Karin Bab 4

Sudah lewat seminggu, Sejak Karin meminjamkan uang pada Edwin, dia mulai berfirasat buruk pada pria itu.

Karin menduga Edwin tak berniat mengembalikan pinjamanya pada Karin.

Padahal Edwin termasuk anak yang berasal dari kelurga yang mapan dan berada di kampung halaman karin.

Maka nya dia menjadi satu satunya pemuda didesa yang kuliah di kota J.

Orang tuanya Tak akan mampu membiayai Edwin dikota metropolitan yang gaya hidupnya selangit. Jika hanya seorang petani miskin seperti kebanyakan warga desa Lain.

Edwin juga bukan tipe laki laki yang hemat dan mandiri. Dia tak mau berkerja menghasilkan uang untuk dirinya sendiri. Dia masih mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung untuk jajan dan biaya kuliah.

Orang tua Edwin, punya usaha penadah hasil pertanian dari warga desa karin dan desa sekitarnya Lalu memasoknya ke seluruh kota di kabupaten .

Ayah Edwin contoh seorang pekerja keras dari desa yang dikagumi karin, dia baik, pintar dan sukses meski lajur ekonomi berjalan lambat disana

Makanya karin sangat mencintai Edwin, dulu dia Anak laki laki yang sangat baik. Tekun bekerja dan belajar, meskipun dia anak kaya serta anak semata wayang di keluarganya

Perilakunya berubahi sejak tinggal dikota Metropolitan ini.

Karin merasa cara bicara,pergaulanya, bahkan cara berpakaian Edwin berbeda. Sekarang dia lebih suka memakai baju bermerk, mebeli mobil dan selalu kehabisan uang. Dia juga mulai malas belajar dan cenderung mulai menghindari Karin. Setiap bertemu Edwin, Karin merasa Pemuda itu berusaha mengusirnya secara halus.

" kemana kamu Edwin...?? " Karin membanting phonselnya diatas kasur dengan kesal.

Lelah dia menghubungi Pria itu, Tapi hanya terdengar suara deringan saja tanpa ada yang mengangkat.

"Apa yang harus aku lakukan?, tenggat waktu pembayaran kost besok, dari mana aku mendapatkan Uang untuk membayar sewa kost bulan ini."

Karin Menghempaskan badannya diatas kasur. Matanya menatap langit langit kamar dengan sedih. Dia sangat kecewa pada Edwin yang tak punya tanggup jawab dan egois.

Gadis itu keluar dari kamarnya turun kelantai bawah menuju ke kamar Andien, teman satu kostnya.

tok.! tok.! tok.! tok..! Dia mengetuk pintu pelan.

Perlahan pintu terbuka, Wajah bulat Andien yang Cubby menatapnya ramah. Gadis ini terkenal baik hati dan sangat Ramah pada semua penghuni kos, dia juga suka menolong teman teman lain yang sedang kesusahan.

Karin cukup dekat dengan Andien.

" Karin..!?" Dia menatap Karin heran.

" Masuk dulu dech .!!". serunya sambil menggeser tubuhnya dari pintu.

Karin pun masuk kedalam kamar Andien. Tercium aroma parfume yang biasa dipakai andien dalam ruangan. Karin duduk dikasur Andien, sedang Andien duduk secara lesehan dilantai beralaskan karpet.

" Tumben. Loe gak kerja ...? Tanyanya .

" Lagi malas Ndien..." Sahut Karin lemas.

" Kenapa emang? loe seperti bukan Karin yang gue kenal, penuh semangat dan gila kerja.." Andien menatap Karin bingung, sebuah senyum tipis mengukir dibibirnya

" Kamu bisa gak? pinjamin aku duit Ndien,...Buat bayar kost" Tanya Karin penuh harap .

Andien kaget sejenak dianterdiam bingung.

" Aduh karin...Gue bukannya nggak mau bantu, Tapi gue belum gajian.".

