EVERNA Cincin Api
Seorang pemuda tengah berdiri di bawah basuhan matahari senja, darah membasahi kepala dan sekujur tubuhnya. Matanya menyorot nyalang seperti serigala terluka. Golok berbilah lebar yang disebut mandau besar tergenggam erat di tangan, percikan-percikan petir di tubuhnya membesar. Tempatnya berdiri adalah di kaki Gunung Barkajang, Negeri Swarnara.
Di hadapan pemuda itu tampak sosok seekor hewan siluman raksasa. Kepala hewan itu mirip kepala dan mulut ikan hiu, berbelalai dan bertelinga gajah. Tubuhnya kira-kira dua kali lebih besar dari rata-rata gajah Swarnara dewasa, dengan tambahan sirip-sirip ikan di pinggang dan punggungnya. Ekornya berbentuk seperti tubuh dan sirip ekor ikan hiu. Menilik perbedaan ukuran semata, mustahil si pemuda manusia menaklukkan, apalagi membunuh makhluk yang satu ini.
Gilanya, si pemuda malah sesumbar, “Saatnya kurenggut Kunci Gunung Barkajang dan kau berkalang tanah, Gajahmina!”
Suara Gajahmina marah serak seperti pria tua-renta. “Huh! Takkan kubiarkan orang Kalingga sepertimu menebar bencana di negeri ini! Kau harus kulenyapkan, Sthira!”
Namun gertakan terakhir itu tak membuat Sthira Tarunarga surut selangkahpun. “Kau sudah dengar dan pahami tujuanku, tapi kau malah melawanku. Tak masalah, kau hidup atau mati, Barkajang bakal jadi langkah pertama, selamatan untuk misiku ‘membersihkan’ Antapada!”
“Takabur! Rasakan pamungkasku, Air Terjun Meruntuhkan Gunung!” Gajahmina mengangkat belalainya yang amat panjang dan kedua kaki depannya tinggi-tinggi. Sementara Sthira malah maju sambil menyabetkan Gharma, golok petirnya dari jauh, membujur dari bawah ke atas.
Belalai, tubuh depan dan dua kaki Gajahmina menghentak ke tanah, disertai gabungan prana air dan tanah pamungkas berwujud air terjun bersama longsoran bebatuan. Prana jurus andalan Sthira, Naga Halilintar Mendaki Langit berwujud ular naga petir yang membubung. Alhasil, kedua gempuran itu bertumbukan dan meledak di antara kedua petarung.
Gajahmina yang bertubuh raksasa terdorong selangkah ke belakang. Sebaliknya, Sthira malah terpental dan mendarat di tepi jurang, terkapar dan makin berdarah-darah.
“Ha! Apa kubilang!? Tamatlah ri...!” Gajahmina hendak maju untuk menghabisi lawan dengan gading raksasanya. Namun ia terpaku oleh rasa teramat sakit di bagian bawah perutnya. Ia menunduk, namun tetap tak bisa melihat penyebabnya.
Ternyata ada seorang gadis sedang menghunjamkan sepasang belati-kait yang disebut kerambit yang disambungkan dengan seutas rantai tipis di perut monster raksasa itu. Dengan jurus andalan Pusaran Badai Terabas Selaksa, prana angin dipusatkan dan dimampatkan di satu titik, melubangi permukaan sekeras batu seperti perut Gajahmina.
“Maafkan kami, Tetua Rahli Marus! Ini demi Antapada!” seru gadis itu.
“Tidaak! Kalian tak sadar akibat perbuatan kalian ini! Jangaan! Pengkhianat kau, Nirya!”
Tubuh Gajahmina mulai mengucurkan darah, jadi Nirya mencabut kerambitnya dan berguling keluar dari bawah tubuh si raksasa sekarat. Perlahan-lahan wujud Gajahmina menyusut dan berubah, hingga akhirnya kembali menjadi si pemilik asli suaranya.
