Selesai sholat isya kami segera naik ke tempat tidur. "Oh ya Hana bibi ada yang lupa, kamu harus merapikan kamar nyonya setiap jam enam pagi. Kamu harus mengetuk pintu sebelum masuk walaupun di dalam kamar ada orang ataupun tidak. Selama membersihkan kamar pintunya tidak boleh di tutup, " jelas bibi sambil menghadap ke arah ku.
" Sekarang ayo kita tidur, jangan sampai besok kamu terlambat bangun," lanjut bibi.
####
Suara alarm dari hpku membangunkan dari tidur aku segera mematikannya. Bibi masih terlelap, aku segera turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Aku memang sudah terbiasa sebelum sholat subuh harus mandi dulu. Saat aku mandi terdengar suara azan, selesai mandi aku langsung berwudhuk.
Bibi sudah bangun saat aku keluar dari kamar mandi. Aku menyapa bibi saat beliau akan masuk ke dalam kamar mandi. Beliau hanya tersenyum sambil membelai pipiku.
Selesai sholat subuh aku beranjak keluar dari kamar untuk naik ke lantai dua, Karena kamar tuan muda ada di lantai dua. Semakin dekat dengan tangga rasa takut mulai menyelimuti tubuhku. Dengan pelan-pelan aku menaiki anak tangga satu persatu dan akhirnya sampailah aku di depan pintu kamar yang telah di tunjukkan bibi semalam.
Di situasi seperti ini jantung ku juga tidak bisa di ajak kompromi ia berdetak seperti genderang yang sedang berperang. Dengan tangan yang dingin dan mulai berkeringat aku mengetuk pintu dua kali, karena tak ada suara aku memberanikan diri untuk membuka pintu.
Klek...suara pintu ketika terbuka, perlahan aku melangkah masuk ke dalam kamar, pintu kamar aku biarkan terbuka sesuai dengan apa yang sudah di jelaskan bibi.
Aku memutar mata mengelilingi kamar. Suasana kamar temaram karena hanya di terangi oleh lampu tidur yang ada di samping tempat tidur.
Perlahan aku berjalan mendekati tempat tidur dan Hana hampir berteriak cepat-cepat ia menutup mulutnya, dia tidak ingin membangunkan satu rumah dengan suara teriakannya.
Di tempat tidur terbaring seseorang yang bertelanjang dada karena hanya kakinya saja yang di tutupi selimut.
Mata Hana seperti mau melompat melihat pemandangan yang ada di atas ranjang. Ia kembali melanjutkan langkahnya semakin dekat ia semakin jelas melihat wajah tuan mudanya yang sedang tertidur.
"Ternyata tuan muda sangat tampan, "bathin Hana. "Bagaimana bisa sedang tidur saja dia bisa setampan ini,"bathinnya lagi.
Hana langsung menepuk-nepuk pipinya "sadar Hana kamu kesini untuk membagunkannya bukan untuk mengagumi dan memberikan penilaian. "
"Bagaimana cara membangunkannya ya, " guman Hana pelan.
"Tuan... Tuan muda bangun... sudah saatnya tuan sholat subuh, " bisik Hana dari samping ranjang.
"Jangankan bangun bergerak saja tidak, apakah nanti dia tidak marah kalau aku memegang tubuhnya, aahhh...masa bodoh yang penting sekarang dia bisa bangun," bathin Hana.
"Tuan.... tuan... tuan muda bangun, "bisik Hana sambil mengguncang pelan-pelan pundak tuan muda. Dan dia mulai menggerakkan tubuhnya dan bergumam sambil membuka matanya.
"Siapa kamu... kenapa ada di kamarku", ucap Aditya setengah berteriak bola matanya menyipit menunjukkan tatapan tidak sukanya.
"S-saa.. yaa.. saaayaa.... "jawab Hana gugup.
" Iya kamu....!" bentak Aditya hampir berteriak.
"Maaf.. Tuan muda saya pembantu baru di rumah ini, mulai hari ini tugas bi Santi saya yang akan menggantikan, " jawab Hana ketakutan sambil menundukkan kepalanya.
Aditya terdiam. lalu berkata dengan ketus
"ya.. sudah, silakan keluar."
Masih dengan menunduk Hana keluar dari kamar Aditya. Cairan bening lolos keluar dari matanya dengan cepat Hana menghapusnya, ia tidak ingin cengeng karena itu tidak cocok untuk gadis sepertinya, ya begitulah prinsip hidup Hana.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Julia Juliawati
emg bener paling males klo di suruh bangunin anak majikan. susah berxx di bangunin g mau bangun. coba klo anak sendri udh di geplak biar cpt bangun🤣🤣
2025-02-23
3
Khoerun Nisa
TDK ingin cengng tp gtu aja nangis lucu juga kata2nya tor
2024-09-07
1
🟢Ney Maniez
masih nyimak
2022-11-21
0