Berkumpul dan duduk se meja menikmati makanan dengan penuh rasa Syukur itulah yang dirasakan Jonathan, sejak orang tuanya kembali ke kota J. Makan malam bersama kedua orang tua adalah keinginan terbesarnya selama ini. Sarapan bersama adalah Momen langka yang bisa dinikmati dirumah mewah namun terkesan dingin. Kini setelah
orang tuanya kembali dari Eropa, rumah ini terasa hidup dan lebih hangat bagi Jonathan,
" Sisi, kenapa tidak ikut pulang, Pa?" Jojo Melihat ke arah Papa.
" Jadwal kuliahnya sangat padat. Sisi sibuk sekali. Mungkin dia pulang saat libur semester atau libur musim.dingin nanti, Sisi juga merindukanmu." Sahut Rahardian
" Bagaimana ARG?, Apakah kau kesulitan memimpin perusahaan kita Jo?'
" Tak ada masalah Pa, malah saham kita naik drastis..".
" Hmmm, oh ya baguslah kalo begitu.."
Hening sesaat diantara mereka.
Amara menarik Nafas Kemudian menopang dagu. memandangi Jonathan.
"Lalu bagaimana rencana pernikahan mu, Kapan kau akan menikahi Abigail??" .
Jonathan Tetsedak lalu batuk - batuk, Dia mengisi gelas dan buru buru minum
Agak lama baru dia menjawab sang Mama.
" Jo belum sempat memikirkannya. Belum ada waktu yan tepat. Banyak proyek dengan pihak Asing yang belum terealisasi dan setengah Jalan, Jojo fokus ke kerjaan dulu Ma."
Jonathan melirik Mamanya, Berharap Mama tak lagi membahas urusan pernikahan. Topik yang paling dihindarinya.
Sayangnya Amara masih ingin membahasnya.
" Abigail, Tidak hanya cantik, tapi juga pintar, jangan lupa dia kaya dan keturunan baik- baik, Bibit, bebet, dan bobotnya jelas, Kamu sangat beruntung Jo, Banyak sekali pria yang mengincarnya untuk di jadikan Istri, Tapi dia malah memilih kamu." ,
Meski kupingnya terasa panas. Jonathan mendengarkan dengan seksama ucapan Amara.
" Iya, iya Ma...NantiJonathan pikirkan" Jonathan menjawab enggan
" Apa karena kejadian delapan belas tahun lalu? apakah kamu masih merasakan trauma, Sayang.....?"
Jonathan berhenti makan, tubuhnya langsung mematung,
Amara segera menutup mulutnya, apalagi Rahardian menatap waspada padannya
Gurat - gurat sedih jelas nampak di wajah ketiganya, Apalagi Rahardian dan Amara, Terukir dengan jelas penyesalan di wajah mereka.
" Maafkan Mama, sayang, Mama tak bermaksud mengungkit masa Lalumu.
Senmua yang terjaadi padamu adalah kesalahan Mama. Mama lebih mementingkan pekerjaan daripada Kalian Anak anak Mama."
Air mata mulai berlinang disudut mata Amara.
" Jangan menyalahkan diri sendiri sayang, Papa juga punya Andil yang besar dengan peristiwa yang menimpa Jojo.,"
Sarapan pagi yang indah berganti
suram. Dengan Wajah - wajah terluka Milik orang tua Jonathan.
" Sudahlah, Jojo baik baik saja, Lagipula bukan karena sebab itu Jojo menunda pernikahan dengan Abi, Hati ini belum mantap saja, Mama dan Papa bersabar saja.." Jonathan tersenyum lebar,, Dia menenangkan hati orang tuanya yang bersedih. Lalu melirik jam tangan.
" Jojo berangkat dulu Ma, Pa, Ada Rapat penting hari ini. Takut macet di jalan."
Dia bangun mencium puncak kepala sang Mama, dan melambai pada Papa
" Pa, jangan Banyak pikiran soal perusahaan serahkan saja pada Jojo.."
Beberapa saat kemudian dia sudah berada dijalan menuju ke kantor ARG.
Diperjalanan Jonathan mendapat kabar jika Rapat hari itu di cancel karena Clientnya berhalangan Hadir.
Ada perasaan senang di hati Jonathan, berarti dia tidak perlu datang ke kantor,
" Biar Jafar saja yang.menghandle pekerjaan hari ini, Kebetulan Mood ku sedang buruk, Lebih baik aku bertemu Elina saja, Lagipula Gadis keras kepala itu pasti sedang bekerja di rumah Elina, Bagus sekali jika Aku mulai memasang jeratku padanya"
.
