Lima

Melepas rindu. . .

Ingin rasanya aku berlari dan memeluk tubuh Ammar yang sudah berdiri dengan senyuman manis di depan ku ini. Tapi ku tahan, sebab malu dan tak ingin terkesan berani di hadapan kedua orang tua ku.

Mereka ikut serta menyambut kedatangan Ammar dengan hangat dan gembira, mempersilahkan Ammar untuk duduk sambil berbincang-bincang dengan Ayah, sedang ibu menyiapkan suguhan untuk Ammar. Aku membantunya di dapur.

" Wah. . . bunda, hari ini masak banyak banget? Mmh. . . udah gitu hampir semua makanan kesukaan Ammar, uuugh gak adil. Buat Fanny mana Bund? "

Aku bertanya sambil merengek manja pada ibu, ku lihat semua masakan di meja makan tertera rapi dan hampir semua makanan favorit Ammar.

Ini membuat ku manyun menahan rasa iri. . .

" Sayang, udah dong jangan ngambek gitu. Masa sama pacar sendiri jadi iri gitu? Ammar kan gak setiap hari makan bersama kita, jadi kali ini bunda masak khusus untuk Ammar. Kamu juga pasti senang kan. . . hayoo," Ibu meledek ku dengan senyuman dan mencubit manja dagu ku.

Aku tersipu malu di depan ibu. Kemudian berpura-pura lari ke ruang tamu menghampiri ayah dan Ammar yang sudah berbincang-bincang asyik sedaritadi.

Ugh. . . Gak ada yang ngertiin aku, baik ayah maupun bunda semua malah mendahului untuk berduaan bersama Ammar, aku kan juga rindu berat.

Bathin ku menggerutu sendirian, tanpa ku sadar Ammar sudah memandang ku daritadi.

"Ehhem, uhuk uhuk. . . Fanny, ada apa berdiri disitu. Ayo kemari, duduk bareng disini." Ayah terbatuk-batuk meledek kami kemudian mengajak ku untuk duduk bersama mereka.

" Ah, eh.. Ayah. Makanan sudah siap, " Aku menjawab dengan gelagapan. Membuat Ammar tertawa kecil cekikikan.

" Oh Ammar, Ayo temani Om makan dulu. Kami sengaja menantimu untuk melewati sarapan pagi, agar bisa makan bersama mu " Ajak ayah dengan senyuman hangat.

Ammar mengangguk pelan dengan sedikit malu-malu terbaca dari raut wajahnya yang memerah.

Ayah berjalan lebih dulu menuju meja makan di ikuti langkah Ammar, sembari melewati ku Ammar mengecup pipi ku spontan membuat ku terkejut dengan teriakan kecil.

" Hey, Kau !!! "

Ayah menoleh ke belakang, melihat ke arah ku dan Ammar secara bergantian, dengan wajah heran Ayah bertanya pada ku.

" Kenapa Fanny? Kenapa kau teriak begitu? "

" A e em a a anu Yah, ini Ammar keinjek kaki Fanny " Sembari ku injak kaki Ammar dengan hentakan kaki.

Aww !!! Ammar teriak dengan wajah meringis.

" Fanny !!! Apa yang kau lakukan??? kasihan nak Ammar baru juga datang kamu sudah galak begitu " Ayah teriak mengomeli ku dengan nada tinggi, ingin rasanya aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi ayah demikian.

Ya tuhan, maafkan aku ayah. aku sudah berbohong, dalam hati.

" Eh gapapa om, Fanny cuma bercanda kok. hehe tadi saya yg gak sengaja menginjak kaki nya, " Jawab Ammar.

Dalam hati aku memaki Ammar dengan wajah tersipu malu, huh dasar. Bikin kaget aja, tapi jujur seneng banget sih.

**********♡-♡**********

Hingga tiba waktu sore, aku mengajak Ammar menikmati sunset di suatu pantai X. Pantai ini cukup terkenal dengan kebersihannya, suasana nya yang bisa menikmati sunset secara langsung dan dekat menjadi tempat para wisatawan beramai-ramai berkunjung. Dan tidak sedikit pula yang membawa pasangan nya kesini, termasuk aku dan Ammar.

Kami berjalan kaki menikmati butiran halus pasir di sepanjang pesisir pantai bergandengan tangan, sesekali selfie mesra, sesekali pun tangan Ammar memeluk mesra pinggang ku. Ah. . . bahagianya, bagai dunia hanya milik kita berdua saja. hihi

Matahari sudah kembali mengurung diri di balik langit yang mulai gelap di hiasi beberapa bintang gemerlapan menghiasi suasana malam ini, bulan pun tampak malu menyaksikan kebahagiaan kami yang bersembunyi di balik awan remang-remang.

Suasana di pesisir pantai semakin terasa romantis, ku lihat sekeliling semua terlihat mesra dengan pasangan.

Ammar menarik pinggang ku seketika, yang kemudian terduduk di pangkuan Ammar begitu saja dan memelukku dari belakang. Membuat ku salah tingkah entah harus bagaimana, ini terlalu dekat.

