Sebelas

Setengah jam berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 Wita. Ayah dan Ibu akhirnya pulang, dengan membawa beberapa barang belanjaan di tangan ibu. Bersyukur, aku sudah berada di taman belakang bersama Ammar menikmati beberapa buah yang sudah ku potong.

Kami duduk berdua di kursi ayunan dengan penuh canda ria sambil berbincang, ibu menghampiri kami.

" Nah. . . jika begini kan enak dilihat. Daripada seperti tadi, bunda jadi sedih. "

" Eh bunda, sudah datang? mana Ayah? " Tanya ku sengaja mengalihkan pembicaraan.

Ammar menyapa ibu dengan senyuman hangat, ibu mengelus bahu nya.

" Ayah mu masih terima terlpon di ruang tamu tuh. Ayo kamu siap-siap gih.. " Jawab ibu sembari menoleh pada Ammar dengan anggukan.

Aku tercengang heran melihat tingkah mereka yang seolah saling memberikan isyarat.

" Siap-siap untuk apa bund?" Aku masih bertanya dengan heran.

" Semalam Ammar menelpon kami, dia meminta ijin mengajak mu untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. "

"Uhuk uhuk... "

Seketika aku terbatuk-batuk tanpa henti. Rasa nya hampir tak percaya Ammar berani secepat itu meminta ijin pada ayah dan ibu. Lalu perbincangan dan janji-janjinya pada Nayla di rekaman itu, Apa???Lama aku terdiam kembali dalam lamunan.

" Fanny. . . hey, kamu kenapa Nak? Ayo, ganti baju mu dulu. ayo cepat. " Ibu menarik tangan ku, aku menurutinya begitu saja menuju kamar.

" Bunda. . . apakah ini tidak terlalu cepat?" Tanya ku pada ibu dengan lembut.

" Aduh.. puteri si mata wayang bunda ini sudah bukan anak kecil lagi, belajarlah dewasa sayang. Ini hanya sekedar perkenalan biasa saja, tidak lebih dan jangan pernah mengharap yang lebih. Okeh ? Bunda pun masih belum mau jika kau cepat-cepat menikah sayang, kau harus mencapai impian dan cita-cita mu dulu. Oh ya hampir saja lupa, Ammar juga ingin mengajak mu melihat kampus nya. Barangkali kau cocok, bisa kuliah di tempat yang sama dengan Ammar. Agar bunda lebih tenang ada yang menjaga dan mengawasimu nanti."

Sedaritadi aku terdiam saja mendengar ucapan tiap ucapan yang ibu lontarkan, membuat ku merasa sedih kemudian memeluk ibu dengan erat.

" Bunda. . . terimakasih, selalu menjadi dan memberikan ku yang terbaik. Aku saayaaaaang banget sama bunda. "

Ibu mengusap-usap lembut punggung ku.

" Oh ya, ini bunda sudah membelikan mu dress cantik untuk di pakai hari ini. Bunda rasa ini sangat cocok untuk mu sayang. Saat melihat mu, Ammar akan semakin tergila-gila pada mu. Buat lah kesan yang baik untuk perkenalan mu dengan orang tua Ammar. Jangan cengengesan, tetap jaga attitude sebagai seorang wanita yang berkelas."

Mata ku mulai berkaca-kaca mendengarkan nasehat dan pesan ibu ini, mengapa aku merasa seolah aku sudah akan menjadi menantu dari seseorang.

Aaakh. . . ibu. . . ini membuat ku berpikir terlalu jauh.

Ku pakai Dres cantik berwarna pink dusty ini, senada dengan warna hight heels yang juga ibu belikan tadi. Sangat pas di tubuh ku, panjang selutut dengan lengan menutupi bahu ku, meski di bagian leher sedikit lebar. Sehingga membuat gundukan di dada ku sedikit mencuat keluar, tapi masih terlihat sopan namun seksi.

