apa, have Fun aja kalian diluar. Tapi harus Hati-hati, jangan percaya sama orang baru, ingat itu Arlen"nasehat Tiara membuat arlen terkekeh dan mengangguk. Rere juga ikut mengangguk.

"Siap"hormat Rere sama Arlen bersamaan, mereka langsung terkekeh.

"Arlen sama Rere pergi ya--Assalamualaikum"salam mereka sambil mengecup punggung tangan Tiara sebelum melangkah keluar rumah.

"Ngomong-ngomong kaka ganteng lu kemana"tanya Rere saat mereka sudah di depan rumah.

"Dia ke sekolah, kan ada MOS, lu tau kan di Kan KETOS jadi wajib hadirlah"jelas Arlen sambil melangkah masuk kegarasi mengeluarkan Mobilnya.

"Oh iya, Gua lupa"balas rere mengangguk menunggu Arlen mengeluarkan mobil.

"Gua kirain lu lupa, baru aja gua mau ngejelasin ke lu"kekeh arlen menurunkan kaca mobilnya.

"Ekh kita kan belum bisa ngendarai mobil keluar, ntar ketilang gimana?"Rere mengingat sesuatu, karena umur mereka baru menginjak 17 tahun dan mereka juga belum memiliki KTP, mereka belum mengurusnya sama sekali.

"Gua punya ini"Balas Arlen tesenyum puas mengakat sebuah kartu di tangannya. Rere antusias menatap kartu ditangan Arlen.

"Lu udah buat SIM?"kaget Rere langsung mengambil kartu itu. Arlen terkekeh dan menggeleng.

"Itu sim sementara Re, Daddy yang Ngasih Tadi Pagi. Gimana Gaul kan, akhirnya gua bisa bawa mobil sekarang"jelas Arlen, Rere mengangguk dengan ekspresi bahagiannya.

"Waah kita bisa jalan sepuasnya dong hari ini"balas Rere antusias menyusul Arlen yang memarkirkan mobilnya depan teras rumah.

"Tentu RereKu sayang, Ayoo buruan Naik"Ucap Arlen tersenyum melihat Rere yang begitu semangat.

Tanpa nunggu waktu lama Rere langsung naik mobil.

"Mobil baru dikasih juga?"tanya rere saat udah masuk dan duduk di samping pengemudi.

"Udah setahun yang lalu Re, cuman gua enggak bisa bawa jadi ya di garasi gitu aja, sekarang baru gua bisa ngendarai nih"balas Arlen terkekeh dan menyalakan mesin mobilnya.

"Mau kemana km?"teriak seseorang membuat Arlen menatap keluar jendela karena Kaca jendela mobilnya masih Arlen turunkan.

"Mau cari gebetan"balas Arlen asalan saat melihat orang itu.

"Iya gk kak, bercanda yaelah---, ini aku mau ke toko buku bareng Rere tuh nyari buku bentar aja"lanjut Arlen saat menyadari tatapan orang itu mau menusuknya, arlen juga nunjuk Rere yang udah duduk di sampingnya.

"Sebelum magrib km udah di rumah"tegas Arsen masih menatap datar kearah adiknya.

"Ntar kalau aku tel...."belum selesai menyelesaikan ucapannya, Arsen sudah mendahuluinya duluan.

"Enggak ada bantahan Arlen, km harus dirumah sebelum makan malam"ucap arsen tegas, masih berwajah datar menatap adiknya.

"Iya iya sebelum magrib Arlen udah dirumah"balas arlen sedikit kesal menatap kakaknya.

"Kecupan boleh enggak, sebagai pamit"

"Enggak"Balas Arsen singkat dan langsung melangkah masuk sebelum menerima kecupan dari adiknya di pipi.

"Awas jangan ganjeng sama cowok, jadi cewek harus jual mahal, lu ketahuan ganjeng, lu bukan kembaran gua"teriak Arsen di ambang pintu sebelum arlen menaiki Kaca mobilnya.

"Iya iya mulut ko pedas banget ih, gitu banget ngomongnya"gumam Arlen sedikit kesal.

"Gua belum pamit udah pergi"gumam Rere melihat Arsen masuk kedalam rumah.

"Kasihaaannn, jangan sampe deh lu suka sama kakak gua, sumpah--saran gua mendingan lu pacaran sama patung dari pada sama kaka gua"ucap Arlen menggeleng dan mengangjat kedua tangannya, menempel kedua telapak tangannya di kedua pipi Rere.

Rere hanya terkekeh.

