Episode 15

"Oke stop. Pacarannya nanti aja. Ini siaran live gue." jedanya. "Kalo cewek stress ntar bikin sakit, nah kalau cowok stress makin bahaya aja ini. Tau nggak bos bahayanya apa?"

"Sakit juga?" Kendra jawab asal.

"Yaelah bos. Yang sakit itu punya cewek. Punya kita mah kebagian enaknya aja" Mas Tristan menaik-turunkan alisnya. "Eh, punya kita bisa sakit juga ding"

"Emang bisa?" Kendra melotot tak percaya.

"Bisa elah. Kalau njepitnya keterlaluan. Makanya bu dokter dijinakin bos, biar nggak ganas."

"Kan makin ganas makin panas" gue menyela. "Iya nggak yang?"

Si sayang cuma garuk-garuk kepala. Takut kali kalau gue jepit dengan brutal beneran. Padahal mah, jepitan gue enak. Semoga saja.. hihi.

"Malah meleber kemana-mana, kembali ke topik." Mas Tristan meminta perhatian, "Jadi, kalau bos stress, ntar yang muncrat cuma dikit. Apalagi waktu pertama kali. Biasanya kenthel.. kayak umbel. Padahal biar bisa berenang-renang dengan lincah mencari sel telur, air mani bos harus encer. Kayak yang biasa bos tumpahin sambil nonton yang di laptop itu loh."

"Hush" satu tabokan mendarat di tengkuk anak buah resek itu lagi.

Gue senyam-senyum, "Ayang tukang nyolo ya.. uluh uluh kacian.. Tapi nggak papa sih. Dari pada kayak tuh kunyuk.." gue nunjuk Mas Tristan, "celup sana celup sini udah kayak teh celup aja"

Tidak menggubris sindiran gue, Mas Tristan melanjutkan aksinya, "Oke, yang kedua. Konsumsi makanan sehat. Kenapa harus makan makanan sehat? Coba jelaskan bu dokter"

Sialan emang. Main lempar gitu aja. Untung gue pinter.

"Ya biar ayang makin jreng, gagah, kuat, perkaya, nggak loyo. Kan nanti yang ngebobol ayang, jadi harus siapin torpedonya. Banyakin vitamin C biar nggak gampang capek. Makan empat sehat lima sempurna buat vitalitas dan kualitas calon anak-anak kita ya yang.. Pokoknya jauhi dulu junkfood sama chiki-chikian."

"Tuh! Dengerin bos. Udah gue bawain sayur mayur juga, tapi ogah makan. Marahin aja tuh bu dokter"

Merasa terpojok, si sayang segera mengalihkan pembicaraan. "Terus yang ketiga?"

"Nah yang ketiga ini sudah aman. Soalnya tiap hari kita lakuin bos."

"Apaan?"

"Olahraga" jawab Mas Tristan. "Tapi tetep aja jangan disepelekan. Ntar deh gue ajarin gerakan untuk melancarkan aliran darah di sekitar itu, biar nanti kalau ngaceng bisa kaku, tegak, gagah, perkasa, dan berurat-urat. Bu dokter pasti demen nih yang ginian"

Nggak usah ditanya lagi. Gue udah senyam-senyum ini ngebayanginnnya. Aduh, si uwu yang berurat, gimana gantengnya yaa..

"Woi.. bu dokter!! Ngelamun aja" teriak Mas Tristan.

"Biarin. Ngelamun nggak bayar juga. O iya, kenapa nggak dipraktekin aja olahraganya sekarang?" gue keburu mupeng.

"Keenakan elonya ntar dapet preview cacing besar Alaska"

Nggak asyik ah si mantan. Padahal gue udah berharap.

"Terus yang keempat.." Mas Tristan melanjutkan, "Tujuh puluh persen aktivitas ranjang itu ada di foreplaynya bos. Dan itu tugas kita sebagai cowok untuk merangsang - aduh kata-kata gue gini banget - pokoknya kewajiban kitalah biar si cewek ikutan high. Karena antara cewek dan cowok, yang paling susah dibikin pengen itu si cewek. Tapi mungkin kalau kasusnya bu dokter beda lagi, nggak usah dibikin udah ngebet duluan dia mah"

"Aduh mas mantan suka bener deh" gue ngaku.

"Nah sisanya, yang tiga puluh persen itu, nanti tergantung kolaborasi kalian berdua. Makanya bos, otot panggul sama pinggang ini harus disetel turbo. Masalah posisi menentukan prestasi, nanti ajalah bos, gue privat sendiri. Kasian Khanza ntar ngebayangin"