Jonathan tertawa senang. Dia pun melajukan mobil kerumah Wanita TTMnya ( TEMAN TAPI MESRA).
kedatangan jonathan menjadi kejutan tersendiri bagi Elina. Dia langsung melompat memeluk dan mencium Jonathan. Sepagi ini, Dia didatangi pujaan hatinya.Bertapa dia merasa senang.
Rumah Elina sepi dan lenggang, Semua penghuninya sudah pergi , kecuali Elina.
Jonathan melihat aneh penampilan Elina, yang masih kusut dengan Roll rambut masih melekat di kepalanya.
" Kok masih pakai baju tidur jam segini?, Memangnya kamu nggak kuliah ? " Tanya Jonathan sambil duduk nyaman disofa.
Elina mesem mesem kemudian ikut duduk disamping Jonathan segera memeluk lengan jonathan menempel padanya seperti Lintah.
" Rencana mau pergi, tapi karena kamu disini aku tunda dulu kuliahnya." Jawabnya berbinar bahagia
Pelayan Elina meletakan secangkir kopi di hadapan Jonathan.
" Diminum kopinya Jo, keburu dingin, nggak enak" Kata Elina
Jonathan patuh dia meraih cangkir Lalu meneguk isinya.
Sambil menikmati kopi matanya mulai celingak celinguk ke arah kamar si kakek..
" Kamu kenapa melihat kamar kakek terus sejak tadi?"
Tanya Elina heran
" Gadis itu mana?" Tanya Jonathan
" Gadis yang mana?"Sahut Elina
" Gadis yang mengurus kakekmu" jelas Jonathan
" Oh karin... Ngapain nyari Karin?." Benih benih cemburu mulai bertunas dihati Elina.
" Belum datang kali , bentar lagi juga nyampe" Agak malas menjawab.
Jonathan melirik Elina lewat ekor matanya.
Merasa tak nyaman ditempeli gadis itu
" Kamu menempel terus padaku, Nggak nyaman rasanya jika gadis itu, memergoki kita lagi" Jonathan beralasan.
Tapi sepertinya Elina tetap kekeuh diposisi.
Jonathan terdiam, sementara Elina terus.mengoceh, sibuk membanggakan diri sendiri, Bahkan mulai memuji Dirinya dan menjelekan Abigail. Dia mencela Abigail, tentunya karena cemburu pada gadis itu dan ingin terlihat sempurna di hadapan Jonathan.
Tak lama kemudian karin masuk. Matanya Langsung terarah pada Jonathan dengan Mutlak.
WajahJonathan berubah seketika lega dan senang menjadi satu begitu melihat sosok Karin. perasaan senang yang muncul begitu saja. Tanpa Jonathan tahu Alasanya.
Dia sudah sangat bosan mendengar ocehan Elina di samping telinganya, Bahkan gadis itu bersender erat di bahunya dan terus mendekapnya.
Senyuman Jonathan seketika merekah saat menyadari karin memelototinya dengan tajam seolah menantang tatapan lembut Jonathan padanya.
" pria ini !!? Apakah, Benar- benar serius mau nguntit? Serem sekali sepagi ini sudah dipandangi dia. memangnya pengusaha macam dia punya Waktu buat hal- hal remeh semacam menguntit seorang pengasuh LANSIA..mengapa dia nggak meminta bawahannya saja mengawasiku. Ahk! Mungkin aku yang salah tafsir, Pasti dia kemari untuk mengunjungi Elina, Truz, ngapain dia ngeliatin aku seperti itu, bikin merinding, Baru datang udah enak gini perasaan. emang dia nggak ngantor? Dasar tukang selingkuh!"
Karin melirik pada Elina dengan wajah mual.
" Nah itu Ngapain? gelendotan begitu, Katanya nggak mau ada skandal? Dia sendiri bikin skandal. Pagi- pagi sudah kayak magnet.
Nempel mulu.."
Batin karin.
Dia beralih lagi pada Jonathan, mereka bertemu tatap kembali, Karin Langsung melengos. Buang muka.
Sambil pura - pura Acuh, lalu masuk ke kamar kakek Tomo, Pandangan Jonathan mengikuti Karin.
Karin, mulai sibuk meladeni Kakek Tomo, yang sedikit rewel, Pria tua itu agak kurang sehat, Karin sampai kelelahan di buatnya. Dia buang Air sembarangan Hingga setiap saat Harus bolak.balik ke kamar Mandi. Menjelang siang kakekTomo tertidur karena lelah.
karin baru merasa bebas.
Sepertinya kakek Tomo salah makan hingga membuat perutnya bermasalah.
Karena efek capek. karin merasa sangat lapar. Dia menuju ke dapur, hendak makan sialng, ternyata Art Aria tak memasak apa pun siang ini, karena sedang cuti. di dapur hanya ada mie instan.
