Aku dan Ammar berpamitan kemudian berlalu menjauh dari pandangan tante Lina yang terus berdiri melihat kami menuju mobil yang parkir di depan halaman rumah Ammar.
Sejenak aku menoleh lagi ke belakang, tante Lina melambaikan tangan pada ku. Aku pun membalasnya dengan senyuman juga,
Hah. . . rasanya sedikit lega. Meski perkenalan ini tidak membuahkan hasil yang di impikan, paling tidak.. mama nya Ammar menyambut ku dengan hangat. Sampai akhirnya aku dan Ammar hendak pergi, om Haris papa Ammar tidak juga menemui ku.
POV.
" Pa, ada apa dengan mu hari ini? Ini bukan dirimu yang biasa ku kenal sehari-harinya." Tanya mama Ammar menghampiri suaminya di ruang kerja.
" Jujur, papa sudah menjodohkan Ammar dengan keponakan kepala sekolah tempat Ammar mengajar Ma. Perjodohan ini sudah berlangsung di tengah obrolan antara Papa dan Kepala sekolah, Pak Roby seminggu yang lalu. Hanya saja, papa belum sempat memberitahu kalian. Papa sibuk di kantor, sedangkan Ammar selalu jarang dirumah anak itu ". Jelas papa Ammar.
" Oh tidak. Ini akan membuat Ammar marah besar Pa. Kenapa papa punyai pikiran demikian sih? Ini bukan lagi jaman jodoh-jodohan pa.. pahami keinginan anak dong ah, " Mama Ammar tampak kesal pada suaminya.
" Ma. . . ayo lah, papa juga tidak ingin menyakiti hati anak kita. Ini justru demi kebaikannya, kau belum mengenal keponakan Pak roby. Namanya Eliez. Dia sangat ber attitude, cantik, sopan, santun, pintar, dan kau tau.. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan jurusan kedokteran di singapoer. Bisa kau bayangkan jika anak kita berjodoh dengan nya kan? "
" Enggak pa. . . mama tidak setuju. Fanny juga anak yang baik, dia santun, lembut, ceria, ramah, dan mama yakin dia juga anak yang pintar. Papa aja yang belum mengenalnya, ayo lah pa.. batalkan perjodohan itu, demi Ammar. Nanti dia berontak seperti Radit, adiknya. Papa tau sendiri bagaimana Radit yang sekarang."
" Ma. . . kau ingat tidak, dengan nama Eliez yang ku sebut daritadi? coba mama ingat-ingat lagi."
Kembali mama Ammar tertegun sedikit heran lalu mencoba mengingat-ingat nama yang di sebut oleh suaminya itu. Lama terdiam, kemudian dengan sontak mama Ammar melotot pada suaminya itu.
" Ya tuhan, jangan bilang kalau Eliez yang papa maksud itu adalah. . . wanita yang dulu meninggalkan Ammar begitu saja Pa? " Tanya nya dengan nada lantang. Kemudian membuat suaminya tersenyum sinis mengangkat bahunya.
" Ya emang kenapa Ma? Ternyata dia keponakan pak roby, kepala sekolah di tempat Ammar mengajar. Bukankah ini suatu kebetulan yang sudah di atur oleh tuhan? Percaya ma papa kali ini. Ammar, akan hidup bahagia jika menikah dengan Eliez ma. Ammar adalah satu-satunya kebanggan kita saat ini bukan? soal Radit. . . mama yang urus. Biar Ammar papa yang urus, oke." Mama Ammar masih kesal dan menolak keras apa yang di rencanakan oleh suaminya itu.
Tapi sebagai istri. . . dia hanya bisa menuruti apa kata suaminya.
" Beri Ammar waktu sebentar Pa, kita jangan terlalu jahat mematahkan kisah cintanya yang baru saja dimulai ini, mama mohon sama papa."
" Yah.. kita lihat saja nanti ma, ok. " Mama Ammar hanya bisa menghela nafas panjang tertunduk lesu menanggapi ucapan suaminya yang sudah tak dapat lagi dirubah.
*************♡-♡************
Di sepanjang jalan, aku masih memasang wajah lesu dan menahan kekecewaan ku pada om Haris. Serasa hubunganku dengan Ammar akan berakhir.
" Sayang, kau sedang memikirkan apa? " Ammar menyentuh tangan ku, menyadarkan ku dari lamunan sedaritadi.
" Ah, enggak. . . aku hanya sedikit lelah saja Ammar." Jawab ku dengan senyuman paksa.
" Ah baru juga segitu kita bermain, kau sudah lelah sayang? Ah. . . belum juga ngerasain permainan yang sesungguhnya loh. " Ammar menjawab dengan disusul tawa lepas dalam mobil.
Aku yang mendengarnya seketika mencubit lengannya dengan keras.
" Iiih apaan sih, mulai deh mikirnya mesum. Dasar nakal," Jawab ku dengan cemberut.
" Nakal tapi kamu suka kan yank??? hayo jujur. . . hahaha ". Ammar terus menggoda ku selama di perjalanan, membuat ku tersipu malu.
Aku berpaling muka darinya, untuk menyembunyikan wajah mu yang sudah memerah menahan malu. Hihi.
