17. Misner Space

Punggung tegap yang menjauh ke pintu keluar masih menjadi target tanda tanya yang memancar dari sepasang mata safir. Tingkah laku teman lamanya itu semakin hari semakin absurd.

"Orang aneh," gumam Zeze. “Dia butuh teman sebelum terlanjur gila.”

Mengingat sepuluh menit lagi istirahat, Zeze memutuskan untuk tetap berada di bawah. Ia pergi ke belakang sekolah, menduduki tanah berumput di sebelah pohon berdaun cokelat dan gugusan mawar merah, mengusap satu yang paling dekat. “Aku pasti sudah mencabuti kalian bila tidak mengingat status kalian sebagai properti sekolah,” ucapnya kepada para mawar. “Warna merah kalian menggodaku."

Tubuhnya ia baringkan di tanah berumput, dua tangan terlipat di belakang kepala, matanya sejajar dengan langit pucat yang dilintasi iring-iringan awan. Daun-daun kering berguguran seperti bintang. "Hah. Aku sangat malas berganti pakaian." Kelopak matanya turun perlahan, membungkus mata merah yang lelah. "Semua hal akan jauh lebih mudah jika setiap hari diperbolehkan mengenakan pakaian kasual seperti di jam olahraga." Ia menguap panjang. Istirahat berlangsung selama satu jam, dan ia akan mengisinya dengan tidur.

Tapi kejamnya, di saat waktu bahkan belum melunasi hutang dengan rona hitam yang melingkari matanya, kejanggalan mendatanginya tanpa permisi; tak ada lagi suara kicauan burung dan daun-daun pohon yang saling bertabrakan diembus angin di atasnya.

Begitu membuka mata, Zeze langsung terduduk dengan dada kembang-kempis.

Di sekitarnya berdiri tembok, bahkan di atasnya sekalipun. Warnanya hitam pekat. Dari bentuknya, Zeze yakin sekali ruangan yang mengurungnya itu berbentuk kubus.

Apa yang tak kalah mengejutkan adalah kehadiran orang itu; berdiri di sudut ruangan dengan tangan terlipat di depan dada.

"Ck, tidak bisakah kau meninggalkanku sendiri?" Zeze berdiri tanpa melepaskan pandangan darinya.

"Dan tidak bisakah kau dan aku berbicara tanpa melibatkan unsur kekerasan? Sekarang jawab aku, apa hubunganmu dengannya? Bagaimana kalian saling mengenal? Tergantung jawabanmu, aku mungkin akan berubah pikiran." Sepertinya pertanyaan Zeze tadi tak cukup penting baginya untuk dijawab.

Zeze memicingkan matanya. "Ini konyol. Mengapa orang-orang di sini tidak pernah bisa berhenti mengurusi hidup orang lain?" Ia lalu mengarahkan tubuh depannya ke tembok di kanannya, mengambil ancang-ancang sebelum melancarkan tendangan, dan ia harus kecewa sekaligus terkejut di saat yang sama, sebab tembok itu justru menelan kakinya!

Tapi anehnya ia sama sekali tidak merasakan sakit. Bahkan kakinya masih bisa ia tarik kembali dan utuh. Mata birunya memicing saat otaknya berputar mencerna semua keganjilan yang ada. Ke mana perginya kakiku tadi? Jika tembok itu adalah ilusi, seharusnya aku menendang pohon yang menjulang di baliknya.

Kemudian ia bereksperimen menggunakan tangan kanannya. Sama saja. Tangannya pun seolah tercelup ke dalam kubangan tinta hitam, dan ia masih tidak merasakan sensasi apa pun.

Zeze melayangkan tatapan mematikan kepada orang yang akhir-akhir ini selalu menjadi tersangka utama atas hilangnya kedamaian yang ia rasakan. Yang ditatap malah membuang muka ke satu titik di belakang Zeze, seakan tengah mencoba memberi gadis itu suatu petunjuk.

Begitu menoleh ke belakang demi melihat apa yang orang itu lihat, kelopak mata Zeze melebar seolah bola matanya hendak meloncat keluar dari sarang.

Itu dia, tangannya! Tembus ke tembok di belakangnya.

Tak perlu pikir panjang, Zeze sudah tahu apa yang sedang dihadapinya. Ruang Misner.

Ruang Misner dalam teori fisika adalah alam semesta sederhana (simplifed universe), yang ditemukan oleh Charles Misner dan diteliti oleh Stephen Hawking. Pada teori ruangan tersebut, setiap bagian dari suatu dinding memiliki sifat identik dengan dinding yang bertolak belakang.

Artinya, bila seseorang berjalan menuju suatu dinding, ia tidak akan membentur dinding tersebut, melainkan menembusnya dan muncul kembali di dinding yang sebaliknya. Hal yang menarik dari ruang Misner adalah: jika dinding bergerak maka perjalanan waktu di alam semesta Misner menjadi mungkin.

Zeze menurunkan tangannya, melemaskan otot-otot di bahu sambil berulang kali mendengus panjang. Sejak awal aku sudah mengira orang itu akan merepotkan. Tapi tidak pernah mengira dia semerepotkan ini.

Di sisi lain, orang 'merepotkan' itu—Aiden Laktisma—tersenyum puas karena telah berhasil membuat dirinya kasat mata untuk Zeze. Aku tahu dia tidak akan bisa mengabaikanku jika aku melakukan ini. Sekarang kau, peri sialan, tidak punya pilihan selain mengunci seluruh perhatianmu kepadaku.

Aiden mendekati Zeze lambat-lambat, melontarkan kesan sesosok predator. Zeze tidak mundur karena tahu itu sia-sia. Akhirnya mata biru itu tak bisa lari lagi darinya. Aiden sangat tidak tahan jika diabaikan olehnya. Namun sorot jijik itu masih membayanginya; sebuah tatapan yang tak pernah ia dapatkan seumur hidup. Apa yang salah darinya?

"Minggir," desis Zeze. Jika tatapan bisa membunuh, orang yang tengah ditatap seperti itu olehnya pasti sudah menyatu dengan tanah.

Aiden menyeringai, "Kenapa? Takut?"

Gigi Zeze menggertak. Dia membalikkan ucapannya di hari pertama mereka bertemu!

Entah mengapa melihat reaksi-reaksi itu justru menyenangkan Aiden, walaupun yang ditunjukkan kepadanya tak lebih dari rasa permusuhan. Setiap reaksi yang muncul semakin menambah pengetahuannya soal gadis itu.

Laki-laki itu berhenti dua langkah dari Zeze dan memendam kedua tangannya di dalam saku celana.

Zeze berdecak, "Tidak bisakah kau minggir? Aku ada kelas setelah ini."

"Mengapa terburu-buru? Oh, Ingin segera duduk berduaan dengannya, ya?" Goda Aiden dengan sebelah alis terangkat.

Salah satunya. "Jangan membuatku mengulang." Suara Zeze semakin dalam.

Aiden menyeringai, "Sayang sekali, sekarang adalah jadwalnya."

Balasan itu membangkitkan rasa bingung Zeze. Apa maksudnya? Jadwal apa yang dibicarakannya?

"Seharusnya kau berterima kasih padaku. Karena jika kau tidak tertahan di sini, aku jamin kau akan kembali mengalami kejadian tak menyenangkan seperti waktu itu."

Mata Zeze melebar, tersentak oleh kenyataan.

Melihat Zeze melangkah mundur, Aiden mengerutkan kening. Apa yang sedang dia coba lakukan? Seharusnya dia tahu dia tidak akan bisa kabur dari tempat ini.

Berbalik memunggungi Aiden, Zeze menekan kuat-kuat kaki kanannya ke tanah. Lalu, dengan kaki itu sebagai pendorong, ia melesat dengan kecepatan kilat ke tembok di hadapannya. Tanah bekas pijakannya retak, bukti dari betapa kuat tekanan yang dia bebankan.

Aiden dibingungkan dengan tindakan gadis itu sesaat sebelum ia dipaksa untuk mengerti oleh hantaman keras dari arah belakang.

Aiden dapat mendengar suara berderak yang berasal dari punggungnya sendiri. Ia kehilangan keseimbangan. Kali ini gravitasi berpihak kepadanya; dengan senang hati menariknya ke dalam buaian rerumputan hijau. Menggunakan sisa-sisa kesadarannya untuk menoleh ke belakang, hanya untuk mendapati bahwa penjaranya telah luntur, disertai dengan makin mengecilnya punggung Zeze dari jarak pandangnya.

Gravitasi telah melakukan tugasnya dengan sempurna, memeluk Aiden dengan gaya tariknya. Kedua lengannya dengan sigap terulur untuk menopang berat tubuhnya sendiri, supaya pelukan itu tak berakhir menyakitinya. "Sialan," umpatnya sebelum semuanya menggelap.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Satu pukulan berlabuh di pipi kanannya. Sebuah lutut menghantam perutnya sejurus kemudian. Telinganya sudah tak bisa lagi mengenali suara kecuali dengungan. Setelah absen selama beberapa hari, akhirnya ia kembali ke jadwal rutinitasnya; menjadi samsak hidup bagi para remaja sendok perak yang memiliki isu superioritas, memberi makan ego mereka yang tingginya mencakar langit.

Bibir bengkaknya mencetak senyum, tapi senyuman itu mustahil terlihat oleh orang-orang yang sedang memukulinya, mengingat bentuk wajahnya yang sudah tak karuan.

Sedikit rasa syukur menyentil benaknya berkat ketidakhadiran gadis itu kali ini. Sudah berjalan dua puluh menit semenjak 'pesta' dimulai dan gadis itu masih belum menampakkan batang hidungnya. Selain karena tak ingin Zeze melihatnya dalam keadaan menyedihkan, ia juga bersyukur karena Zeze tidak ditemukan oleh sekelompok gadis populer yang sedang mencarinya.

Bukan Zeze yang menjadi subjek kekhawatirannya, melainkan nasib gadis-gadis itu. Jika mereka mengusik Zeze saat dia hendak menolongnya, ia takut Zeze akan lepas kendali dan melakukan hal yang merugikan di Exousia.

Pintu gudang mengablak paksa. Apakah akhirnya dia datang?

"Hentikan kalian semua!" Itu suara guru berpedang, Mr. Spathi.

Ah, ternyata tidak. Ia tidak mengerti mengapa ia kecewa. Bukankah ia tidak ingin gadis itu melihatnya berantakan? Benar, ia tidak menginginkannya. Kekecewaannya timbul karena hal lain, yakni kegagalan untuk dapat melihatnya. Ia hanya ingin melihatnya. Itu saja, sebelum kesadarannya menghilang dari raga. Dan ia kecewa karena keinginan sesederhana itu tetap tidak terwujud.

Kelopak matanya turun, kembali membungkus bola matanya yang mulai berair. Omelan Mr. Spathi pada orang-orang itu kini hanya berupa dengungan di kupingnya. Sudah lama sekali ia tidak dipukuli hingga hampir pingsan.

Mengapa memejamkan mata lebih mendamaikan daripada membukanya? Kini ia mulai mempertanyakan fungsi mata untuk orang seperti dirinya.

Kelopak matanya bergetar begitu merasakan sebuah sentuhan... sebuah jari. Telunjuk, mungkin? Ia bersyukur karena telah lebih dahulu mengamankan kacamata barunya di dalam ransel.

Jari itu bergerak, naik ke dahinya dan menyibak rambut yang menudunginya. Kemudian meluncur di sepanjang hidung. Gerakan yang sangat ringan bahkan nyaris tak menyentuh, membuatnya entah mengapa merasakan déjà vu.

"Aku tahu kau masih sadar."

Jari itu berhenti di puncak hidungnya, mengusapnya dengan gerakan melingkar. Seketika semerbak mawar menyergap indra penciumannya.

Kelopak matanya yang telah membiru merekah, dan hal pertama yang menyambutnya adalah cahaya yang menyilaukan. Cukup silau hingga memaksanya menyipitkan mata.

Siluet milik seseorang yang ia kenal terbentuk, tersisip di tengah-tengah silau yang menikam netranya.

Zeze berjongkok di hadapannya dengan keringat melintas di kedua pelipis dan kunciran rambut yang berantakan. Sebagian helai rambutnya keluar dari ikatan dan menempel di lehernya yang juga dibanjiri peluh. Dia pasti terburu-buru mencarinya, dan pemikiran itu tanpa sadar telah melepaskan tawanya ke udara.

"Apa yang lucu?" Jari itu menjauh dari puncak hidungnya.

"Kau... Aku... Kita," ucapnya dengan napas tersengal-sengal.

"Glen, aku mau bicara," katanya tiba-tiba. "Maukah kau mendengarkan baik-baik?"