"Sikap dinginnya kaka Lu itu salah satu pesona dia buat narik semua cewek suka sama dia, termasuk gua. Tampan iya-- pinter iya---Tajir iya--di tambah Sikapnya yang cuek itu banyak banget plus plusnya"heboh Rere sendiri. Arlen memutar kedua bola matanya dan menarik tangannya dari kedua pipi Rere.

Baginya percuma aja menjelek-jelekan kakaknya di depan rere.

"Sikap jelek gitu lu suka, yang ada lu sakit hati. Udah mendingan jangan suka deh. Gua sebagai sohib lu, gua enggak mau lu nangis tiap hari karena kakak gua cuekin lu"Balas Arlen yang kini sudah mengemudi. Mobil arlen pun keluar dari halaman rumahnya.

"Lu mau kan jadi ipar gu---"

"NO--Big No rere Sayang, saran gua mending lu cari cowok lain. Kakak gua kejam banget orangnya"rere langsung mengerut keningnya menatap arlen.

"Kejam gimana?"tanya Rere, arlen tersenyum sinis. Arlen berusaha menjelek-jelekin kakanya agar sahabatnya yang satu ini tidak menyukai kakanya lagi.

"Dia itu Gay"bisik arlen membuat Rere melotot tak percaya.

"Sumpah! Lu bohongkan, lu cuman nakutin gua kan Len?"balas rere yang enggak percaya.

"Cuman gua yang tau, makanya gua ngasih tau ke lu, lu jangan bilang ke siapa-siapa oke. Ini rahasia kita"Arlen mengangkat jari klingkingnya. Rere mengangguk dan mengaitkan jari klingkingnya di jari Arlen. Arlen tersenyum puas.

"Jadi!--lu masih mau suka sama kakak gua?"arlen menatap Rere sekilas dan kembali fokus nyetir. Arlen tersneyum saan melihat Rere menggeleng.

"Oh Sorry my brother"batin Arlen.

….

__♡Toko buku♡__

Ternyata bukan hanya mereka yang ingin masuk ketoko bukuh itu. Entah ini hari apa toko buku di depan mereka saat ini sangat padat sama pengunjung.

"Ko tumben banyak pengunjung kayak gini?"Arlen menurunkan kaca mobilnya dan menatap mencari parkiran untuk Memarkirkan mobilnya.

"Mungkin ada yang baru kali, Tu lihat kebanyakan Anak muda tu, semoga gua bisa ketemu jodoh disini"balas Rere membuat Arlen terkekeh dan ingin menabok sahabatnya yang satu ini. Omongannya pasti enggak lari dari jodoh.

"Jodoh aja terus, makan tu jodoh--Ayoo turun"Arlen langsung turun disusul Rere saat mereka sudah memarkirkan Mobil.

"Lu mau nyari buku apa Len?"tanya rere sambil merangkul Arlen.

"Gua seperti biasa, Novel. Numpung libur jadi gua pengen baca dan beli yang banyak"balas Arlen, mereka melangkah masuk kedalam tokoh buku yang memiliki 4 lantai itu.

"Ck kebiasaan lu, gua mau nyari buku pelajaran ni, Buat cadangan nanti ada tugas pas masuk sekolah"balas Rere.

Mereka melangkah masuk hingga menuju kelantai 2.

"Jadi berpencar nih?"tanya Arlen ke Rere, karena buku pelajaran berada di lantai Dua, sedangkan bukun Cerita atau sejenis Novel berada di Lantai 3.

Rere mengangguk mengiyakan ucapan Arlen.

"Ya gitu lah, ntar kalau udah dapat lu hubungi gua"balas Rere, Arlen mengangguk.

"Okey bos, gua keatas ya, kalau lu udah dapat langsung keatas juga"mendapat anggunakan dari Rere, Arlen langsung menuju menaiki anak tangga menuju lantai 3.

"Nah disini ni tempatnya---Aaaa ini yang gua cari"teriak Arlen bahagia saat langsung mendapatkan novel yang ia Cari.

Teriakannya itu membuat semua pengunjung yang sedang duduk membaca menoleh kearahnya.

"Astaga gua lupa kalau gua di toko buku"gumam Arlen menahan rasa malu di hadapan semua orang.

"Sorry--Im Sorry" Arlen menunduk minta maaf, Arlen menarik satu buku dan menutupi wajahnya, tanpa melihat kearah depan Arlen sedikit berlari.

Buuuuuk

"Awww"keluh Arlen saat pantatnya mendarat mulus di lantai.

"Apa yang gua tabrak? Tiang?--aduh pantat Gua"Gumam Arlen langsung mengambil bukunya ikut jatuh di lantai.

"Maaf apa lu baik-baik aja"tanya seseorang yang berjongkok di depan Arlen.

