Januari Untuk Febri

Januari Untuk Febri

Penantian Tanpa Kepastian

maura
maura
Aku seneng rasanya, kalau selalu ada di dekat kamu, aku boleh minta satu permintaan nggak sama kamu?? Eum, nggak keberatan sama sekali 'kan?" tanya Maura, ia pun menatap serius laki-laki yang berada di sampingnya.
janu
janu
Apa pun permintaan lo, gue akan berusaha buat penuhi itu." Januari menanggapi pertanyaan dari Maura dengan senang hati, tentu saja begitu, karena ia begitu menyayangi Maura.
maura
maura
Tapi, aku mau kamu jangan kaget atau pun nolak permintaan ini, bisa? Aku harus bilang ini sama kamu, biar hati aku tenang," ucap Maura, ia menatap sendu pada kekasihnya itu
janu
janu
To the point aja, ya, Ra. Lo kayak ngomong sama siapa aja, padahal gue itu pacar lo," balas Januari, dalam benaknya ia merasakan ada sesuatu yang tidak enak, entah apa, mungkin ia segera mengetahui mengenai itu.
Entah seperti apa tanggapan Januari nantinya jika Maura berkata mengenai permintaan sejujurnya yang ingin diutarakan kepada kekasihnya itu, tapi mau tidak mau suka tidak suka ia harus memberitahukan ini semua dari pada ia harus berteman dengan rasa sakit dan mengorbankan perasaannya.
maura
maura
Aku mau, kamu menjauh dari Febri
Januari yang mendengar keinginan Maura pun langsung menatap tajam ke arah perempuan itu, Maura yang melihat tatapan tajam Januari pun menjadi takut dibuatnya. Tetapi mau bagaimana lagi? Ia tak mau menunda kembali kemauannya itu. Ia pun tidak akan membiarkan Februari merebut cinta Januari dari dirinya, meskipun ia tahu bahwa Februari adalah teman atau dikatakan sahabatnya sendiri.
janu
janu
Ra, lo serius minta ini sama gue?" tanya Januari dengan penuh kecewa
maura
maura
Maura mengernyit. "Kenapa? Apa itu salah? Kenapa kamu panik kayak gini? Aku cuman pengen kamu jauh dari Febri. Karena semakin kamu deketin dia, semakin banyak pula rasa sakit yang nantinya aku tanggung, Janu! Aku nggak bisa! Aku nggak suka lihat kamu akrab sama dia!" tegasnya, ia tak mampu lagi menahan segala kekesalan yang semakin menjadi-jadi.
janu
janu
Tapi gue nggak mungkin bisa lakuin itu, Ra. Biar bagaimana pun juga mendiang, kedua orang tua Febri ngasih amanah ke gue, buat jagain Febri, gue nggak mungkin ingkarin janji itu, Maura." Januari menjawab permintaan Maura dengan nada
Aku berharap, lo bisa menghargai keputusanku," lanjut Januari, sambil berusaha menenangkan Maura yang kini sedang tidak keruan suasana hatinya, karena penolakan darinya
NovelToon
Orang-orang yang berada di dalam kafe pun terheran-heran melihat perseteruan di antara Januari dan Maura, cukup mengganggu dan membuat bising saja. Januari yang menyadari itu, ia berinisiatif untuk terus menenangkan Maura, jika tidak semua akan berantakan begitu saja
maura
maura
Jadi, nggak bisa? Kalau kamu nggak mau yaudah nggak apa-apa, lagian aku nggak maksa. Cuman kayaknya hubungan kita cukup sampai di sini aja!" tegas Maura, karena kesal apa yang ia inginkan tidak dipenuhi oleh Januari, ia berlari keluar dari kafe, meninggalkan Januari begitu saja.
Melihat Maura yang kecewa padanya, Januari langsung mengejar Maura dengan cepat agar semuanya bisa terselesaikan dengan cara yang baik. Januari tidak ingin Maura nantinya malah menjauh darinya. Mungkin cara terbaik untuk saat ini adalah mengiyakan keinginannya Maura, mengapa begitu? Karena jika tidak semuanya selesai sia-sia begitu
maura
maura
Maaf, Janu. Kalau misalnya nggak bisa, lebih baik cukup sampai di sini aja, nggak ada yang perlu dilanjutin lagi," jelas Maura di depan Januari, ia berpikir mungkin jalan terbaik yang harus ia lakukan jika Januari tidak mau memenuhi keinginannya yaitu melepaskan perasaan dalam dirinya untuk Januari, sampai tidak tersisa.
