Dua hari Ammar berada di kota tempat ku tinggal, hubungan kami berjalan mulus. Tampak manis meski aku nya masih malu-malu.
Beruntungnya, Ayah dan Ibu merestui hubungan kami begitu saja. Membuat kami semakin bahagia dengan hubungan ini.
" Fanny, besok aku harus segera balik ke kota ku. Aku sudah terpaksa bolos sehari dari cuti libur ku, ku harap selama kita berjauhan kau tetap setia mencintai ku " Ammar menggenggam tangan ku dengan erat.
Tatapan mata nya melihat ku seolah tak ingin berpisah, aku menunduk menghindari tatapan matanya itu. Aku tak ingin membuat nya semakin bersedih.
" Tak apa, aku bisa mengerti. . . tugas mu sebagai guru disana lebih penting. Aku tak ingin jadi penghalang untuk kinerjamu di sekolah, " Aku berusaha menguatkan hatinya yang tak ingin berpisah dari ku.
Sementara disini, aku juga harus lebih fokus pada sekolah ku, sebentar lagi ujian akan segera dimulai.
" Tapi sayang, maukah kau berjanji untuk selalu setia menjaga hubungan jarak jauh ini? Aku janji.. setiap akhir bulan aku pasti menemui mu. Belajar yang baik di sekolah, harus sukses ya, bahagiain om dan tante. " Aku mengangguk tanpa kata, kami berpelukan untuk saling menguatkan ketika berpisah nanti.
Hari-hari yang ku lalui setelah kepulangannya ke kota A. Aku sempat menangis, pikiran ku campur aduk. Ini kali pertama aku menjalani hubungan jarak jauh.
Betapa hati ini merasa takut, takut ini semua hanya mimpi dan berakhir begitu saja. Ah. . . bayangkan saja, siapa sih yang gak takut kehilangan seorang pacar yang sempurna seperti dia, pikir ku.
Tapi walau bagaimana pun aku harus percaya padanya bukan? tidak peduli bagaimanapun godaannya.
**********************
" Sayang, hari ini Pak Ammar jadi datang gak? " Tanya ibu yang sibuk menyiapkan banyak makanan untuk menyambut kedatangan Ammar.
" Iya Bunda, jadi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kesini bersama Farel. Biasa Bund, jalanan kota agak macet. Jadi sabar dong, " Jawab ku pada ibu.
Ibu hanya tersenyum membalasnya yang kemudian sibuk kembali mempersiapkan berbagai suguhan.
Sudah sebulan berlalu hubungan kami berjalan, kami semakin romantis meski bertemu hanya via video call, dan mendengar suaranya via telpon. Tapi sedikitpun diantara kami memiliki rasa bosan dan jenuh yang tiap detik kami menghiasi hubungan ini dengan telpon dan video call.
Aaakh. . . rasanya aku sudah rindu, rindu aroma wangi tubuhnya. Ketika kami berpelukan terakhir kali, wangi aroma tubuhnya masih melekat. membuat ku menggila tak ingin mandi rasanya, hihi.
Tok tok tok. . .
"Selamat siang. . . " Ku dengar suara ketukan pintu bersamaan dengan suara ucapan salam seseorang.
Hati ku bergetar, Yah. . . itu Ammar. Ammar sudah datang, yeay. . . aku meloncat kegirangan di kamar.
Hatiku berdegub kencang mendengar suaranya saja. Ya ampun tuhan. . . inikah cinta? atau hanya rindu. . .
" Hai. . . selamat siang Pak Ammar, mari silahkan masuk " Ibu menyambutnya dengan ramah.
Sementara di kamar, aku masih sibuk merapikan rambut ku kembali, memoles bibir ku sedikit dengan liptin agar terlihat lebih fresh. Tak lupa ku semprotkan parfum Paris Hilton favorit ku, aku bergegas menuju ruang tamu dengan sedikit berlarian. Gak sabar rasanya.
" Hai. . . " Sapa ku pada Ammar.
Ku lihat Ammar terdiam memandang ku tanpa kata.
" Cantik bangeeet " Jawabnya kemudian. Ini membuat ku tersipu malu, aaaaaaah. . . wajah ku memerah seperti udang rebus, aku berpura-pura mengalihkan pandangan ku pada Farel.
