Hari ini adalah hari pertama Azlan bekerja. Dia bangun dari tempat tidurnya dan beranjak ke kamar mandi. Segala kemewahan tercipta di kamar mandi yang disediakan untuknya itu. Mulai dari bathtub, bak mandi, gayung, shower, gantungan baju sampai kaca pun terlihat elit. Joan sengaja memberikan kamar itu untuk Azlan supaya Azlan betah tinggal di sana. Kamar itu tepat bersebelahan dengan kamar milik Alexa.
Azlan sudah membawa beberapa lembar pakaian dan segala keperluannya ke rumah itu. Setelah selesai mandi, Azlan melilitkan handuk ke pinggang dan keluar dari kamar mandi. Tetes-tetes air masih membasahi kulit tubuh sixpacknya.
Azlan menoleh ke ponsel di atas kasur yang bordering. Ia mendekati kasur dan menyambar ponselnya tersebut. Alexa menelepon. Sesaat setelah surat kontrak ditanda tangani, Azlan diperintahkan Joan untuk menyalin nomor ponsel Alexa, demikian sebaliknya, Alexa menyalin nomer ponsel Azlan.
“Ke kamarku sekarang!” titah Alexa sebelum sempat Azlan berbicara sepatah kata. Sambungan telepon langusng diputus sepihak.
Azlan bergegas mengenakan kaos dan melapisinya dengan kemeja dengan gerakan kilat. Bahkan mengenakan celana hanya dalam hitungan detik. Tidak perlu diragukan lagi kecepatan Azlan dalam bergerak, mengenakan pakaian pun sanggup dia lakukan hanya dalam hitungan detik. Luar biasa cepat dan hasilnya juga rapi. Ia menyambar sisir dan menyisir rambut dengan gerakan kilat lalu melempar sisir ke tempatnya tepat sasaran.
Azlan bergegas keluar kamar sesaat setelah menyambar ponsel dan memasukkannya ke akntong celana kemudian ia melangkah menuju kamar sebelah.
Tok tok…
Sepi.
Tidak ada jawaban.
“Nona, Alexa!” panggil Azlan.
Masih sepi.
“Bisakah aku masuk?” seru Azlan lagi.
Oh ya ampun, Alexa tidak menjawab. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu pada Alexa? Bukankah gadis itu baru saja meneleponnya? Dan sekarang tiba-tiba gadis itu tidak menjawab panggilannya.
Azlan sontak menekan handle pintu dan masuk kamar.
“Nona!” Azlan menyerbu kamar. Ia tidak mendapati gadis itu di sana. Perasaannya mulai was-was. Bagaimana mungkin gadis itu bisa hilang begitu saja? Dia baru saja memanggil Azlan ke kamar itu dan mendadak lenyap.
Azlan menuju kamar mandi, siapa tahu Alexa terjatuh di kamar mandi dan tidak ada yang memergoki. Dua langkah sebelum ia sampai ke pintu kamar mandi, Alexa menyembul keluar dari pintu kamar mandi hanya mengenakan lilitan handuk dari dada sampai ke bawah pinggang. Ukuran handuk yang kecil membuat kulit tubuh gadis itu terekspos.
Azlan terperanjat melihat pemandangan itu, segera ia memalingkan wajahnya yang memerah.
“Maaf, Nona. Anda tadi memanggilku jadi aku masuk,” ucap Azlan gugup hingga suaranya terdengar bergetar. “Aku tunggu di luar.”
“Nggak perlu keluar. Aku bicara nggak lama kok.” Alexa terlihat santai tanpa beban.
“Seharusnya Nona memanggilku disaat Nona udah memakai baju.” Azlan berbicara tanpa menatap Alexa, ia di posisi memunggungi gadis itu.
“Hei, di sini aku yang bosmu, kenapa malah kamu yang mengaturku? Ya ampun. Jangan bikin aku stress.”
“Justru aku yang stress kalau Nona seperti ini.”
Alexa memperhatikan sikap Azlan yang kikuk dan gugup. Ia geleng-geleng kepala. Entah pria seperti apa yang ia kenali sekarang. Pria itu benar-benar dingin dan seperti tidak tertarik pada wanita. Bahkan sekarang mendadak jadi kikuk setelah melihat kulit tubuh Alexa. Berbeda dengan Alexa yang kehidupannya begitu bebas. Bukan hal aneh baginya berpenampilan minim di depan lawan jenis.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Adek Khina
ni komeny kok d anna dan alan sih,jd bingung aq yg dbaca duami srnsasional kok komeny holy mariagge
2021-11-03
0
Bila D
jangan" di depan satpam kamu juga gitu
2021-10-12
1
Yulia Orif
Alexa Alexa wajar kalau mau diperkos sama satpamnya
2021-10-09
0