PART 7

Sebulan setelah kecelakaan itu Andrew masih dalam kondisi koma dan sudah di pindahkan ke Jerman,Sampai suatu sore Shera mendapat kabar bahwa Andrew meninggal. Setelah itu Shera berlari menuju rumah Andrew berharap bisa melihatnya untuk yang terakhir kali tetapi rumah Andrew kosong tak berpenghuni bahkan Olyfia tidak bisa di hubungi lagi.

Semenjak kejadian itu Shera menjadi lebih tertutup dan pendiam. Setelah lulus kuliah Shera memutuskan untuk lanjut kerja di Singapore agar bisa melupakan sakit hati nya.

Tapi entah sial atau takdir? Malam itu Shera sangat sedih dan merasa kehilangan setelah setahun kepergian Andrew. Shera pun berjalan di pusat pertokoan dan memasuki sebuah club malam,Dalam kondisi mabuk Shera di bawa pergi oleh seorang laki laki menuju hotel, Dan terjadilah kecelakaan malam itu dimana Shera kehilangan kesuciannya dan karena dia melarikan diri setelah sadar,dia tidak mengetahui siapa laki laki itu.

Setelahnya Shera menjalani kehidupannya lancar,prestasi kerja yang bagus dan ekonomi yang baik. Setelah bertahun tahun tidak kembali ke indonesia akhirnya Nico,kakak pertama Shera menjemputnya dengan paksa agar kembali ke Indonesia.

"Shera, ayo pulang ke Indonesia!! Apa kamu tidak kasihan sama mama?" Nico memasang tampang memelas dan menyedihkan.

"Duh kakak,Shera masih mau disini! Kalau mama kangen ya mama saja datang kesini. pokoknya Shera belum mau pulang!" Shera berucap sembari berjalan kembali menuju kamarnya.

"Oke,Oke kakak tidak akan memaksa kamu pulang. malam ini kakak boleh tidur disini semalam? besok kakak pulang." Nico mengibarkan bendera putih tanda ia menyerah membujuk adiknya ini. Shera hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum puas.

Keesokkan paginya Nico sudah selesai menyiapkan sarapan untuk Shera. Shera yang baru saja melangkah ke dapur cukup terkejut melihat banyak menu sarapan di atas meja makan yang biasanya kosong.

"Kenapa melamun?" Nico membawa dua cangkir teh hangat untuknya dan Shera.

"Kakak yang masak ini semua?" Shera tidak meragukan lagi peforma kakaknya yang satu ini dalam bidang memasak.

"Tentu saja,memangnya kamu bisa memasak sambil tidur?" Ledek Nico sembari meletakkan dua cangkir teh tersebut di meja.

"Ya,siapa tahu aku mengigau dan berjalan ke dapur memasak ini semua." Shera terkekeh sembari duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan.

"Yasudah cepat sarapan,kamu harus cepat berangkat kerja karena ini sudah hampir jam 8 pagi." Nico melirik jam tangan di pergelangan tangannya.

Perlahan Shera melirik Nico yang menyesap teh hangat sembari sesekali menyuap nasi goreng buatannya itu. Shera menghembuskan nafas lega dalam artian ia percaya jika kakaknya tidak menaruh bahan lain dalam menu sarapannya.

"Bagaimana pekerjaan kamu disini?" Nico mencoba mengalihkan kecurigaan Shera sembari mengajaknya berbincang.

"Semua baik baik saja,nyaman dan Bos yang baik. Ini pekerjaan terbaik." Shera memasukkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya. "euumm,masakan kak Nico emang paling enak dari dulu." Puji Shera kepada kakaknya.

"Kapan kamu rencana akan kembali ke Indonesia?" Nico ingin Shera memberi kejelasan kepadanya.

"Nanti,saat Shera sudah menemukan lelaki baik dan kaya. Yang terpenting laki laki itu bersedia menerima kondisi Rey." Nico meletakkan surat kabar yang tadi ia baca.

"Ah iya Rey,dimana dia sekarang?" Nico melihat sekeliling apartement karena sejak kemarin dia tidak melihat sosok keponakannya itu.

"Aku menitipkannya di sebuah asrama agar dia bisa memiliki banyak teman dan tidak minder dengan kondisinya." Shera sangat mengkhawatirkan putranya itu.