Gaji Andien memang terbilang besar. Bekerja sebagai pengasuh anak dirumah keluarga kaya, dia sering mendapat bonus dan uang lembur bila bekerja sampai malam, dirumah majikanya.

" Emangnya gaji loe kemana? dipinjam Edwin lagi?. Aduuuuh!! Karin...kan gw udh bilang cowok loe tuch gak bener. gw pernah mergokin dia ma cewek di mall waktu gw jalan ama majikan gue, tapi loe gak percaya ..".

Karin tersenyum lesu, Dia tak ingin membahas Edwin saat ini, Karena Kafir tak bisa membantu, dianmemutuskan mencari pinjaman ke teman yang lain, meski mustahil mereka punya uang lebih. minimal Karin sudah berusaha.

" Ya udah dech klo kamu gak ada duitnya..aku keluar dulu, nyari pinjaman sama temen temen lain.." Berkata dengan wajah lesu..

Ketika Karin hendak keluar tiba- tiba Andien menarik lengan karin.

Karin menoleh.penuh harap

" Gue nggak bisa bantuin loe pake duit, Tapi gue punya jalan keluar buat Loe" Ucap Andien dengan Wajah berbinar.

Karin langsung tertarik.

" Ada Tawaran kerja, Gajinya lumayan gede Rin, Pokoknya.bikin tebal dompet loe lah.."

" Beneran ndien.?, kerja apa..?? " tiba - tiba karin jadi semangat.

Andien.mengajak Karin Duduk kembali secara lesehan dilantai

" Jadi majikanku punya atasan. Bosnya gitu..Nah, si Bos punya ortu laki udah jompo gak bisa ngapa - ngapain, cuma bisa berbaring atau klo jalan musti pake kursi roda. Apa - apa harus dibantuin, Karena anak cucunya sibuk dan agak malas ngurusin jadi nyari Nurse buat jagain si kakek.. Tapi meskipun Gajinya gede, Loe tau lah, jagain orang tua itu gampang gampang susah. Gimana Loe berminat gak?"

Andien menatap Dalam wajah Karin menunggu jawabannya.

"Kamu serius? Tentu saja Aku mau...Terus gimana cara aku ngelamar kerjanya?"

" Yakin loe..??? berat loh ngurusi orang jompo.".

" Ya aku yakin.. seribu persen yakin" Jawab Karin mantap

" Mungkin dalam minggu ini kamu bisa mulai, gw tanya dulu sama majikan gw. Ntar gw kabarin ke elo ok."

Andien menepuk tangan karin pelan

" Tungguin aja, semoga lowongan nya belum terisi"

Karin langsung memeluk andien dengan erat.

" makasih ya Ndien.."

Andien pun membalas pelukan Karin.

Setelah selesai Urusanya dengan Andien Karin Lalu menjumpai induk semang kost, meminta kelonggaran waktu pembayaran uang sewa kamarnya. Pemilik kost setuju memberi tenggang waktu karena memahami kondisi karin..

Karin sangat bersyukur masih memiliki banyak orang baik disisinya.

Jalanan Mulai sepi mencekam, suara lolongan Anjing terdengar dari kejauhan, Karin mempercepat Langkahnya. Dia lega melihat beberapa pria melintas menyapanya ramah, Mereka adalah petugas Ronda yang baru melewati kost nya karin.

Diantara mereka Yang lelap, para pria ini masih berkeliling menjaga keamanan dan kenyamanan warga.

Karin membalas sapaan mereka dengan Ramah.

Malam menunjukan pukul satu malam saat Karin tiba ditempat kostnya.

Dia melihat Andien berdiri gelisah di depan Pintu. Dia sesekali menguap karena kantuk dan Hawa dingin diluar.

Melihat Kedatangan Karin, Andien langsung berdiri tegak, wajahnya menjadi lega

" Ya ampun Rin, jam segini.baru pulang.., Kasihan banget loe,," Ucap Andien Iba

Karin tersenyum menanggapi.