Setengah jam kira-kira perjalanan yang kami tempuh dari rumah Ammar menuju kampus tempat Ammar kuliah. Kini sudah tiba di parkiran kampus, suasana tampak sepi karena ini hari sabtu. Banyak mahasiswa yang libur tentu nya, weekend dong.
Keluar dari mobil, Ammar langsung menggenggam tangan ku berjalan mengelilingi tiap sudut kampus menikmati dunia yang sedang beraktifitas disini.
Waaah.. Melihat sekeliling kampus dengan beberapa mahasiswa berjalanan, ada yang membaca buku, main gitar, sedang asyik berbincang, bersenda gurau, bahkan ada juga yang menikmati waktu berduaan di pojok taman.
Inikah dunia kampus yang ku impi-impikan? Segala sesuatu nya, awal dari kisah yang sesungguhnya akan di mulai dari sini nantinya.
Ah. . . indahnya pemandangan ini.
Bathin ku terus bergumam, menikmati, membayangkan, bahkan mengkhayal bagaimana nanti aku akan menjadi seorang mahasiswi.
Aaargh. . . tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri.
Ammar mencolek dagu ku, membuat ku kembali terkejut terbangun dari lamunan ku. Aku mengatupkan bibir seketika.
" Hayow lamunin apa? jangan macem-macem melirik cowok-cowok di kampus ini ya, Awas aja !!!". Ammar mengancam ku sembari mencium lembut tangan ku.
" Hai Ammar, tumben elu ke kampus weekend gini? "
Sapa seorang wanita cantik, berpakaian sangat mini dengan mata bolak, bibir terhias liptin merah menyala, make up tebal, rambut pendek macam seorang polwan, sedikit semok dengan memakai Hight hell namun. . . ku lihat masih lebih tinggi diriku.
Seketika Ammar melepaskan genggamannya dari tangan ku, dan menyapanya dengan ramah di sertai kikuk di tubuhnya.
Siapa dia? tanya ku dalam hati. Mengapa Ammar begitu kikuk berhadapan dengannya?
Uuught. . . saingan baru lagi kah ini?
Ammar masih terdiam belum menyapa balik cewek di hadapan kita ini.
" Siapa cewek kurus di samping mu itu Ammar, adik mu??? " Tanya nya dengan cetus.
Eh sialan, gue dikatain kurus. Daripada elu, pendek, kayak tante-tante pula dandanannya. weeekkkkk, aku memakinya dalam hati.
" Eeh iya. . . ini Fanny, dia mungkin akan kuliah di kampus kita nantinya. Dia. . . "
" Hai, aku Fanny. Pacar Ammar ". Aku menyela omongan Ammar yang terlihat sedikit berat mengenalkan ku bahwa aku ini adalah pacarnya.
Aku menjulurkan tangan untuk berkenalan, dan cewek ini menerimanya dengan cetus.
" Aku Abel, teman satu jurusan dengan Ammar."
Yang kemudian di susul oleh Ammar mengenalkan ku sebagai pacarnya pada Abel.
Abel tertawa lepas melihat ku, memandangi ku dari atas sampai bawah dan kembali dari bawah ke atas.
Aku mulai kesal, tidak nyaman mendapatinya melihatku demikian. Cih. . .
" Ammar, kamu yakin dia ini pacar mu? Hahaha. . . Anak lulusan SMA? Kenapa gak sekalian elu jadi baby sisternya? hahahhaha." Ketawanya benar-benar mengusikku.
Gila ni tante-tante ya, elu pikir gue bayi apa??? ih gue smackdown juga lu ntar. Menang di body aja lu mah tu. . .
Aku hanya tersenyum sinis menanggapinya, tetap santai, meski dalam hati aku sudah ingin menghajar mulut pedasnya.
Sementara Ammar hanya terdiam gelagapan, dasar cowok brengsek. Umpat ku, bukannya di belain malah gelagapan gitu.
Aku berjalan meninggalkan mereka berdua, rasanya sudah mulai terbakar ini hati. Ku dengar langkah kaki Ammar yang berlari mengejar ku dari belakang, aku terus berjalan tanpa menolehnya di belakang.
" Fan, Fan. . Fanny. . .tunggu. " Ammar menarik tanganku menghentikan ku.
Aku terhenti dan menolehnya dengan cetus.
" Apa lagi??? "Tanya ku dengan kesal. Ammar menatap ku dengan serius.
" Kamu marah? sory deh sory.. tadi itu temen 1 jurusan aku sayang, dia emang suka ceplas ceplos ngomongnya. Tapi orangnya baik kok, kamu belum kenal aja. Jadi. . . "
" Aku gak ingin kenal juga, maksa? " Tanya ku memotong pembicaraan Ammar begitu saja.
Ammar menghela nafas panjang dengan wajah lesu.
" Ya udah, sekarang kita mau kemana??? "
" Aku mau pulang. Ini udah sore, sebentar lagi petang. Aku capek !!" Jawab ku dengan cetus sembari berjalan membelakangi Ammar menuju parkiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Rusme Juthec
satu kata buat fany
goblok
2022-07-24
0
Kasihtak Sampai
baru satu cewek teman Ammar yang kamu kenal udah marah gitu..
siap kan hati aja fanny
2021-09-19
0
Heny Ekawati
abel pasti salah satu pacar ammar
2021-07-25
0