Tujuh Belas

Ammar masih terdiam menatap ku dengan mata kosong.

" Jawab aku Ammar, JAWAB !!! "

Suara ku mulai dengan nada setengah teriak menbentaknya. Rasanya aku sudah tidak lagi punyai rasa malu melihat setiap orang yang melewati ku ikut berteriak di trotoar jalanan, sesekali memandang dengan tatapan iba.

Ammar masih terdiam seribu bahasa, dengan kepala menunduk.

" Ammar.. jika kau tetap diam seperti itu, aku menganggap diam mu adalah pilihan untuk putus dengan ku. Setelah ini jangan lagi anggap kita saling mengenal, lupakan semua impian kita, lupakan semua janji-janji kita, lupakan semua harapan-harapan kita, aku juga tidak akan menuntut mu, jadi kau.. tenang saja,"Jawab ku dengan hati penuh pasrah meski sakit.

Mungkin, dari awal hubungan ini memang sudah tidak baik untuk di pertahankan. Meski berat, berat untuk ku lepas begitu saja cinta ku ini, untuk lelaki yang telah mengambil setengah hati ku.

Ammar kembali mengangkat kepala nya menatap ku. Mata kami saling memandang, mencoba menelusuri hati kami yang terdalam. Ammar akhirnya membuka suaranya pada ku.

" Fanny.. kini aku sadar, kemarahan mu kali ini karena rasa cinta mu pada ku yang begitu besar. Aku pun demikian, aku juga tak ingin kehilangan mu, aku tak ingin berpisah dengan mu Fanny. Tapi jika harus memilih antara kau dan Nayla saat ini.. Aku, ehm.. beri aku sedikit waktu, ku mohon maafkan aku Fanny. Kau boleh menamparku lagi sepuas hatimu. " Ucapan Ammar detik ini, yang ku tau ini pasti ungkapan kejujuran hati nya. Membuat ku seakan semua sudah benar-benar berakhir saat ini.

Tuhaaaaannn. . .

" Kau benar-benar cowok brengsek, terbrengsek yang pernah ku kenal Ammar. Kau bilang mencintai ku, tak ingin berpisah dengan ku, dan kau malah meminta ku memberi sedikit waktu, untuk apa? untuk berpikir bahwa siapa yang sebenarnya kau cintai, siapa yang sebenarnya ingin kau miliki, aku atau Nayla.. begitu kah maksud mu? "

" Tidak Fanny, tidak seperti yang kau pikirkan itu. Aku hanya.. tolong beri aku sedikit waktu Fanny, aku akan menyelesaikan semuanya. Pliss. . . percaya pada ku, dan tolong jangan meminta ku menjawab nya sekarang siapa yang harus aku pilih antara kau dan Nayla. Aku tidak bisa menjawab nya sekarang. " Ammar terus mendesakku dengan pandangan nya yang sayu.

" Lalu bagaimana dengan aku Ammar? Apa kau pikir hati ku tidak hancur melihat mu seperti ini? Kau bilang kau sangat mencintai ku, tapi ketika aku meminta mu memilih diantara kami, kau bahkan tidak bisa menjawab nya bukan? Ini yang kau maksud Cinta Ammar? Kau. . . kau jahat, kau brengsek, aku bahkan sudah rela melakukan semua nya untuk mu. Kau tau itu, aku benci kamu Ammar. Aku bencii. . . !!!"

Amarah ku sudah semakin tak mampu terkontrol dengan baik. Aku memukul-mukul dada bidang Ammar, Ammar hanya terdiam membiarkan ku memukulnya tanpa henti. Hingga akhirnya Ia menangkap kedua tangan ku yang sedaritadi memukulnya, aku terus meronta dengan isakan tangis. Aku sudah benar-benar merasa gila detik ini.

" Fanny, cukup !! Jangan menangis lagi, ini membuat ku semakin merasa bersalah pada mu. Jangan kau hiasi wajah cantik mu ini dengan tangisan mu, apa kau tau.. Aku bahkan belum tau apakah hati ku sudah mencintai Nayla atau tidak, aku hanya terhanyut dalam candaannya saja, kemudian entah bagaimana rasa suka ini muncul begitu saja. Tapi tidak pada mu, aku benar-benar jatuh hati pada mu Fanny. "

Ammar kembali mengulang perkataannya tentang Nayla. Membuat ku muak, dan rasanya suara ku sudah habis, tenaga ku benar-benar terkuras oleh amarah ku. Hingga rasanya aku tidak mampu lagi berkata-kata.