Mata Glen kembali terpejam. Selain lelah, ia juga tidak kuat menatap cahaya di hadapannya terlalu lama. Terlalu terang. Jika ia tidak berpaling, ia takut cahaya itu akan membutakan matanya.

"Aku rasa... secepatnya tidak akan ada lagi istilah kita," ujarnya, suaranya menyerupai bisikan.

Glen diam, mendengarkan kata demi katanya dengan khidmat. Napasnya melambat.

"Sudah mendekati waktunya," lirihnya.

Glen mengangguk paham dengan gerakan perlahan, dipadu dengan senyum tipis di ujung bibir. Karena setelah ini hanya ada kau dan dia.

"Tapi jangan salah sangka. Aku tidak akan pernah menyerah padamu," tegasnya.

"Bahkan jika kau berlari hingga ke ujung dunia, aku akan tetap mengejarmu. Kita akan bersama, Glen. Pegang omonganku."

Glen mendengarnya menghirup udara lalu mengembuskannya perlahan-lahan, menyiapkan kalimat yang selanjutnya akan terlontar dari bibirnya. Kalimat yang Glen memilih untuk tidak mendengar.

Senyum Glen luntur. Benar, sudah saatnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=

.

Hai Semua 👋

Kalian suka sama cerita ini? Kalau iya, jangan lupa like, komen, dan share, oke? Aku gak minta yang neko-neko kok. Lagian hidup gak perlu dibuat ribet, kalo suka kan udah tersedia tombol jempol, tinggal ditekan aja, donk? Itung-itung itu sebagai bentuk rasa menghargai kalian.

Dan aku gak akan tutup mata terhadap para pembaca yang sudah rajin kasih dukungan ke karyaku. Aku ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian, karena itu artinya kalian menghargai kerja keras aku. Ke depannya, tolong jangan bosen-bosen untuk terus support aku, ya? Sungguh, hal yang bagi kalian kecil dan sepele itu sudah buat aku bahagia banget dan tetap semangat untuk terus nulis.

Semangat untuk yang lagi marathon baca Asphyxia 💪

Terpopuler

Comments

Naturelight

Naturelight

ap motif Glen?🤔

2023-08-17

0

❀ᴅeᷟwͣiᷜʕ •́؈•̀ ₎

❀ᴅeᷟwͣiᷜʕ •́؈•̀ ₎

padahal dia kuat lho kok Yo diem diem Bae dipukuli

2020-11-27

2

Lucy_

Lucy_

emmm permasalahan orang ini apasih? kok gk Ada titik terangnya🙄🙄.... Glen juga kok pura² lemah gtu😶😶