Arlen mendengar itu antara kaget dan kesal. Kaget karena yang ia tabrak itu manusia bukan tiang, padahal jidatnya juga terasa sakit. kesal karena orang itu santai menanyakan keadaannya.

"Lu punya dua kaki sehatusnya lu jalan pake mata juga...."kesel Arlen langsung berdiri memarahinya Orang itu.

"Sorry Gua enggak sengaja"balas Orang itu langsung mendongak menatap Arlen, Arlen mengusap jidatnya pun langsung berhenti dengan tubuhnya menegang melihat orang yang ada di depannya.

"David" gumam Arlen saat mendongak menatap wajah orang itu lagi. Barusaha meyakinkan kalau dirinya enggak salah orang.

"Maaf gua gk sengaja tadi"ucap Orang itu mengulurkan tangannya meminta Maaf.

"Dav..."batin Arlen lagi.

Arlen masih diam menatap Wajah irang itu. Tubuhnya sama sekali tidak berkutip, Arlen menatap irang itu dengan keadaan mulut terbuka.

"Heyy---Lu gak apa-apa kan"tanya orang itu sambil melambaikan tangannya di depan wajah Arlen, namun arlen sama sekali enggak ada respon.

"Hey--Lu enggak apa-apa kan?"Ulang orang menyentuh pelan bahu Arlen hingga membuyar lamunan Arlen.

"Eh iya maaf"Balas Arlen yang Tanpa sadar sekarang dirinya memegang kalung yang bergantung di lehernya sambil tersenyum.

"David, Gua Arlen! kenapa dia gk kenal sama gua, wajah gua makin jelek kah?"Batin Arlen berteriak.

"Ah syukur lah, gua duluan ya, buru-buru soalnya"orang itu langsung pergi gitu aja ninggalin Arlen.

"Daviiiiiddd---gua arlen--"rasanya Arlen ingin meneriaki itu di deoan wajah irang tadi.

Namun arlen ragu, orang itu benaran seseorang yang ia tunggu selama ini atau bukan!, tapi wajah orang tadi sanagat mirip dengan seseorang yang ada di masa lalunya, tailalat yang ada di hidung orang itu, bulu mata lentik itu, Arlen mengingat semuanya.

"Dia enggak ingat sama gua"Gumam Arlen kecewa melihat punggung irang itu menjauh.

"Woy gua nyariin juga malah bengong disini"seseorang mengagetkan Arlen, Arlen langsung menatap Rere. Rere ikut kaget melihat ekspresi Arlen yang rnggak biasanya.

"Re wajah gua makin jelek ya?"tanya Arlen langsung sambil menunjuk wajahnya.

"Hah, maksdnya?"tanya balik rere karena bingung, rere menggaruk kepalanya yang enggak gatel.

"Wajah Gua makin jelek ya? Perubahan wajah gua dari kecil jauh beda ya?"tanya arlen bertubi-tubi.

"Len--Arlen--Apaan sih, pertanyaan lu gk mutu banget"Balas Rere terkekeh sama pertanyaan Arlen. Ini oertama kalknya arlen menanyakan itu.

Padahal wajah cantik itu semakin cantik saat tumbuh dewasa seperti sekarang.

"Sahabat gua ini cantik banget gak ada tandingnya"lanjutnya Rere langsung merangkul Arlen.

"Lu kenapa sih, ada yang gangguin lu? Atau ada yang bilang lu jelek? Siapa? Buta kali dia makanya dia enggak bisa lihat wajah cantik lu"Ucap rere lagi menatap Arlen meminta penjelasan.

"Enggak ada ko--Lu udah ketemu buku nya?"tanya Arlen mengalihkan pembicaraan mereka.

"Udah nih, langsung balik apa mampir di Cafe dulu"Balas Rere mengangkat buku yang ada di tangannya.

"Pulang aja deh, gua gk mood ke Cafe"Balas Arlen karena pikirannya masih terbayang sama orang tadi.

"Tumben?"tanya Balik rere, Arlen menggeleng.

"enggak apa-apa, Nyokap sama Bokap gua bentar lagi berangkah nih"Jelas Arlen, rere langsung mengangguk karena baru ingat.

"Yaudah yuk, bayar dan kita langsung pulang"ajak Rere masih merangkul Arlen menuruni anak tangga, mereka akan membayar buku itu di lantai satu.

Setelah bayar mereka pun melangkah menuju ke parkiran dimana mobil mereka terparkir.

"Terimakasih pak, ini buat bapak"Arlen menghentikan langkahnya langsung menatap asal suara itu.

Disana seseorang mengendarai Mobil putih tersenyum memberikan uangan parkirnya untuk tukang parkir.

"Dia orang yang sama kayak dulu"batin Arlen.

