Win Direction

Win Direction

1

"Terima...terima...." Sorak-sorak terdengar membahana dari dalam dan luar gedung sekolah. Beberapa murid bahkan sampai melongok keluar cendela, membuatku khawatir mereka bisa terjatuh saking antusiasnya melihat kami. Senior satu tingkat yang besok akan mengikuti upacara kelulusan memanggilku di lapangan tenis. ternyata Dia mencoba menyatakan cinta padaku. Balon berbentuk hati berwarna Pink dan putih,buket bunga mawar berwarna merah dan teman-temannya yang membantu. Terasa sangat romantis. Beberapa Gadis menatapku iri. Kami berdiri di tengah lapangan tenis yang telah mereka buat sedemikian rupa untuk meloloskan keinginan temannya.

Aku tidak tahu nama senior di depanku ini. Aku hanya beberapa kali bertemu dengannya secara kebetulan. Dia bertubuh tinggi, memiliki wajah setengah asia dan setengah barat. Cukup tampan, Kabarnya Dia baru saja mendapat beasiswa di universitas negeri nomer satu untuk jurusan kedokteran.

Senior itu menatapku, mengharapkan jawabanku atas pernyataan cintanya. Angin semilir menerpa rambutku. Aku mendesah, Hatiku belum siap menerima cinta yang baru. Tidak saat ini. Hatiku masih belum siap.

"Maaf Kak, Aku tidak bisa menerimanya" Ujarku langsung.

"Kenapa ?" Tanya senior itu kecewa.

"Aku mohon maaf, Terimakasih atas perasaan kakak. Tapi maaf Aku tidak bisa menerima perasaan kakak"

Aku berpaling dan segera berjalan pergi. Melewati sorak sorai penonton yang kecewa. Tanpa sengaja Aku berpapasan dengan Raymond di jalan. Dia menatapku penuh tanya. Dengan acuh Aku melewatinya. Menganggapnya seolah tidak melihatnya sebelumnya.

Aku belum ingin membuka hatiku untuk orang lain. Aku belum siap...

Bunga mawar yang kutanam bulan kemarin sudah mulai menunjukan hasilnya. Dengan telaten Aku menyemprot daun-daunnya.

Di luar udara terasa panas menyengat. Musim panas sebentar lagi tiba. Beberapa murid laki-laki tampak tidak peduli dengan cuaca panas yang terjadi. Mereka bermain basket di lapangan dekat rumah kaca tempatku sekarang berada. Kesendirian seperti ini adalah benteng terakhirku ketika luka kembali berusaha mengerogotiku dari dalam dengan kenangan-kenangan yang muncul.

Suara dribel bola terdengar diiringi dencitan sepatu olah raga. Murid wanita berteriak di pinggir lapangan memberi semangat. Aku mendongak mendapati Raymond, Mantan pacarku ketika SMP, Dia baru saja memasukan bola dengan skor tiga.

Sudah empat belas bulan Aku kembali ke dunia ini. Empat belas bulan.... Rasanya waktu berjalan begitu lambat bagiku.

Berkat bantuan Pangeran Sera Aku berhasil kembali ke Dunia ini. Saat tersadar Aku mendapati diriku berada di kamar tertutup yang ada didalam rumah. Aku berhasil kembali dengan selamat, Phil memberi alasan masuk akal kepada sekolah untuk alasanku menghilang hampir Delapan bulan kemarin. Aku sakit dan harus menjalani serangkaian pemeriksaan di luar negeri.

Aku berhasil mengejar ketinggalanku. Nilai ujianku masuk dalam katagori bukan yang terbaik tapi juga masih diatas rata-rata kelas. Aku selamat dari ancaman tinggal kelas.

Setelah kembali dari dunia itu, Aku melalui hariku dalam kehampaan. Setiap malam Aku menemukan diriku terbangun bersimba air mata. Kenyataan bahwa orang itu telah pergi membawa kepedihan tersendiri dalam diriku. Mimpi yang sama-suara lonceng di atas menara, teriakan orang-orang silih berganti, tali yang dililitkan di lehernya dan tuas yang ditarik. Aku sudah berusaha melupakannya, melakukan segala cara untuk tidak mengingatnya. Namun tetap saja, bayangan itu terus membekas di hatiku.

