“Maaf, aku permisi.” Azlan bangkit berdiri sembari menjinjing map.
Bukannya menjawab, Alexa tiba-tiba menjerit dan dalam hitungan sepersekian detik, dia melompat naik ke atas meja setelah sebelumnya mengintip ke kolong meja saat seekor semut menggerayangi kaki mulusnya. Tanpa melihat binatang apa yang menyentuh kakinya, ia merangkak dengan cepat di meja. Lalu tanpa pikir panjang, gadis itu menubruk tubuh Azlan, mengalungkan tangan di leher Azlan dan nangkring di tubuh Azlan.
Sontak saja tubuh Azlan yang tidak mendapat keseimbangan, langsung ambruk dengan punggung terhentak di lantai. Dan gadis itu, masih menempel di atas tubuhnya.
“Ya Allah!” Azlan hampir gila dalam hitungan detik. Gadis itu! Oh ya ampun. Bagaimana bisa semua hal tidak logis itu terjadi?
“Tidaaak…. Aku ngerasain ubimu!” Alexa menjerit masih di posisi yang sama.
Azlan ingin menyingkirkan Alexa dari atas tubuhnya, namun tidak ia lakukan. Ia bingung bagian mana yang harus ia sentuh untuk menyingkirkannya.
“Demi ayam kate, yang pendek dan imut!” Alexa tersenyum simpul dan terlihat nyaman di posisinya.
“Kalau tinggi namanya ayam bangkok!” sahut orang lain yang melintas.
Mata Azlan terbelalak melihat betapa tingginya wajah orang-orang yang berdiri mengelilingi dan mengerumuninya.
“Kalian sedang lihat apa?” teriak Azlan heran melihat orang-orang yang juga keheranan menatap posisinya. “Singkirkan gadis ini dari atasku!”
Kedua tangan Azlan merentang tidak ingin menyentuh kulit Alexa. Ujian apa yang dia hadapi sekarang? Ia sangat paham jika Tuhan mengerti kalau kelemahannya adalah wanita, dan sekarang dia harus dihadapkan pada sosok secantik Alexa.
Oh…
Ya Allah, ampuni aku! Azlan berbisik dalam hati.
***
Azlan membaca surat kontrak yang Idris kirim untuknya, dari Alexa. Penawaran Alexa sungguh menggiurkan, gadis itu menambah upah yang yang ditawarkan tiga kali lipat. Azlan meletakkan surat tersebut ke meja. Pandangannya beralih ke layar laptopnya yang menyala, ia tersenyum saat menemukan lowongan kerja yang tercantum di sebuah perusahaan.
Dengan beribu harapan, berbekal lamaran dan data-data persyaratan yang diperlukan, Azlan meluncur menuju perusahaan yang ia temukan di google.
Azlan sudah duduk di hadapan personalia dan lamarannya sedang dibaca pria yang duduk manis di kursi putar.
“Anda diminta menghadap direktur sekarang,” ucap Personalia. Kemudian pria itu memerintah seorang wanita yang satu ruangan dengannya untuk mengantar Azlan menuju ruangan direktur.
Beberapa pertanyaan diajukan oleh Joan Ardinanta, direktur perusahaan yang usianya diprediksi kisaran 55 tahun, hanya saja jika dilihat dari segi fisik, wajahnya seperti masih berusia empat puluhan tahun. Orang kaya memang keren, muka tua pun bisa disulap menjadi muda. Wajar, mereka menyantap makanan bergizi, empat sehat lima sempurna. Mereka juga menjaga kesehatan dengan olah raga teratur. Banyak factor pendukung yang membuat pemandangan Azlan di wajah Joan Ardinata terlihat awet muda.
Azlan mengucap hamdalah ketika akhirnya interview sekilas yang ia jalani berjalan dengan lancar. Tanpa membuang waktu, Joan menerima Azlan sebagai krani gudang, jelas lari dari skil yang selama ini ia pelajari. Setelah ia mengikuti pelatihan sebagai security dengan berbagai macam kegiatan demi supaya bisa menjadi security, kini dia justru duduk sebagai krani. Tapi tak jadi masalah, yang penting penghasilannya halal. Dan tentu saja, ia satu ruangan dengan Yakub, sahabat yang telah membawanya bekerja di tempat itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Yunia Abdullah
mulai bca DRI awal dah mrsa jenuh terlalu monoton
2021-10-24
0
Bila D
ceritanya kok lompat sana lompat sini thor
2021-10-12
0
Azmi Azmisailaa
nover ora nyambung yg baca 😕❓😕❓😕❓
2021-10-02
1