Dengan hiasan rambut yang sengaja ku biarkan terurai rapi. Terasa canggung ku memakainya, meski sepatu hight heels ini tidak cukup tinggi. Namun ini pertama kalinya aku memakainya.

Haha, bisa kau bayangkan bagaimana cara ku berjalan.

Kembali ibu masuk kamar menghampiri ku. Aku berdiri kemudian setengah duduk seolah memberikan penghormatan pada Ibu layaknya putri di kerajaan, sembari tersenyum.

" Wah. . . cantiknya puteri bunda ini, sangat cantik." Ibu melihat ku dan memujiku tanpa henti, memutar-mutar badan ku dengan mata berkaca-kaca.

" Kau sudah tumbuh menjadi gadis dewasa sayang, Aaakh, rasanya. . . Bunda semakin takut berpisah dengan mu nanti. " Ibu memeluk ku kembali.

" Aaah. . . Bunda apaan sih mikirnya begitu. Selamanya Fanny akan selalu di sisi bunda, akan selalu menjadi puteri kesayangan bunda, ih jangan sedih gitu dung. Fanny kan jadi pengen nangis."

" Eeeh jangan, jangan. Nanti make up ini jadi rusak. Gak jadi cantik dong. . . " Ibu kembali memelukku.

Kemudian Ayah menyusul menghampiri kami ke kamar.

" Haduh kenapa jadi peluk-pelukan begini kalian. Ammar sudah menunggu daritadi di luar. Kasian loh,"

" Ih ayah, ibu kan hanya merasa takjub dengan kecantikan anak kita yang sudah tumbuh dewasa ini. coba kau lihat, " Ibu menyela pembicaraan Ayah sembari menunjuk pada ku.

" Oh tuhan. . . benarkah ini gadis kecil kesayangan ayah? Kau sangat cantik sayang." Ayah memeluk dan mengecup kening ku.

" Iya dong, Fanny cantik kan sudah sejak di lahirkan dari orang tua sempurna seperti kalian. hihi. . . terimakasih Ayah. Terimakasih juga kalian sudah mengijinkan aku untuk pergi ke kota Ammar tinggal, berdua saja dengan Ammar ". Aku membalas pelukan Ayah.

" Kami percaya, Ammar adalah anak yang baik dan bermartabat tentunya. " Jawab ibu pelan.

" Ya sudah yuk keluar," Ayah dan ibu mengantar ku hingga pintu depan.

Ku lihat Ammar sudah berdiri bersandar pada mobil nya, kemudian dia terkejut dengan mata melotot memandang ku yang berdiri di depan pintu.

Aku tersipu malu dia memandang ku sedemikian rupa, Ayah dan ibu saling melirik tersenyum bangga.

" Ammar, om titip puteri kesayangan om satu-satunya bersama mu ya. Ingat, jangan sampai kurang satu apapun. Paham??? "

Ammar tersenyum salting, menanggapi ucapan ayah.

" Ba. . baik Om. Saya akan ingat pesan Om, terimakasih banyak om, tante. . . sudah mengijinkan Fanny pergi bersama ku "

" Nikmati lah waktu kalian hari ini, gapapa pulang agak malaman dikit. Perjalanan cukup melelahkan dan jauh bukan? " Jawab ibu ku.

Yang kemudian kami berpamit, aku berjalan menuju mobil Ammar dan Ammar berlari mendahului ku membukakan pintu mobil depan tepat di samping Ammar akan duduk menyetir nantinya.

*****************♡-♡****************

Di tengah perjalanan, Ammar menghentikan mobilnya parkir di pinggir jalan. Yang sedaritadi kami terdiam tanpa kata, sesekali saja Ammar melirik ku dengan senyuman dan menggenggam tangan ku.

" Ammar, kenapa berhenti ?" Tanya ku dengan heran memandangnya.

Ammar mendekatkan wajahnya, membelai lembut rambut ku yang terurai. Aku mengangkat alis menatap wajahnya penuh tanya.