"Len kita harus bukain dikit uang jajan kita, biar uang itu kita kasih ke kakek itu--kamu lihat kan! Kakek itu pasti kelaparan"

"Jadi maksud David kita halus bantuin kakek itu?"

"Iya Len, kamu mau kan bantuin"

"Iya Vid, Alen mau"

"Ada apa?"tanya Rere saat melihat Arlen diam menatap kearah mobil putih yang kaluar dari parkiran.

"Enggak ada, Ayoo"Arlen langsung naik ke mobil, disusul Rere yang semakin bingung sama sikap Arlen.

….

Rumah….

"Aku pulang---Mommy---Mom"Teriak Arlen saat masuk kedalam rumah, Rere yang berada di belakang hanya bisa menggeleng, kebiasaan Arlen sejak kecil enggak pernah hilang.

Dengan keadaan lelah Arlen langsung melempar begitu saja tasnya ke arah sofa, tanpa menyadari kalau ada seseorang yang tidur di sofa.

"Arlen ad---"ucap rere terputus saat Tas itu sudah mendarat di wajah seseorang. Rere memejamkan kedua matanya melihat itu.

"Awwwk"keluh seseorang membuat Arlen cepat menoleh ke sofa panjang itu.

"Eh ada orang ya"gumam Arlen kaget melihat Kakanya disana. Dan ya disana kembarannya menatap tajam dan ingin membunuhnya saat ini juga.

Rere yg berdiri hanya terkekeh geli dan sekidit takut melihat tatapan Arsen.

"Nathania"teriak kaka Arsen geram melihat Adiknya, Arlen hanya mengangkat dua jarinya dengan tamoang Polos.

"Opsss sorry kaka, aku gk sengaja, salah kaka sih tidur disini, tidur tuh di kamar jangan disini"Arlen langsung berpindah tempat duduk jauh dari Kakanya.

"Ck kata siapa aku tidur"Balas Arsen tajam menatap Arlen.

"Buktinya tadi Arlen teriak-teriak enggak ada yang balas"balas Arlen santai smabil mrlangkah mundur saat melihat kakanya merubah tidurnya menjadi duduk.

"Ck aku lagi make ini"Balas Arsen sambil menunjukan headset yang bergantung di kedua kupingnya.

Mulut arlen hanya ber'O' dan menatap Rere menyuruh rere naik.

"Salah sendiri make benda itu, Rasain--wweekkk"Setelah menjalurkan lidahnya langsung berlari menaiki anak tangga.

"NATHANIA"teriak Arsen dengan Nada peringatan, Arlen hanya terkekeh dilantai atas.

Rere hanya menyusul Arlen dan melirik Arsen takut-takut.

"Masa dia Suka sesama Cowok, sayang banget padahal ganteng gitu"Batin rere.

"Ada apa sih ko teriak-teriak! Arlen udah pulang?"Arsen langsung menatap kearah pintu masuk, disana kedua orang tuanya baru pulang dan sebentar lagi mereka akan berangkat ke Spanyol.

"Sudah Mom"balas Arsen singkat dan kembali sibuk dengan buku di tangannya.

"Kamu ini, Daddy sudah menyuruh kamu untuk masuk diperusahan Daddy tapi kamu Tolak, Terus buku untuk apa kamu baca setiap hari"Arsen hanya diam mendengar coletan Ayahnya, memang buku yang dibacanya saat ini adalah buku bisnis dengan tulisan bahasa inggris.

Entah kenapa dirinya suka membaca tulisan di dalam buku itu.

Arsen hanya melirik sebentar disana kedua orang tuanya duduk tepat di depannya.

"Alex--Udah aku bilangin jangan paksa Arsen buat kerja, kalau kamu enggak mampu kasih uang jajan lagi biar aku yang ngasih"Arsen dan ayahnya langsung menatap kearah Tiara.

Mereka menatap Datar kearah Tiara, Tiara menerima Tatapa itu hanya diam dan santai.

"Mom enggak lagi PMS kan? / Sweety kamu PMS?"Tanya Arsen dan Ayahnya bersama menatap Tiara.

"Iyaa kenapa? Jangan pernah maksa Arsen kerja lagi Alex, kalau aku dengar kamu akan tidur di luar Sayang"Alex melotot tak percaya sedangkan Arsen menahan senyumnya.

Tiara langsung melangkah menaiki anak tangga meninggalkan suaminya yang masih melotot tak percaya.

"Mau kemana Sweety?"Taiara berbalik menatap Garang ke suaminya.

"Nyiapin Koper untuk keberangkatan Kita, terus mau apalagi"jutek Tiara membuat Alex menggeleng tak percaya.

