Masih ditaman. . .
Ammar berjalan di samping ku sesekali mencubit gemas pinggang ku ketika dia melingkarkan tangan kanan nya memeluk ku dari belakang, aku menggeliat geli.
" Ih apaan sih, sakit tau. . . "
" Kenapa ya Fan, setiap dekat dengan mu aku selalu gemas. Rasanya ingin segera meminang mu, andai kamu sudah lulus sekolah ". Ammar kembali menggenggam tangan ku, kini kami saling berhadap-hadapan.
Degh !!!
Jantung ku berdegub kencang mendengarnya. Gemetar ku rasa tubuh ini, apakah ini suatu lamaran secara tak langsung? Betapa aku sangat bahagia mendengar pernyataan ini.
" Apakah kau benar-benar mencintaiku, Ammar? " Tanya ku dengan senyuman.
" Kau ragu pada ku sayang?" Tanya nya kemudian sembari memegang pipi ku. Aku menggelengkan kepala.
" Aku percaya pada mu. Tapi apa kau tau, aku semakin takut dengan hubungan kita ini Ammar. " Jawab ku kemudian.
" Apa yang kau takutkan sayang? Aku serius dengan hubungan ini, selama ini sudah terlalu banyak wanita yang menjalin hubungan denganku, namun mereka semua hanya memanfaatkan ku saja. " Ammar melepaskan genggaman tangan ku, dia memalingkan wajahnya dari ku.
Ada apa? kenapa dia berpaling dari ku? Apakah dia marah?
Bathin ku. . .
" Ammar.. maafkan aku, aku hanya. . . aku hanya. . . sedikit merasa masih tidak percaya diri menjalani hubungan ini dengan mu, kau begitu sempurna bagi ku. Sejujurnya, aku pun ingin kau hanya menjadi milik ku saja. Tapi, mau kah kau bersabar dulu? Impian dan cita-cinta ku masih belum tercapai. Aku ingin sukses membahagiakan orang tua ku, dan aku ingin terlihat pantas berdiri di samping mu nantinya. "
Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Ntah lah. . . kenapa aku begitu sangat takut, aku takut ini semua akan berakhir hari ini.
Hubungan ku dengan Ammar yang ku jaga mati-matian selama sebulan ini, bukan lah yang mudah. Aku terus melawan rasa rindu dan curiga ku ketika dia tiada kabar walau sedetik.
Ammar memelukku dengan erat. sangat erat, hingga aku susah bernafas.
" Fanny, aku sangat mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, bersabar lah. Terus lah fokus belajar sekolah, kau harus bisa mendapat nilai bagus. Aku berjanji, setelah lulus sekolah nanti aku akan membawamu pada keluarga ku, aku akan meminta mereka segera melamarmu."
Ammar terus mengoceh tiada henti mengucapkan kata janji dan cinta, berusaha meyakinkan ku.
Sementara aku. . . Aku terdiam kaku, aku berpikir keras untuk mempercayai ini semua.
Benarkah seberuntung ini, diriku? Lihat lah sosok lelaki di depan ku ini, benarkah sebesar itu rasa cintanya pada ku tuhan?
Ammar melepaskan pelukannya dari tubuh ku, dia memandangku lekat. Lama kami saling memandang, aku mencoba tersenyum pada nya.
Tiba-tiba Ammar mengecup bibir ku,
Tuhan. . . bibirnya sangat hangat dan lembut ku rasa. Aku tercengang menanggapinya, Ammar menertawai ku. Kemudian dia kembali mengecup bibir ku, aku tidak tahan dengan kehangatan bibir lembutnya.
Aku memberanikan diri membalas kecupan bibir Ammar dengan lembut, Ammar menarik tubuh ku lebih dekat dengannya.
Tidak peduli sekitaran orang yang melewati kami akan melihatnya, meski kami sudah berada di tempat yang lumayan sepi, sehingga kami sedikit leluasa menikmati waktu berdua.
Ini bukan diriku rasanya, aroma nafas Ammar membuat darah ku mengalir hebat. Jantung ku berdegub tak beraturan, rasanya sudah mau loncat.
Di tengah kenikmatan ini, ponsel Ammar berdering.
Drrrt. . .Drrrrttt. . .
Kami terhenti begitu saja karena terkejut. Ih mengganggu saja, siapa sih??? Pikir ku.
Setelahnya kemudian kami saling memandang satu sama lain lalu tersenyum salah tingkah mengingat ciuman tadi.
