"Sorry gue langsung nyelonong aja. Gue kira lo masih sakit makanya gue mampir kesini dulu sebelum kekantor. Pintu rumah lo juga gak dikunci makanya gue langsung masuk aja." Penjelasan Daniel dirasa cukup untuk membuat El percaya.
"Gue udah enakan kok, Luna juga udah bantu ngerawat gue sampai-sampai dia ikut ketiduran dikamar gue dan pasti dia juga lupa kunci pintu depan." Aneh memang ketika antara dua sahabat yang hampir tidak ada rahasia sekecil apapun tiba-tiba berbohong satu sama lain didalam masalah yang sama.
"Oh kalo gitu gue langsung ke kantor aja."
"Kita bareng aja, Karena gue masih lemes gue masih belum bisa bawa mobil. Tunggu bentar gue mandi dulu."
"Ya kalo emang lo belum sehat kenapa mesti ke kantor? Udahlah rehat aja dulu."
"Gue bosen dirumah sendirian." Daniel menghela nafas, Biarpun ia memaksa El untuk tetap dirumah dan istirahat itu akan sia-sia karena El orang yang keras kepala.
"Serah lo deh, Buruan gue tunggu di ruang tamu depan." Daniel beranjak dari sana, Sambil menuruni anak tangga ia sesekali melirik kearah pintu kamar Luna yang tertutup rapat.
El segera masuk kekamar mandi membasahi tubuhnya dibawah guyuran air hangat.
"Akhir-akhir ini kenapa gue gak bisa ngendaliin perasaan gue ke Luna. Sumpah kalo deket sama dia rasanya kek hilang kendali." Ucap El dibawah guyuran air yang berjatuhan ketubuh kekarnya.
"Gak bisa! Ini gak bisa diterusin, Bahaya kalo gue tetap biarin begini. Oke mulai dari sekarang kek nya gue harus jaga jarak sama Luna." Tambahnya lagi membuat keputusan sepihak.
Sedangkan Luna yang kini juga sedang merendam diri didalam bathtub terus merutuki dirinya sendiri.
"Kok jadi gini? Kok bisa gini sih? Kenapa hatiku tiba-tiba ngerasa aneh gini sama dia?Gak gak gak! Gak mungkin! Ah......Gak tau! Ta....Tapi kok bisa sih ahhh....." Katanya frustasi lalu menenggelamkan diri didalam bathtub.
Setelah selesai siap-siap El langsung keluar dari kamar dan menyusul Daniel yang sudah menunggu resah gelisah gundah gulanah disofa ruang tamu.
"Kita berangkat." Kata El mengajak Daniel.
"Loh, Kita gak nunggu Luna?" Sahut Daniel sambil melihat kelantai atas.
"Paling dia gak mau dianter kekampus."
"Jadi kita langsung berangkat beneran nih?" Daniel kembali meyakinkan El, El hanya mengangkat kedua alisnya menjawab pertanyaan Daniel.
Daniel dan El lalu pergi kekantor bersama sedangkan Luna masih betah mengurung diri dikamarnya berdebat dengan otak dan hatinya.
"Kenapa aku jadi mikirin dia terus ya? Gak....Gak, Ini pasti karena dia lagi sakit makanya aku kepikiran. Tapi, Kok bisa sih aku tidur dikamarnya? Satu ranjang lagi. Oh God why?........" Celetuk Luna seorang diri.
"Tapi, Bukannya tadi malam dia belum sempat makan ya? Ya udah kalo gitu lupain dulu yang macem-macem. Mending aku buatin dia makanan untuk sarapan, Terus minum obat." Luna mengakhiri semua pikiran kacaunya lalu keluar dari kamar. Saat melewati kamar El, Luna berjalan pelan agar tidak terdengar oleh El.
Sesampainya di dapur Luna langsung membuka kulkas dan mulai memasak makanan untuk El yang sudah lama pergi kekantor.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Luna selesai memasak. Ia lalu pergi kekamar untuk siap-siap pergi ke kampus dan seandainya El memintanya untuk tetap tinggal dirumah ia tidak akan ke kampus hari ini.
Setelah siap ia tinggal kekamar El untuk menyuruhnya sarapan namun langkah Luna terhenti saat ia menerima pesan singkat dari El.
"Lun, Maaf ya abang buru-buru ke kantor dan gak sempat bilang ke kamu. Ada banyak kerjaan yang udah nungguin, Kamu hati-hati ya ke kampusnya. Naik taxi jangan naik bus."
