"Papa sudah mengurus semua kepindahan kamu. Kamu gak perlu lagi balik ke LA, Papa pikir kamu akan menjadi orang yang hebat dan bisa meneruskan perusahaan nantinya jika kamu kuliah di LA. Tapi sebaliknya kamu malah bikin masalah, Dan papa juga baru tau dari dosen kamu ternyata kamu disana jarang masuk kuliah dan nilai-nilai kamu dibawah rata-rata. Bikin malu!" Pak Rudi masih menceramahi Andra sedangkan Andra tidak lagi perduli dengan kuliahnya.
***
Sedangkan El, Daniel dan Luna sedang menikmati makan malam bersama dirumah El.
"Terus kenapa kamu sembunyi waktu itu?" Tanya Daniel di sela makannya. El yang tidak mengetahui hal itu langsung melihat kearah Daniel dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Sembunyi? Kapan lo kesini? Kok gue gak tau? Kok lo gak bilang?" Semua pertanyaan itu langsung dilemparkan El saat itu juga membuat Daniel tersedak makanannya.
"Ummm....Waktu itu....Pas gue ada meeting." Jawab Daniel gugup.
"Metting? Metting lewat depan rumah gue?" Luna yang melihat dua pria didepannya ini hanya bisa diam, Dalam hatinya ia tertawa melihat semua kekonyolan yang mereka lakukan, Namun Luna tetap menjaga sikap agar tidak terlalu nampak.
"Adalah pokoknya, Lo nanya terus kapan Luna jawabnya?" Gerutu Daniel, Membuat El diam lalu melanjutkan makan malamnya.
"Gak sembunyi, Karena ditaman udah mulai panas makanya aku masuk." Jawab Luna santai, Padahal saat itu ia memang bersembunyi dari Daniel.
"Oh gitu" Daniel langsung percaya dan melanjutkan makannya. Luna merasa lega dan ia tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar pada Daniel.
"Tapi, Bi Irah kok gak jelasin apa-apa waktu itu? Malah bilangin aku berkhayal karena kepanasan."
"Kalian bedua lagi ngomongin apa sih sebenernya?" Sambar El yang sejak tadi hanya menjadi pendengar.
"Gak apa-apa kok bang, Gak begitu penting iya kan kak Daniel?"
"Huh? Emmmmm.....Ayo makan lagi silahkan pak El ditambah nasinya." El makin bingung dengan semua yang dibicarakan Luna dan Daniel tapi ia tidak ingin merusak suasana makan malam ini, Jadi ia lebih memilih untuk diam.
***
Setelah selesai makan malam mereka sempat ngobrol bersama tetapi karena ngantuk Luna pamit duluan untuk tidur.
"El, Ade lo udah punya pacar?" Tanya Daniel penasaran.
"Kan udah gue bilang, Jangan berani-berani deketin ade gue." Sahut El santai sambil menegak minuman kaleng miliknya.
"Yang mau ganggu siapa? Gue kan cuma tanya. Lagian kenapa sih lo takut banget gue deketin ade lo? Berlebihan tau gak sih lo jadi kakak. Lo mau nurunin kejombloan lo sama ade lo? Liat aja gimana lo sekarang? Umur udah matang harusnya lo udah punya anak jangankan anak pacar aja lo gak punya. Kan miris, Jangan sampai deh Luna jadi kek lo." Mendengar celetukan sahabatnya itu El *** kaleng yang ada ditangannya melihat kearah Daniel dengan senyum membunuh miliknya.
*Ehehehehe maaf, Maksud gue gak gitu kok sumpah gak nyela gue. Cuma kasih support aja biar lo gak setres....." Daniel yang tau kalau El marah buru-buru meminta maaf.
"Ya udah balik sana, Entar kemaleman lo nyasar ke klub."
"Lah gue diusir? Tadi pagi aja lo baik-baikin gue nyuruh gue kerumah terus disuguhin makan malam yang enak-enak dan sekarang lo ngusir gue?"
"Gue capek, Mau tidur besok jam 9 ada metting sama klien." El lalu berdiri dari tempat duduknya menunggu Daniel pergi dari rumahnya.
"Oke.....Oke pergi gue, Gue juga punya rumah ngapain lama-lama disini." El tersenyum mendengar ucapan Daniel lalu mengantarkan Dani kedepan pintu.
Setelah Daniel pulang El langsung kekamarnya karena memang ia sangat lelah malam ini dan ingin langsung istirahat.
***
Pagi ini Luna sibuk memasak bekal didapur ditemani bi Irah.
"Mba Luna yakin udah mau masuk kuliah? Kaki mba Luna udah gak sakit?" Kata bi Irah yang membantu Luna memotong sosis dan baso untum dibuat nasi goreng.
"Iya, Saya udah sehat kok bi. Lagian bosan juga gak ngapa-ngapaim dirumah seharian."
Setelah menyiapkan dua kotak makan Luna duduk di meja makan menunggu El untuk sarapan bersama.
Tidak lama menunggu El datang dan langsung duduk bergabung bersama Luna dan bi Irah.
"Nih bekal buat abang." Luna menyerahkan kotak makan berwarna biru kepada El dan memasukan kotak makan berwarna pink kedalam tasnya.
"Loh kamu mau kuliah?" Tanya El melihat Luna yang sudah siap. Luna mengangguk menjawab pertanyaan El.
"Kaki kamu?"
"Udah sembuh kok, Nih pake sepatu." Luna lalu memamerkan kakinya yang sudah memakai sepatu.
"Ya udah, Tapi entar abang anterin ya." Luna tersenyum sambil mengangguk setuju dengan El.
***
Setelah mengantar Luna kekampus El langsung pergi ke kantornya.
