2

"Jika Kau sudah tidak ada urusan disini lebih baik Kau pergi" Kataku merasa lelah. Tidak ada gunanya berdebat dengannya. Aku menyadari hal itu dengan baik. Dia sangat keras kepala, bertengkar dengannya tidak akan menyelesaikan masalah. "Aku tidak ingin ada orang yang salah paham jika melihat kita. Ingat Kau sudah memiliki pacar" Aku mengelap tanganku dengan sapu tangan. Dia berdiri hanya beberapa langkah dariku.

"Aku bisa memutuskannya kalau Kau mau"

"Raymond tolong" Aku menatapnya memohon pengertiannya. "Sampai kapan kita akan begini ?, Apa Kau tidak merasa lelah ?"

"Kau tau perasaanku dengan baik Yuki"

"Aku tidak ingin merusak hubungan siapapun. Termasuk kalian. Aku hanya ingin hidup tenang. Itu saja keinginanku saat ini. Lagipula Kau sudah menerima cintanya, lebih baik Kau bertanggung jawab atas keputusanmu. Jangan mempermainkan perasaan orang"

Raymond berjalan mendekat, tanpa di duga Dia mencekal tanganku dan mendorongku ke dinding. "Apa yang Kau lakukan, Lepaskan Aku"

"Siapa laki-laki itu ?" Tanya Raymond dengan wajah serius. Aku mengerjap, menatapnya tak mengerti.

"Aku tidak tahu apa yang kau maksud, Lepaskan Aku"

"Jangan membohongiku lagi Yuki, Kau sudah tidur dengannya kan, Aku tahu Kau sudah melakukannya. Aku sudah melihat perbedaanmu dengan sangat jelas"

Deg

Bibi Sheira pernah mengatakan, Jika laki-laki itu bisa membedakan apakah wanita itu masih perawan atau tidak dari ciri-ciri fisik yang tidak di ketahui oleh wanita itu sendiri. Laki-laki punya indra penciuman yang tajam mengenai hal ini. Dulu Aku tidak pernah mempercayainya, Tapi semenjak Aku mengenal Raymond Aku mulai percaya. Beberapa kali Dia menebak hal ini pada beberapa wanita dan memang tebakannya selalu benar. Sepertinya Dia punya keahlilan untuk mengenali kekurangan wanita yang satu ini.

"Aku penasaran, Apakah Dia yang membuatmu selalu bersedih semenjak Kau kembali lagi. Apa Dia telah membohongimu untuk mendapatkanmu. Apa Dia telah mencampakkanmu ?. Atau malah sebaliknya Kau bersedih karena seseorang telah merenggut paksa milikmu ? Apa Kau hidup dibawah ancaman?"

"Aku sudah bilang apapun yang terjadi padaku sudah bukan urusanmu. Berhentilah bersikap seperti ini" Tolakku gusar.

Raymond mengertakkan giginya marah. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. Apa Aku sudah telalu kelewatan batas terhadapnya kali ini ?

Raymond mendorongku kasar hingga punggungku menabrak tembok secara tiba-tiba. Sekarang Dia didepanku. Menatapku tajam. Bayangan saat Pangeran Riana menyerangku terlihat jelas di depan mataku. Seolah hal itu baru saja terjadi kemarin. Wajahku menjadi pucat.

"Apa yang Kau lakukan ?" Aku berusaha melepaskan diri dari cengkramannya. Menolak mengikuti keinginannya.

"Kenapa Kau selalu bersikap dingin padaku. Apakah perasaanku benar-benar tidak terlihat jelas ?" Tuntut Raymond dengan nada tegas. Aku merasa tidak nyaman dengan posisi kami yang sekarang. Aku khawatir akan ada seseorang yang melihat Kami dan menimbulkan salah paham baru.

"Lepaskan Aku, Kau menyakitiku" Pintaku sekali lagi. Cengkraman tangannya di pergelangan tanganku sangat kuat. Aku meringis menahan sakit. "Raymond...Lepaskan Aku"

Raymond terkejut karena Aku berteriak marah. Refleks Dia melepaskan genggamannya. Menatapku meminta maaf. Aku mengelus lenganku, Ada bekas jarinya di sana berwarna merah.

Diluar, terdengar titik hujan yang membentur kaca. Lama kelamaan intensitas titik itu semakin kencang. Terdengar pula jeritan para murid yang sedang menonton pertandingan, Mereka berlomba untuk menyelamatkan diri dari hujan yang muncul tiba-tiba.

Hujan deras turun begitu saja. Air yang membentur kaca menimbulkan irama tersendiri.

Aku memandang sekeliling, Lingkungan sekitar rumah kaca menjadi sunyi karena murid-murid lebih memilih berlindung di dalam Gedung sekolah.

Disini hanya ada Kami berdua. Aku tidak menyadari sebelumnya jika Raymond bukanlah Anak SMP lagi. Tenaganya tentu lebih kuat karena olahraga yang diikutinya. Dia bukan lagi seorang Anak di usia Puber saat Aku mengenalnya. Sekarang Dia sudah menuju ke status Pria muda.

"Aku harus pergi" Kataku beringsut mengambil Tas. Mencoba menghindari masalah. Aku tidak peduli apakah Aku akan basah kehujanan setelah ini. Yang kuinginkan hanya pergi dari situasi ini secepatnya. Tanganku di cekal kembali ketika memasukkan barang-barang ke dalam tas. Aku berbalik hendak memprotes. Tapi Raymond malah mencium bibirku kuat. Aku terkejut, bergegas mencoba mendorongnya menjauh. Dia tidak bergerak. Tengkukku dipegang kuat olehnya.

Terpopuler

Comments

Fitri Yuniarti

Fitri Yuniarti

aq juga lupa,lupa sama tidur,saking pengen tau lanjutannya..meskipun abis batere,ttp baca sambil d charge ..ohhh Thor kamu udh bikin aq candu

2020-02-19

3

Andrinadina Dina

Andrinadina Dina

lupa sama setrikaan , masak n bebenah nih thor..... gara2x kebut habis baca seri pertama n lanjut ke seri ke 2

2020-01-09

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!