#4

Sungguh seru perjalanan memasuki tempat bersejarah kemarin. Gaga ada sedikitnya mengagumi perempuan yang dulu pernah ia asuh waktu kecil.

Akhirnya lelaki dan perempuan yang hampir akan berpasangan itu beristirahat dan duduk di salah satu batu besar. Nadine meminum air mineral dari botol dan Gaga disebelahnya meminum kopi kotak.

"Kam punya salon?"

"Iya kak, hehe"

"Kenapa?"

"Karena aku suka kesalon dan sering banget krimbath sendiri, catok sendiri dan lain-lain. Aku juga ngerti caranya treatment makanya aku buka salon. " ucap Nadine sembari menutup botol minuman yang di genggamnya. Gaga ber 'oh' ria.

"Umm.. Kak?" ucap Nadine. Gaga langsung menoleh kearah Nadine. Gaga menaikan halisnya seolah menyaut.

"Kenapa kakak mau dijodohin sama aku? Umur kakak masih 26 tahun kan? Emangnya udah siap nikah?" ucap Nadine. Gaga pun memandang Nadine.

Satu detik

Tiga detik

Lima detik

"Karena orang tua. " ucap Gaga. Lalu dia meminum lagi kopi kotaknya. Nadine mendengus kesal, bukan itu jawaban yang ia inginkan.

"Maksud aku kan- Aaaaa" ucap Nadine tiba-tiba berteriak saat ada monyet yang menghampirinya dan merobek keresek putih yang ada diantara Nadine dan Gaga.

Spontan Gaga dengan Nadine langsung terperanjat dan menjauh dari sana. Gaga sebenarnya tidak takut, tetapi dia hanya terkejut karena Nadine berteriak.

"Tuh kan apa aku bilang, dia pada turun kalau kita bawa keresek kayak gitu!!" protes Nadine. Gaga yang melihat wajah panik Nadine hanya tertawa kecil.

"Yah.. di bawa semua kak makanannya" ucap Nadine sedih. Monyet yang mengganggu sudah pergi. Nadine menghampiri sisa makanan yang sudah robek dan tek kotak yang masih utuh.

"Gak papa Nad. Buat mereka aja" ucap Gaga. "Cabut yuk. Ada tempat lain lagi gak?"

"Mau kemana lagi kak? "

"Aku laper, ini kan udah mau sore Nad " ucap Gaga

"Tapi kalau kita turun ke bawah dago, pasti macet kak"

"Cari yang deket, kamu tahu kan daerah sini?"

"Yaudah ke armor aja deh, takutnya ujan kan. Disana ada gazebonya dan ada makanan juga" ucap Nadine dan langsung dibalas anggukkan setuju oleh Gaga. Jantung Nadine masih sedikit berdegup kencang karena kejadian menyeramkan tadi. Mereka langsung turun ke parkiran dan Gaga memajukan mobilnya sedikit dari taman hutan raya dan memarkirkan lagi mobilnya tepat di depan Cafe Armor.

Nadine dan Gaga memesan makanan. Nadine memesan es kopi dan kue red velvet, sedangkan Gaga memesan espresso dan cireng rujak. Setelah memesan, mereka langsung duduk di gazebo menunggu pesanan. Pesanan akan diantar dengan menyebut nama pemesan dan pemesan yang di sebut harus mengangkat tangan.

Nadine sedikit cemas, dikelilingnya banyak orang merokok. Nadine adalah seorang perokok dan biasanya bila nongkrong begini, Nadine akan merokok bersama teman-temannya. Sepertinya Gaga mengetahui sesuatu bahwa Nadine adalah perokok dan sikapnya yang gelisah.

Saat Nadine meminta izin ke toilet, Gaga tak sengaja melihat ada lighter. Untuk apa membawa barang tersebut selain untuk menyalakan rokok? Gaga tak terlalu memperdulikan itu, ia tak aneh dengan wanita perokok karena mantannya juga sering merokok walaupun Gaga sering memarahinya untuk berhenti. Terlebih Gaga juga tahu Nadine seorang vocalis band dan pastinya pergaulan bebasnya membawanya untuk merokok.

