chp-2

“ for real dude?”  ku tatap kucing itu, kemudian ku lambaikan tangan ku dan memanggil  gadis yang lewat di hadapan ku.

“bicaralah,katakan sesuatu.”  Ucap ku sambil menatap intens.

“hah,hai?” kucing itu mengucap hai dan ajaib nya aku benar-benar bisa mendengar suaranya.

“ hey kau dengar?” tanya ku menatap gadis yang ku panggil tadi. Wajah nya Nampak keheranan.lalu ia menggeleng. Dan beranjak pergi.

“kamu benar-benar berpikir mereka bisa mendengarku ya?” kucing itu mendekat dan berbicara seolah meledekku.

“oh omong-omong kita harus pulang.”

“ kita? Siapa?”aku keheranan.

“ cmon bring me home. Aku lapar.”

Tukas kucing itu dan mendekat padaku.

“kalau aku tidak mau?” tanya ku.

Lalu kucing itu mulai menggigit seragam ku sebagai jawaban pertanyaan ku.

ya jelas kucing ini keras kepala dan memaksa,satu malam tidak terlalu buruk. Pikir ku.

Ku perhatikan kucing ini bulu nya lebat, bersih dan terawat,walau menyeramkan, tapi tetap saja sepertinya kucing kabur, tapi ekor nya sangat panjang dan lebat,seperti sapu.

Ku hentikan langkah ku tepat ketika aku tiba di hadapan sepeda ku, meletakkan betina hitam itu dikeranjang lalu mulai menggowes.

Siang menjelang sore,udara dan pemandangan disini tak begiitu buruk, cahaya Mentari berwarna jingga atau biasa di sebut ‘golden hour’ membuat jalan raya dan bangunan di sekitar menjadi lebih indah untuk di pandang.

Jalanan beraspal, rumah warga,suara mobil,bangunan tingkat dan sinar mentari sore itu  menemani perjalanan ku setiap hari, walau jalanan panas berisik dan berdebu.

Sepeda ku berhenti, lalu aku masuk rumah,rapi dan bersih seperti seharusnya.

“hey rumah mu tidak terlihat seperti odgj.” Celetk kucing itu.

Aku mengernyitkan dahi dan mata kami bertatapan.

“ rapi dan bersih, aku pikir akan sangat berantakan dan tidak terurus.” Ucap nya santai dan berlalu pergi.

“ hey aku lapar.”

Terdengar keramat.

“ aku tak punya makanan kucing.” Jawab ku cepat.

“ kau pikir aku mau makan itu? gila.” Kucing itu melotot.

“ ah ayolah peka sedikit, beri aku telur atau apapun,nasi kecap mungkin, atau mie ?”

Mungkin seharusnya ku tinggalkan atau ku buang tadi.

Lia POV :

Sulit sekali meyakinkan manusia ini.

Yah tapi setidaknya dia akan tetap membuatkan ku makanan,aku belum sarapan.

Dapur Andra bersih dan rapi ya, dan cukup lengkap. Dia juga terlihat terbiasa memasak jangan-jangan kemampuan nya lebih baik dari ku?. Yah toh siapa yang akan memaksa orang hilang ingatan memasak.

Ku dekati andra kurasa dia cukup handal dalam hal ini. 

Andra melinting lengan baju nya, dan mulai menghidupkan kompor. Entah apa yang akan di buatnya, yang jelas aku berharap banyak.

Aku melompat menghampiri kursi yang berada sekitar 50 centimeter di atas ku, aku juga tidak tau sejak kapan aku pandai melompat seperti kucing.

Pandangan ku kembali tertuju pada andra,tangan nya terlihat  mengambil sebungkus mi. ah apa yang kau harapkan lia. Lalu andra memasukkan telur,dan sawi dalam mi yang ia buat dan memasukkan bawang goreng. Mengambil sebuah mangkok kecil dan memotong mi yang sudah matang itu.

“bentar, ngapain kamu?” tanya ku menatap ke arah gunting yang terletak di tangan andra.

“aku tidak mau kau membuat rumah berantakan.”

“memang nya kucing bisa makan mi yang panjang seperti ini.” Ujar nya

mengangkat mi dengan gunting dan mulai menggunting menjadi bagian yang lebih kecil.

Aku diam sejenak dan merasa alasan nya masuk akal,ya sebagai kucing akan sulit memakan mi yang panjang itu.

Aku jadi merasa bersalah pada kucing yang datang padaku, semoga makanan kucing tidak terasa begitu buruk dan lambung mu aman.

Kemudian andra menyodorkan semangkok mi di hadapan ku, dari bau cukup enak dan tampilan pun meyakinkan.

Aku membuka lebar mulut ku dan mulai melahap mi itu, cukup sulit makan hanya menggunakan mulut mu.

Entah karena lapar atau memang mi instan senikmat ini? Terutama saat masih hangat.

Aku tengah menikmati makanan ku saat ku dengar suara tawa manusia itu.

“seperti nya sudah lima hari ya.” celetuk andra

“apa nya?” tanya ku.

“ belum makan lima hari ya?” ledek nya.

Kemudian ia mengambil handphone dan memotret ku.

“woy.” Ucap ku.

“ nah.” Tutur nya dan memperlihatkan hasil jepretan nya.

Oh, mulutku penuh kuah merah. Sebenarnya seperti apa tadi aku makan dan selebar apa aku membuka mulut ku.

Sesaat kemudian,tawa andra pecah memekik dan sangat kencang. Manusia ini tidak punya rem ya?

suara tawa nya terdengar sangat meledek.

Ku tatap andra, seolah mengerti maksud ku andra mengambil tisu sambil tertawa tentu.

Tawa nya semakin kencang,saat ia melihat wajah ku dengan jarak yang sangat dekat,dan itu mengesalkan.

“oh,wait.” Ucap andra.

Bukan nya mengelap kuah merah itu dengan tisu dan air,andra malah mengeluarkan kamera dan mendekatkan ke arah ku, ya dia selfie.

Andra masih tertawa dan berselfie ria,tanpa ada sedikit rasa ingin membantu mengelap mulut ku.

Aku menatap kamera dan melihat andra tertawa.

Lalu aku tertawa,ku rasa ini tidak begitu buruk. Andra menatap ku lalu kembali tertawa. Aku menatap pantulan diri ku dan kembali tertawa bersama andra.

‘kita terlihat seperti orang konyol’ pikir ku dan menyadari kelakuan kami.

Tapi aku kembali tertawa entah kenapa ini terasa begitu lucu.

“ hahahahaha kamu tidak akan kelaparan,tenang saja. “

“tinggal disini saja puss.” Ucap manusia itu dan mengelap kuah merah yang menempel di mulut ku dengan tisu yang sedikit basah.

Terpopuler

Comments

Thảo thân thiện thông thái

Thảo thân thiện thông thái

Baca sampe pagi gara-gara gak bisa lepas dari cerita ini. Suka banget!

2023-07-31

0

minsook123

minsook123

Mengurangi stress dengan membaca cerita ini, sukses thor!

2023-07-31

0

Aran

Aran

Ngga nyangka, seru banget!

2023-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!