" Mana kenyang makan mie, mending cari makanan diluar aja lah!" Ujar Karin.
Setelah menitip Kakek pada kepala pelayan, Karin bergegas keluar. Saat menunggu ojek didepan rumah, sebuah mobil sport hitam berhenti tepat di depan Karin.
Jonathan keluar. Tanpa bicara menarik karin masuk kedalam mobil.
Jonathan mendekti Karin tergesa memasang sabuk pengaman di pinggangnya. Srngaja Membuat gadis itu terjebak didalam mobilnya.
Karin kebingungan, mengapa pria itu menariknya dan memaksa dia masuk ke dalam mobilnya tanpa bicara sepatah kata pun.
karin mulai marah ketika sadar, Jonathan sengaja menjebaknya. Karin belum pernah naik mobil seperti milik Jonathan. Bentuknya Aneh, pintunya saja punya sayap, seperti kupu - kupu. Bahkan bisa membuka dan menutup otomatis dengan menekan tombol saja. Sangat Canggih.
begitulah pikir Karin.
Bahkan dia bingung bagaimana melepaskan sabuk pengaman yang melilit di tubuhnya
" Apa ini?, Kamu mau menculik ku tuan Jonathan !" Teriaknya Dia panik, bingung, tapi juga marah.
Jonathan mengunci otomatis mobilnya, Karin terjebak di dalamnya
Deg..deg.jantung karin berdetak cepat.
Sesungguhnya dia sangat takut pada Jonathan, Selama ini dia berusaha menekan Rasa takutnya itu.
Jonathan tersenyum licik. Dia tak menjawab,
Karin gemetar pikiran negatif beermunculan dikepalanya.. Dia menoleh pada Jonathan yang duduk tenang dibelakang Stir.
" Apa yang kamu lakukan? kemana kita? hey turunkan aku..!!!" karin berteriak kesal.
" jangan teriak teriak, kupingku sakit mendengar suara jekekmu itu.
Aku hanya ingin mengantarmu, jadi kita mau ke mana? " Tanya Jonathan santai
" Bbagaimana Tuan tahu aku mau pergi makan siang, Tuan menguntit?"
" Aku Hanya menebak saja..Kebetulan Aku baru mau pulang, tiba tiba kamu muncul dari gerbang, kupikir pasti kamu kelaparan, aku melihat dirumah Elina tak ada makanan."
" Kamu benar tuan, mereka sangat kaya, Tapi jarang makan dirumah." Bisik hati Elina.
" Turunkan aku!, Aku mau Turun!!" Teriak Karin Emosi.
" Aku berniat menolongmu, supaya hemat waktu. Jadi kamu mau makan dimana??" jonathan bersikap simpatik tak terpengaruh teriakan Karin.
" Tidak perlu!! aku sudah memesan ojek, Aku mau turun...! pokoknya turun, buka pintunya..!!!" mengedor gedor kaca putus asa.
" Hentikan. Kaca mobilku bisa pecah.." BohongJonathan, Kaca itu harganya puluhan juta mana mungkin mudah untuk dipecahkan.
Karin tak perduli, dia terus menggedornya malah gedoranya semakin kencang.
" Harga kaca itu mencapai Puluhan juta, Memangnya kalau pecah kau sanggup menggantinya?"
Seketika gerakan Karin terhenti.
Jonathan tertawa dalam hati.
Karin akhirnya menyerah duduk pasrah di sisi Jonathan dengan wajah cemberut.
Mobil terus bergerak dan berhenti disebuah rumah makan sederhana terdekat tempat karin biasa makan,
Jonathan menekan tombol, secara otomatis. Jonathan mendekati karin. Meraih pengait sabuk pengaman dipinggang gadis itu. Dia sengaja membuat jarak yang sangat dekat didepan wajah Karin, Sekilas menatapnya secara intim. Karin terhenyak kaget, begitu Wajah Jonathan tepat didepan wajahnya. Pria itu sengaja berlama- lama menatap mata karin, pandangannya sangat lembut memikat. Karin seperti tersedot ke dalam gelombang yang dipancarkan jonathan.
klik!, pengait sabuk pengaman terbuka. Jonathan berpindah posisi, sambil menyeringai senang, dia tahu karin pasti sudah jatuh cinta padanya. Gadis mana yang bisa menolak pesona seorang Jonathan.
.
Karin terdiam gugup. Jantungnya berdebar, masalahnya dia tak pernah berada sedekat itu dengan pria mana pun seumur hidupnya, kecuali Bima sang Adik.
Begitu pintu terbuka
Karin segera melompat Turun.