Saat Nadine selesai dari toilet, pesanan mereka juga bebarengan datang. Nadine sudah mengangkat tangan karena nama Gaga disebutkan. Pelayan menurunkan pesanannya dan meletakkan semuanya di atas meja.

Gaga dan Nadine mulai sibuk dengan makanannya masing-masing. Keduanya terlihat puas dengan rasa makanan yang mereka pesan.

"Nadine. Kenapa kamu tanya alasan saya mau dijodohin kamu?" ucap Gaga. Nadine yang baru saja memasukkan kue red velvet ke mulutnya. Nadine memandangi Gaga seolah menunggu ucapan Gaga selanjutnya. "Karena saya juga pengen langsung menikah. " ucapan Gaga membuat Nadine melongo pada Gaga. Setelah menelan makanannya, Nadine baru berbicara.

"Tapi kan pernikahan itu bukan sesuatu yang mudah kak. Harus disiapkan lahir batin juga kehidupan itu bukan berakhir disana, tetapi itu sesuatu akhir yang akan dimulai" ucap Nadine menjelaskan.

"Memang salah ya saya nemuin perempuan langsung saya ajak nikah bukan pacaran?" ucap Gaga membuat Nadine sedikit speechless lima detik.

"Ya, maksud aku tuh kita kenal aja belum kak. Tau satu sama lain aja belum" ucap Nadine kekeh

"Kan ini lagi pdkt" ucap Gaga frontal. "Biar kamu mau sama saya"

"Emangnya Gaga Axelle ini gak punya pacar? Banyak lah yang mau sama kakak, ya kan?" ucap Nadine alibi.

"Memang kenyataannya saya sendiri. " ucap Gaga santai. Nadine tak bisa berkata apa-apa lagi. Keduanya hening, Gaga malah asik memainkan ponsel pintarnya.

***

Waktu menunjukkan pukul 08.15, Nadine masih tertidur dikasurnya dengan posisi terlentang dan selimut yang sudag hanya menyelimuti kakinya saja karena pergerakan Nadine waktu tidur membuat selimut itu menurun.

Tring tring

Ponsel Nadine berbunyi dan membuat sang empunya terbangun.

"Hallo" ucap Nadine parau khas bangun tidurnya.

"Udah bangun? Keluar yok" suara perempuan dari seberang.

"Masih pagi udah ngajak keluar? Yaampun Lun gua masih ngantuk" ucap Nadine yang matanya setengah terpejam.

"Gua ada waktunya pagi. Kapan lagi coba kan ketemu! Udah buru lo mandi, gua otw setengah jam lagi dan gua gak mau tau lo harus dateng" ucap Luna

"Yaudah di ijah ajae" ucap Nadine mengalah.

"Si Zahwa gak jualan, dia katanya lagi di Jakarta. "

"Yaudah dimana dong? Daerah dago aja biar deket dari gue, dari lo juga"

"Caffe Benne yah."

"Ok babe. "

Nadine meregangkan otot-ototnya untuk mengumpulkan nyawa. Ditatapnya layar ponsel dan terlihat ada pesan masuk.

[Aku lagi di Bandung nih. Ketemu yuk - Gema]

Nadine sontak kaget mendapat pesan dari mantan gebetannya saat kuliah. Gema adalah seniornya dulu saat dirinya baru semester 1 dan Gema sudah semester akhir. Nadine sering curhat padanya saat hingga hubungan Nadine dengan mantannya putus, mereka jadi dekat. Terlebih karena ternyata orang tua mereka juga sama-sama berteman di dunia bisnis.