“Terkutuk... kalian...” Rahli Marus batuk darah, terkapar sambil bersandar di dinding lereng gunung. “Neraka itu... ganjaran yang terlalu ringan... bagi kalian... pembawa... akhir...” Pria itu kehabisan terlalu banyak darah hingga menghembuskan napas terakhir.
Nirya menyarungkan kembali sepasang kerambit berantai yang diberi nama Bayunara itu di ikat pinggangnya.
Seakan tahu sang “juru kunci gunung api” telah tiada, sebuah gelang berpendar kuning menyilaukan membentuk lambang “tanah-air” di lengan Rahli yang terkulai, lalu gelang itu terlepas dan tergeletak di tanah.
“Bagus sekali kerjasamamu, Nirya,” ujar Sthira yang menghampiri Nirya dengan tertatih-tatih. “Dengan ini, kita telah menapakkan langkah pertama menuju Antapada Baru.”
Nirya tak menjawab. Gadis cantik berambut jingga itu hanya menatap gelang dengan lambang gaib itu melayang dan terpasang di pergelangan tangannya. Lantas Gelang Barkajang itu memancarkan selarik sinar berbentuk lambang gaib tadi. Sinar itu melayang ke puncak Gunung Barkajang, lalu seolah jatuh ke dalam kawah penuh magma membara.
Gunung Barkajang berguncang hebat, tanda terjadinya letusan dahsyat.
“Ayo, kita lari!” Pemuda berambut hitam dengan tato mirip loreng harimau di pipinya itu melangkah secepat yang ia bisa. Nirya memapah rekannya itu menuruni lereng gunung yang cukup landai.
Dalam waktu satu jam itu, guncangan Gunung Barkajang makin keras. Dari puncaknya, debu bercampur asap yang amat panas dan tebal menyembur keluar, membentuk awan panas yang membubung sampai ke awan.
Hingga akhirnya, Kawah Barkajang memuntahkan lava membara, teriring suara-suara ledakan membahana. Lava merah bagai api cair itu meleleh, menuruni lereng sebagai lahar. Segala makhluk dan benda yang terlanda lahar panas ini pasti hangus-luluh. Desa, rumah-rumah dan sawah-sawah yang terletak tak jauh dari kaki gununglah yang menjadi tumbal pertama amukan sang raksasa yang baru dibuat murka ini.
Yang lebih parah lagi, letusan Gunung Barkajang ini juga menimbulkan gempa bumi hebat yang merambah hingga ke kota terdekat, yaitu Ibukota Kerajaan Swarnara, Ringidatu. Kota itu mengalami kerusakan hebat, tak terhitung nyawa yang hilang karena tak sempat menghindari bencana yang terlalu cepat, tanpa peringatan dini ini.
Bencana teramat parah terjadilah.
Dosa teramat besar telah terlaksana.
Gilanya, semua ini dipicu kesengajaan dua pendekar muda, Sthira dan Nirya.
Pertanyaannya adalah, mengapa?
Keterangan gambar: Gunung Kerinci bisa jadi persis sama atau yang letaknya paling dekat dengan posisi Gunung Barkajang di Pulau Swarnara, Antapada.
PERKENALAN TOKOH
Nama: Sthira Tarunaga
Negeri Asal: Kalingga
Senjata: Mandau Besar
Nama: Nirya Panigara
Negeri Asal: Swarnara
Senjata: Kerambit Kembar Berantai
Nama: Arumi Dyahrani
Negeri Asal: Jayandra
Senjata: Busur-Panah, Keris-Pedang
Nama: Dhaka Komodorai (Ras Komodorai)
Negeri Asal: Rainusa (Separatis Dabongsang)
Senjata: Tombak Komodorai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nurul Nurhidayah
Makin penasaran
2020-12-08
1
Indraqilasyamil
baru kali ini dapat cerita dongeng keren ...
2020-12-08
1
chrysander
keren kaakk.. lanjooott
2020-12-08
2