Hah. . . Jantung ku sudah berdegub tak beraturan begitu kencang, ketika Ammar memelukku erat dari belakang, menutup wajahnya di punggung ku.

Astaga. . . aku malu banget. Pasti Ammar juga mendengar degub jantung ku yang tidak karuan ini, Ah.. sebenarnya bahagia banget di peluknya, tapi jujur ini terlalu dekat dan baru pertama aku duduk dekat di pangkuan seorang lelaki. Rasanya sudah bergetar seluruh tubuh ku, hingga mengucur keringat dingin di kening. Ku tarik nafas dalam-dalam, lama kami saling terdiam.

" Fanny, bagaimana ini? " Akhirnya Ammar bersuara dengan posisi masih menutup wajahnya di punggungku.

Aku gelagapan harus menjawab atau diam saja. sunggug posisi ini membuat ku sangat canggung.

" A,ada apa? ke,kenapa Ammar? Apa kau sakit? Kau lelah, atau. . . " Seketika aku sedikit menjauh dari pelukan Ammar, dan berbalik menghadapnya.

" Ammar, apa aku sangat berat? apa posisi ku duduk dipangkuan mu membuat mu kelelahan? lagian ih. . . siapa suruh menarik ku tiba-tiba hah? "

Ammar terus menatap ku yang terus ngoceh ini, kemudian memutup bibir ku dengan jari telunjuknya. Kau tau, aku kembali gemetar ketika jari telunjuknya yang halus ini sangat terasa lembut menyentuh bibir ku. Aku mengatupkan bibir ku kemudian.

" Aku sungguh merindukan mu, suasana indah malam ini yang hanya ada kita berdua saja disini, rasanya. Aku mulai tidak tahan ingin terus memelukmu begini, kemari.. Tetaplah berada di pangkuan ku, biarkan aku tetap memeluk mu. " Ammar kembali menarik ku untuk kembali duduk di pangkuannya dengan posisi membelakanginya.

"Ammar, apakah ini tidak.. terlalu dekat? Aku sedikit tidak nyaman, aku.. jadi sedikit canggung. " Dengan terbata-bata aku bertanya dan menanti bagaimana Ammar akan menanggapinya.

Ammar semakin mendekatkan wajahnya di telinga ku, terdengar desahan halus nafasnya di telinga membuat bulu kuduk ku merinding. tubuh ku mulai terasa panas,

" A. . ammar. . . jangan begitu. . . kau membuat ku geli " Aku terus berbicara pada Ammar yang kini semakin mempererat pelukannya pada ku.

Tanpa satu kata Ammar kini mulai menciumi tengkuk leher ku, lembut terasa kecupan bibirnya. Aku menikmati tiap kecupan demi kecupan lembutnya, nafasnya mulai terdengar sedikit memburu.

Ammar menghentikan perlakuannya seketika, dan memutar kepala ku dengan lembut untuk menghadapnya.

Ntah kenapa, aku seperti terhipnotis dengan tatapan matanya itu. Membuatku tak mampu berkata apapun lagi ketika Ammar kembali mengecup bibirku.

Hai waktu, jangan lah cepat berlalu di malam ini. biarkan aku menikmati waktu kami berdua, dalam hati aku terus bergumam andai waktu terhenti malam ini juga tak apa tuhan.

Ammar tersenyum melihat ku, ketika menghentikan ciumannya perlahan aku menunduk malu. bersyukur ini malam hari, jika tidak. Pasti Ammar sudah tertawa melihat wajah ku memerah seperti udang rebus.

" Sayang, boleh kah aku. . . mengecup dagu mu ini? " Tanya Ammar sembari memegang dagu ku.

Aku bertanya heran. . .

" Dagu? Emang kenapa harus dagu? ada manfaatnya kah??? hahahaha " Aku tertawa meledeknya kemudian.

" Agar mulai detik ini, sampai seterusnya bahkan selama-lamanya. Kamu tidak akan pernah bisa melupakan ku dan melepas ku. Sampai kapan pun kamu akan terus mengingat ku Fanny, meski nantinya Tuhan tidak akan mempersatukan kita."

" Tidak Ammar. Aku tidak mau jika Tuhan memisahkan kita nantinya. " Jawab ku seketika.

Ammar tersenyum menyentuh lembut bibir ku kembali.

" Terimakasih untuk seharian ini sayang, aku sangat bahagia. terimakasih telah benar-benar mencintai ku dengan tulus."

" Ammar.. Kau tau, betapa aku sangat beruntung bisa memiliki pacar yang baik seperti mu. Tolong, jangan pernah mengkhianati kesetiaan ku padamu, meski terpisah oleh jarak jangan pernah kau mencoba berbohong pada ku dalam hal apapun. "

Ungkapan ini, spontan keluar begitu saja dari mulut ku pada Ammar. Tidak kah aku terlihat lemah dan mengemis disini??? Aku tersadar dengan ucapan ku tadi, kemudian Ammar memeluk ku.

