Werewolf Game

Werewolf Game

Prolog

"Malam tiba, semua warga terlelap. Seer bangun dan menunjuk satu orang untuk diterawang," ucap sang Moderator. Aku membuka mata. Ya, akulah Seer itu. Aku menunjuk seorang temanku yang aku curigai, Freya. Moderator mengambil kartunya dan memberi kode tentang perannya sekarang, 'W 'alias Werewolf. Aku mengangguk tanda mengerti.

"Seer tutup mata. Guardian buka mata, tunjuk satu untuk dilindungi."

"Guardian bisa tutup mata. Para Werewolf dan Traitor yang sangat kejam, buka mata dan pilih satu untuk dimakan." Sepertinya para Werewolf sedang berunding. Aku tak sabar menunggu 'pagi' tiba.

"Para Werewolf dan Traitor tutup mata. Pagi pun tiba, semua warga bangun. Saat sedang lari pagi, Helsa melihat seseorang yang mati dengan banyak luka cakar di tubuhnya dan dia adalah... Arkana, bye Arkana!" sang Moderator, Dean, berkisah. Aku membuka mata, begitu juga para pemain lain. Sepertinya Arkana kesal. Ah, sebuah mimpi yang indah.

Namun, gambar itu cepat berganti menjadi teriakkanku di hari yang sama, disertai dengan bayangan kedua orang tuaku yang sudah bersimbah darah. Hari yang seharusnya membahagiakan karena kakakku bisa mendapat libur dari kegiatannya di akademi kepolisian menjadi petaka.

“Astaga … Ayah! Ibu!”

“Cassie jangan!”

Gambar itu kembali berganti. Rekaman ketika para wartawan yang meyerbuku dan Kak Han di depan kantor polisi terputar.

“Bagaimana awal Anda mengetahui orang tua kalian meninggal secara mengenaskan?“

“Apakah Anda yakin ini pembunuhan?”

“Bagaimana reaksi Anda-“

“Di mana kalian saat peristiwa itu terjadi?”

Mereka menyerbu secara bersahut-sahutan. Kamera mereka mengambil detik demi detik kami berdiri kebingungan. Anggota polisi yang sebelumnya mengantar kami kini disibukkan dengan mengatur para wartawan. Secara tidak sengaja, salah satu lensa kamera itu menghantam kepalaku.

Bangun! Aku harus bangun! Ini semua rangkaian mimpi buruk hari itu!

Mataku terbuka lagi. Semua mimpi itu sudah menghilang. Sinar matahari menyusup masuk melalui celah jendela di kamar yang aku tempati untuk sementara ini. Beruntungnya kakak punya teman baik seperti Kak Dion. Sebenarnya, aku hanya tertidur mungkin beberapa menit sampai saat ini karena setiap memejamkan mata, kondisi terakhir ayah dan ibuku tergambar sangat jelas dalam mimpi.

Aish, sial, bayangan itu saja sudah cukup menyiksa. Apalagi ingatan tentang kakakku yang ditahan sekarang, benar-benar kesialan yang menumpuk jadi satu. Secara tidak sengaja, aku melihat handphone milikku di atas meja di samping tempat tidur ini. Dengan perlahan, kuulurkan tangan untuk mengambil benda tersebut sampai akhirnya aku mendapatkannya.

“Dua puluh tiga pesan masuk? Dua belas panggilan tidak terjawab?" aku terkejut karena aku mendapatkan notifikasi yang banyak. Aku membuka kotak pesan, semuanya berasal dari teman dan guruku yang mengucapkan bela sungkawa.

Tunggu! Tidak semuanya! Ada satu pesan yang berasal dari nomor asing dan diawali dengan tulisan Callahan Evano, nama kakakku. Segera saja aku buka isi pesan itu dan kubaca.

Callahan Evano Nandana adalah seorang Anak Malang. Terduga tetapi sebenarnya ia hanyalah Villager -Moderator

Ini aneh, mengapa orang ini mengirim pesan seakan-akan aku sedang bermain Werewolf Game? Padahal, biasanya aku bermain Werewolf Game secara langsung bersama teman-teman. Karena keanehannya, tanpa pikir panjang lagi, aku segera membalas pesan itu.

Siapa kau? Berani-beraninya ikut campur!

Aku masih memandangi pesan yang dikirim oleh orang misterius itu. Bagaimana bisa dia tahu kakakku tidak bersalah? Oh, ada pesan masuk lagi!

Seperti kataku tadi, aku Moderator, Cassiopeia Putri Edeline. Adik dari Callahan Evano Nandana. Sekarang sedang tinggal di rumah Dion Erlangga dan kau sekarang berada di kamar tamu, benar ‘kan?

“Tidak mungkin!” aku melempar handphone-ku ke sembarang arah dan langsung menutup tirai jendela. Bagaimana bisa orang ini tahu tempat aku berada sekarang? Apakah dia stalker? Aku merasa semua orang menyorotku sekarang. Aku tidak bisa hidup seperti ini!

***

“Jadi Callahan Evano Nandana, si Anak Pertama, adalah tersangka utama kita di sini. Aku tidak menyangkanya,” Kepala Tim duduk berseberangan dengan Han di ruang interogasi.

“Aku berani bersumpah tidak melakukan pembunuhan itu! Kalian semua salah dengan menangkapku dan menjadikanku tersangka utama! Pelaku sebenarnya masih bebas di luar sana, apakah kalian sungguh putus asa sekarang ini? Aku kira Pak Haryo mempercayaiku setelah semua bantuan yang kau berikan untuk mengantar aku dan adikku kemarin,” mata pria itu berkilat marah karena tuduhan yang diberikan padanya.

“Sulit untuk mempercayai apa yang keluar dari mulutmu ketika semua bukti mengarah pada dirimu,” serang Kepala Tim lagi.

 

“Aku berani bersumpah, jejak kakiku, sidik jariku, dan semua bukti yang mengarah pada diriku ada di sana karena kelalaianku sendiri. Aku panik dan tidak sengaja menyentuh senjata si pembunuh. Apakah kalian tidak mau mempertimbangkan kesaksianku ini?” tanya Han.

 

“Sebagai siswa akademi kepolisian kau sangatlah ceroboh dan licik. Dengar baik-baik, ya. Satu-satunya sidik jari yang ada di pisau itu adalah milikmu dan jejak sepatu yang ada di situ juga milikmu. Kau mau mengelak bagaimana lagi?” Kepala Tim mengacungkan jarinya tepat di depan wajah Han.

“Sebagai Kepala Tim Penyidik kepolisian Anda sangat tidak peduli pada kebenaran. Anda-“

 

“Cukup untuk hari ini! Kembalikan dia ke selnya,” Ketua Tim memukul meja dan berdiri.

 

“Sebelum aku pergi aku akan berpesan pada Anda, aku akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah dan akan menemukan siapa pelaku aslinya meski butuh bertahun-tahun lamanya dan pada saat itulah Anda akan menelan rasa malu yang amat besar. Namun, sebelum itu terjadi, Anda harus menghadapiku berkali-kali sebagai saingan.”

“Benar-benar Anjing Gila kau ini. Tidak mungkin warga sipil melawan kepolisian sebagai saingan yang setara,” cibir si Kepala Tim meremehkan Han.

“Selalu ada jalan, Pak Haryo. Selalu ada jalan.”

Terpopuler

Comments

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

aku mampir....👌

2020-07-15

1

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

next

2020-07-01

1

Li Na

Li Na

like

aku mampiir

2020-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!