" Kamu ngapain diluar?". Tanya Karin heran.

" Nungguin loe lah, lama banget, sampai kenyang nyamuk nyamuk sini makan gue.."

" Sorry, emang mau ngapain nunggu Aku? Niat banget ketemu aku" Tanya karin polos.

" Etdah! Dia lupa, kemarin Gue janjiin kerjaan buat loe, Nah, besok loe udah bisa kerja dirumah si kakek"

" Ya ampuun...!, Ndin, kamu sampai segitunya, nungguin aku, demi ngasih tahu itu, Maksih ya Ndin, kamu baik.banget!" Seru Karin terharu.

" Biasa Aja kaleee, Lagian loe punya nomor phonsel di pendam sendiri kagak loe bagiin keteman teman kost, Bikin gue bingung ngabarin loe Gimana.., Besok gue udah berangkat kerja Pagi- pagi takut nggak ketemu loe, jadi.gue tungguin aja disini." Jelas Andien

" Maaf Dien, aku lupa ngasih nomor phonselku ke kamu."

" Terus kalo loe kerja di rumah si kakek, gimana sama kerjaan loe sekarang?, yang di Restoran."

" Nggak masalah , aku cuma pekerja lepas harian disana, gak masalah jika berhenti karena tak terikat Apa pun dengan Restoran."

" Oooo...begitu. Ya udahlah gue masuk dulu, udah larut banget, ngantuk.."

" Ok Ndien, Met bobok, met mimpi indah,Jangan lupa baca doa, Biar nggak di ganggu.hantu. He he" Karin tahu Andien orangnya penakut, Dia sengaja menggodanya. yang langsung ditanggapi Andien dengan omelan panjang.

Andin pun masuk kedalam kamarnya, Di ikuti Karin yang juga Naik ke kamarnya sendiri.

Mentari bersinar cerah, Karin bergegas bangun.

Hari ini, adalah hari pertama bekerja ditempat baru.

Dia mengambil secarik kertas dari kantong celana panjang yang dipakainya semlam. Melihat sebuah alamat disana, kemudian segera berangkat dengan penuh semangat.

Beberapa saat kemudian, tibalah karin Disebuah rumah mewah bergaya eropa, tapi pagar beton yang sangat tinggi menyembunyikan kemewahan rumah tersebut,

Setelah menekan bel beberapa kali , pintu gerbang terbuka otomatis.

Karin berjalan ke arah pintu utama, matanya melihat kesekeliling taman,

Rumah itu terdiri atas dua lantai. Sangat mewah dan megah. Dia

5 buah Mobil mewah berjejer rapi di Garasi.

"ck..ck.." karin berdecak kagum

" Pasti pemilkknya sangat kaya" gumannya kagum

Seorang laki laki berumur dengan seragam pelayan, membuka pintu untuk karin.

Pria itu menatap karin penuh selidik,

merasa heran siapa gadis berpenampilan sederhana itu, apakah teman dari salah satu majikan mudanya.

"Selamat pagi pak!" sapa karin ramah, " Saya Karin. Saya ingin bertemu dengan Tuan Aria, saya pengasuh kakek Utomo yang direkomendasi oleh Tuan Edo pegawai beliau" karin memperkenalkan diri.

Pelayan itu mempersilahkannya untuk masuk.

Dia membawa karin keruang tamu, meminta dia duduk disana menunggu Sang pemilik Rumah.

" Tunggu disini, saya akan panggilkan majikan saya"

karin mengiyakan,.

karin mengedarkan pandangan , melihat - lihat ruang tamu. Matanya melihat sebuah foto keluarga Tuan Aria dengan Kagum

" Ya tuhan... gadis itu kan, yang waktu itu datang bersama Presdir Angkasa Raya,"

Karin teringat pada kejadian kopi tumpah,

Mendadak dia gelisah

" Astaga Bagaimana jika gadis itu mengenaliku..!!??"