Mobil Jonathan menjadi Tontonan menarik. Sama Seperti pemiliknya Jonathan segera nenjadi pusat perhatian disana. Runah makan tersebut sangat sederhana, begitu kontras dengan Jonathan yang terlihat elegan dan kaya. Tak cocok saja jika dua makan disana.
Menyadari Jonathan mengikutinya turun bahkan ikut masuk mengekori karin kedalam rumah makan.
karin berbalik dengan geram.
" Mau apa lagi, kan sudah dianterin sekarang kenapa Tuan gak pulang..??!" Karin mencoba mengusirnya.
" Kamu belum berterim kasih padaku"
Jonathan menjawab enteng tetap mengikuti langkah karin
" Berterima kasih Untuk apa? bahKan aku tidak minta Tuan buat Nganterin aku...."
Jonathan angkat bahu
" Aku juga lapar.. ayo kita makan bersama, Tenang Saja Aku yang traktir..." sambil menyeret karin, Agar tak lagi bicara.
Karin tak ingin berdebat. Malu pada orang orang yang ada disana, Dia memilih mengalah mengikuti kemauan Jonathan.
Karin menunduk dalam dalam berjalan sangat pelan
Pria itu ikut memelankan Langkah menyamai Karin.
" Kamu ngapain Lambat banget kaya kura- kura, buruan Aku sudah lapar, ingat Kakek Tomo menunggumu dirumah.." Jonathan mengingatkan.
Karin langsung patuh.
karena tak ingin berlama lama bersama Jonathan, Dia Risih, semua orang melihat ke arah mereka. Dengan cepat Ia menghabiskan makanannya.
Jonathan sampai tak bisa berhenti tersenyum melihat peri laku Karin.
Sebenarnya Jonathan tidak pernah makan diwarung makan kecil begini, Tapi karena ingin menjerat karin, Dia sampai mau mencoba masakan warung pinggir jalan, lagipuka rasa masakannya juga lumayan enak baginya.
Menyelesaikan makan siang jonathan kembali memaksa mengantar gadis itu kembali kerumah Elina. Kali ini Karin tak menolak dia malahan menikmati kemewahan mobil mewah Jonathan. kapan lagi bisa naik mobil bersama Dirut ARG yang terkenal.
lagipula Jonathan sudah memegang dan menyeretnya begitu selesai makan, Dan Karin pun pasrah.
Melawan juga tak ada gunanya, dia kalah tenaga dengan Jonathan yang bertubuh tinggi dan gagah.
Elina sangat heran melihat karin keluar dari mobil Jonathan. Sebenarnya dia mau pergi keluar Jalan bersama teman temanya, Melihat mobil Jonathan yang kembali kerumahnya, Dia langsung menghampiri Jonathan.Dan Anehnya dia membawa Karin di dalammobilnya. Setelah menyapa Elina karin segera masuk kedalam.
tinggal elina memberondong jonathan
" sayang bukannya kamu udah balik ke kantor? kok balik lagi kemari? Barengan Karin Lagi " suara nya terdengar tak senang,
Jonathan tak menjawab, dia tidak suka Elina ikut campur urusannya.
Karena Jonathan tak menjawab, Elina memilih diam. Tapi hatinya mendidih terbakar cemburu buta.
Ketika jonathan sudah pergi, Elina menyusul Karin kekamar kakekTomo. Dia menarik Karin dengan kasar keluar dari kamar Kakek.
" Ada apa non, ?? " Tanya karin bingung setelah tangannya dilepas Elina
* kenapa kamu bisa sama- sama jonathan tadi?" Tanyanya Tak sabar.
karin mulai mengerti.." hmmm.." berpikir sejenak bagaimana cara menjawab Elina.
" Tadi siang Tuan jonathan memberi saya tumpangan saja Non, kebetulan ketemu dijalan".
Elina terdiam dia tetap saja bingung, jonathan pria paling cuek dan tidak pedulian
bagaimana dia bisa memberi tumpangan pada gadis pelayan seperti Karin.
" Dengar ya...kamu itu cuma gadis Pelayan miskin dan kumuh, gak usah dech coba- coba cari perhatian jojo..," ketus Elina.
Karin tersenyum tapi dipaksakan. " Enggaklah Non, mana mungkin saya berani, Saya tidak pernah punya niat seperti yang Nona pikirkan saya juga sadar siapa saya dan diposisi mana saya berada, jadi Nona tak perlu memperjelasnya dengan menyebut saya Miskin dan kumuh Balas Karin."
Elina tersindir, merasa tak enak hati dia langsung pergi dari hadapan Karin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Aqil Aqindio
menarik
2020-01-11
0