" Fanny, kau.. bagaimana kau bisa berubah begitu cantik hari ini. Rasanya, aku seperti melihat bidadari turun dari surga di hadapan ku. "

" Hahaha ya ampun tuhan, kau menghentikan mobil ini hanya untuk berbicara gombal seperti itu? Oh astaga. . . kau terlihat seperti seorang playboy."

Aku terus tertawa meledeknya,

" Kau anggap ini suatu rayuan Sayang? aku serius. . . rasanya, aku sudah tidak tahan lagi ingin segera melahap habis tubuh gadis cantik di samping ku ini."

" Ammar. . . Ayo lah, berhenti gombal. Perjalanan masih jauh, nanti keburu malam. " Aku membujuk manja pada nya untuk segera melanjutkan perjalanan.

" Cium aku dulu. " Pinta Ammar kemudian.

" Iih apaan sih, emang yang tadi di kamar belum puas?Upz. . . " Aku menutup mulut ku seketika.

Ammar kembali menggenggam tangan ku dan di kecupnya.

" Sampai kapan pun aku tidak akan pernah puas dengan mu Fanny. Kau seolah seperti narkoba bagi ku. Membuat ku terus kecanduan dan ketagihaaan." Ammar masih mengecup mesra tangan ku.

" Apaan sih.. makin ngelantur deh, Ya udah sini.."

Cup !!!

Aku mengecup pipinya. Wajah Ammar seketika memerah tersipu malu. Aku tertawa melihat tingkah nya ini. Kemudian Ammar kembali melajukan mobilnya dengan sedikit lebih cepat.

Bathin ku. . .

Tuhan. . . bagaimana mungkin, orang yang tengah duduk di samping ku ini benar-benar telah mengkhianati ku. Setega itu??? Bahkan aku sudah melakukan banyak hal bersama nya yang sama sekali belum pernah aku lakukan dengan cowok lain.

Aku mencintai mu Ammar. . . hingga rasanya, cinta ini selalu menikam ku setiap detiknya. betapa aku takut kehilangan mu dan berpisah dengan mu, apakah kau juga merasakan hal yang sama seperti ku kini?

Rasanya sudah mau meledak ini hati dan mulut ku, tak sabar ingin segera bertanya tentang rekaman itu. Aku ingin mendengarnya langsung dari mulutnya, aku ingin melihat langsung bagaimana kejujuran hati nya dari sorot matanya. Tapi aku masih takut.. aku belum siap untuk mendengar apa jawaban dari kenyataan rekaman itu, Tuhan. . . Aku masih berharap suara dari perbincangan itu bukan lah Ammar, sungguh harapan ku begitu besar .

Terpopuler

Comments

Kasihtak Sampai

Kasihtak Sampai

padahal bukti udah banyak banget... berusaha percaya aja

2021-09-19

0

Yunia Abdullah

Yunia Abdullah

bnyak Ku skip bca krn d stiap episode y trlaku bnyk BSA bsi y JD mudah jenuh bca y

2021-06-04

1

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

hadeeeuw... si ammar kebanyakan gombalx..

2020-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh dua
52 Lima puluh lima
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 Delapan puluh tujuh
88 Delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Sembilan puluh tiga
94 Sembilan puluh empat
95 Sembilan puluh lima
96 Sembilan puluh enam
97 Sembilan puluh tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
146 #146
147 #147
148 #148
149 #149
150 #150
151 #151
152 #152
153 #153
154 #154
155 #155
156 #156
157 #157
158 #158
159 EPILOG DAN PENGUMUMAN
160 JUST INFO
Episodes

Updated 160 Episodes

1
satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh dua
52
Lima puluh lima
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
Delapan puluh tujuh
88
Delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Sembilan puluh tiga
94
Sembilan puluh empat
95
Sembilan puluh lima
96
Sembilan puluh enam
97
Sembilan puluh tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145
146
#146
147
#147
148
#148
149
#149
150
#150
151
#151
152
#152
153
#153
154
#154
155
#155
156
#156
157
#157
158
#158
159
EPILOG DAN PENGUMUMAN
160
JUST INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!