Aku hanya bisa terus terengah-engah dengan isakan tangis dan sesak di dada. Ammar memeluk ku dengan erat.

" Ammar, pergilah... Tinggalkan aku disini sendiri. Aku bisa pulang dengan naik taxi. " Aku berusaha mengeluarkan suara ku yang kini sudah benar-benar serak. Ammar semakin memelukku dengan erat menggelengkan kepalanya.

" Tidak Fanny, aku tidak akan meninggalkan mu sendirian disini. Aku akan tetap mengantar mu pulang dengan selamat sampai dirumah. Ku mohon biarkan aku tetap mengantarmu pulang, jangan begini."

" Aku ingin sendiri, jangan memaksa ku Ammar." Jawab ku dengan pelan, aku sudah benar-benar lelah dan pasrah kali ini. Pikiran dan pandangan ku kosong.

" Tidak !! Tidak akan, aku gak peduli kau akan lebih sangat membenci ku setelah ini. Tapi aku gak akan pernah meninggalkan mu sendirian disini, ini sudah malam Fanny. "

Ammar melepas pelukannya kemudian memegangi kedua pipi ku, mengusap air mata yang terus mengalir tanpa henti dari mata ku sedaritadi. Betapa aku sudah ingin menamparnya lagi, tapi seluruh tubuh ku sudah benar-benar lemah.

" AKU BILANG PERGIII DARI HADAPAN KU, AMMAR !!! ". Dengan sekuat tenaga aku meneriakinya. Ammar tak bergeming, dia masih setia berdiri di hadapan ku menatapku.

" Paling tidak, izinkan aku menepati janji ku pada om dan tante untuk menjaga, menemani dan mengantarmu pulang dengan selamat sampai dirumah Fanny. Aku tidak ingin mereka lebih khawatir nantinya, ayo kita masuk mobil dan lanjutkan perjalanan lagi. masih setengah perjalanan lagi.

Sejenak aku sadar akan ucapan ammar tentang ayah dan ibu ku. Aku tidak ingin membuat mereka juga ikut merasakan kekecewaan dan rasa sakit ku ini.

Biarlah malam ini aku pulang tetap bersama Ammar meski nantinya ini akan menjadi hal terakhir bersamanya.

Aku berjalan lebih dulu melewati Ammar menaiki mobilnya yang kemudian di susul oleh Ammar.

***************♡-♡***************

Sepanjang perjalanan aku terus berdiam diri mengunci mulut ku, pandangan ku lurus menatap jalanan dengan pikiran kosong. Sesekali aku menghela nafas panjang, dan mengusap-usap air mata yang terus membasahi pipi.

Hening. . .

Yang terdengar hanya suara lalu lalang motor dan mobil melaju melewati kami.

Ammar bahkan tak berani lagi mengeluarkan suaranya, sepertinya laju mobil ini lebih cepat dari sebelumnya. Entah karena Ammar ingin segera aku sampai dirumah atau dia ingin segera jauh dari ku.

Bathin ku terus bergumam tanpa henti. . .

Kenapa Tuhan??? Kau membiarkan ku memiliki rasa yang lebih untuk lelaki playboy sepertinya, kau biarkan hati ku luluh begitu saja setelah sekian lama aku tidak lagi mengenal apa itu jatuh cinta.

Aku sudah pernah terluka sebelumnya, dan itu masih menyisakan perih yang mendalam. Apakah kau sengaja melakukannya dari awal Ammar. . . hanya karena aku tak secantik Nayla?

Rasanya hampir tak percaya, kau meminta ku untuk memberi mu waktu menyelesaikan ini semua, hahahaha kau sungguh ********. . . ******** para wanita Ammar .

Tiba dirumah tepat pukul 22.15 Wita. Ku lihat lampu ruang tamu sudah gelap dari luar, aku bergegas turun dari mobil tanpa menunggu Ammar membukakannya lagi seperti biasa.