Luna menghela nafas panjang, Ada rasa kecewa yang ia rasakan saat ini ketika tau El sudah berangkat ke kantor sejak tadi
"Padahal aku udah siapin sarapan buat kamu." Ucap Luna pelan tidak bersemangat. Ia lalu pergi ke kampus meninggalkan semua makanan yang ia siapkan diatas meja.
***
"Hai, Gimana bang El? Udah sehat belum? Apa kata dokter? Apa aku jenguk aja ya?" Luna yang baru sampai ke kampus langsung dihampiri Dara dengan sederet pertanyaan yang ia ajukan.
"Udah mendingan sih." Jawab Luna tidak semangat. Ia duduk dikursi miliknya lalu mengeluarkan buku tugas yang akan segera dikumpulkan keruang dosen.
"Aku mau jenguk ya, Please......Aku khawatir banget sama bang El yang gantengnya melebihi romeo itu." Kata Dara sambil mengumpulkan buku tugasnya membuat Luna mengernyit mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Kenapa? Biasa aja dong ngeliatnya." Sambar Dara melotot.
"Aku aja gak sempat ketemu dia tadi pagi." Luna merapikan buku-buku tugas yang sudah dikumpulkan oleh anak-anak yang lain.
"Kenapa? Bang El kemana?"
"Kekantor." Jawab Luna singkat sambil berdiri ingin membawa semua buku tugas ke ruang dosen. Saat didepan pintu Luna bertemu Andra yang baru datang bersama Queen.
"Nih tugas gue." Kata Queen meletakan bukunya kedalam pelukan Luna.
"Tugas? Tugas apaan?" Tanya Andra bingung pada Queen dan masih berdiri didepan pintu menghalangi jalan Luna.
"Tugas kita kemaren yang dikasih sama bu Rima." Jelas Queen pada Andra, Andra langsung memukul jidatnya saat ingat tugas yang belum sempat ia kerjakan.
"Misi." Kata Luna tegas dan singkat agar Andra memberinya jalan.
"Tunggu tugas gue." Kata Andra malah membenarkan posisinya tambah menghalangi jalan Luna.
"Kalo gitu cepat kumpul tugas kamu sekarang atau kamu antar sendiri ke ruang dosen."
"Gue bilang kan tunggu bentar." Andra lalu pergi kemejanya dan langsung mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Queen yang saat itu tidak ingin hanya diam melihat El langsung mengambil buku tugasnya yang baru saja ia kumpulkan dan memberikannya pada Andra.
Luna menghela nafas jengah, Ia melihat kearah jam tangan nya lalu menghampiri Andra yang masih kalang kabut menyalin jawaban milik Queen.
"Aku gak punya waktu untuk nunggu lebih lama tugas kamu."
"Udah diem aja, Tinggal nunggu aja susah banget sih. Bisa gak kalo lo gak nyari masalah sama gue sehari aja." Balas Andra makin membuat Luna kesal. Ia menarik buku Queen lalu membawanya ke ruang dosen tanpa menghiraukan Andra yang berlari mengejarnya sambil membawa buku tugasnya yang belum selesai.
"Sialan tuh cewek!" Kata Andra menghentikan larinya saat Luna sudah memasuki ruangan dosen, Ia kembali kedalam kelas dengan membawa buku tugas miliknya yang belum selesai.
"Gimana dapet lagi gak bukunya?" Tanya Queen yang menghampiri Andra. Andra menggeleng lesu sambil duduk dibangku nya. Melihat Andra yang kecewa Queen berdiri menunggu Luna dari ruang dosen.
Sesampainya di kelas tangan Luna langsung ditarik kasar oleh Queen yang marah karena Luna sengaja meninggalkan tugas Andra.
"Lo jangan sok pintar ya jadi cewek!" Kata Queen kasar disaksikan oleh mahasiswa lain termasuk Andra dan Dara.
"Eh lo apaan huh?" Dara yang melihat langsung mendorong tubuh Queen hingga ia hampir terjatuh. Ia tidak terima jika ada yang mengganggu sahabatnya itu.
Andra yang melihat Queen didorong tidak terima, Ia berdiri menghampiri Luna yang sibuk menenangkan Dara.
"Gue peringatin sama lo juga sama temen lo dan kakak lo! Jangan terus-terusan cari masalah sama gue atau kalian semua bakal nyesel." Ancamnya tegas pada Luna, Lalu tubuh Luna didorong Queen hingga ia terduduk dibangkunya. Andra menarik Queen kembali duduk di bangku mereka dan Luna juga menarik Dara yang ingin menjambak rambut panjang milik Queen.
