Hari-hari berlalu, dan Sarah terus berpikir tentang pertemuan di koridor. Dia merasa ada sesuatu yang spesial dalam momen itu, dan dia ingin tahu lebih banyak tentang Daniel. Namun, dia tidak tahu bagaimana caranya bisa bertemu dengannya lagi. Apakah ini hanya kebetulan, ataukah takdir benar-benar memainkan peran dalam pertemuan mereka?
Pada suatu hari, saat Sarah duduk di perpustakaan sekolah, dia merasa ada yang melihatinya. Ketika dia mengangkat kepalanya, dia kaget melihat Daniel berdiri di depannya.
"Apakah kursi ini masih kosong?" tanya Daniel dengan senyuman.
Sarah tersenyum gugup. "Tentu saja, silakan duduk."
Daniel duduk di sebelah Sarah, dan mereka mulai berbincang-bincang. Mereka menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan dalam hal minat dan hobi. Mereka sama-sama suka membaca buku, menikmati musik klasik, dan memiliki impian besar untuk masa depan mereka.
Saat mereka berbicara, mereka merasa semakin dekat satu sama lain. Mereka tertawa pada lelucon satu sama lain dan berbagi cerita tentang keluarga dan teman-teman mereka. Sarah merasa nyaman dengan Daniel, seolah-olah mereka sudah berteman lama.
Pertemanan mereka tumbuh dengan cepat, dan mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama di luar sekolah. Mereka pergi ke perpustakaan, menonton pertunjukan teater sekolah, dan bahkan pergi berjalan-jalan ke taman bersama-sama. Setiap momen bersama Daniel membuat hati Sarah berdebar-debar.
Namun, ada satu hal yang tidak Sarah dan Daniel bagikan satu sama lain: perasaan mereka yang semakin dalam. Keduanya mulai merasa lebih dari sekadar teman, tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Kekhawatiran tentang merusak pertemanan mereka membuat mereka ragu.
Pada suatu malam, saat mereka sedang berjalan-jalan di taman yang indah, suasana hati mereka menjadi lebih serius. Bulan purnama bersinar terang di langit, dan cahaya gemerlap dari lampu-lampu taman menciptakan suasana yang romantis.
"Sarah," kata Daniel dengan lembut, "apakah kamu pernah merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertemanan antara kita?"
Sarah menelan ludah, merasa hatinya berdebar kencang. "Ya, Daniel, saya juga merasa begitu. Tapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan perasaan ini."
Daniel mengangguk setuju. "Saya merasa sama. Saya tidak ingin merusak persahabatan kita, tetapi pada saat yang sama, saya tidak bisa mengabaikan perasaan ini."
Mereka berdua duduk di bangku taman, merenungkan kompleksitas perasaan mereka. Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab melayang di antara mereka, tetapi satu hal yang mereka sepakati adalah bahwa mereka ingin menjaga persahabatan mereka yang berharga.
Saat mereka kembali ke rumah masing-masing, perasaan cinta yang tak terucapkan menggantung di udara. Sarah dan Daniel tahu bahwa mereka harus berbicara lebih jujur satu sama lain, tetapi ketakutan akan konsekuensi yang tidak diinginkan membuat mereka ragu.
Hari demi hari berlalu, dan persahabatan mereka semakin kuat. Mereka menjadi pendukung satu sama lain dalam segala hal, dari ujian hingga mimpi-mimpi mereka. Namun, perasaan cinta yang terpendam tidak pernah benar-benar hilang.
Kemudian, suatu hari, ada perubahan dalam kehidupan mereka yang akan menguji hubungan mereka dengan cara yang tak terduga. Daniel menerima tawaran untuk bermain basket di sebuah universitas ternama, yang berarti dia harus pindah dari Oakridge.
Ketika dia memberi tahu Sarah tentang keputusannya, Sarah merasa bercampur antara senang untuk Daniel dan kesedihan karena dia akan pergi. Mereka duduk bersama di taman, tempat mereka pertama kali mengakui perasaan mereka.
"Saya sangat senang untukmu, Daniel," kata Sarah dengan tulus. "Ini adalah kesempatan besar bagimu."
Daniel tersenyum, tetapi ekspresinya penuh penyesalan. "Terima kasih, Sarah. Tapi saya akan merindukan semua ini, terutama kamu."
Sarah menangis pelan, dan Daniel mengusap air mata di pipinya dengan lembut. "Saya juga akan merindukanmu, Daniel. Tapi kita akan tetap dalam kontak, bukan?"
Daniel mengangguk. "Tentu saja, kita akan selalu berteman. Dan siapa tahu apa yang akan terjadi di masa depan."
Mereka berdua tahu bahwa ini adalah perpisahan yang sulit, tetapi mereka juga tahu bahwa cinta dan persahabatan mereka akan tetap kuat. Meskipun jarak memisahkan mereka, mereka akan selalu mengingat pertemuan mereka di koridor sekolah dan semua momen indah yang mereka bagikan bersama.
Bab ini menandai awal dari perubahan besar dalam kehidupan Sarah dan Daniel. Meskipun jarak dan waktu akan menguji hubungan mereka, mereka percaya bahwa takdir cinta di koridor sekolah mereka akan membawa mereka kembali bersama di masa depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
anonymous
Ngikik terus gara-gara cerita ini.
2023-09-29
0