" Percayalah pada ku selalu " Sembari mengelus rambutnya dengan lembut aku mengangguk pelan dalam pelukannya.

Terpopuler

Comments

Rusme Juthec

Rusme Juthec

Fany kemakan rayuan gombal Ammar

Ammar kayaknya penjahat kelamin 🙄🙄🙄

2022-07-23

0

Filsa Awaliyah

Filsa Awaliyah

pak guru awas pedofil deh

2021-09-19

0

Heny Ekawati

Heny Ekawati

klu mmng cinta kok gk nikah aj sih biar gk dosa

2021-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua puluh satu
22 Dua puluh dua
23 Dua puluh tiga
24 Dua puluh empat
25 Dua puluh lima
26 Dua puluh enam
27 Dua puluh tujuh
28 Dua puluh delapan
29 Dua puluh sembilan
30 Tiga puluh
31 Tiga puluh satu
32 Tiga puluh dua
33 Tiga puluh tiga
34 Tiga puluh empat
35 Tiga puluh lima
36 Tiga puluh enam
37 Tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 Tiga puluh sembilan
40 Empat puluh
41 Empat puluh satu
42 Empat puluh dua
43 Empat puluh tiga
44 Empat puluh empat
45 Empat puluh lima
46 Empat puluh enam
47 Empat puluh tujuh
48 Empat puluh delapan
49 Empat puluh sembilan
50 Lima puluh
51 Lima puluh dua
52 Lima puluh lima
53 Lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 Lima puluh lima
56 Lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 Lima puluh delapan
59 Lima puluh sembilan
60 Enam puluh
61 Enam puluh satu
62 Enam puluh dua
63 Enam puluh tiga
64 Enam puluh empat
65 Enam puluh lima
66 Enam puluh enam
67 Enam puluh tujuh
68 Enam puluh delapan
69 Enam puluh sembilan
70 Tujuh puluh
71 Tujuh puluh satu
72 Tujuh puluh dua
73 Tujuh puluh tiga
74 Tujuh puluh empat
75 Tujuh puluh lima
76 Tujuh puluh enam
77 Tujuh puluh tujuh
78 Tujuh puluh delapan
79 Tujuh puluh sembilan
80 Delapan puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 Delapan puluh tujuh
88 Delapan puluh delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 Sembilan puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Sembilan puluh tiga
94 Sembilan puluh empat
95 Sembilan puluh lima
96 Sembilan puluh enam
97 Sembilan puluh tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 #100
101 #101
102 #102
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
146 #146
147 #147
148 #148
149 #149
150 #150
151 #151
152 #152
153 #153
154 #154
155 #155
156 #156
157 #157
158 #158
159 EPILOG DAN PENGUMUMAN
160 JUST INFO
Episodes

Updated 160 Episodes

1
satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua puluh satu
22
Dua puluh dua
23
Dua puluh tiga
24
Dua puluh empat
25
Dua puluh lima
26
Dua puluh enam
27
Dua puluh tujuh
28
Dua puluh delapan
29
Dua puluh sembilan
30
Tiga puluh
31
Tiga puluh satu
32
Tiga puluh dua
33
Tiga puluh tiga
34
Tiga puluh empat
35
Tiga puluh lima
36
Tiga puluh enam
37
Tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
Tiga puluh sembilan
40
Empat puluh
41
Empat puluh satu
42
Empat puluh dua
43
Empat puluh tiga
44
Empat puluh empat
45
Empat puluh lima
46
Empat puluh enam
47
Empat puluh tujuh
48
Empat puluh delapan
49
Empat puluh sembilan
50
Lima puluh
51
Lima puluh dua
52
Lima puluh lima
53
Lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
Lima puluh lima
56
Lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
Lima puluh delapan
59
Lima puluh sembilan
60
Enam puluh
61
Enam puluh satu
62
Enam puluh dua
63
Enam puluh tiga
64
Enam puluh empat
65
Enam puluh lima
66
Enam puluh enam
67
Enam puluh tujuh
68
Enam puluh delapan
69
Enam puluh sembilan
70
Tujuh puluh
71
Tujuh puluh satu
72
Tujuh puluh dua
73
Tujuh puluh tiga
74
Tujuh puluh empat
75
Tujuh puluh lima
76
Tujuh puluh enam
77
Tujuh puluh tujuh
78
Tujuh puluh delapan
79
Tujuh puluh sembilan
80
Delapan puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
Delapan puluh tujuh
88
Delapan puluh delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
Sembilan puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Sembilan puluh tiga
94
Sembilan puluh empat
95
Sembilan puluh lima
96
Sembilan puluh enam
97
Sembilan puluh tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
#100
101
#101
102
#102
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145
146
#146
147
#147
148
#148
149
#149
150
#150
151
#151
152
#152
153
#153
154
#154
155
#155
156
#156
157
#157
158
#158
159
EPILOG DAN PENGUMUMAN
160
JUST INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!