Menjadi Istri Keenam Presdir Lumpuh
❤️ Hai, salam kenal dan selamat membaca. Jangan lupa dukung aku dengan like, komentar, dan vote— supaya semangat buat update tiap hari. Dan semakin banyak like dan komen juga vote, mudah-mudahan makin semangat buat crazy up perharinya.❤️
^_^
...----------------...
Charlotte sedang berbaring sendirian di tempat tidur besar dan empuk di ruangan gelap, selimutnya hampir tidak menutupi dirinya.
Itu adalah malam pernikahannya dengan putra kedua keluarga Moore. Namun, belum ada pesta pernikahan atau jamuan makan.
Hanya ada seorang pria paruh baya di kursi roda yang datang padanya, dan kata- kata kasarnya.
"Cuci dia sampai bersih dan kirim dia ke tempat tidurku. Aku ingin memeriksanya."
Periksa dia!
Baginya, dia hanyalah barang untuk pertukaran yang saling menguntungkan.
Pintu terbuka, dan tubuh Charlotte menegang sampai dia menarik selimut itu hingga ke dagunya, ingin bersembunyi.
Rumornya, putra kedua dari keluarga Moore adalah pria mengerikan dengan temperamen yang kejam. Dikatakan bahwa setelah dia menjadi impoten karena kecacatannya, dia menjadi lebih murung dari sebelumnya.
Bahkan ada desas-desus yang mengatakan bahwa dia telah membawa sial pada kelima mantan istrinya hingga tewas.
Maka, tidak ada keluarga di kota itu, bahkan mereka yang mengincar kekayaan keluarga Moore, yang berani menikahkan putri mereka dengannya.
Namun, keluarga Wilson merupakan pengecualian. Mereka berada dalam kondisi keuangan yang buruk karena sumber modal utama perusahaan mereka telah ditangguhkan dan berada di ambang kebangkrutan.
Keputusan ayahnya untuk mengambil pinjaman dari rentenir menjerumuskan perusahaan dan keluarga Wilson ke dalam krisis yang lebih besar.
Penagih utang muncul satu demi satu dan dengan kejam mengancam akan membunuh mereka.
Pada saat itulah, penyelamat mereka—keluarga Moore muncul. Orang tuanya enggan mengorbankan adik perempuan Charlotte yang tidak bersalah, Christina. Jadi, mereka mengirim Charlotte yang baru saja bercerai kepada mereka.
Karena merasa bersalah karena permohonan ayahnya, Charlotte pergi ke rumah keluarga Moore menggantikan saudara perempuannya untuk menikahi putra kedua yang mengerikan itu.
Saat derit lembut kursi roda yang bergerak melintasi lantai semakin dekat, Charlotte menahan napas dengan gugup. Melalui kegelapan, sosok itu berguling semakin dekat padanya.
Seseorang tiba-tiba menarik selimutnya, dan sebuah tangan raksasa menyentuh tubuhnya, membelainya. Tangannya sama seperti kepribadiannya yang kasar dan dingin.
"Ah!" Charlotte tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.
Segera setelah itu, dia mendengar suara tawa pahit diikuti oleh seorang pria yang berbicara dengan suara rendah. "Apakah kamu takut?"
Sementara itu, tangan-tangan itu tak berhenti membelainya. Jemarinya yang ramping bergerak dari pipi, melewati leher yang kurus dan tulang selangkanya yang halus— sebelum akhirnya menuju ke dua gundukan kenyal yang sangat memikat.
Charlotte mencengkram selimut berusaha sekuat tenaga mengabaikan keinginan untuk menjauh.
Dia tidak berhenti di situ. Sebaliknya, pria itu mengusap perutnya tanpa henti, dan saat tangannya semakin rendah …
"Berhenti, berhenti!" Saat hendak meraih bagian pribadinya, Charlotte akhirnya tidak tahan lagi dan meraih tangan pria itu.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa laki-laki yang mengalami disfungsi seksual memiliki kelainan psikologis dan memiliki keinginan khusus, yang paling lumrah adalah pelecehan seksual!
Mengingat hal ini, tubuh Charlotte semakin gemetar dan tergagap saat berkata, "T-tuan Muda Moore, bisakah Anda berhenti? Saya—"
"TIDAK!"
Tubuh Charlotte langsung menegang hingga tangannya gemetar karena ketakutan. Dia merasakan tangan pria itu gemetar saat meraih tangannya.
"Hehe, menawan sekali. Kamu benar-benar aktris yang hebat, ya? Berhentilah berpura-pura masih perawan." Suara dingin pria itu dipenuhi ejekan.
Berbaring di tempat tidur, pupil Charlotte membesar mendengar kata-katanya. 'Dia tidak mungkin ...'
Detik berikutnya, lampu menyala dan matanya terpejam karena cahaya yang tiba-tiba. Pria itu menarik tangannya sendiri saat Charlotte menatapnya dengan mata tajam. Bibir tipisnya membentuk senyuman yang memuakkan.
"Haruskah aku memanggilmu Christina atau Charlotte, sayangku?"
Nada suara pria itu yang sedingin es membuat Charlotte gemetar hebat. Begitu dia membuka mata, dia bertemu dengan sepasang mata yang dalam dan dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments