9. Goddess

Sulit dipercaya. Walau sekarang tengah menyaksikannya sendiri, rasanya masih mustahil untuk dikategorikan sebagai kenyataan. Sebuah senyuman.

Zeze terpaku pada wajahnya, lesung pipi, sampai tak sadar telah merefleksikannya. Bukan senyum berdarah dingin yang biasa Zeze tunjukkan kepada musuh-musuhnya, melainkan senyuman seorang malaikat.

"Apa yang lucu?"

Zeze mengangkat bahu dan menelan senyum itu. "Tidak ada." Posisi bangkunya ia perbaiki supaya menghadap lagi ke depan.

Glen berhenti menopang kepalanya. Ia tidak mengejar jawaban, mengikuti Zeze menghadap ke depan.

Guru Sejarah dan Mitologi, Mr. Yesof, memasuki kelas. Seluruh murid kompak mengeluarkan buku atau tablet mereka masing-masing. Pemuda itu berdiri di depan kelas dan mulai memberikan pembukaan terkait topik bahasan terbaru: Dewi-Dewi Yunani. "Bangsa yang tidak menghargai sejarah dan budaya..."

"Aku baru saja menyimpulkan sesuatu," Zeze berbisik sambil berlagak mencatat agar tidak dicurigai.

Glen meliriknya sekilas lalu meniru aktingnya.

"Kau membuatku menerima detensi agar aku tidak menyaksikan itu," lanjut Zeze, masih selirih sebelumnya.

Glen tidak mengiyakan maupun mengelak. Setelah cukup lama membiarkan hening berkuasa, akhirnya ia menyahut, "Karena kau akan sangat berisik terhadap semua hal. Tadi itu membuktikan, bukan?"

"Tadi itu bahkan belum mencapai setengah dari 'berisik' yang kaumaksud." Zeze memutar mata lalu memilih mengabaikannya. Kurang lebih lima menit mereka tidak bicara. Tapi benar saja, Zeze tidak sanggup mengacuhkannya terlalu lama. Bertahun-tahun ia tidak mendengar suaranya, maka ia tidak boleh menyia-nyiakan setiap kesempatan. "Ke mana saja kau tiga hari belakangan?"

"Sebulan," Glen mengoreksi dari sela giginya, sementara Zeze terkejut pada kenyataan bahwa dia bersedia meladeninya. Sebagai tanggapan, Zeze hanya mengangguk dua kali.

"Detailnya kau tidak perlu tahu," tiba-tiba dia mengimbuhkan.

Zeze meliriknya dan hendak membalas sewaktu namanya mendadak dipanggil oleh Mr. Yesof yang menjulang di depan kelas, "Miss Rozeale Finn, benar?" Tanyanya, memastikan.

Anggukannya dibalas senyuman oleh Mr. Yesof. "Apakah Anda bersedia menyimpulkan hal-hal penting yang perlu kita ketahui tentang Artemis?"

Zeze merasakan beratnya tatapan seisi kelas di pundaknya, tanpa terkecuali teman sebangkunya, dan entah bagaimana hal sesederhana itu membuatnya senang. Akhirnya mata itu mengarah padanya.

Untuk meredam jantungnya yang menjerit kegirangan, Zeze membuang napasnya perlahan, bersandar ke kursi, bersedekap, kemudian memulai, "Artemis adalah seorang Dewi Perburuan. Ada beberapa julukan untuknya selain itu, di antaranya Dewi Alam Liar dan Dewi Bulan."

Pada akhirnya, teman sebangkunya itu tak dapat mempertahankan tatapan untuknya terlalu lama. Glen menundukkan kepala, membuang perhatiannya pada brush pen hitam yang tengah berputar di antara jemari.

"Digambarkan memiliki sepasang sayap, berburu ditemani oleh seekor rusa jantan, dan dipersenjatai busur dan panah. Artemis merupakan putri dari Zeus, Dewa Langit dan Petir, dengan seorang Titaness bernama Leto."

Zeze berhenti sejenak, "Dan memiliki saudara kembar, Apollo, Sang Dewa Matahari." Nada suaranya terdengar aneh saat memaparkan bagian itu.

"Sebagai dewi perburuan, Artemis tentunya menguasai semua keterampilan dalam seni berburu. Sebagai dewi alam liar, dia melambangkan kebebasan." Zeze terdiam saat menangkap sorot kalkulatif dan spekulatif di mata Mr. Yesof, "Apakah Anda mau mendengar lebih?"

Ekspresi Mr. Yesof kembali lembut, dia menggeleng. "Tidak, sudah cukup." Guru muda itu tersenyum, "Kerja yang bagus, Miss Finn." Kemudian ia berjalan ke arah meja guru, "Baiklah, kemasi barang-barang kalian. Hari ini saya memiliki jadwal rapat bersama para guru pelajaran Sejarah dan Mitologi Kuno, sehingga kalian bisa pulang lebih awal."

Sorak gembira para murid langsung melejit sesaat setelah Mr. Yesof mengakhiri kabar baiknya. Sementara para murid tengah sibuk menguburkan buku-buku dan gadget ke dalam tas maupun kolong meja, Glen dan Zeze adalah patung di kursi mereka masing-masing.

Beberapa menit kemudian kelas kosong sepenuhnya, menyisakan Glen dan Zeze yang duduk bersebelahan dalam sunyi. Glen tidak bodoh, serta tak ingin pura-pura bodoh, ia tahu ada banyak hal yang ingin Zeze katakan kepadanya.

"Kau bisa saja lari. Tapi tidak, kau tidak melakukannya. Karena aku tahu, kau bukanlah orang yang seperti itu," ujar Zeze dengan pandangan lurus ke depan.

"Kau tidak tahu apa pun," gumam Glen. Matanya yang kosong terpaku pada bagian tengah papan tulis yang memamerkan tulisan besar 'Artemis'.

"Hari ini adalah hari yang cukup mengejutkan. Tapi itu tidak masalah. Tidak ada yang menyenangkan dari hidup jika dipenuhi spoiler." Zeze terkekeh, namun Glen tahu tak ada humor dalam tawanya.

Zeze menarik napas panjang dan mengembuskannya lambat-lambat, lalu melanjutkan ucapannya dengan suara kering, "Jadi selama ini kau adalah teman sebangkuku, huh? Bodoh sekali."

Akhirnya Glen melirik.

"Aku tidak pernah tahu bahwa ternyata kau sedekat ini," ratap Zeze. Ia mendengus keras sebelum melancarkan keluhan, "Ah! Sungguh menjengkelkan... tidak mengetahui apa pun itu menjengkelkan."

Glen menyilangkan kakinya di atas kaki yang lain, menanggapi keluhannya dengan nada mencemooh, "Secepat itu kau berubah pikiran? Bukankah katamu hidup dengan spoiler itu tidak menyenangkan?"

Zeze meliriknya, hanya sebentar sebelum ia memutuskan beranjak dari kursi dan duduk di atas meja Glen. Tak ada lagi jalan bagi keduanya untuk berpaling.

Glen mendongak, sementara Zeze menunduk. Garis pandang mereka terikat.

Zeze mencondongkan tubuh dan mengulurkan kedua tangannya, mengambil kacamata retak yang membingkai mata teduh Glen, kemudian memasukkannya ke dalam saku samping rok.

"Hidup tidak menyenangkan jika aku tidak tahu apa pun tentang dirimu. Kau adalah satu-satunya pengecualianku." Setelah menit demi menit diisi sunyi, akhirnya Zeze menjawab dengan suara selirih bisikan.

Glen ikut mencondongkan tubuh dan balas berbisik, tatapannya intens, "Tidak ada yang perlu kau tahu tentangku."

Zeze terkekeh lalu tersenyum saat berkata, "Bila kau mengatakan itu di dekat Obi, kau pasti sudah babak belur di tangannya."

Di penghujung kalimat, pundak Glen dan Zeze mendadak tegang. Mereka otomatis bersikap normal; Zeze turun dari meja dan mulai membereskan alat tulisnya, begitu pula dengan Glen. Sejurus kemudian, dua orang pengganggu itu tiba di ambang pintu.

"Zeze!" Panggil salah satunya, yang Zeze yakin dari suaranya adalah Juni. Dia dan Rhea menghampiri Zeze yang tengah berdiri di belakang meja sembari memasukkan alat tulis ke dalam ransel.

Zeze mendongak dan menjawab datar, "Apa?"

Mereka berhenti di samping meja Glen. Mata Juni menajam saat mengamati seorang lelaki bersurai hitam yang sedang membenahi sebuah ransel butut.

"Kau duduk dengan orang ini?" Tanya Juni, menunjuk Glen dengan dagu. Tak ada setitik pun keramahan dalam nada bicaranya.

Zeze mengangguk, "Ya."

Dengan tatapan seruncing ujung pisau, Juni masih terang-terangan mendelik ke arah Glen, berbanding terbalik dengan Rhea yang masih menyisakan kelembutan untuk semua orang di tatapan matanya.

"Permisi," ucap Glen dengan pandangan jatuh ke lantai.

Juni sedikit menggeser tubuhnya agar laki-laki itu bisa lewat dengan leluasa. Tidak, lebih tepatnya, ia bergeser agar dirinya tak harus bersentuhan dengan lelaki itu.

Glen berjalan meninggalkan ketiganya, tanpa menyadari ada kekecewaan di sepasang mata biru yang masih setia mengekori punggung tegapnya hingga hilang ditelan pintu.

"Ayo pulang. Kalian sudah tidak memiliki urusan di sini, bukan?" Suara Rhea mengusir tatapan Zeze dari Glen. Zeze menjatuhkan pandangannya, mengangguk, lalu menyampirkan ranselnya di pundak.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sebuah telapak tangan mendarat keras di pipi kanan putra bungsu keluarga Laktisma. Suaranya memberikan percikan pada sebuah ruang kerja bergaya baroque.

Aiden mengumpulkan ludahnya yang telah terasa aneh kemudian membuangnya ke samping.

"Memalukan!" Seorang pria di akhir 40-an, dengan rambut dan mata berwarna cokelat keemasan, meraung di depan wajah putra bungsunya yang tampak berantakan.

Tatapan Aiden terpendam dalam ujung sepatu pria itu sambil menikmati sisa darah di mulutnya.

"Kakekmu telah susah payah membangun relasi dengan Gen Naios Zesto bukan untuk kau hancurkan!"

Cih, orang tua ini mulai lagi.

Pria itu menekankan telunjuknya ke dahi Aiden. "Bagaimana bisa kau menghina mereka seenak jidatmu!?" Geramnya. "Contohlah kakakmu, Airo! Dia bahkan berhasil membangun pertemanan dengan salah seorang Zesto, keluarga pendiri kerajaan yang paling berkuasa!"

Pria itu terengah-engah. Setelah napasnya stabil, ia memutar badan dan berjalan ke arah meja kerjanya. Papan nama dari kayu klasik bertuliskan ‘Aplisto Laktisma’ berdiri di atasnya.

Menyandar di pinggir meja, Aplisto Laktisma merenungkan putra keempatnya yang sedang memaku pandangan di lantai marmer berukiran rumit, serumit pikirannya saat memikirkan tingkah si Bungsu yang semakin semena-mena. Ia tahu dan sadar bahwa sejak anak itu lahir, dirinya sudah terlalu keras kepadanya dibanding kepada anak-anaknya yang lain, namun semua ia lakukan tak lain hanya untuk mendidiknya menjadi lebih baik. Menjadi yang terbaik. Anak itu memiliki banyak potensi yang akan sangat disayangkan bila disia-siakan.

"Keluarlah Aiden." Ia mendesah.

Aiden mengangkat wajah dan bertanya dengan santai tanpa dosa, "Dari rumah?"

Gigi pria berseragam militer hitam itu menggertak. "Jangan menguji kesabaranku," desisnya. "Keluar dan masuk ke dalam kamarmu, SEKARANG!"

Aiden menyeringai sinis, kemudian berbalik pergi meninggalkan ayahnya sendirian di ruang kerja. Ia melepaskan batuk yang ditahannya saat menyusuri lorong penuh pintu. Karena keseimbangannya mulai hilang, ia pun berjalan sambil berpegangan pada dinding.

Sesampainya di kamar, ia langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang berukuran king size. Tubuhnya meringkuk, terbatuk dan terbatuk lagi. Lama-lama nyeri di dadanya semakin menyulitkannya untuk mengambil napas.

Curiga dan waswas, ia pun mendudukkan diri dan menarik kaus putihnya melewati kepala. Ketakutannya menjadi nyata. Warna biru mengerikan tercrtak di tengah dada bidangnya. Aiden mendengus dan lantas berbaring lagi.

Tendangan elf itu memang kuat. Namun yang paling mengganggunya adalah, bagaimana mungkin ia tidak memperkirakan bahwa tendangan itu akan datang kepadanya?

Bukan masalah seberapa kuatnya tendangan itu. Memang tak banyak orang yang ia kenal memiliki tendangan sekuat itu. Namun sebelum serangan itu menyentuhnya, dalam keadaan normal, seharusnya ia bisa membendungnya dengan lengan agar tak sampai mencederai organ vital.

Tatapannya menggelayuti langit-langit kamar yang melukiskan rasi bintang, dalam usahanya menemukan apa yang salah. Kemudian ia teringat bahwa pada saat itu pikiran, fokus, serta semua hal yang ada pada dirinya seolah dipecah belah.

Benar! Ia baru mengingat bahwa yang terlintas di pikirannya sesaat sebelum kaki jenjang itu menyinggung dadanya adalah... sebuah jam dinding.

Apa-apaan?!

Aiden melompat duduk, terlalu kaget untuk mengingat kondisi dadanya. Gerakan tiba-tiba itu mengernyitkan dahinya, respons dari nyeri yang semakin berdenyut.

Nalarnya kembali bekerja, mempertanyakan ketidakmampuannya dalam memprediksi datangnya serangan. Rasanya jam dinding di atas pintu masuk itu lebih menarik untuk dilihat. Namun, fakta tersebut sulit untuk dicerna akal sehat. Seperti... bagaimana mungkin aku tiba-tiba tertarik pada sebuah jam dinding di saat seperti itu? Untuk apa? Untuk melihat waktu?

Perhatiannya seperti dialihkan secara paksa. Seakan ada sesuatu yang membuat jam tersebut pantas untuk mendapatkan perhatiannya detik itu juga.

Ada yang tidak beres, batinnya.

Bahkan jika tendangan itu sudah dipastikan akan mengenaiku, seharusnya cukup waktu bagiku, walaupun hanya sepersekian detik, untuk memfokuskan energi agar dapat mengurangi tekanannya.

Bukan tanpa alasan Aiden begitu yakin dengan kemampuannya sendiri. Dia adalah seorang putra dari Marquess Laktisma, salah satu Marquess terpandang di Aplistia yang dipercaya dalam menjaga perbatasan negara. Latihan turun-temurun keluarga yang diberikan kepadanya sejak kecil membuat tingkat kemampuan bertarungnya berada di atas teman-temannya. Ia dilatih agar bisa menggunakan berbagai jenis senjata, ditambah dengan seni beladiri yang ditekuninya, taekwondo. Apa yang kurang dari itu?

Aiden menggeleng, mencoba mengenyahkan pikiran yang mengganggu. Ia harus tidur jika tidak ingin lukanya semakin parah.

Elf itu harus membayarnya, dan juga si brengsek Leios... ia akan semakin menyiksanya mulai detik ini.

Terpopuler

Comments

Neng Purnama

Neng Purnama

seruuu meski pusing oge

2021-06-22

1

Lucy_

Lucy_

yang gue masih binggung bukannya dipesta itu zeze itu Juni.... tapi kok ini?? akrghh pusing🙄🙄😶

2020-10-22

1

athala

athala

pengaruh glen pasti🤔

2020-07-08

7

lihat semua
Episodes
1 1. Burn • [ VOLUME 1 ]
2 2. Started
3 3. Cracked Mask
4 4. Fiancé
5 5. Whisper
6 6. Academy
7 7. Empty Chair
8 8. Untitled
9 9. Goddess
10 10. Orange
11 11. Idiot
12 12. Red Rose
13 13. Smooth Criminal
14 14. New Toy
15 15. Heaven Is A Place Where Nothing Ever Happens
16 16. Punishment
17 17. Misner Space
18 18. Light
19 19. Deal
20 20. Cemetery
21 21. Rozeale Ankhatia
22 22. If It Was You
23 23. Old Friend
24 24. Falling
25 25. Imbalance
26 26. Struggle
27 27. The Healer
28 28. Reset
29 29. Fairytale
30 30. Forgotten
31 31. Debutante
32 32. Silly
33 33. Artemis
34 34. Partner In Crime
35 35. Nuts
36 36. Framed
37 37. Cola
38 38. Bored
39 39. Variable
40 40. Help!
41 41. Zero
42 42. Trick Or Treat?
43 43. The Game
44 44. Chapter Two
45 45. Continued
46 pengumuman: CAST
47 46. Discussion • [ VOLUME 2 ]
48 47. Lust
49 48. Home
50 49. Right Side
51 50. Riddle
52 51. Decode
53 52. Sweet Seventeen
54 53. Spring Cup
55 54. Mystery
56 55. Mr. Rious
57 56. Interrogation
58 57. Database
59 58. Dancing
60 59. Suspect
61 60. May, 1st
62 61. UNO
63 62. Damn
64 63. Wait For Me
65 64. Sacrifice
66 65. Bloody Rose
67 66. Raflesia
68 67. Lottery
69 68. Racing
70 69. Asanatha
71 70. Bury The Hatchet
72 71. Tree
73 72. The Winner
74 73. Healed
75 74. Reminisce
76 75. Andromeda
77 76. Grim
78 77. Farewell
79 78. Encounter
80 79. Sleep
81 80. Once Upon A Time
82 81. Prison
83 82. Open
84 83. Falsity
85 84. Second Meeting
86 85. Axiom
87 86. Helpless
88 87. Misfortune
89 88. Animus
90 CHAPTER BONUS [1-A]
91 CHAPTER BONUS [1-B]
92 CHAPTER BONUS [2-A]
93 CHAPTER BONUS [2-B]
94 CHAPTER BONUS [3-A]
95 CHAPTER BONUS [3-B]
96 CHAPTER BONUS [4-A]
97 CHAPTER BONUS [4-B]
98 89. Funeral • [ VOLUME 3 ]
99 90. Crestfallen
100 91. Agreement
101 92. Pizza Delivery (Part 1)
102 93. Pizza Delivery (Part 2)
103 94. Narrow (Part 1)
104 95. Narrow (Part 2)
105 96. Possessed
106 97. Sorrow (Part 1)
107 98. Sorrow (Part 2)
108 99. Jack O'Lantern
109 100. Beginning Of The End
110 101. Laxity
111 102. Savior
112 103. Hostage
113 104. Bad Idea
114 105. Underestimate
115 106. Memorials
116 107. Solving
117 108. Misunderstand
118 109. Curiosity Killed The Cat
119 110. Agony
120 111. Distance
121 112. Foolish
122 113. Fall To Pieces
123 114. Aphrodite
124 115. Loosing Grip
125 116. Insanity
126 117. Ruthless
127 118. Ignorance
128 119. Hypocrisy
129 120. Complicated
130 121. Dignity
131 122. Stupidity
132 123. Catacombs
133 124. Absurd
134 125. Backlash
135 126. Vanished
136 127. Break Free
137 128. Darkness In The Light
138 129. Ambush On All Sides
139 130. Mare's Nest
140 131. Tenet
141 132. Clandestine
142 133. Judas
143 134. Sinister
144 135. Desire
145 136. Ares
146 137. Embrace
147 138. Up In The Air
148 139. Prejudice
149 pengumuman: LIST TOKOH
150 140. Diverge
151 141. Noticed
152 142. Float Kiss
153 143. Liars
154 144. Reunion
155 145. The Answer
156 146. Liberated
157 147. Carnage
158 148. Vendetta
159 149. 1 Stone For 2 Birds
160 150. Better Place
161 151. Pleasure
162 152. Trust & Hope
163 153. Rest
164 154. Good & Bad News
165 155. Bald Cypress
166 156. Leave
167 157. Painful
168 158. Invitation
169 159. A Guest
170 160. Piece Of Art
171 161. Aware
172 162. Journey
173 163. Inland
174 164. Westafo Hall
175 pengumuman: BREAK
176 165. Madam Derba
177 166. Good Side
178 167. The Stage
179 168. Breakfast • [ VOLUME 4 ]
180 169. Deception
181 170. Evaluate
182 171. Dissent
183 172. Gratuitous
184 173. Departure
185 174. Voyage
186 175. Almost
187 176. Anger
188 177. Scratches
189 178. Discover
190 179. Out of Control
191 180. Perforce
192 181. Her
193 182. Myth
194 183. Him
195 184. Bleeding
196 185. Perfidy
197 186. Take Me Out of This Town
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Burn • [ VOLUME 1 ]
2
2. Started
3
3. Cracked Mask
4
4. Fiancé
5
5. Whisper
6
6. Academy
7
7. Empty Chair
8
8. Untitled
9
9. Goddess
10
10. Orange
11
11. Idiot
12
12. Red Rose
13
13. Smooth Criminal
14
14. New Toy
15
15. Heaven Is A Place Where Nothing Ever Happens
16
16. Punishment
17
17. Misner Space
18
18. Light
19
19. Deal
20
20. Cemetery
21
21. Rozeale Ankhatia
22
22. If It Was You
23
23. Old Friend
24
24. Falling
25
25. Imbalance
26
26. Struggle
27
27. The Healer
28
28. Reset
29
29. Fairytale
30
30. Forgotten
31
31. Debutante
32
32. Silly
33
33. Artemis
34
34. Partner In Crime
35
35. Nuts
36
36. Framed
37
37. Cola
38
38. Bored
39
39. Variable
40
40. Help!
41
41. Zero
42
42. Trick Or Treat?
43
43. The Game
44
44. Chapter Two
45
45. Continued
46
pengumuman: CAST
47
46. Discussion • [ VOLUME 2 ]
48
47. Lust
49
48. Home
50
49. Right Side
51
50. Riddle
52
51. Decode
53
52. Sweet Seventeen
54
53. Spring Cup
55
54. Mystery
56
55. Mr. Rious
57
56. Interrogation
58
57. Database
59
58. Dancing
60
59. Suspect
61
60. May, 1st
62
61. UNO
63
62. Damn
64
63. Wait For Me
65
64. Sacrifice
66
65. Bloody Rose
67
66. Raflesia
68
67. Lottery
69
68. Racing
70
69. Asanatha
71
70. Bury The Hatchet
72
71. Tree
73
72. The Winner
74
73. Healed
75
74. Reminisce
76
75. Andromeda
77
76. Grim
78
77. Farewell
79
78. Encounter
80
79. Sleep
81
80. Once Upon A Time
82
81. Prison
83
82. Open
84
83. Falsity
85
84. Second Meeting
86
85. Axiom
87
86. Helpless
88
87. Misfortune
89
88. Animus
90
CHAPTER BONUS [1-A]
91
CHAPTER BONUS [1-B]
92
CHAPTER BONUS [2-A]
93
CHAPTER BONUS [2-B]
94
CHAPTER BONUS [3-A]
95
CHAPTER BONUS [3-B]
96
CHAPTER BONUS [4-A]
97
CHAPTER BONUS [4-B]
98
89. Funeral • [ VOLUME 3 ]
99
90. Crestfallen
100
91. Agreement
101
92. Pizza Delivery (Part 1)
102
93. Pizza Delivery (Part 2)
103
94. Narrow (Part 1)
104
95. Narrow (Part 2)
105
96. Possessed
106
97. Sorrow (Part 1)
107
98. Sorrow (Part 2)
108
99. Jack O'Lantern
109
100. Beginning Of The End
110
101. Laxity
111
102. Savior
112
103. Hostage
113
104. Bad Idea
114
105. Underestimate
115
106. Memorials
116
107. Solving
117
108. Misunderstand
118
109. Curiosity Killed The Cat
119
110. Agony
120
111. Distance
121
112. Foolish
122
113. Fall To Pieces
123
114. Aphrodite
124
115. Loosing Grip
125
116. Insanity
126
117. Ruthless
127
118. Ignorance
128
119. Hypocrisy
129
120. Complicated
130
121. Dignity
131
122. Stupidity
132
123. Catacombs
133
124. Absurd
134
125. Backlash
135
126. Vanished
136
127. Break Free
137
128. Darkness In The Light
138
129. Ambush On All Sides
139
130. Mare's Nest
140
131. Tenet
141
132. Clandestine
142
133. Judas
143
134. Sinister
144
135. Desire
145
136. Ares
146
137. Embrace
147
138. Up In The Air
148
139. Prejudice
149
pengumuman: LIST TOKOH
150
140. Diverge
151
141. Noticed
152
142. Float Kiss
153
143. Liars
154
144. Reunion
155
145. The Answer
156
146. Liberated
157
147. Carnage
158
148. Vendetta
159
149. 1 Stone For 2 Birds
160
150. Better Place
161
151. Pleasure
162
152. Trust & Hope
163
153. Rest
164
154. Good & Bad News
165
155. Bald Cypress
166
156. Leave
167
157. Painful
168
158. Invitation
169
159. A Guest
170
160. Piece Of Art
171
161. Aware
172
162. Journey
173
163. Inland
174
164. Westafo Hall
175
pengumuman: BREAK
176
165. Madam Derba
177
166. Good Side
178
167. The Stage
179
168. Breakfast • [ VOLUME 4 ]
180
169. Deception
181
170. Evaluate
182
171. Dissent
183
172. Gratuitous
184
173. Departure
185
174. Voyage
186
175. Almost
187
176. Anger
188
177. Scratches
189
178. Discover
190
179. Out of Control
191
180. Perforce
192
181. Her
193
182. Myth
194
183. Him
195
184. Bleeding
196
185. Perfidy
197
186. Take Me Out of This Town

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!