Sehari-hari Alexa terbiasa memakai hot pant, tank top, rok mini, atau pakaian seksi lainnya. Dan bukan hal aneh juga baginya berpenampilan seperti sekarang, sepotong handuk saja yang melilit tubuhnya di depan lelaki. Setiap selesai berenang bersama teman-temannya, ia bahkan hanya mengenakan handuk saja sesaat sebelum mengganti pakaian. Dan itu bukanlah hal aneh menurutnya. Sama halnya yang dia laukan sekarang di hadapan Azlan. Apanya yang salah? Begitu pikirnya.
“Halah. Kamu ini kayak nggak pernah ngeliat tubuh perempuan aja. Baru ngeliat pahaku aja udah kikuk gitu. Aku cuma mau bilang supaya kamu simpan baju itu, pakailah nanti malam.” Alexa melempar sepasang baju ke arah Azlan.
Meski tanpa menoleh, tangan Azlan dengan cekatan mampu menangkap pakaian yang dilempar ke arahnya.
“Nanti malam temani aku pergi ke club!” titah Alexa.
Azlan mengangguk. Ia kemudian berlalu pergi tanpa banyak tanya, cukup pertanyaan menyumpal isi kepalanya saja tanpa harus dia lontarkan. Sesampainya di luar, ia menatap kemeja yanga da di tangannya. Warnanya hitam. Azlan yakin ukurannya pas di tubuhnya.
Gadis aneh.
***
Bangun dari tidur, yang pertama diraih oleh Alexa adalah ponsel. Gadis itu sibuk membuka aplikasi sosial media. Notif tidak hentinya masuk ke setiap aplikasi. Dia tertawa sendiri membaca komentar di postingannya pada aplikasi instagram yang sempat terbaca sekilas, selebihnya hanya dilewati saja. Karena tidak akan cukup waktu membaca ribuan komentar yang membanjiri.
Alexa teringat Jesy, sahabat sejatinya. Satu-satunya orang paling klop dalam hidupnya hanyalah Jesy. Setiap kali menangis, Alexa akan mendatangi Jesy dan menangis di pangkuan sahabatnya itu. Ketika kesal, Alexa juga menumpahkan kekesalannya dengan mengadu pada Jesy. Bahkan ketika sakit pun, Alexa akan menginap di rumah Jesy demi mendapatkan semangkuk bubur buatan Mamanya Jesy.
Alexa membuka aplikasi Whatsapp dan mencari kontak yang ia beri nama Jesy Doll, profilnya Jesy yang sedang makan kerupuk opak pakai saus. Alexa menekan tombol bersimbol kamera untuk video call.
Tak lama kemudian muncul wajah imut Jesy yang sedang berbaring di atas ranjang king size dengan bed cover warna merah, warna kesukaan Alexa. Tak heran jika sederet pakaian Alexa di lemari kamarnya mayoritas berwarna merah, senada dengan tas, sendal dan lipstiknya.
“Hei, cendol, ngapain VC malem-malem gini?” Jesy memegangi ponsel dengan posisi berbaring, ia mengenakan pakaian tidur tanpa lengan dan celana selutut.
“Dasar ongol-ongol ketimpa ban, ini udah pagi kali. Masih aja bilang malem,” protes Alexa dengan posisi duduk memeluk kakinya sendiri, dagu menempel di kedua lutut. Sementara ponsel diletakkan di atas kasur yang diganjal selimut supaya bisa berdiri.
“Apa iya?” Jesy melirik jam di tangannya dan tertawa.
“Ketawa jangan kenceng-kenceng, kamera ngadep ke hidung lo tuh, upil aja digedein.”
“Heeih… Enak aja ngatain idung mungil gue ada upilnya. Bersih kali.”
“Mata lo bening banget? Seger banget gitu. Lo belom tidur? Pasti begadang,” tebak Alexa yang melihat wajah Jesy bugar, tidak terlihat ngantuk.
“Tau aja lo. Gue nonton bola. Ini ada kabar apaan jam segini tiba-tiba nelepon gue? Eh tunggu dulu, lo dimana itu? Belom pernah gue ngeliat bed cover yang itu. Hayoo… nginep dirumah cowok, ya?” Jesy yang sudah hafal dengan kamar Alexa, merasa asing dengan sprei dan bed cover yang ditiduri Alexa.
“Ini kamar gue kali, geng. Bed cover baru.”
“Oh. Kirain lo tersesat di kamar cowok mana gitu. He heee...”
“Isi pala lo yang sesat, itu baru bener.”
“Heheee… Lo bisa aja ya ngatain gue.”
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Yhantie AbiPutra
visualnya kaq
2021-10-18
1
Juan Sastra
huhh
2021-04-24
0
Erna Wati
hhhhhmmmm
2021-04-05
0