2020-10-23

3

lihat semua
Episodes
1 1. Burn • [ VOLUME 1 ]
2 2. Started
3 3. Cracked Mask
4 4. Fiancé
5 5. Whisper
6 6. Academy
7 7. Empty Chair
8 8. Untitled
9 9. Goddess
10 10. Orange
11 11. Idiot
12 12. Red Rose
13 13. Smooth Criminal
14 14. New Toy
15 15. Heaven Is A Place Where Nothing Ever Happens
16 16. Punishment
17 17. Misner Space
18 18. Light
19 19. Deal
20 20. Cemetery
21 21. Rozeale Ankhatia
22 22. If It Was You
23 23. Old Friend
24 24. Falling
25 25. Imbalance
26 26. Struggle
27 27. The Healer
28 28. Reset
29 29. Fairytale
30 30. Forgotten
31 31. Debutante
32 32. Silly
33 33. Artemis
34 34. Partner In Crime
35 35. Nuts
36 36. Framed
37 37. Cola
38 38. Bored
39 39. Variable
40 40. Help!
41 41. Zero
42 42. Trick Or Treat?
43 43. The Game
44 44. Chapter Two
45 45. Continued
46 pengumuman: CAST
47 46. Discussion • [ VOLUME 2 ]
48 47. Lust
49 48. Home
50 49. Right Side
51 50. Riddle
52 51. Decode
53 52. Sweet Seventeen
54 53. Spring Cup
55 54. Mystery
56 55. Mr. Rious
57 56. Interrogation
58 57. Database
59 58. Dancing
60 59. Suspect
61 60. May, 1st
62 61. UNO
63 62. Damn
64 63. Wait For Me
65 64. Sacrifice
66 65. Bloody Rose
67 66. Raflesia
68 67. Lottery
69 68. Racing
70 69. Asanatha
71 70. Bury The Hatchet
72 71. Tree
73 72. The Winner
74 73. Healed
75 74. Reminisce
76 75. Andromeda
77 76. Grim
78 77. Farewell
79 78. Encounter
80 79. Sleep
81 80. Once Upon A Time
82 81. Prison
83 82. Open
84 83. Falsity
85 84. Second Meeting
86 85. Axiom
87 86. Helpless
88 87. Misfortune
89 88. Animus
90 CHAPTER BONUS [1-A]
91 CHAPTER BONUS [1-B]
92 CHAPTER BONUS [2-A]
93 CHAPTER BONUS [2-B]
94 CHAPTER BONUS [3-A]
95 CHAPTER BONUS [3-B]
96 CHAPTER BONUS [4-A]
97 CHAPTER BONUS [4-B]
98 89. Funeral • [ VOLUME 3 ]
99 90. Crestfallen
100 91. Agreement
101 92. Pizza Delivery (Part 1)
102 93. Pizza Delivery (Part 2)
103 94. Narrow (Part 1)
104 95. Narrow (Part 2)
105 96. Possessed
106 97. Sorrow (Part 1)
107 98. Sorrow (Part 2)
108 99. Jack O'Lantern
109 100. Beginning Of The End
110 101. Laxity
111 102. Savior
112 103. Hostage
113 104. Bad Idea
114 105. Underestimate
115 106. Memorials
116 107. Solving
117 108. Misunderstand
118 109. Curiosity Killed The Cat
119 110. Agony
120 111. Distance
121 112. Foolish
122 113. Fall To Pieces
123 114. Aphrodite
124 115. Loosing Grip
125 116. Insanity
126 117. Ruthless
127 118. Ignorance
128 119. Hypocrisy
129 120. Complicated
130 121. Dignity
131 122. Stupidity
132 123. Catacombs
133 124. Absurd
134 125. Backlash
135 126. Vanished
136 127. Break Free
137 128. Darkness In The Light
138 129. Ambush On All Sides
139 130. Mare's Nest
140 131. Tenet
141 132. Clandestine
142 133. Judas
143 134. Sinister
144 135. Desire
145 136. Ares
146 137. Embrace
147 138. Up In The Air
148 139. Prejudice
149 pengumuman: LIST TOKOH
150 140. Diverge
151 141. Noticed
152 142. Float Kiss
153 143. Liars
154 144. Reunion
155 145. The Answer
156 146. Liberated
157 147. Carnage
158 148. Vendetta
159 149. 1 Stone For 2 Birds
160 150. Better Place
161 151. Pleasure
162 152. Trust & Hope
163 153. Rest
164 154. Good & Bad News
165 155. Bald Cypress
166 156. Leave
167 157. Painful
168 158. Invitation
169 159. A Guest
170 160. Piece Of Art
171 161. Aware
172 162. Journey
173 163. Inland
174 164. Westafo Hall
175 pengumuman: BREAK
176 165. Madam Derba
177 166. Good Side
178 167. The Stage
179 168. Breakfast • [ VOLUME 4 ]
180 169. Deception
181 170. Evaluate
182 171. Dissent
183 172. Gratuitous
184 173. Departure
185 174. Voyage
186 175. Almost
187 176. Anger
188 177. Scratches
189 178. Discover
190 179. Out of Control
191 180. Perforce
192 181. Her
193 182. Myth
194 183. Him
195 184. Bleeding
196 185. Perfidy
197 186. Take Me Out of This Town
