Di dalam lembah yang gelap dan misterius, Aurora dan keluarganya terus melangkah dengan hati-hati. Cahaya rembulan yang samar-samar menerangi langkah-langkah mereka, membuat bayangan mereka terpancar di dinding-dinding batu. Suasana hening hanya terpecah oleh gemuruh angin malam yang sepoi-sepoi. Mereka merasa terombang-ambing oleh angin malam yang sejuk, tetapi tekad mereka untuk menemukan cahaya sejati tetap teguh.
Setelah berjalan beberapa jam, mereka tiba di persimpangan yang terbagi menjadi tiga jalan. Satu jalan menuju arah utara, satu menuju selatan, dan yang terakhir menuju timur. Ketidakpastian menyelimuti mereka, karena mereka tidak tahu jalan mana yang harus mereka pilih.
"Apa yang harus kita lakukan, Mama?" tanya Aurora dengan ragu.
Sang ibu berpikir sejenak dan berkata, "Aku merasa ada petunjuk di sini. Perhatikan dengan seksama."
Aurora dan keluarganya memperhatikan sekitar. Ternyata, di salah satu dinding batu di dekat persimpangan, ada gambar-gambar aneh yang terukir dengan rapi. Gambar-gambar tersebut menunjukkan arah masing-masing jalan.
"Sepertinya gambar ini adalah petunjuk tentang jalan mana yang harus kita pilih," ucap sang ayah sambil menyentuh gambar-gambar tersebut.
Aurora merenung sejenak dan berkata, "Aku merasa ada yang aneh dengan jalan yang menuju selatan. Ini terasa seperti jalan yang benar."
Sang ibu mengangguk setuju, "Aku juga merasa begitu. Mari kita coba jalan selatan."
Mereka memilih jalan yang menuju selatan dan melanjutkan perjalanan mereka. Semakin jauh mereka berjalan, semakin gelap dan menakutkan jalan tersebut. Tetapi mereka tetap berani melangkah maju, dipandu oleh harapan untuk menemukan cahaya sejati.
Tiba-tiba, di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan makhluk aneh yang menyala seperti api biru. Makhluk itu menyambut mereka dengan tawa mengejutkan.
"Hahahaha! Kalian tidak akan pernah menemukan cahaya sejati! Aku akan menghabisi kalian di sini!" seru makhluk itu dengan suara berdentum.
Aurora dan keluarganya merasa ketakutan, tetapi mereka tidak menyerah. Dengan penuh keyakinan, Aurora mengeluarkan cahaya dari tangannya dan berbicara dengan tegas, "Kami tidak akan mundur! Cahaya sejati ada di dalam hati kami!"
Cahaya yang memancar dari tangan Aurora membuat makhluk aneh itu terkejut. Dia merasa takut akan cahaya yang bersinar terang, dan perlahan-lahan dia menghilang.
Dengan hati yang penuh syukur, Aurora dan keluarganya melanjutkan perjalanan mereka. Mereka semakin yakin bahwa mereka berada di jalan yang benar.
Setelah melewati berbagai rintangan dan ujian, akhirnya mereka tiba di sebuah gua besar yang dipenuhi dengan gemerlap cahaya. Di tengah gua, terdapat batu permata yang berkilauan dengan indah.
"Inilah batu permata yang legendaris, Permata Cahaya. Katanya, batu ini adalah kunci menuju cahaya sejati," ucap Liandra, yang muncul tiba-tiba di hadapan mereka.
Dengan penuh rasa syukur, Aurora dan keluarganya mengangkat batu Permata Cahaya. Cahaya yang terpancar dari batu itu menyinari seluruh gua dengan kehangatan dan kecerahan.
Mereka merasa begitu dekat dengan cahaya sejati, dan tekad mereka semakin kuat untuk menemukannya.
Namun, petualangan mereka belum berakhir. Di depan mereka, terdapat jalan setapak yang tersembunyi di antara bebatuan. Liandra mengatakan bahwa jalan setapak itu akan membawa mereka ke Negeri Awan, tempat cahaya sejati berada.
Dengan penuh semangat, Aurora dan keluarganya melangkah maju. Mereka yakin bahwa dengan batu Permata Cahaya di tangan mereka, mereka akan mampu menghadapi setiap ujian dan rintangan yang akan datang.
Perjalanan mereka menuju cahaya sejati belum usai, dan petualangan yang menegangkan telah membuka jalan bagi kebahagiaan dan kebenaran. Di tengah kegelapan, cahaya semakin memancar, dan harapan semakin bersinar terang di hati mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ani
Baca cerita ini bikin jantung dagdigdug, seru abis!
2023-08-03
1
☯THAILY YANIRETH✿
Thor, kapan update lagi?
2023-08-03
1
ciara_UwU
Duh, hati rasanya meleleh.
2023-08-03
1