Arsen mamasang ekspresi datarnya sebelum ayahnya menatap kearahnya dan benar, detik selanjutnya Arsen merasakan tatapan tajam dan dingin dari ayahnya.

"Padahal Daddy Cuman nyindir kamu buat apa baca buku itu, kenapa Mommy kamu Sensitif kayak gitu"Gumam Alex membuat Arsen terlekeh dalam hati.

Arsen mengangkat kedua bahunya tak acuh.

Arsen melihat Ayahnya berlari menaiki anak tangga menyusul Ibunya. Arsen hanya menggeleng melihat pertengkaran mesrah kedua orang tuanya.

"Aku tadi cuman nyindir Arsen Sayang, bukan maksa Arsen buat kerja, Kan aku udah oernah bilang ke dia kalau terserah dia mau kerja apa enggaknya"arsne masih mendnegar suara pertengkarang kedua orang tuanya.

Baginya hal kecil seperti itu hanya berlangsung beberapa menit.

"Oh gitu ya--aku kirain tadi kamu maksa Arsen lagi, Aku enggak mau lihat dia kecapean Alex, Dia masih kecil"arsen tersenyum mendengar itu, Ibunya terlihat dangat manis jika membelanya dan menyebut dirinya masih kecil.

"Iya iya dia masih kecil. Kiss Me"mendengar itu Arsen langsung memasang kembali headsetnya di kedua kupingnya.

Pertengkaran dengan akhir mereka bakalan mesrah, dan itu membuat arsen hanya bisa menggeleng.

….

☆Esokan Harinya☆

Author POV

Di Sekolah Mos hari K-2..

"Mohon perhatian, seperti yang sudah di bilang dari awal Mos, kalian akan meminta tanda tangan di anggota osis kan?"tanya wakil ketos, semua siswa berteriak 'iya'.

"Iyaaaa kaka"teriak siswa baru. Wakil ketua osis itu tersenyum bangga.

"Nah sekarang saya akan beri kalian waktu 1 jam nyari dan minta tanda tangan itu, setelah itu kalian balik lagi kesini sesuai dengan kelompok, dan ada tambahan lagi, hari ini kita hanya bermain games aja tidak ada pelajaran lain--Kalian Ngerti Kan?" wakil ketos di panggung.

"Mengerti kak"teriak Siswa baru.

Ditempat lain, Arsen memarkirkan kan Motornya karena baru sampai.

Arsen yang baru nyampe langsung melangkahkan kakinya kesuatu tempat biasa yaitu pohon yang berada di samping sekolah, dibaha pohon itu arsen bisa menyenangkan dirunya menikmati angin saat barada di bawa pohon itu.

"Woe lu ternyata disini"kedua sahabatnya baru datang nyamperin Arsen yang baru saja duduk.

"Ngapain Lu berdua disini?"tanya arsen yg masih fokus ke I-pad nya, bukan buku lagi.

"Gua males disana, mendingan disini sejuk"balas aldo santai dan langsung berbaring di sumput hijau itu.

"Iya gua setuju"balas Rio pun ikut berbaring.

"Sejuk banget"sahut Aldo yang sudah memejamkan kedua matanya menikmati angin pagi.

"Eh eh mau kemana lu?"teriak Rio saat arsen pergi, Aldo yang tadi memejamkan kedua matanya kini bangun langsung menatap Arsen sudah agak jauh.

"Titip Tas Gua"teriak arsen berlari menjauh dari mereka.

"Ck tu anak kerjaannya main Pergi aja, untung kita bukan cewek ya jadi gk baper"ucap Aldo menggeleng sambil terkekeh.

"Njirrr gua ngomong sendiri"sadarnya saat melihat dia sendiri, ternyata rio berjalan pergi dari arah belakangnya sambil membawa Tas Arsen.

Aldo melihat Rio tersenyum geli..bukan senyum lagi tapi ngakak sendiri karena sengaja meninggalkan Aldo.

"Monyet Lu"Teriak Aldo langsung berlari menyusul Rio.

Arsen melangkah lebar melewati Lobby itu.

"Lepasin gua sialan"

"Berani lu sama gua"

Arsen mendengar itu dan menghentikan langkahnya, Arsen menatap kesamping disana ada orang yang membuatnya jengah.

Arsen melangkah meninggalkan mereka karena bukan urusannya saat ini.

"Shit!"umpat Arsen saat hati terkecilnya meminta untuk membantu mereka.

"Kalau mau jadi jagoan jangan di Sekolah"ucap arsen dingin saat melihat tiga cowok yang gangguin dua cewek di area lobby sekolah dekat parkiran.

