Tiga Belas

Di kamar Ammar. . .

Ruangannya sangat luas, lebih luas lagi dari kamar ku. Padahal dia cowok, pikir ku.

Semua isinya serba hitam, hanya seprai dan kasur saja berwarna putih di balut badcover abu yang tertata rapi.

Semua desain dan isinya tidak jauh beda dengan kamar ku, hanya saja kamar Ammar lebih banyak barang-barang mewah. Aku tau itu, secara. . . Ammar anak dari keluarga yang berada. Meski Ammar selalu bersikap rendah hati dan sederhana saat bersama ku, namun aku tau dia tetap menyukai dan memiliki barang-barang mewah serta serba mahal.

Pandangan ku tertuju pada sebuah meja di penuhi tatanan beberapa buku dengan rapi.

Ah, ini pasti tempat Ammar ketika sedang mengerjakan tugas kuliah dan tugas-tugas sekolah tempatnya mengajar.

Ku lihat ada beberapa foto Ammar di bawah menara eiffel, Paris. Foto-foto bersama teman kuliah nya, foto-foto kemenangan yang entah apa itu bersama beberapa murid dan guru di sekolahnya, dan foto bersama kedua orang tua beserta adik lelakinya, yang entah kemana tak terlihat sama sekali daritadi.

Aku tersenyum kemudian sadar akan sesuatu hal.

Dikamar ini tidak ada satupun foto ku atau foto kami berdua terpampang. Ini membuatku sedikit kecewa, namun berusaha ku tepis.

Ammar menghampiri dan memelukku dari belakang setelah membuka lebar jendela kamarnya yang sangat besar.

Terhirup udara angin sepoy-sepoy dari balik korden yang menjuntai di jendela. Pelukan Ammar terasa sangat lembut dan hangat.

Ammar menenggelamkam wajahnya di pundak leher ku, deru nafasnya yang lembut membuat jantungku berdegub kencang kembali. Aku menggeliat menahan geli, dan merinding.

" Ammar.. jangan memulainya, " Jawab ku dengan memutar tubuh ku yang kini sudah saling berhadapan dengan Ammar.

Ammar mengecup bibir ku dengan spontan, membuat ku memejamkan mata seketika. Ku dorong pelan keningnya itu..

" Iiiih. Kebiasaan deh. " Jawab ku dengan manja, Ammar tersenyum mengeratkan pelukannya.

" Sayang, apakah kau senang hari ini? bahagia kah? aku sudah menepati janji ku pada mu di taman waktu itu. Ingat kan? " Tanya ammar manatap ku, dengan merapikan rambutku yang sedikit acak-acakan dibuatnya.

"Mmh.. iya, aku inget kok. Malah selalu menantikannya. Makasih ya honey, sudah menepatinya, aku bahagia. Tapi.. " Aku sedikit menahan ucapan ku.

Ammar menatap ku heran,

" Tapi kenapa sayang? "

" Apakah om haris tidak menyukai ku, Ammar?" Tanya ku pelan.

Ammar menghela nafas panjang, kemudian kembali tersenyum pada ku menggelengkan kepalanya meski terlihat dengan paksa.

" Tentu tidak dong, lagian siapa sih yang mau menolak calon menantu cantik dan baik seperti mu ini ? "Jawab Ammar kemudian mengecup lembut kening ku.

Lama ku pandang wajah Ammar tanpa kata, ku lihat ada kebohongan di mata tajamnya itu. Walau bagaimana pun, aku tak ingin memaksanya untuk jujur. Lebih baik aku berpura-pura tidak mengetahuinya saja dulu. Pikirku,

" Hmm. . . ya udah deh, yuk ah kita turun. Barangkali tante sudah selesai menyiapkan makan untuk mu. Tadi kan kata mu sedang lapar, ayo. . ." Aku melepaskan tangan ammar yang sedari tadi memelukku, kemudian Ammar menarik tangan ku hingga terhempas terduduk di sisi kasurnya yang empuk.

Aww !!!

Aku memekik.

" Ammar... ih apaan sih, kaget tau. " Aku cemberut sedikit mengibas rambut ku kebelakang.

Kini Ammar juga duduk di sebelah ku dan mendekatkan wajahnya pada ku.

" Aku memang lapar tadi, maksudnya lapar ingin segera melahap mu sayang? "

Cup !!!

Ammar kembali mengecup bibir ku. Aku tersipu malu, dan. . . terjadi lagi.

Ammar kembali menciumiku dengan intens, lebih bergairah dan penuh nafsu.

kami berciuman sangat mesra kali.

Kini aku sudah terlentang diatas kasur Ammar, Ammar menindih ku.

" Ammar. . . Hentikan !!! aku. . . "

Tanpa mendengarkan ku berbicara Ammar kembali menyerang ku dengan ciuman.

Kedua tangan Ammar berusaha bergerilya dibagian dadaku yang sedikit terbuka. Salah ibu memilihkan ku baju seksi begini, pikir ku.