"Bangke lo bedua!" Teriak Dara sambil mengacungkan jari tengahnya kearah Queen dan Andra.
"Udah Ra." Kata Luna menenangkan sahabatnya.
"Selamat pagi." Kata dosen yang baru memasuki kelas lalu duduk dibangku depan.
"Andra, Mana tugas kamu?" Tanya dosen yang biasa dipanggil bu Rima.
"Be.....Belum selesai bu."
"Kalo begitu silahkan keluar dari kelas saya sekarang juga." Tidak main-main Andra langsung disuruh keluar oleh bu Rima. Dengan terpaksa Andra berdiri berjalan menuju pintu tatapannya tidak lepas dari sosok Luna yang duduk juga sambil melihat Andra. Tidak hanya Andra yang menatap Luna seperti ingin membunuhnya Queen juga melihat kesal kearah Luna yang menyebabkan Andra dihukum.
***
El yang saat ini sedang bekerja merasa tidak bisa fokus. Pikirannya dipenuhi oleh Luna. Semua bayangan tentang Luna muncul di pikiran.
"Terima kasih sudah membuatku nyaman tanpa alasan dan Maaf jika aku menyimpan rasa secara diam-diam dan berharap balasan." Ucap El dalam lamunan nya tentang Luna.
"El, Kita makan siang ke cafe depan yuk." Ajak Daniel yang masuk tanpa permisi pada El membuat El kaget dan menghamburkan lamunan indahnya tentang Luna.
"Lo kebiasaan banget sih masuk gak ngetok pintu dulu." Kata El kesal menegur kebiasaan buruk sahabatnya itu.
"Emang lo ngapain?" Kata Daniel santai. Mendengar pertanyaan Daniel membuat El langsung salah tingkah seperti sedang terciduk melakukan perbuatan jahat.
"Apaan? Ya.....Ya gue kaget lagi asik kerja lo tiba-tiba masuk gak ngetok dulu." Sahut El membuat alasan, Padahal Daniel sudah mengetahui rahasia besar yang El sembunyikan, Melihat El seperti ini membuat Daniel memiliki ide iseng untuk mencoba mengganggu pikiran El.
"El, Gue mau tanya. Gue punya temen gak deket banget sih, Tapi kita sering clubing bareng. Dia itu punya hubungan sama cewek tapi gak mau ngaku, Ya kalo hubungan itu sebatas pacar gak masalah kan ya. Masalahnya mereka itu udah nikah, Tapi dari pihak cowok atau cewek kek nya sama-sama nyembunyiin status mereka. Menurut lo gimana?" Mendengar pertanyaan yang diajukan Daniel, El tersedak, Ia merasa kurang suka dengan pertanyaan sahabatnya yang seolah sedang menyudutkan nya.
"Lo kenapa?" Tanya Daniel lagi saat El tersedak.
"Huh?......Oh enggak apa-apa cuma tenggorokan gue agak gatal." Jawab El salah tingkah sambil memegang tenggorokannya yang sama sekali tidak merasa gatal.
"Terus gimana menurut lo?" Daniel kembali menyerang dengan pertanyaan konyol nya.
"Apanya?" El sebenarnya tau yang fi maksud Daniel namun ia masih berusaha mengalihkan arah pembicaraan agar Daniel melupakan pertanyaan nya itu.
"Yang barusan gue tanya. Tentang suami istri yang nyembunyiin status mereka." El menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Daniel.Melihat ekspresi El membuat Daniel tegang sekaligus yakin jika El akan mengakui hubungannya dan Luna di depan Daniel.
"Menurut gue, Mending lo jangan urusin kehidupan mereka. Karena lo juga pasti gak ada hubungannya kan sama mereka." Saat mendengar jawaban El, Daniel rasanya ingin meninju wajah sahabatnya itu sekarang juga.
"Ya, Lo bener. Okelah kita lupain aja, Ayo kita ke cafe. Laper gue daripada ngurusin sepasang suami istri yang gak jelas mending gue makan." Katanya pasrah menyerah dengan semua jawaban yang di berikan El. El hanya mengangkat kedua bahunya saat melihat Daniel segera keluar dari ruangannya, Ia lalu berlari mengejar Daniel yang terlihat cuek saat ini.
Saat El dan Daniel keluar dari kantor ada kurir makanan yang datang dan mencari El. El dan Daniel saling melempar pandangan saat kurir itu bertanya pada resepsionis didepan.
