Hari berganti hari aku semakin terusik dengan apa yang sudah ku dengar dari rekaman itu.
Bahkan. . . aku sengaja mengabaikan semua pesan dan telpon dari Ammar. Tak peduli dia akan semakin berpaling pada Nayla, tak peduli dia akan berubah, tak peduli bahwa nantinya kami harus berpisah.
Suara mereka yang saling melempar kata cinta, saling mesra memadu kasih dalam cinta, terus terngiang-ngiang di telinga ku. Makan mulai tak enak, minum serasa pahit, tidur ku tak nyenyak. Aku mulai terserang penyakit Insomania dengan tangisan pilu yang tertahan.
Kau tau, hanya dalam 3 hari semenjak rekaman yang farel kirimkan, aku sudah kehilangan berat badan ku hingga 5kg. Wow. . . fantastik bukan? Berat badan ideal ku yang tadinya ku jaga dengan penuh kebanggan, 55Kg kini berubah menjadi 50kg dengan tinggi badan 165 cm.
Bukankah kini aku tampak kurus tinggal tulang?Mengapa begitu pesat? benarkah seberat ini bathin ku tertekan oleh hati yang pilu. . .
" Nak. . . Apakah kau sedang sakit? kenapa kau terlihat semakin kurus? makan lah dengan baik. Akhir-akhir ini kau kurang berselera makan bersama kami, bahkan kau lebih banyak mengurung diri di kamar. Ada apa sayang??? cerita pada bunda jika kau sedang mengalami masalah."
Ibu mengusap lembut rambutku, yang sedaritadi menghampiri ketika aku sedang melamun di sebuah ayunan tempat ku bersantai di taman belakang rumah.
Aku tersenyum paksa menatap wajah ibu.
" Enggak bund, Fanny baik-baik aja. cuma sedikit. . . lelah, susah tidur beberapa hari ini." Jawab ku dengan menundukkan wajah.
Tangan ibu mengangkat daguku untuk menatap wajah ibu kembali.
Lama di pandang nya lekat-lekat.
"Tidak sayang, mata mu berkata lain. Di mata ini, sedang memberi tau ribuan rasa yang tidak bisa kau ungkapkan pada semua orang."
Aku menggeleng dan tetap tersenyum paksa pada ibu yang kini mengelus lembut pipi ku.
" Bunda. . . Fanny beneran gapapa. I am Fine, always." Aku mengangkat kedua bahu ku sembari tersenyum nyengir pada Ibu.
" Baik lah sayang, bunda tidak akan memaksamu. Tapi. . . jika kau butuh teman untuk meluapkan segala masalah yang menimpa mu, bunda selalu siap menjadi sahabat setia mu. Ok sayang? " Ibu mengecup lembut kening ku.
" Okeh Bos, Siappp !!! hehe, " Aku memeluk ibu dengan erat.
Dalam hati. . .
Maafkan aku Bunda, untuk saat ini aku bahkan tidak tau harus memulai cerita darimana. Aku tidak mampu berkata dengan apa yang sudah terjadi kini.
Ibu meninggalkan ku sendiri di taman belakang, kembali air mata ini mengalir deras, dengan pikiran dan lamunan ku yang kosong entah kemana.
***************♡-♡***************
" Fanny. . . Ada farel mencari mu sayang." Ku dengar ibu setengah teriak memanggil ku.
Hah??? Farel???
Astaga. . . Jangan-jangan. . . terburu-buru aku menghapus air mata ku, mengusap-ngusap wajah ku dengan kedua telapak tangan. aku merapikan rambut ku yang sudah acak-acakan gak karuan karena memang sengaja aku tidak menyisirnya.
" Ehhem. . . bi, ngapain lu sendirian disini? Jaga kandang mulu. Ini liburan panjang ma bro, jalan-jalan kek temenin gue geto. . . kan elu udah lulus?"
Farel menghampiriku dengan ocehan dan berbagai omelan khasnya.
Aku masih terdiam, menyiapkan suara ku untuk tidak terdengar habis nangis.
Farel menatap ku tajam. . .
" Bi. . . elu. . . habis nangis ya??? hahahahaa astaga. Cengeng lu, nangisin apaan coba??? Pak Ammar yang brengsek itu??? "
Seketika aku menutup mulut berisiknya Farel dengan tangan kanan ku. Aku melotot padanya,
" Ssssttt. . . bisa gak, lu jangan keras-keras ngomongnya??? " Aku cetus padanya masih dengan tangan menutup mulut Farel. Farel mengangguk cepat,
" Hah. . hah. . . iya bi iya sory, gue lupaaa. . . elu pasti. . . gak berani cerita ini ke tante dan om kan??? " Tanya farel dengan suara berbisik sedikit ngos-ngosan gara-gara tangan ku menutupnya dengan sangat rapat mengenai hidungnya.
Aku menunduk lesu dengan penahanan kuat agar air mata ini tidak kembali jatuh mengalir deras.
" Bi. . . ini salah ku, maafkan aku bi. . . tolong jangan marah pada ku, aku yang salah telah mengenalkan mu pada orang brengsek seperti pak Ammar. Walau dia guru yang ku kagumi di kelas, namun mengingat apa yang telah dia lakukan pada mu saat ini, aku mulai membencinya Bi. . . ku mohon maafkan aku."