"Disekolah buat belajar, bukan gangguin anak orang"lanjut Arsen menatap tajam ke arah tiga orang itu. Dirinya tadi kearah paskiran dengan niat mengambil headsetnya yang ketinggalan.

"Siapa lu sok jadi pahlawan disini"teriak salah satu dari mereka. Arsen menatap datar kearah mereka. Arsen mendekati mereka, meneliti siapa mereka tapi mereka menggunakan seragam yang sama.

"Lu bertiga bukan anggita osiskan?"arsen baru menyadari mereka bukan anggota osis, tapi mereka menggunakan seragam yang sama. Disini arsen beranggapan kalau mereka ini kelas 11.

"Sssttt lu gak tau dia ketos, mendingan kita cabut dari sini daripada kena skors kan"bisik temannya di samping Merekapun pergi gitu aja.

"Terimakasih ka"ucap terimakasih salah satu cewek.

"Terim....Lu"teriak salah satu cewek saat melihat Arsen

Arsen hanya diam menatao datar kearah dua cewek itu. Arsen langsung melangkah pergi tanpa membalas ucapan mereka.

"Dasar cabul"ucap cewek itu menatap punggung Arsen menjauh.

"Ssstt lu gk sopan ih, kalau dia senior kita gimana, Dia Ketos kita Fi"bisik temannya membuat Arsen sedikit mendengarnya.

"bodo La"balas temannya santai masih kesal menatap arsen.

Arsen mengambaikan mereka dan terus melangkah pergi namun suara teriakan itu kembali menghentikan langkahnya.

"Dasar cowok sombong, dia kira dia siapa, dasar Cab*l, Kurang aja"teriak Cewek itu 

Arsen mendengar cukup jelas. Arsen berbalik dan melangkah mendekati mereka.

Yg satu ketakutan, namun gadis yg satu menatap arsen menantang karena tidak takut.

"Atas dasar apa lu nyebut gua cab*l?"tanya arsen dingin menatap tajam ke cewek itu yang menyebutnya Cab*l.

"Kemarin lu lihat gua seperti orang kelaparan, kalau bukan cabul apa"balas cewek itu menantang Arsen.

Arsen terkekeh menatap cewek di depannya saat ini.

"Udah Fio, Maaf kak teman saya lagi laper jadi ngamuk gini"bujuk temannya berusaha menarik cewek yang barnama Fio itu.

"Lala-- gua enggak laper ya, dia benaran cowok brengsek tau"Fio semakin emosi. Namun Temannya bernama lala itu semakin panik.

Arsen terus menatap tajam ke arah Fio dan tersenyum tipis.

"Gua bakalan perlihatin gimana seorang Cab*l sesungguhnya"Ucap dingin Arsen membuat langkah fio mundur.

Arsen maju selangkah lebih dekat dengan Fio merunduk agar sejajar dengan Fio dan membisikan.

Fio merasakan nafas Arsen menyentuh Kulit lehernya.

"Next Time--Lu harus hati-Hati sama gua"Bisik Arsen tersenyum kemenangan saat menyadari Cewek di depannya ini mulai takut akan keberadaannya.

"Fiorenza Aileen Aretha"lanjut Arsen tersenyum melihat Papan nama di Seragam Fio.

Cup

Mengecup pipi kiri Fio langsung melangkah balik dan pergi gitu aja dengan senyum sinisnya.

Fio menerima itu hanya diam tampa mengedipkan kedua matanya. Rasa syoknya masih sangat ia rasakan saat ini.

"yaaaaaKkkk Dasar cab*l, Cowok Sial*al---Yaaaaakkkk"setelah 2 menit Fio sadar dan berteriak sedangkan sahabatnya hanya syok melihat adegan tadi.

"Gua juga mau Fi"Gumam Lala membuat Fio sadar dan menatap tajam kearah Lala.

Lala langsung melangkah pergi sebelum dirinya di jambak habis-hanisan oleh temannya.

"LALAAAAAA"teriak Fio sekencang melohat sahabatnya pergi gitu aja, mendengar suara teriakan itu Lala langsung berlari.

★★★★★★★

Yeeeyyyy Part 2 Finaly 😄😄😄

Maaf telat update😊soalnya ketiduran😀😀😀

Semoga kalian suka😊😊😊

Vote + Coment nya...

See You....