"Maaf, Saya El ada apa ya?" Kata El menghampiri kurir tersebut.
"Oh anda pak El, Ini ada pesanan untuk anda. Silahkan tanda tangan disini." Katanya menyerahakan selembar kertas pada El, El menandatangi kertas itu lalu mengambil box yang diserahkan kurir tadi padanya.
"Terimakasih pak, Pasti pacar bapak sangat mencintai bapak makanya dia pesanin makanan ini buat bapak. Selamat menikmati dan selamat siang." Kata kurir itu lalu pergi dari kantor El.
"Pacar?" Kata El dan Daniel bersamaan. Daniel tentu sudah tau pengirim makanan ini namun El benar-benar bingung siapa yang dimaksud kurir tadi dengan sebutan pacar.
"Ini buat kamu aja, Saya mau makan di cafe sama pak Daniel." Kata El meyerahkan box itu pada resepsionis.
"Terima kasih pak." Sahut resepsionis itu tersenyum pada El.
"Lo yakin gak mau makan itu?" Tanya Daniel heran.
"Lagian gue gak tau siapa pengirimnya." Jawab El santai sambil berjalan menuju lobi depan.
"Lo......Coba deh lo onget-inget siapa cewek yang lagi deket sama lo." Kata Daniel, Ia tidak mengerti kenapa terus berpura-pura didepan Daniel. El lalu berhenti sambil sedikit berpikir
"Gak ada." Katanya lalu melanjutkan berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supir. saat ingin masuk ke mobil hape nya berbunyi, Ia segera mengeluarkan dari dalam sakunya.
"Bentar ya, Gue terima telepon dulu." Kata El, Lalu pergi menjauh dari Daniel.
"Hallo....Kenapa Lun?"
"Abang udah terima kiriman aku belum? Tadi malam abang gak sempat makan, Tadi pagi juga abang gak sarapan. Kali ini tolong banget makan, Makanan yang aku kirim ya."
"Jadi........Yang kirim makanan barusan kamu?" Tanya El
"Iya, Udah sampai kan? Barusan aku terima laporannya lengkap sama tanda tangan abang kalo makanan nya udah sampai dan diterima sama abang langsung." El langsung memukul jidatnya berlari kearah meja resepsionis.
"Makasih ya Lun, Entar abang jemput kamu dikampus. Udah dulu ya, Dah." El langsung mematikan sambungan teleponnya. Daniel yang melihat El pun ikut menyusul berlari takut kalau terjadi sesuatu.
"Kiya, Makanan yang saya kasih barusan mana?" Tanya El pada resepsionis bernama Zaskiya.
"Ada pak, Ini." Katanya sambil meletakan box makanan yang ternyata dari Luna.
"Maaf ya, Makanannya saya ambil lagi. Kamu beli sendiri gak apa-apa ya, Ini buat kamu." Kata El sambil memberikan uang 500 ribu ketangan gadis itu, Sontak membuat karyawan nya itu bingung sekaligus heran.
El lalu pergi menuju ruangannya kembali dengan wajah yang terlihat sangat bahagia seperti orang yang sedang menang taruhan.
"Loh, Kata lo mau makan di cafe." Ucap Daniel yang mengikutinya dibelakang.
"Gak jadi, Gue mau makan ini aja. Lo ke cafe sendirian ya, Atau lo ajak aja tuh si Kiya." Katanya sambil terus tersenyum memamerkan kebahagiannya.
"Emang itu makanan dari siapa sih sampai-sampai lo segitu senengnya." Tanya Daniel penasaran, Padahal ia tau jawabannya.
"Dari bunda....." Kata El santai menuju ruangannya. Daniel membuang nafas kasar, Jika sudah begini tidak berguna jika ia tetal berada disamping El. Daniel pergi meninggalkan El dengan box makan kiriman istrinya.
***Bersambung yes.....
Author keknya ketularan demam dari bang El deh ini......Yakin banget karena bang El. Jadi yang mau komen
"Gak seru thor cuma dikit."
"Kom dikit banget thor?"
"Tambahin thor, Dikit amat."
Di tahan dlu ya, Karena author udah maksimal banget ini tenaganya buat nge-up eps baru***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Boru Silalahi
Yang untung yg terima uang El diganti 50 rb
2023-01-31
0
Ibi Fit
ayo dong thor jgn lama2 buat babang el ama luna saling jatuh cinta.😄
2021-08-22
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
el ada ada aja
2021-07-13
0