10

Sakuta, berlari memutar menghindari jutsu-jutsu yang musuh gencarkan padanya. ' Aku tidak tau! golem raksasa dari es, punya daya penghancur yang kuat!' Sakuta menghentikan langkahnya, Seketika, ledakan laser dengan daya hancur besar yang selalu ia hindari tepat mengenainya.

Tapi, golem raksasa berupa bongkahan es sekeras besi tersebut. mundur satu langkah, seakan di hadapanya, dia melihat monster yang lebih mengerikan darinya.

Sakuta memang tepat terkena sasaran yang fatal. Tapi ia sengaja, dengan ekspresi malas dia seperti mau menyudahi pertempuranya atau yang sakuta pikirkan adalah latihan baginya, Sakuta tersenyum kecil seketika semua cahaya itu terserap dan menghilang ketika di hadapannya.

Golem tersebut mundur lagi, satu langkah seakan dia salah berurusan dengan seseorang, Sakuta menundukan kecil punggungnya, seakan membuat ancang-ancang menyerang. sambil memegangi gagang kunai pemberian Ratu ular, dia seperti menyayat udara. Tapi pisau cahaya muncul setinggi golem raksasa bergerak cepat lurus memotong setengah bagian tubuh, golem raksasa tersebut.

Sakuta ternyata, sengaja berputar-putar memancing musuhnya, melesatkan jutsu terakhir yang dapat membombardir Sakuta dengan telak, karena Sakuta baru menunjukan jutsu spesialnya, dia mau mengeluarkanya sebagai penyelesaian latihannya.

Tomoe yang menyaksikan dari awal kehebatan Sakuta mengerutkan dahinya, dia mengumpat dalam hati mungkin kalau dia masih bersifat arogan di hadapan Sakuta. itu adalah akhir hidup bagi dirinya sekarang, ' dia juga bilang padaku, kalau aku cantik.' sambil terengah-engah wajahnya merah padam, tubuhnya meliuk-liuk seakan dia malu tapi senang.

Monster golem itu berteriak keras, walau dirinya terbelah menjadi dua, dia tetep masih mampu berdiri, tiba-tiba keluar dari bawah balok es seekor ular kobra, berkepala lima tapi tubuhnya utuh sepenuhnya berupa es, Tomoe yang melihatnya terkejut merasa tertarik karna baru pertama kali dia melihatnya.

Ular raksasa itu menatap sekelilingnya, seketika itu juga golem raksasa yang memanggilnya rubuh dan hancur, dia menatap Sakuta aneh, seakan Sakuta memerintahkanya untuk tunduk dan patuh di hadapannya.

Ular itu seakan baru teringat sesuatu, dia merayap dan berhenti di hadapan sakuta, kepalanya dia arahkan kebawah seakan bersujud melihat Sakuta sebagai pemimpinya.

Tomoe mengerutkan dahinya." Tuan Sakuta, bagaimana dia bisa patuh padamu?"

Sakuta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Ceritanya, sangat panjang."

' Ternyata! yang di katakan Ratu benar, tidak ada ular yang berani dengan ku.' umpat Sakuta dalam hati, ular kobra berkepala lima itu masih menunduk di hadapan Sakuta.

" Tuan, bolehkah aku memiliki kontrak dengannya, sepertinya aku berjodoh!"

Sakuta mengangguk kecil. " kau benar sepertinya! dia berjodoh denganmu."

Tiba-tiba ular raksasa itu menatap Tomoe, dia merayap ke arah Tomoe dan mendekatinya, melihat ular jinak itu tunduk pula di hadanya, Tomoe memegang kepala atas kobra raksasa berkepala lima tersebut.

" Apa kau mau bersamaku?"

Tiba-tiba ular itu berubah menjadi kecil, dia sekarang berada di atas telapak tangan Tomoe, ular itu merayap dan berubah menjadi sebuah kalung yang melingkari leher manisnya.

" Sepertinya, diapun suka padamu!"

" Kau benar, terima kasih Tuan Sakuta." Tomoe membungkuk memberi tanda terima kasihnya.

" Ayolah, kita ini sepantaran panggil saja namaku SA, KU, TA, Sakuta, dan tolong jangan memanggilku tuan."

" Baiklah Tuan, eh maksudku Sakuta." Tomoe tertawa melihat candaan Sakuta, dan Sakuta pun ikut terbawa suasana hati Tomoe. dia tidak menyangka akan sebahagia ini, padahal dia baru saja beberapa menit mengikuti sakuta, bagai mana perjalan lama yang akan ia tempuh bersama sakuta seterusnya.