Sebulan pertama Aku bagaikan zombie yang menyedihkan. Aku tidak tahan bertemu bibi dan paman, Tatapan iba mereka membuatku semakin tersiksa. Aku menghindari mereka dan lebih sering mengurung diri di kamar. Namun, suatu malam tanpa sengaja Aku mendengar percakapan mereka di ruang kerja Phil. Bibi sangat mencemaskanku. Dia sampai menangis. Aku sadar sikapku yang seperti ini membuat mereka cemas, Aku mulai belajar untuk bangkit dari keterpurukan. Alih-alih mengurung diri di kamar, Aku aktif dalam kegiatan sekolah. Aku mengikuti club bertanam dan menari sekaligus, sesuatu yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Selain itu Aku mulai mengikuti jejak mama dengan merintis karir sebagai model dan penyanyi. Aku menyibukkan diri seolah takut memiliki waktu untuk beristirahat meratapi nasib.

"Untuk apa Kau terus merawatnya kalau hanya untuk membuatmu bersedih seperti itu"

Aku terkejut saat Raymond tahu-tahu sudah berada di rumah kaca. Sejak kapan Dia datang, Aku melirik pertandingan di lapangan bola yang masih berlangsung. "Aku tidak mengerti Kau selalu tampak bersedih ketika merawat mawar-mawar itu, Tapi Kau terus saja melakukannya"

Aku Diam, tetap meneruskan pekerjaanku menyemprot mereka dengan air.

"Aku dengar Senior Albert baru saja menyatakan cinta padamu ?" Tanyanya ketika Aku hanya diam membisu.

"Aku menolaknya" Kataku dingin. Aku meletakkan pot bunga ke raknya. Menuju ke kran air dan mencuci tanganku.

Gerakan tanganku terhenti. Aku merasa melihat sesosok bayangan yang sangat ingin ku hindari sedang menatapku. Aku mendongak melihat ke cermin di depanku. Tidak ada siapa-siapa. Apa hanya perasaanku saja. Aku seperti melihat Pangeran Riana. Tapi tidak mungkin. Dia tidak mungkin muncul disini.

Aku tahu kerajaan akan menjemputku suatu hari, entah itu Pangeran Riana maupun Pangeran Sera. Aku memaksa Bibi untuk mengizinkanku tinggal di apartement sendiri jauh dari ruang penghubung di rumah. Karena Bibi tidak juga mengabulkan, Akhirnya Aku menggunakan statusku sebagai seorang putri untuk memaksakan kehendakku-Hal yang sebenarnya tidak ingin kulakukan pada Bibi. Sekarang Aku tinggal di Apartemen kecil dekat dengan sekolah dan tempat kerja Phil sehingga mereka masih bisa mengawasiku sewaktu-waktu. Aku benar-benar tidak ingin kembali ke dunia itu lagi,Bibi harus memahami hal ini.

"Ada apa denganmu Yuki, Semenjak Kau kembali dari pemeriksaanmu Kau seperti orang yang berbeda" ujar Raymond membuyarkan lamunanku.

"Aku baik-baik saja"

"Kau tidak bisa menipuku" Sergah Raymond keras. "Kau seperti seseorang yang baru saja ditinggal mati kekasihmu. Kau tersenyum namun sebenarnya Kau sedang menangis di dalam hatimu. Apa yang sebenarnya terjadi"

"Apapun yang terjadi padaku, Tidak ada hubungannya denganmu Raymond. Aku berharap Kau paham."

Aku bangkit berdiri dan menatapnya marah. Emosiku selalu naik setiap Ada yang berusaha menyinggung lukaku. Apakah Aku terlihat begitu menyedihkan sehingga Raymond pun menyadarinya. Aku sudah berusaha terlihat baik-baik saja.

"Aku tahu Kau tidak sakit, Aku sudah menyelidiki rumah sakit tempat yang kalian klaim telah merawatmu selama ini. Kau tidak ada pernah ke sana. Tidak ada namamu disana" Ujar Raymond lagi. Aku lupa, Dengan status keluarganya Dia bisa mendapatkan informasi ini dengan mudah.

"Aku peduli padamu apa Kau mengerti"

"Hubungan kita sudah lama berakhir, Aku tidak pernah menganggumu selama ini. Jadi berhentilah bersikap seolah Kita ini masih berstatus sebagai sepasang kekasih" Kataku mengingatkan.

"Kau yang mengakhiri secara sepihak"

"Karena Kau berselingkuh, Apa kau ingat ?."

"Aku tidak berselingkuh...Aku sudah menjelaskan padamu sebelumnya.."

Aku menatapnya sejenak. Dalam hati yang paling dalam Aku tahu apa yang diucapkan benar, Namun saat itu, berpisah adalah keputusan yang terbaik untuk kami.

Terpopuler

Comments

bunga cinta

bunga cinta

cus ke sini

2022-08-24

0

Stella Sandira

Stella Sandira

udah 5 blik baca dari sease1 sampe season akhir

2021-04-12

0

Piscees BundaNy'AngEl

Piscees BundaNy'AngEl

kenapa like nya sedikit ya..padahal novelnya bagus....

2020-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!