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Burn • [ VOLUME 1 ]
2
2. Started
3
3. Cracked Mask
4
4. Fiancé
5
5. Whisper
6
6. Academy
7
7. Empty Chair
8
8. Untitled
9
9. Goddess
10
10. Orange
11
11. Idiot
12
12. Red Rose
13
13. Smooth Criminal
14
14. New Toy
15
15. Heaven Is A Place Where Nothing Ever Happens
16
16. Punishment
17
17. Misner Space
18
18. Light
19
19. Deal
20
20. Cemetery
21
21. Rozeale Ankhatia
22
22. If It Was You
23
23. Old Friend
24
24. Falling
25
25. Imbalance
26
26. Struggle
27
27. The Healer
28
28. Reset
29
29. Fairytale
30
30. Forgotten
31
31. Debutante
32
32. Silly
33
33. Artemis
34
34. Partner In Crime
35
35. Nuts
36
36. Framed
37
37. Cola
38
38. Bored
39
39. Variable
40
40. Help!
41
41. Zero
42
42. Trick Or Treat?
43
43. The Game
44
44. Chapter Two
45
45. Continued
46
pengumuman: CAST
47
46. Discussion • [ VOLUME 2 ]
48
47. Lust
49
48. Home
50
49. Right Side
51
50. Riddle
52
51. Decode
53
52. Sweet Seventeen
54
53. Spring Cup
55
54. Mystery
56
55. Mr. Rious
57
56. Interrogation
58
57. Database
59
58. Dancing
60
59. Suspect
61
60. May, 1st
62
61. UNO
63
62. Damn
64
63. Wait For Me
65
64. Sacrifice
66
65. Bloody Rose
67
66. Raflesia
68
67. Lottery
69
68. Racing
70
69. Asanatha
71
70. Bury The Hatchet
72
71. Tree
73
72. The Winner
74
73. Healed
75
74. Reminisce
76
75. Andromeda
77
76. Grim
78
77. Farewell
79
78. Encounter
80
79. Sleep
81
80. Once Upon A Time
82
81. Prison
83
82. Open
84
83. Falsity
85
84. Second Meeting
86
85. Axiom
87
86. Helpless
88
87. Misfortune
89
88. Animus
90
CHAPTER BONUS [1-A]
91
CHAPTER BONUS [1-B]
92
CHAPTER BONUS [2-A]
93
CHAPTER BONUS [2-B]
94
CHAPTER BONUS [3-A]
95
CHAPTER BONUS [3-B]
96
CHAPTER BONUS [4-A]
97
CHAPTER BONUS [4-B]
98
89. Funeral • [ VOLUME 3 ]
99
90. Crestfallen
100
91. Agreement
101
92. Pizza Delivery (Part 1)
102
93. Pizza Delivery (Part 2)
103
94. Narrow (Part 1)
104
95. Narrow (Part 2)
105
96. Possessed
106
97. Sorrow (Part 1)
107
98. Sorrow (Part 2)
108
99. Jack O'Lantern
109
100. Beginning Of The End
110
101. Laxity
111
102. Savior
112
103. Hostage
113
104. Bad Idea
114
105. Underestimate
115
106. Memorials
116
107. Solving
117
108. Misunderstand
118
109. Curiosity Killed The Cat
119
110. Agony
120
111. Distance
121
112. Foolish
122
113. Fall To Pieces
123
114. Aphrodite
124
115. Loosing Grip
125
116. Insanity
126
117. Ruthless
127
118. Ignorance
128
119. Hypocrisy
129
120. Complicated
130
121. Dignity
131
122. Stupidity
132
123. Catacombs
133
124. Absurd
134
125. Backlash
135
126. Vanished
136
127. Break Free
137
128. Darkness In The Light
138
129. Ambush On All Sides
139
130. Mare's Nest
140
131. Tenet
141
132. Clandestine
142
133. Judas
143
134. Sinister
144
135. Desire
145
136. Ares
146
137. Embrace
147
138. Up In The Air
148
139. Prejudice
149
pengumuman: LIST TOKOH
150
140. Diverge
151
141. Noticed
152
142. Float Kiss
153
143. Liars
154
144. Reunion
155
145. The Answer
156
146. Liberated
157
147. Carnage
158
148. Vendetta
159
149. 1 Stone For 2 Birds
160
150. Better Place
161
151. Pleasure
162
152. Trust & Hope
163
153. Rest
164
154. Good & Bad News
165
155. Bald Cypress
166
156. Leave
167
157. Painful
168
158. Invitation
169
159. A Guest
170
160. Piece Of Art
171
161. Aware
172
162. Journey
173
163. Inland
174
164. Westafo Hall
175
pengumuman: BREAK
176
165. Madam Derba
177
166. Good Side
178
167. The Stage
179
168. Breakfast • [ VOLUME 4 ]
180
169. Deception
181
170. Evaluate
182
171. Dissent
183
172. Gratuitous
184
173. Departure
185
174. Voyage
186
175. Almost
187
176. Anger
188
177. Scratches
189
178. Discover
190
179. Out of Control
191
180. Perforce
192
181. Her
193
182. Myth
194
183. Him
195
184. Bleeding
196
185. Perfidy
197
186. Take Me Out of This Town

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!