Tiba tiba Shera merasakan kepalanya pusing dan sekitarnya memburam lalu menjadi gelap. Setelah itu beberapa orang berpakaian hitam masuk kedalam apartement Shera dan mengangkat tubuh Shera yang tidak sadarkan diri.

"Cepat bawa dia ke bandara! dosis obat nya di perkirakan dia akan sadar besok pagi." Nico memerintahkan anak buahnya agar cepat bergegas meninggalkan Singapore.

Setelah menempuh penerbangan yang cukup melelahkan. Nico pun berhasil membawa Shera pulang ke indonesia dalam kondisi tidak sadar.

"Apa yang terjadi pada Shera?" Mama yang sudah tersenyum seketika berubah menjadi khawatir melihat putrinya tidak sadarkan diri.

"Nico memberinya sedikit obat tidur agar dia lebih tenang dan menurut untuk pulang." Nico tersenyum penuh kemenangan dan seketika wajah mama pun menjadi sumringah kembali.

"Kamu hebat Nic,terpikir cara ampuh seperti ini setelah beberapa kali dan beberapa tahun gagal membawa Shera kembali ke rumah." Mama tersenyum sembari menepuk nepuk bahu Nico.

"Terpaksa ma,sebenarnya kasihan Shera sudah hampir lima tahun masih saja gagal move on." Nico menatap khawatir wajah tertidur adiknya itu.

"Ya tidak apa apa,sekarang kita akan membantunya untuk move on" Ucap mama sembari tersenyum penuh arti.

"Apa mama gak salah nih?? Nico sama Daniel cuma takut Shera semakin membangkang karena perjodohan ini dan dia akan pergi dari rumah lagi." Daniel khawatir kepada sikap keras kepala Shera.

"Mau bagaimana lagi? emang kalian tidak kasihan melihat adik kalian? dia sudah seperempat abad hidup dan patah hati hanya karena lelaki yang entah hidup atau mati sampi lima tahun tidak tuntas tuntas." Mama Shera tahu betul perasaan Shera saat keluarga Andrew tiba tiba meninggalkan Indonesia.

"Bukan seperti itu mah,tapi mama kan tahu sendiri bagaimana sikap anak kesayangan mama yang keras kepala ini! Jika dia itu tidak mau maka kit tidak memaksanya" Nico menggelengkan kepala lemah.

"Ya kita lihat saja bagaimana ia akan memberontak? Dia sudah dewasa harus bisa memikirkan kehidupannya kedepan karena mama sama ayah gak akan terus ada buat memanjakan dia. Apalagi dia harus memikirkan juga Chika dan Rey." Mamanya ini walaupun pernah memarahi Shera saat mengetahui kondisi Shera di Singapore tetapi tidak bisa di pungkiri bahasa menyayangi kedua cucunya tersebut.

Sementara itu di mansion besar keluarga Widjaja sedang ada acara keluarga. Di sana nampak Leon yang sedang duduk sembari menikmati minuman di tangannya.

"Kak Leon!" suara cempreng itu memekak di telinga Leon. Leon melirik malas sembari tersenyum kepada gadis kecil yang menghampirinya itu.

"Kamu sudah jadi gadis cantik,berhentilah untuk teriak teriak!" Leon mengusap pucuk kepala gadis itu membuat gadis itu memamerkan deretan giginya.

"Mama bilang hari ini kak Leon akan menikah,jadi Molly tidak sabar ingin melihat kakak ipar seperti apa." Molly mendongakkan kepalanya saat melihat seorang wanita menghampiri mereka.

"Bukan menikah Molly,kami semua sedang sibuk memilihkan calon yang baik untuk kakakmu ini." Wanita itu mengusap sayang pipi putrinya.

"Bagaimana kalau kak Leon menikah dengan Molly?" Gadis itu bertanya dengan wajah polosnya.

"Kamu saja baru masuk SMP,apa kak Leon harus menjadi kakek kakek untuk menikah dengan kamu." Molly terkekeh mendengar ucapan Leon.

Terpopuler

Comments

Putraa Siktuss

Putraa Siktuss

berarti anak itu anak Leon dong

2021-05-14

0

Krisna Dwi Effendy Soemali

Krisna Dwi Effendy Soemali

kyknya si bos iblis ini ayahnya anaknya shera, yg dulu merawani shera pas mabuk 🤔🤔

2021-02-02

1

Elnino gaza Patriatama kuswindro

Elnino gaza Patriatama kuswindro

msh bingung sama ceritanya..

2020-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!