" maaf lama menunggu.."

Tuan Aria mengagetkan karin, menyadarkan lamunan karin tentang kejadian kafe.

Setelah saling memperkenalkan diri. Tuan Aria, memberitahukan aturan kerja dan situasi ayahnya yang akan di jaga karin.

Beberapa saat kemudian, istri tuan Aria juga datang lalu duduk disamping suaminya ,

Nyonya ini agak angkuh, berbeda dari tuan Aria yag ramah dan murah senyum.

karin diantar pelayan menuju kamar kakek Tomo. Kakek yang akan dijaganya. Saat karin masuk, kakek sedang tidur. Kamarnya bersih, rapi dan Wangi.

karin cepat beradaptasi dengan pekerjaannya,

Kakek Tomo juga menyukai karin yang tidak pernah memarahjnya ketika buang air sembarangan atau mengeluh ketika si kakek mengajak jalan jalan.

suatu hari karin melihat putri tuan Aria.

Duduk sendirian diruang keluarga Aria sambil membuka buka Sebuah Majalah.

Wajhnya begitu serius.

Sejak bekerja dirumah Aria, Baru hari ini karin bertemu langsung dengan salah satu Anak Majikannya.

Seperti pertama bertemu, Karin terpesona pada kecantikan Elina.

Tuan Aria memiliki 3 orang anak, Seorang putri dan dua putra. Ke tiga nya cantik dan tampan. karin menilainya dari foto foto yang banyak dipajang dirumah itu. Ternyata ketiganya baru kembali dati berlibur di luar negeri. Makanya Karin tak pernah melihat mereka.

Pelan karin berjalan didepan nona mudanya Berusaha menutupi wajah agar tidak dikenali olehnya..

Tapi gadis itu menyadari kehadiran karin

" kamu siapa ?? tanyanya Angkuh.

" saya karin" Dia menjawab gugup.

"pengasuh baru kakek Anda"

Dia melihat Karin dengan pandangan mencemooh., Menilainya dari kaki.hingga kepala.

" Oh..pantas kakek tak pernah Teriak teriak lagi," katanya .

Kemudian Dia fokus kembali pada Majalah yang dipegangnya mengabaikan karin begitu saja karin bernafas lega.Ternyata wanita itu lupa padanya.

Hari ini karin sangat lelah, sampai tertidur sebentar di sofa kamar kakek Tomo, kakek itu membiarkan saja karin tidur,

Beberapa saat dia terbangun lalu keluar kamar, karena Kakek Tomo merasa haus. persediaan Air dikamar kakek ternyata sudah habis. Karin segera keluar hendak mengambil air di dapur, mengisinya kedalam botol yang biasa dletakan dikamar kakek.

Melewati Ruang keluarga dia dikagetkan oleh sepasang manusia yang sedang berciuman dengan Intim tanpa melihat keadaan sekitar, mereka Larut dalam perbuatan mereka yang tak pantas dilakukan disembarang tempat, Apalagi di depan Karin yang masih polos.

Karin terpaksa Diam sejenak. Mengatur nafas. Ragu ragu antara takut, malu dan salah tingkah. Ingin masuk ke kamar kakek, tapi kakek sedang haus sekali dan benar benar butuh minuman. Ini melanjutkan kedapur Harus melewati kedua sejoli itu..

Karin dilema.

Akhirnya dia mengendap - ngendap seperti Maling. Dia ingin segera sampai di dapur. Kalo punya ilmu menghilang dia akan menghilang saat itu dari pada harus melihat mereka.

Bruk!, Tak sengaja Karin menyenggol sebuah buffet kecil yang menempel di dinding.

Dia sangat kaget, sampai menutup mata dan mulutnya, Wajahnya langsung pucat.

" Ma..maaf..." katanya cepat, " Saya gak sengaja,cu...Cuma mau numpang lewat kedapur, Silakan Lanjutkan! Anggap saja saya nggak ada, saya juga nggak lihat Apa pun , sumpah" Kata Karin panik sambil tersenyum dengan salah tingkah,Dia terlihat sangat konyol didepan mereka.