janu
janu
Oke. Ra, gue turutin kemauan lo itu, tapi gue minta sama lo, jangan pernah hapus perasaan lo sama gue, karena dari dulu cuman lo yang ada di hati gue. Bukan Februari, gue tahu lo kayak gini karena lo itu cemburu dan seharusnya gue bisa lebih peka." Perkataan yang keluar dari mulut Januari itu apa-adanya, tentu saja respon seperti ini membuat Maura bahagia dan merasa telah berhasil
maura
maura
Makasi ya, Janu," ucap Maura, kini ia kembali tersenyum karena senang ia memang tidak mendapat kekecewaan
Satu sisi Januari senang karena ia telah berhasil mendapatkan cinta Maura kembali, tetapi pikirannya masih teringat akan janjinya pada Februari pada malam ini. Janji untuk bertemu di Taman Kenangan, tetapi setelah ia pikir-pikir itu tidak penting.
janu
janu
Maaf, Febri. Gue harus ingkar janji sama lo, karena gue nggak akan mau kehilangan Maura," batin Januari, ia dan Maura pun kembali masuk ke dalam kafe dengan perasaan bahagia
Februari masih setia menanti Januari yang telah berjanji untuk bertemu dengannya di Taman Kenangan, namun, hingga kini ia tunggu tak kunjung datang. Meski entah sampai kapan ia harus menanti, kini rasa bosan sudah terlanjur melanda di hati. Jika ia tidak ingat pada janji Januari kepadanya, mungkin ia tidak harus membuang waktu untuk sesuatu yang tidak pasti semacam ini.
Untuk mengatasi kebosanan yang semakin menjadi-jadi, Februari kini tengah memandangi foto kenangan di galeri yang berada pada ponselnya. Ia tak sengaja melihat beberapa foto saat bersama dengan Maura (sahabat) dekatnya selama ini, selain Maura ada April juga yang terlihat pada foto itu
febri
febri
Untuk mengatasi kebosanan yang semakin menjadi-jadi, Februari kini tengah memandangi foto kenangan di galeri yang berada pada ponselnya. Ia tak sengaja melihat beberapa foto saat bersama dengan Maura (sahabat) dekatnya selama ini, selain Maura ada April juga yang terlihat pada foto itu
febri
febri
Janu ke mana sih? Padahal dia udah janji mau nemuin aku di sini, mana malam ini kerasa kayak mau hujan gitu hawanya," lanjut Februari, tentu ia bertanya-tanya mengenai Januari yang tak kunjung menemui dirinya hingga saat ini, ia jadi kesal dibuatnya karena ini bukan yang ke satu kalinya Januari mengingkari janji padanya.
Bisa memaklumi itu, tetapi ini? Sudah yang kesekian kalinya Januari telah mengingkari janjinya padanya. Lantas apa ia harus rela menanti yang tidak pasti seperti ini? Andaikan saja bukan Januari yang akan menemuinya pada malam ini, mungkin Februari sudah menolaknya dengan cepat. Tapi ini, Januari, teman yang selama ini dekat dengannya, bahkan hingga saat ini ia masih diam-diam mencintai Januari
Segini tuh kamu, kalau bukan kamu aku nggak mau nunggu sesuatu yang nggak ada ujungnya kayak gini. Mama sama papa kamu baik banget sama aku, makanya itu aku juga berusaha kasih feedback yang baik, andaikan aja kamu tahu gimana capeknya aku nyimpen perasaan selama ini sama kamu, Janu. Tapi emang seharusnya aku nggak boleh berharap lebih, tapi yang namanya perasaan nggak bisa dibohongin," tutur Februari, ia masih sabar menanti hadirnya Januari di sini, meskipun langit malam ini sudah terlihat gelap sekali dan ada beberapa cahaya petir, dugaan ternyata tidak meleset, hujan turun pada malam ini.
Terpopuler

Comments

suka menulis 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

suka menulis 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

wow cerita mu sangat menarik

2023-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!