*****************
" Pak Ammar. . . " Teriak Farel dari kejauhan.
" Oh Farel, mana Andi?" Tanya Ammar heran.
" Udah nungguin daritadi dirumah Nayla."
What???
Uugh. . . lagi-lagi Nayla. Apaan sih, aku memalingkan wajah dengan cemberut.
" Bi. . . pinjem cowoknya sebentar ya, hehe. Tenang aja gak bakal ilang kok. " Farel tertawa meledek ku.
Aku masih cemberut menanggapinya. Kemudian Ammar menggenggam tangan ku,
" Fanny. . . Gapapa ya, aku ikut Farel sebentar. Gak enak sama Andi, sudah menunggu ku daritadi. Disini meskipun sebagai guru mereka, aku tetap tamu mereka kan??? ". Ammar mencoba menenangkan ku.
" Emang kenapa sih harus dirumah Nayla Rel? " Tanya ku dengan cettus pada Farel.
" Wih, bibi kumat galaknya. Ini loh si Andi ngajakin makan-makan, tapi dirumah Nayla sekalian reunian gitu. Mengenang masa dulu gitu alias Clbk tuh mereka, hahaha". Jawab Farel masih dengan tawa meledek ku.
" Ya udah deh sana, tapi awas ya macem-macem aku mutilasi kalian " Jawab ku dengan mengepalkan tangan kanan ku. Ammar mengacak-acak kepala ku dengan tertawa, sedang Farel sudah berlari jauh dari kami.
" Ya udah yuk, aku antar kamu pulang dulu. setelah itu aku menemui Farel dan Andi ".
Aku berjalan lebih dulu membelakangi Ammar. Kemudian Ammar menarik tangan ku tiba-tiba, dan kembali mengecup lembut kening ku.
" Sayang, kamu beneran nih ngijinin aku ikut acara mereka? Kamu percaya aku kan yank? " Tanya Ammar dengan wajah mellas.
Ku tarik nafas dalam-dalam tanpa kata, aku tak ingin terlihat terlalu mengekang nya dalam hubungan ini, aku tak ingin membuatnya berpikir aku mulai mengaturnya dalam hubungan ini, akhirnya. . . Aku hanya mengangguk pelan tanda setuju.
Meski jujur, jauh di lubuk hati ku.. aku benci harus berbohong, berpura-pura mengizinkan nya pergi bersama Farel dan Andi. Sementara ada wanita lain disana. Yaitu Nayla, siapa yang gak kenal Nayla di kota ku.
Dia masih berusia 2 tahun lebih muda dari ku, namun gaya nya yang dewasa, penampilannya yang gaul, suka make up, dan kulitnya yang putih bersih, tapi semua cowok tau dia sedikit genit, membuatnya banyak di kejar-kejar cowok selama ini.
Pengalamannya dalam dunia pacaran tentu lebih jago dari ku di usianya kini. Dia masih sepupu Farel, dari keluarga Ibunya.
Di bandingkan dengan ku, jelas sangat jauh. Aku tidak begitu banyak pengalaman dalam hal pacaran, aku lebih suka berteman banyak dengan para lelaki. Tapi kali ini, entah kenapa.. aku begitu takut kehilangan dan terlalu mencintai sosok Ammar.
Bathin ku. . .
* Ammar, bisakah kau jangan pergi bertemu Farel dan Andi? Sementara disitu ada Nayla. Bisakah tetap disini bersama ku? Aku takut Ammar. . . setelah ini, kau akan berubah dengan ku setelah bertemu Nayla. . .*
Ku lihat Ammar berlalu pergi dengan mobil yang di kendarainya dari rumah setelah mengantar ku pulang. Tanpa menoleh lagi ke belakang, lebih meyakinkan ku, bahwa dia tidak akan tergoda dengan Nayla.
Akh. . . sudah lah. Semoga ini hanya perasaan cemburu ku saja.
Happy reading all😊
Jangan lupa like nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ajeng Safaais
msh bingung dng alur ceritanya
thorr ...
tapi gpp harus semangat lagi untuk memperbaiki kalimat demi kalimat yaaa💪💪💪💪💪
2022-04-04
0
Filsa Awaliyah
ngeri aja di taman sempat nya begitu awas keciduk Pol PP dikawinkan deh,🤣🤣🤣
2021-09-19
0
Gina Savitri
Lah knp nggak di ajak aja fanny, secara kan fanny pacarnya 😁
2021-06-22
1