"Luna......" Teriak Dara, Teman Luna. Ia berlari menghampiri Luna yang baru saja turun dari mobil El.
"Eh siapa tuh, Ganteng banget." Katanya menunjuk kearah mobil El yang sudah jauh.
"Kakak sepupu ku, Ponakan ayah." Jawab Luna santai dan yakin membuat siapa saja yang bertanya akan langsung percaya denga. ucapan Luna..
"Ih kok gak bilang kalo lo punya sepupu seganteng dan sekeren itu? Gue mauuuuu.......Jodohin ke gue dong." Rengek Dara sambil menggandeng manja tangan Luna.
"Apaan sih, Ngaco deh." Sahut Luna sambil tertawa geli menanggapi ocehan teman masa kecilnya itu.
"Brukkkk......." Karena asik ngobrol Luna tidak sengaja menabrak seseorang.
"So......" Ucapan Luna langsung berhenti saat melihat sosok yang berdiri dihadapannya saat ini.
"KAMU!" Kata Luna, Wajahnya yang tadi ceria seketika berubah marah. Dara yang melihatnya langsung bingung dengan sikap Luna.
"Sorry temen gue gak sengaja." Kata Dara mewakili Luna, Ia lalu manarik Luna namun tubuh Luna kaku. Matanya masih melihat tajam kearah pria yang juga sedang melihatnya saat ini.
"Plakkkkk......." Dara kaget melihat Luna yang langsung menampar pria itu dengan keras. Beberapa orang disana juga sedang memperhatikan Luna.
"Lun, Kamu apa-apaan sih?" Ucap Dara berbisik berusaha menyadarkan Luna dari perbuatannya.
"Lo kurang ajar banget sih jadi cewek! Udah nabrak bukannya minta maaf malah nampar gue." Kata pria tadi terlihat marah pada Luna.
"Lebih kurang ajar mana sama cowok yang ngebawa dan ninggalin dia ditempat asing dan sepi. Sendirian ditempat gelap dan sepi, Apa orang itu masih bisa disebut seorang laki-laki? Apa dia gak lebih dari kurang ajar? Tamparan ini gak seberapa dibanding sama apa yang udah kamu lakuin malam itu." Pria itu sadar bahwa gadis yang ada dihadapannya sekarang ini ialah gadis yang ia bawa pada malam pesta dan menurutnya karena Luna jugalah ia berada ditempat ini, Harusnya ia masih kuliah di LA saat ini.
"Lun......Ka.....Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Dara ragu, Kini ia tau alasan Luna menampar laki-laki bertubuh tinggi dan berambut pirang ini, Pasti karena ia sudah melakukan kesalah karena Luna bukanlah tipe orang yang suka mencari masalah dengan orang lain.
"Oh, Jadi lo cewek dipesta itu? Yang duduk sendirian, Merasa bosan dan terlihat menyedihkan itu? Huh......Kenapa dunia sangat sempit sampai-sampai gue harus ketemu lo lagi. Dan keadaan lo saat ini juga sama kek malam itu, Sama-sama menyedihkan." Olok pria itu yang tidak lain adalah Andra, Belum hilang marah Luna padanya karena kejadian malam itu kini ia malah membuat masalah baru. Membuat Luna makin murka.
Tangan Luna kembali mengayun ingin segera mendarat dipipi Andra, Namun tangan Andra lebih cepat menangkap tangan Luna.
"Asal lo tau, Hidup gue jadi sial semenjak ketemu lo. Gue harap ini pertemuan terakhir kita." Katanya penuh penekanan, Lalu melepaskan tangan Luna dan pergi dari sana meninggalkan Luna dengan emosinya yang tidak dapat dibendungnya lagi.
"Lun, Luna lo gak apa-apa kan?" Tanya Dara menggoyangkan tubuh Luan.
"Ya udah kita kekelas aja yuk." Dara membawa Luna ke kelas sambil terus berusaha meredamkan emosinya.
***
"Sialan tuh cewek, Berani-beraninya dia nampar gue dimuka umum." Kata Andra mengomel sekilas ia kembali mengingat kejadian malam itu. Malam itu ia tidak benar-benar pergi bahkan ia ikut mengiringi Luna berjalan kaki tepat dibelakang Luna tanpa sepengetahuannya. Ia memang brengsek tapi tidak akan tega meninggalkan seorang wanita ditempat sepi seperti itu.
Ia ingin menghampiri Luna saat Luna menangis ketakutan tapi El dan Daniel datang lebih dulu untuk membawa Luna.
"Lo kenapa Ndra? Hari pertama kuliah kok bete banget muka lo?" Tegur Ryan saat menghampiri Andra.
"Gimana gak bete, Gue kepaksa ngikutin mau orang tua gue pindah kesini terus hari pertama masuk kuliah gue mesti ketemu sama cewek sialan itu."
"Cewek sialan?" Kata Ryan mengulang ucapan Andra dengan nada heran.
"Iya, Cewek kesepian tapi belagak sombong." Sambung Andra lagi.
"Siapa sih?" Ryan makin heran dengan sahabatnya itu jelas saja ia baru ditempat ini tentu belum ada yang mengenalnya.
"Adalah pokoknya. Gak tau gue namanya, Gak penting juga yang penting gue gak bakal ketemu tuh cewek lagi. Awas aja kalo dia berani muncul dihadapan gue." Mendengar itu semua Ryan berdeham menanggapi semua ucapan Andra.
***Bersambung.........
Ada yg penasaran sama mukanya Andra? Cus komen yg bnyk n like yg bnyk yak***......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Boru Silalahi
Andra yg salah wajarlah Luna tampar kau Andra pembawa masalah
2023-01-25
0
Sri Edy Utami
, 08vv 888
2022-04-01
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
buat luna jatuh cinta ma el dong thor
2021-07-12
0