Karin melirik kepada sepasang insan berlainan jenis itu.

Eliana dan.

" Oh, My GOD!, Pria itu, Dia..Dia.." Wajah karin semakin Pias karena takut.

Apalagi Tatapan pria itu Kini menghujaminya dengan sangat tajam.

" Kau...Kau Gadis kopi yang dikafe waktu itu..." Seru Jonathan Caisar tak percaya, dia bertemu lagi dengan Gadis yang membuat Wajahmu hampir melepuh karena terkena kopi panas.

Deg.! Jantung karin serasa mau copot.

" Astaga, pria itu masih ingat padaku, mati aku.." Keluh karin didalam hatinya.

" Ngapain kamu disini???, kesini kamu..! " panggil Jonathan galak

ELina sempat terkejut menyadari,Karin Adalah wanita dikafe, yang terlibat Masalah dengan Jonathan.

Ragu karin menghampiri.

" Hari ini Aku ingin menghukummu dengan pantas. Kau hampir membuat Cacat wajahku yang tampan ini. kau Tahu!!" Bentak Jonathan emosi.

Elina hanya diam meihat jonathan memarahi karin

" Maaf tuan.." ucapnya dengan suara pelan

Jonathan tertawa.

" Apa!?? Kamu bilang Apa?!, Aku sama sekali tak mendengamu."

" Maaf..!, Maafkan Aku Tuan, aku benar benar tak sengaja. Saat itu aku tersandung kaki meja, Sungguh aku tak bermaksud melukaimu.." kali ini suara karin jauh lebih keras

" Tak semudah Itu, Kau kira wajahku ini sembuh hanya dengan ucapan maafmu, Tidak! Aku tidak bisa memaafkanmu"..

Karin sangat kesal

Dia memilih menatap Jonathan dengan Tajam

" Lalu Aku harus Apa Tuan?" Dia bertanya dengan suara yang mulai kesal..

" Berlutut dan Cium sepatuku, maka aku baru memaafkanmu.." Ujar Jonathan dengan Wajah kelam dan dingin. ELina terkejut tak menyangka Jonathan sekejam itu pada pelayan Kakeknya.

Karin merasa pria ini sedang bercanda dengannys. Tapi begitu melihat wajah Jonathan yang serius serta kejam dia gemetar.

Dia tertawa mengejek. Dan menatap Lurus manik mata jonathan menantangnya.

" Tuan meski Anda Orang kaya, Aku tak akan sudi mencium kaki baumu itu, Mencium wajahmu saja aku tak mau dan jijik. Apalagi harus mencium Sepatumu yang entah sudah menginjak Apa saja diluar sana. "

Jonathan dan Elina Terhenyak Kaget, Menerima bantahm Karin.

" Jangan suka merendahkan Orang Lain hanya karena Anda berkuasa, Aku sudah meminta maaf dengan tulus. Aku sungguh tak sengaja melakukan salah padamu, jika kamu tak mau memaafkan ya sudah, biar ku tanggung dosaku sendiri" ucap Karin sambil berlalu dari Hadapan Jonathan.

"Jonathan terdiam.kehabisan Kata- kata, menatap bingung pada Elina.

" Sial! Sialan !! gadis pelayan itu...Dia menceramahiku.." Dia berkata tak percaya pada Elina.

Lalu tertawa trrbahak bahak geli sendiri.

Sampai Elina kebingungan sendiri melihat sikap Jonathan Yang Aneh.

" Dasar kurang kerjaan .." karin ngedumel sendiri sambil pergi kebelakang mengambil air minum sebotol penuh, lalu, kembali masuk kekamar kakek Tomo, mengabaikan Elina dan jonathan yang langsung diam begitu melihat Karin.muncul dari dapur dengan wajah masam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!