" Aaah. . . Ammar hentikan." Ammar terus menggila, menciumi telinga ku dan berbisik pelan dengan helaan nafas terengah-engah.

"Biarkan aku menyentuh dan memilikinya."

Aku memejamkan mata, mengangguk dengan paksa. jantung ku. . . oh jantung ku rasanya sudah mau loncat keluar, darah ku seperti mengalir deras menuju ubun-ubun ku.

Tubuhku sudah mulai panas terasa.

Tanpa sadar aku sudah mulai meracau sementara ammar terus menggila dengan aktivitasnya.

" Kau menyukainya bukan? " Tanya nya dengan senyuman menyeringai padaku. Bak seekor binatang buas yang akan menerkam habis mangsanya karena kelaparan.

Aku mengangguk pelan memejamkan mata. Seakan Ammar tak lagi mampu menahan dan mendengar yang terus meracau, Ammar menutup bibirku dengan bibirnya yang lembut.

Tok tok tok. . .

Terdengar suara pintu, aku terkejut dengan mata terbelalak seketika. Aku hendak bangun mendorong Ammar yang sedaritadi menindih ku diatas kasur. Ammar menahannya dan menutup mulutku, mengisyaratkan untuk diam dengan jari telunjuk menyentuh bibirnya.

Kembali terdengar suara ketukan pintu yang kedua kali.

" Den. . . Maaf, Den Ammar Apa masih di kamar? ibu memanggil untuk turun.. makanan sudah siap Den,"

Terdengar suara bibi, pembantu dirumah ini.

" Iya Bi, sebentar lagi Ammar turun."

Ammar menjawab dari kamar sembari masih menindih tubuh ku. Ku dorong kembali tubuhnya, untuk segera bangun. Ammar kembali mengecup bibir ku.

" Uugh gangguin aja, padahal aku belum kenyang sayang." Ammar merebahkan kepalanya di dada ku. Aku tertawa kecil melihatnya.

" Dasar kau mesum. " Jawab ku sembari mencium kepala ammar, memeluknya diatas ku.

" Aku mau kau berjanji sayang?" Tanya Ammar kemudian.

"Janji apa lagi hem?" Tanya ku sembari memainkan rambut lebat di kepalanya.

"Janji untuk melakukan yang lebih dari ini dengan ku, karena semua yang ada di tubuh mu ini akan menjadi milik ku kelak." Ammar memaksa..

Aku terdiam sejenak, kembali teringat dengan semua ucapan janjinya, perbincangan mesranya, dan semua ungkapan hatinya pada Nayla. Di tambah lagi ekspresi om haris, papa nya. Yang jelas terlihat tidak menyukai ku.

Entah setan apa yang merasuki ku, sehingga aku memberinya harapan besar dengan mengangguk pelan akan pertanyaan nya itu. Meski ingatan tentang rekaman perbincangan mesranya dengan Nayla terus mengusik di otak ku.

Oh tuhan, bagaimana ini. . . bagaimana aku akan bertanya pada Ammar tentang hal ini? Harus ku mulai darimana tuhan..

Sedang kini, cinta ku semakin dalam dan rasa percaya ku kembali tumbuh setelah ia benar-benar menepati janjinya, membawa ku berkenalan dengan kedua orang tuanya meski..ku tau, hasilnya tidak seberkesan dengan yang ku harapkan.

Terpopuler

Comments

Rusme Juthec

Rusme Juthec

emang dasar ceweknya aja yg gak tegas
baru pacaran udah mau d perawani
udah ketauan selingkuh mau aja d cium2

2022-07-23

0

Kasihtak Sampai

Kasihtak Sampai

kasian Fanny bukan begitu cara mempertahankan cinta Ammar

2021-09-19

2

Heny Ekawati

Heny Ekawati

cinta mmng membuat orang bodoh

2021-07-25

2

lihat semua
Episodes
1 satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh dua
52 Lima puluh lima
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 Delapan puluh tujuh
88 Delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Sembilan puluh tiga
94 Sembilan puluh empat
95 Sembilan puluh lima
96 Sembilan puluh enam
97 Sembilan puluh tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
146 #146
147 #147
148 #148
149 #149
150 #150
151 #151
152 #152
153 #153
154 #154
155 #155
156 #156
157 #157
158 #158
159 EPILOG DAN PENGUMUMAN
160 JUST INFO
Episodes

Updated 160 Episodes

1
satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh dua
52
Lima puluh lima
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
Delapan puluh tujuh
88
Delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Sembilan puluh tiga
94
Sembilan puluh empat
95
Sembilan puluh lima
96
Sembilan puluh enam
97
Sembilan puluh tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145
146
#146
147
#147
148
#148
149
#149
150
#150
151
#151
152
#152
153
#153
154
#154
155
#155
156
#156
157
#157
158
#158
159
EPILOG DAN PENGUMUMAN
160
JUST INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!