Farel terus memohon maaf pada ku dan kini ia sudah duduk di hadapan ku, sementara aku masih terduduk di kursi ayunan.
Aku menatap wajah Farel, dan pada akhirnya, mengalir kembali dengan deras air mata ini. Farel memengang tangan ku dan sedikit meremasnya.
" Bi. . . Plis. . . air mata mu terlalu mahal untuk lelaki seperti dia, dia brengsek. putuskan saja laki-laki brengsek seperti nya, aku tidak lagi merestui hubungan kalian."
Nada farel semakin meninggi terlihat kali ini dia benar-benar marah dan kecewa.
Aku menggeleng dengan pelan, aku mulai terisak tangis.
" Gak bisa. . . gue gak bisa Rel. Gue terlanjur sayang pada Ammar, gue. . . gue gak akan bisa lepas dari cinta ini, gue gak biisaaa. . . hikst."
" Aaaarght ayo lah Bi. . . Kenapa kau begitu lemah? pliss. . . lepaskan saja dia buat Nayla yang juga tidak tau malu itu. Kau tau bukan, Nayla cewek seperti apa??? mereka memang sehati. Sama-sama brengsek!!! " Farel terus saja mengumpat penuh amarah tanpa henti.
Dan aku. . . ntah kenapa semakin sakit rasanya ketika farel memaki habis Ammar di depan ku, gak rela rasanya.
Tring. . .
Ponsel Farel kemudian berdering. Farel melotot menatap layar ponselnya,
" Bi. . . pak Ammar menelpon ku, bagaimana ini??? ku angkat tidak? Haduh.."
Aku dan Farel kebingungan mencari cara, jika diangkat aku sudah tau. . . Ammar akan mendette habis-habisan Farel. Kasian dia, namun jika diabaikan. . . akan semakin rumit bagi Farel nantinya.
Sampai berulang kali Ammar menelpon Farel, Farel belum juga menentukan harus menjawabnya atau tidak.
Kemudian Ammar mengirimkan pesan singkat pada Farel.
* Farel, bapak tau kau sengaja mengabaikan panggilan telpon bapak. Tapi pliss bapak hanya ingin tau bagaimana kabar bibi mu, Fanny. Sudah tiga hari dia mematikan ponselnya, apakah dia baik-baik saja Farel??? Bapak sangat merindukannya. *
" Cih. . dasar laki-laki gak tau diri, sadar gak lu letak kesalahan lu hah? " Farel kembali mengumpat dengan marah.
" Ada apa? Kenapa pak Ammar Farel? Apakah dia menanyaiku? Apakah dia bilang merindukan ku?merasa kehilangan aku? "
Beberapa pertanyaan ini secara reflek keluar begitu saja menyerang Farel yang masih berdiri memegang ponselnya di depan ku. Farel menatap ku dengan tajam penuh amarah.
" Bibi. . . Kau ini cantik, tapi lihat sekarang bagaimana dirimu ini kini? Kau terlihat jelek tak terawat, kau kurus, kau seperti nenek-nenek tau gak? Hanya karena laki-laki brengsek ini bi. . . kau sampai menghukum diri begini. . . hah. . . jijik tau gak? Mana. . . bibi ku yang selalu keren itu? mana bibi ku yang selalu terlihat hebat itu? mana? mana hah??? "
Farel kini berbalik menghina ku. terus mengoceh tanpa henti, aku tak peduli. Ku raih dengan gesit ponsel Farel yang di genggamnya daritadi dan membaca pesan Ammar padanya.
Lama ku terdiam, kembali ku baca berulang. Tangan ku gemetar tubuh ku lemas, kini tangis ku benar-benar pecah terduduk di rerumputan halam belakang rumah.
Huwwaaaaaa. . . membaca kata terakhirnya. . . bahwa ia masih peduli dan sangat merindukan ku, hati ku semakin sakit mengetahuinya.
Tuhan. . . . ini kah cinta? benarkah ini cinta yang sesungguhnya???
Jujur aku merindukannya, sangat merindukannya Tuhan. Tak peduli bahwa dia sudah mengkhianati ku, akan tetapi. . . logika berkata lain. Sisi lain ku berkata,
*Untuk apa kau masih menangisinya, merindukannya, dia sudah mengkhianati cinta mu Fanny. Bukan kah selama ini kau hanya memikirkannya, setia padanya, tapi ini kah balasan dia? Hahaha ayo lah. kau jangan bodoh Fanny. . .*
Namun di sisi lainnya lagi. . . Jiwa ku meronta, tak ingin menghukumnya secara sepihak. Boleh kah jika aku bertanya padanya, siapa yang akan dia pilih nantinya.
Aku. . . Atau. . . Nayla???
Hai hai hai terimakasih sudah selalu setia membaca dan ngelike setiap per episode nya.
so. . mohon kritik dan sarannya ya, untuk menambah semangat ku nih.
Happy reading All ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Febriana Dadi
maaf thor klau fanny bibi farel kan sehrs ortu fanny ad kakek nenekx farel dong, kok nh manggil ortu fanny om tante?maaf hbs jd salah fokus bacax 😊
2021-10-07
0
Umi Harida
masih kurang bukti apa lagi fanny
2021-09-19
0
queenbee
ck.. spt g ada cowok lain aja. baru 3 bulan sudah selingkuh.apa kabar dg besok2.ayolah fanny... jangan bodoh karena cinta.
2021-06-18
0