Terpopuler

Comments

Ita Andi

Ita Andi

baca ah nama nya kya ank sya arlene

2020-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prologg
2 Episode 01 (udah revisi)
3 Episode 02 (udah revisi)
4 Episode 03 (udah revisi)
5 Episode 04 (udah revisi)
6 Episode - 05 (udah revisi)
7 Episode 06 (udah revisi)
8 Episode 07 (udah revisi)
9 Episode - 08 (udah revisi)
10 Episode 09 (udah revisi)
11 Episode - 10a (udah revisi)
12 Episode - 10b (Udah revisi)
13 Episode - 11a (udah revisi)
14 Episode - 11b (udah revisi)
15 Episode - 12 (sudah revisi)
16 Episode - 13 (sudah revisi)
17 Episode - 14 (udah revisi)
18 Episode - 15 (sudah revisi)
19 Episode - 16 (sudah Revisi)
20 Episode - 17 (sudah revisi)
21 Episode - 18 (sdh Revisi)
22 Episode 21
23 Episode - 22
24 Episode - 23
25 Episode - 24
26 Episode - 25
27 Episode - 26
28 Episode - 27
29 Episode - 28
30 Episode - 29
31 Episode - 30
32 Episode - 31
33 Episode - 32
34 Episode - 33
35 Episode - 34
36 Episode - 35
37 Episode - 36
38 Episode - 37
39 Episode 38
40 Episode - 39
41 Episode - 40
42 Episode - 41
43 Episode - 42
44 Episode - 43
45 Episode - 44
46 Episode - 45
47 Episode - 46
48 Episode - 47
49 episode 48
50 Episode - 49
51 Episode - 50 'isi Surat Varo'
52 Episode - 51 (blm revisi)
53 Episode - 52
54 Episode - 53
55 Episode - 54
56 Episode - 55
57 Episode - 56
58 Episode - 57
59 Episode - 58
60 Episode - 59
61 Episode - 60
62 Episode - 61
63 Episode - 62
64 Episode - 63
65 Episode - 64
66 Episode - 65
67 Episode - 66
68 Episode - 67
69 Episode - 68
70 Episode - 69
71 Episode - 70
72 Episode - 71
73 Episode - 72
74 Episode - 73
75 Episode - 74
76 Episode - 75
77 Episode - 76
78 Episode - 77
79 Episode - 78
80 Episode -79
81 Episode - 80
82 Episode - 81
83 Episode - 82
84 Episode - 83
85 Episode - 84
86 Episode - 85
87 Episode - 86
88 Epilog
89 Extra Part
90 Prolog (Stay With me)
91 SWM Eps - 01 (Kesan Pertama)
92 Stay with me - 02 (Gadis itu)
93 Stay with me - 03
94 Stay with me - 04
95 Stay with me - 05
96 stay with me - 06
97 Stay with me - 07
98 Stay with me - 08
99 stay with me - 09
100 stay with me - 10
101 stay with me - 11
102 Stay with me - 12
103 Stay with me - 13
104 Stay with me - 14
105 Stay with me - 15 (menyerah)
106 Stay with me - 16 Jaga Jarak
107 Stay with me - 17
108 stay with me - 18
109 stay with me - 19 (kegilaan andre)
110 stay with me - 20
111 stay with me - 21
112 stay with me - 22 Berakhir semuanya
113 stay with me - 23
114 Stay with me - 24 Berubah
115 stay with me - 25
116 stay with me - 26
117 stay with me - 27
118 stay with me - 28
119 stay with me - 29
120 stay with me - 30
121 stay with me - 31
122 stay with me - 32
123 stay with me - 33
124 stay with me - 34
125 stay with me - 35 (Hi Andre)
126 stay with me - 36
127 stay with me - 37
128 stay with me - 38
129 stay with me - 39
130 stay with me - 40
131 stay with me - 41
132 stay with me - 42
133 stay with me - 43
134 stay with me - 44
135 stay with me - 45
136 stay with me - 46
137 stay with me - 47
138 stay with me - 48
139 stay with me - 49
140 stay with me - 50
141 stay with me - 51
142 stay with me - 52
143 stay with me - 53
144 stay with me - 54
145 stay with me - 55
146 stay with me - 56
147 Episode - 57
148 Episode - 58
149 episode - 59
150 Episode - 60
151 episode - 61
152 Episode - 62
153 Episode - 63
154 episode - 64
155 Episode - 65
156 episode - 66
157 Epiosde - 67
158 Episode - 68
159 Episode - 69
160 Episode - 70
161 Episode - 71
162 Episode - 72
163 Episode - 73
164 Episode - 74
165 Episode - 75
166 Episode - 76
167 Episode - 77
168 Episode - 78
169 Episode - 79
170 Episode - 80
171 Episode - 81
172 Episode - 82
173 Episode - 83
174 ENDING
175 Extra part
176 Prolog squel (dia bukanlah dia)
