Hari menjelang ujian pelulusan, Ammar dengan tegas memberikan suport untukku agar mendapat nilai bagus saat pelulusan nanti.
Bahkan dia rela memberikan aturan batasan untuk kami tidak selalu berkomunikasi, dan menahan semua kerinduan kami yang kian semakin menjadi setelah dua bulan hubungan ini berjalan.
Selama dua bulan pula kami tidak saling bertemu, hanya berkomunikasi via telpon dan Video Call. Ammar begitu sibuk di sekolah nya dengan persiapan ujian akhir, bahkan di kuliahnya mulai aktif dengan berbagai kegiatan kampus.
Kami saling memaklumi, tapi entah kenapa.. Mulai timbul rasa curiga di hati ku, ketika sesekali aku menelpon nya lebih dulu dan tiba-tiba selalu saja panggilan telpon nya sibuk, terkadang ketika aku coba Video Call selalu nomornya berada di panggilan lain.
Oh tuhan, tidak. . . semoga ini hanya rasa khawatir ku saja. Aku harap kau tetap setia pada ku Ammar. Bathin ku.
Hari yang menegangkan tiba. Ujian akhir dimulai, aku mulai gemetar dengan meremas-remas kedua tangan ku yang sudah keluar keringat dingin daritadi.
Salah satu teman sebangku ku, yang kini terpisah tepat berada di samping ku memanggil ku pelan.
" Fan, semangat ya. jangan gerogi gitu, aku lihat kamu sudah gelisah daritadi. Aku yakin kamu bisa menjawab semua soal dengan mudah, mari sama-sama berjuang " Ucapnya.
Aku tersenyum mengangguk membalasnya, sedikit lega ku rasa ada yang mensuport tepat di samping ku kini.
********************
Ujian terakhir selesai dengan hasil cukup memuaskan. Hanya tinggal menunggu pengumuman pelulusan, sekolah mulai libur 2 minggu kedepan.
Aaaaargh. . . senangnya. . .
Akhirnya bisa puas deh setelah ini lanjut dengan normal seperti biasanya telponan dan Video Call bareng pacar kesayangan ku, haha.
Bahagia rasanya.
Aku bergegas menuju kamar sepulang dari sekolah. Ku raih ponsel ku untuk segera memberi kabar pada Ammar.
Masih centang satu, kemudian berubah centang dua. Tapi. . . belum juga terbaca. Ah sudah lah mungkin masih sibuk di kantor, meski sudah jam pulang sekolah.
Pikir ku mencoba positif.
10 menit berlalu, masih belum ada balasan. Ini tidak seperti biasanya, sebelumnya. Ammar selalu dengan cepat membalas pesan dari ku, kali ini kenapa begitu lama mengabaikannya. Aku mulai gelisah, mulai berpikir berlebihan.
Ah jangan-jangan selama dua bulan terakhir ini, Ammar sudah berselingkuh dari ku. . . Ah tidak. Tidak mungkin !!!
Dia masih bersikap manis pada ku, meski mulai jarang membalas pesan ku dengan cepat, dan telepon nya selalu sibuk.
Aku kembali mencoba mengirim pesan singkat, namun masih tak terbaca.
Aku mulai tidak tahan, aku menelpon nya. Dan. . . benar saja. Kembali telpon nya sibuk di jam-jam tertentu bahkan aku sebagi pacarnya mulai tersisih untuk sekedar melepas rindu mendengar suaranya saja.
*Ammar. . . kamu kemana??? siapa yang sering kau ajak biacara melalui telpon dua minggu terakhir ini??? jangan membuat ku berpikir negativ Ammar.*
Bathin ku. . .
5 menit kemudian, aku tersadar dari lamunan ku mendengar suara dering ponsel di tangan ku.
" Halo sayang, gimana hasil ujiannya? aduh maaf banget daritadi aku sibuk banget terima telpon terus. Adik ku lagi buat masalah di sekolah nya, aku di telpon terus oleh gurunya, maaf ya sayang. "
Terdengar suara Ammar seperti kebingungan. Ah tuhan, aku jadi merasa berdosa menuduhnya yang bukan-bukan dalam hati ku.
" Halo. . . Halo Fanny. . . Apa kau marah pada ku sayang?" Ammar kembali bersuara.
" Ah iya, iya gapapa kok. . . Ujian ku berjalan lancar, tinggal menunggu pengumuman pelulusan aja kok. Maaf aku sudah mikir yang bukan-bukan Ammar. Aku pikir daritadi kamu telponan dengan cewek lain. "
Aku menjawab nya dengan jujur, aku akan terima jika setelah ini Ammar akan marah pada ku karena aku mulai posesif padanya.
Ternyata tidak, Ammar menanggapinya dengan tertawa mendengar ku berkata demikian. Aaaah. . . membuat ku malu saja, aku menutup wajah ku dengan kedua tangan.
" Yaudah deh. . . sory. . . gak lagi deh aku mengabaikan telpon dan pesan mu mulai sekarang. "
Ammar menjawab kemudian dengan nada sedikit melemah, membuat ku semakin bersalah.