Rasanya aku sudah tak mampu lagi terus berdiri berjalan dari halaman menuju ke dalam rumah, andai saja mampu ingin rasanya langsung menghilang atau terbang hingga berada diatas kasur ku.

Aku terus berjalan meninggalkan Ammar sembari ku raih ponsel di tas ku untuk menelpon ibu membukakan pintu untuk ku.

Seketika Ammar menarik tangan ku dari belakang menghentikan langkah ku.

Aku terdiam tanpa menoleh padanya.

" Fanny, tunggu. Kau.. mata mu terlihat sembab. Bagaimana jika nanti om dan tante bertanya, apa yang akan kau jawab??? "

Pertanyaan ini benar-benar membuat ku emosi lagi.

" Apa kau takut Ammar? Apa kau takut jika aku bercerita yang sebenarnya pada mereka? bagaimana sesungguhnya sosok laki-laki yang selama ini di kaguminya, dan dicintai oleh puteri si mata wayangnya. Kau takut mereka akan membencimu?cih. . . Munafik !!! " Aku memalingkan wajah ku dari Ammar. Sedangkan Ammar masih berani berusaha menyentuh tangan ku, dan menggenggamnya. . .

" Fanny, ku mohon. . . aku benar-benar mencintai mu. Sangat mencintai mu. . . "

" Sudah lah Ammar, jangan membuat ku semakin muak. Aku capek dengan semua yang terjadi hari ini, pergilah dari hadapan ku segera !!!". Jawab ku cettus melepaskan genggaman tangannya.

Kemudian aku menelpon ibu untuk membukakan pintu untuk ku.

Tak lama kemudian Ibu membukakan pintu untuk ku, dengan senyuman bahagia penuh harap. Ku yakin ibu sudah tidak sabar menanti kedatangan ku dengan Ammar. Namun senyuman sumringah ibu terhenti seketika berganti ekspresi kaget memandang ku.

" Sayang, kau.. kau habis menangis? Kenapa sayang?" Tanya ibu panik sembari melirik Ammar yang menyusulku dari belakang.

" Aku gapapa bunda, cuma capek aja " jawab ku singkat.

" Maaf tante, kami pulang kemaleman. Tadi sedikit macet, mungkin karena weekend ". Jawab Ammar dengan kikuk. Sementara ibu masih tertegun tanpa jawaban.

" Ehm.. biasa lah tante, tadi Ammar terlalu menjahili Fanny sehingga membuatnya menangis begitu. Maaf ya sayang. " Ucap Ammar kembali mengelus bahu ku. Aku menoleh nya dengan tajam,

" Ya udah bunda, Fanny masuk ya. Ngantuk!! Jawab ku lagi tanpa merespon ucapan Ammar.

" E,eh..tapi sayan...," Suara ibu tampak kebingungan.

Terpopuler

Comments

Rusme Juthec

Rusme Juthec

cinta d tebar dmn mana

2022-07-24

0

cici

cici

terlalu bodoh, kalau masih berharap,,

2021-03-26

1

Heny Ekawati

Heny Ekawati

udah lah fan buang jauh2 tuh buaya buntung

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh dua
52 Lima puluh lima
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 Delapan puluh tujuh
88 Delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Sembilan puluh tiga
94 Sembilan puluh empat
95 Sembilan puluh lima
96 Sembilan puluh enam
97 Sembilan puluh tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
146 #146
147 #147
148 #148
149 #149
150 #150
151 #151
152 #152
153 #153
154 #154
155 #155
156 #156
157 #157
158 #158
159 EPILOG DAN PENGUMUMAN
160 JUST INFO
Episodes

Updated 160 Episodes

1
satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh dua
52
Lima puluh lima
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
Delapan puluh tujuh
88
Delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Sembilan puluh tiga
94
Sembilan puluh empat
95
Sembilan puluh lima
96
Sembilan puluh enam
97
Sembilan puluh tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145
146
#146
147
#147
148
#148
149
#149
150
#150
151
#151
152
#152
153
#153
154
#154
155
#155
156
#156
157
#157
158
#158
159
EPILOG DAN PENGUMUMAN
160
JUST INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!