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prologg
2
Episode 01 (udah revisi)
3
Episode 02 (udah revisi)
4
Episode 03 (udah revisi)
5
Episode 04 (udah revisi)
6
Episode - 05 (udah revisi)
7
Episode 06 (udah revisi)
8
Episode 07 (udah revisi)
9
Episode - 08 (udah revisi)
10
Episode 09 (udah revisi)
11
Episode - 10a (udah revisi)
12
Episode - 10b (Udah revisi)
13
Episode - 11a (udah revisi)
14
Episode - 11b (udah revisi)
15
Episode - 12 (sudah revisi)
16
Episode - 13 (sudah revisi)
17
Episode - 14 (udah revisi)
18
Episode - 15 (sudah revisi)
19
Episode - 16 (sudah Revisi)
20
Episode - 17 (sudah revisi)
21
Episode - 18 (sdh Revisi)
22
Episode 21
23
Episode - 22
24
Episode - 23
25
Episode - 24
26
Episode - 25
27
Episode - 26
28
Episode - 27
29
Episode - 28
30
Episode - 29
31
Episode - 30
32
Episode - 31
33
Episode - 32
34
Episode - 33
35
Episode - 34
36
Episode - 35
37
Episode - 36
38
Episode - 37
39
Episode 38
40
Episode - 39
41
Episode - 40
42
Episode - 41
43
Episode - 42
44
Episode - 43
45
Episode - 44
46
Episode - 45
47
Episode - 46
48
Episode - 47
49
episode 48
50
Episode - 49
51
Episode - 50 'isi Surat Varo'
52
Episode - 51 (blm revisi)
53
Episode - 52
54
Episode - 53
55
Episode - 54
56
Episode - 55
57
Episode - 56
58
Episode - 57
59
Episode - 58
60
Episode - 59
61
Episode - 60
62
Episode - 61
63
Episode - 62
64
Episode - 63
65
Episode - 64
66
Episode - 65
67
Episode - 66
68
Episode - 67
69
Episode - 68
70
Episode - 69
71
Episode - 70
72
Episode - 71
73
Episode - 72
74
Episode - 73
75
Episode - 74
76
Episode - 75
77
Episode - 76
78
Episode - 77
79
Episode - 78
80
Episode -79
81
Episode - 80
82
Episode - 81
83
Episode - 82
84
Episode - 83
85
Episode - 84
86
Episode - 85
87
Episode - 86
88
Epilog
89
Extra Part
90
Prolog (Stay With me)
91
SWM Eps - 01 (Kesan Pertama)
92
Stay with me - 02 (Gadis itu)
93
Stay with me - 03
94
Stay with me - 04
95
Stay with me - 05
96
stay with me - 06
97
Stay with me - 07
98
Stay with me - 08
99
stay with me - 09
100
stay with me - 10
101
stay with me - 11
102
Stay with me - 12
103
Stay with me - 13
104
Stay with me - 14
105
Stay with me - 15 (menyerah)
106
Stay with me - 16 Jaga Jarak
107
Stay with me - 17
108
stay with me - 18
109
stay with me - 19 (kegilaan andre)
110
stay with me - 20
111
stay with me - 21
112
stay with me - 22 Berakhir semuanya
113
stay with me - 23
114
Stay with me - 24 Berubah
115
stay with me - 25
116
stay with me - 26
117
stay with me - 27
118
stay with me - 28
119
stay with me - 29
120
stay with me - 30
121
stay with me - 31
122
stay with me - 32
123
stay with me - 33
124
stay with me - 34
125
stay with me - 35 (Hi Andre)
126
stay with me - 36
127
stay with me - 37
128
stay with me - 38
129
stay with me - 39
130
stay with me - 40
131
stay with me - 41
132
stay with me - 42
133
stay with me - 43
134
stay with me - 44
135
stay with me - 45
136
stay with me - 46
137
stay with me - 47
138
stay with me - 48
139
stay with me - 49
140
stay with me - 50
141
stay with me - 51
142
stay with me - 52
143
stay with me - 53
144
stay with me - 54
145
stay with me - 55
146
stay with me - 56
147
Episode - 57
148
Episode - 58
149
episode - 59
150
Episode - 60
151
episode - 61
152
Episode - 62
153
Episode - 63
154
episode - 64
155
Episode - 65
156
episode - 66
157
Epiosde - 67
158
Episode - 68
159
Episode - 69
160
Episode - 70
161
Episode - 71
162
Episode - 72
163
Episode - 73
164
Episode - 74
165
Episode - 75
166
Episode - 76
167
Episode - 77
168
Episode - 78
169
Episode - 79
170
Episode - 80
171
Episode - 81
172
Episode - 82
173
Episode - 83
174
ENDING
175
Extra part
176
Prolog squel (dia bukanlah dia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!