[Kapan kak? - Nadine]

[Siang ya - Gema]

[Yaudah caffe Benne aja ya. Aku tunggu disana - Nadine]

[Ok - Gema]

Nadine menghela nafas. Menurutnya tak apa bertemu dengan mantan gebetannya itu toh hanya bertemu bukan berkencan. Nadine juga sudah dari jauh-jauh hari melupakan perasaannya saat ia tau bahwa Gema menjalin hubungan dengan wanita Amerika saat Gema melanjutkan S2 nya. Lagi-lagi Nadine tahu diri.

***

Jam menunjukkan pukul 11 siang. Nadine dan Luna sudah duduk di kursi dan meja bundar yang sudah ada beberapa makanan dan minuman yang mereka pesan, mereka memilih duduk di outdoor. Nadine memberi sedikit tips membuat skripsi pada Luna dan membantunya untuk merangkai kata-kata. Luna tahu temannya yang satu ini walaupun dia sedikit tempramental tetapi dia pintar.

Seorang lelaki terlihat datang memakai kaos dengan balutan kemeja kotak-kotak, memakai jeans hitam juga sepatu adidas putih. Luna melihat lelaki tersebut dan mengenalnya.

"Nad, bukannya itu kak Gema yah? Yang dulu lo ceritain, bener gak sih? Eh dia senyum ke lo.. eh dia kesini" ucap Luna sembari melihat pergerakan Gema.

"Hai.. apa kabar Nadine, dan.." ucap Gema mencoba mengingat nama salah satu teman SMA Nadine.

"Luna. " ucap Luna sembari bersalaman. Gema mengangguk paham.

"Duduk kak.." ucap Nadine dan Gema duduk disebelahnya.

Baru saja ketiganya mengobrol dengan topik ringan, ponsel Luna berdering dan Luna harus pergi dari sana dengan alasan tertentu.

"Sorry nih, tapi aku harus duluan. Gak papa kan Nad? Kak Gema?" ucap Luna sembari membereskan segala barang-barangnya kedalam tas. Nadine sudah memahami itu, Luna memang sering pamit tiba-tiba bila sedang berkumpul karena pasti itu menyangkut tentang pekerjaan atau perkuliahannya.

"Hati-hati Lun. " ucap Nadine. Luna mengiyakan dan langsung meninggalkan mereka berdua.

"Ohiya, tanteu Bilqis sehat?" ucap Nadine membuka suaranya kembali.

"Sehat kok, dia lagi trip tuh sama anak-anak ke Singapur, ayah kamu sehat?"

"Sehat juga kok. Jadi sekarang kakak udah S2 dong ya" ucap Nadine. Gema mengangguk dan tersenyum.

"Aku udah putus sama Lea." ucap Gema. Leani adalah kekasih Gema.

"Ohiya?" ucap Nadine yang terdengar tidak antusias dengan percakapannya kali ini. Namun Gema terus menceritakan bagaimana mereka putus.

Gema menerima telepon dan ia harus pamit duluan karena ayahnya menyuruh untuk pergi keluar kota.

"Nad, sorry nih aku ada urusan ngedadak. Pulang yuk, aku anter kamu dulu"

"Ehiya gak papa kak, kebetulan aku bawa mobil kok. Kakak duluan aja" ucap Nadine lembut.

"Okedeh, aku pamit yaa kamu hati-hati" ucap Gema. Gema berdiri dan beranjak dari table namun ia melihat ada seorang laki-laik yang memperhatikan Nadine dari kejauhan.

"Nad, kamu kenal cowok itu? Kok liatin kamu terus"

"Hah, mana kak?" Nadine mendongak penasaran dan melihat kearah pandang Gema. Ia tersontak kaget melihat Gaga ada di tempat yang sama dan juga dirinya sedang bersama wanita.

***

Thanks for reading

Tbc-

Terpopuler

Comments

Listiana Ngawi

Listiana Ngawi

baru sadar kalau Nadine ini teman Luna di cerita satunya ...aq suka kalau ceritanya berhubungan gini

2020-10-24

0

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

😉😉 huups

2020-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!