" Ah. . . tidak, tidak. . . aku hanya bercanda tadi. Tolong jangan di masukkan ke hati ya, pliss aku yang harus minta maaf, " Jawab ku seketika mendengar ucapannya itu.
" Hmm. . . yaudah kalo mau aku maafin, kiss dong "
Jawab Ammar menggoda.
" Iiih apaan sih, ya udah deh mmmmmmmuach. . . "
Aku mencium ponsel ku seakan mencium bibir Ammar, membayangkan nya berdiri di hadapan ku detik ini. Hah. . . sungguh aku mulai menggila.
" Hmm. . . manis sekali sayang. hehe, minggu depan aku akan kerumah mu. Melepas rindu ku yang sudah menggebu-gebu ini."
Kyaaaaaaaaaarght. . . Aku teriak dalam hati kesenangan. Akhirnya bertemu yeay selama dua bulan terakhir ini, aku sudah benar-benar merindukan mu Ammar.
Ammar kembali menertawai ku mendengar teriakan ku yang begitu antusias. ya tuhaaaaan aku malu banget. Ught. . . dasar hati. Selalu gak bisa di rem untuk mengekpresikan sesuatu.
Bip. . .bip. . . bip. . .
Kemudian telpon terhenti.
Haaaaahft. . . senangnya, akan bertemu Ammar minggu besok. Ku hempaskan tubuh ku di kasur dengan terlentang, aku senyum-senyum sendiri membayangkan bertemu kembali dengan wajah Ammar yang tampan, aku. . . aaakh aku harus bagaimana mempersiapkannya? Aku harus tampil cantik nantinya kan? Uuugh. . . tak sabar rasanya, ingin segera memeluk dan menciumi wajahnya.
Aku mulai membayangkan, ciuman bibirnya yang hangat dan manis. Desahan nafasnya yang wangi menggoda, membuat ku bergairah saja.
Aaaaakh. . . pikiran kotor mulai merasuki ku. Iiiih apaan sih kamu Fanny. . . jangan ganjen deh. Aku menggebuk-gebukkan bantal pada wajah ku, dan menggigit gemas di ujungnya.
Sepertinya. . . aku sudah mulai benar-benar jatuh cinta padanya, serasa ini bagai cinta pertama ku saja yang baru tumbuh di hati. Sejenak aku mengesampingkan berbagai rasa curiga ku sebelumnya.
********************
Dan. . . Tibalah hari minggu. Hari dimana yang ku nanti-nantikan sampai susah membuat ku tertidur lelap akhir-akhir ini, hehe. . . benar-benar gak sabar aku tuh.
Aku sudah duduk manis di kursi teras rumah, dengan baju kaos ketat sangat ngepas di body ku sehingga nampak seksi dengan warna pink nude bentuk leher V sedikit lebar, dengan setelan celana levis cokelat sepaha, rambut ikal ku yang se bahu sengaja aku biarkan terurai rapi, poni rambut berbentuk huruf U tepat diatas alis ku dengan hiasan jepit rambut ala korea terjepit dengan manis di samping.
Ku poles liptint berwarna nude senada dengan warna bibir agar terlihat benar-benar fresh dari biasanya.
Seminggu sebelum kedatangan Ammar aku sengaja searching di youtube tutorial make up ala-ala korea atau make up natural dan banyak lagi, terkhusus hari ini untuk Ammar.
Sengaja aku tampil sedemikian cute untuk membuat nya semakin mencintai ku tentunya. Emang cuma Nayla yang bisa dandan cantik, pikir ku tetap pada Nayla.
Lama ku nanti tak kunjung tiba, rasanya ingin segera ku telpon saja si Ammar. Ah tapi bukankah ini memalukan, terkesan aku sangat tidak sabar menunggunya meski benar kenyataannya.
Tapi aku sebagai wanita disini harus jaim dikit dong, iya kan???
Huh. . . aku mulai gelisah sembari menggigit-gigit ujung kuku jari ku.
Tring. . .
Ponsel di kantong celana ku berdering nada pesan singkat.
Ammar : Sayang, sebentar lagi aku sampai dirumah. Masih menunggu Andi ambil barang di rumah Nayla, sabar ya cinta ku. Muach (Emo cium)
Aaaaaaarght. . . lagi-lagi Nayla duluan. Kenapa sih??? Andi itu apa sih maunya, awwassss ntar ya aku bakal samperin tu anak. Aku mulai kesal tanpa membalas pesan Ammar.
Rasa curiga dan berbagai pikiran negatif mulai bermunculan kembali menyerang ku mendengar nama Nayla.
Kenapa? kenapa Tuhan???
Tolong. Jangan Kau benarkan apa yang aku takutkan kini, aku mencintai Ammar. sangat mencintainya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Sheng
entah mengapa kalo lelaki blum dpt apa yg dia mau, kita tetap d kejar.
setelah dpt apa yg dia mau, auto d buang😑❗
2022-02-10
0
Levanya Levanya
begini lah pacaran dengan ABG labil
2021-09-19
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
knp setiap kerumah Fanni, Ammar slalu ngajak Andi ya 🤔🤔
2020-07-28
1