" Ehhem, ngapain lu ikut kemari kecebong?"
" Emang kenapa? gak boleh ya cuma sekedar pengen liat wajah bibik yang seperti udang rebus itu, hahaha." Farel meledek ku dengan tertawa.
Lalu ibu datang menyuguhkan minuman dan beberapa cemilan lainnya.
" Yaudah. . . Farel, sini temenin tante ke halaman belakang yuk. Bantuin menyiram tanaman,"
Ku lihat ibu mengajak Farel dengan kedipan mata, Farel membalasnya dengan senyuman kecil melirik ku. Hmm. . . aku tau, ini hanya siasat mereka. syukur lah mereka mengerti aku ingin berduaan dan melepas rindu dengan Ammar, hehe. Bathin ku.
"Lama banget sih nyampe rumah, kemana dulu? Ih gak tau ya kalo udah kangen berat? " Tanya ku sambil menghempaskan tubuh ku di sofa.
Ammar mendekati ku, memegang tangan ku dan mengecupnya.
" Maaf sayang, tadi Farel meminta ku mampir sebentar dirumah sepupunya, tadi kita sebenarnya bertiga kok. " Jelasnya dengan senyuman.
" Oh ya, bertiga? tapi kok gak ada? Eh btw sepupu yang mana sih?" Aku mulai mengintrogasi dengan cerewet.
" Namanya. . . siapa ya tadi, oh ya Nayla. Temen nya Farel bukannya juga tetangga mu, katanya dekat sini rumah nya. Andi namanya, "
Kau tau, ini yang aku suka dari sosok Ammar. Dia selalu bisa menjawab semua yang aku tanyakan dengan detail, untuk menghindari rasa ketidak percayaan ku padanya.
" Oh. . . Nayla. Hmm, pantas saja lama. Secara.. Nayla kan cantik banget, pasti betah dong disana, " Aku menjawabnya dengan sedikit cemberut.
" Masih lebih cantik pacar aku ini dong, " Ammar mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga ku. Membuat ku geli dengan hembusan nafasnya, seketika bulu kuduk ku merinding.
" Ih apaan sih, gombal tauk " Aku mencubitnya. Kemudian Ammar memelukku dengan erat.
" Haaaaakh. . . Aku sangat merindukan mu Fanny, kenapa langsung mendetteku dengan pertanyaan-pertanyaan konyol? kamu gak kangen pacar mu ini ya?" Aku tersenyum mempererat lagi pelukan ku di tubuhnya.
Hmm. . . aroma ini, rasanya tetap sama. aroma yang selalu membuat ku rindu, ini baru sebulan tapi bagaikan seabad bagi ku.
Kemudian Ammar mengecup kening ku, aku tersipu malu.
" Tapi beneran kan Nayla lebih cantik dari aku " Aku melepas pelukan Ammar dengan manja.
" Enggak sayang, kamu tetap lebih cantik dari siapapun. Buktinya, aku jatuh cinta pada mu pada pandangan pertama. hehe, gak percaya? ". Ammar kembali memeluk ku, dan membelai rambut ku dengan lembut.
" Hmm. . . iya deh iya, percaya". Tapi ntah kenapa, ada yang berbeda dengan hati ku kali ini. Ada rasa takut bergetar hebat di relung hati ku, membuat ku sedikit canggung pada Ammar.
Ada apa gerangan??? Ah sudah lah. . . mungkin hanya perasaan ku saja.
Jam menunjukkan pukul 16.00 sore. Aku mengajak Ammar jalan jalan berkeliling di sekitaran Taman tak jauh dari rumah ku.
Menikmati suasana sore dengan bergandengan tangan bersama orang yang kita cintai, bahagia bukan???
Seperti itu lah rasa ku detik ini. Ammar menggandeng tangan ku dengan mesra, sesekali dia memeluk dan mengecup kening ku. Tak peduli banyak orang sekitar yang memperhatikan kami, beruntungnya. . . meski dia lebih tua dari ku, tapi dari segi penampilan dia tetap kece.
Tak kalah dengan penampilan cowok yang seusia ku, so why??? Aku merasa menjadi pusat perhatian disini. Aku menggenggam erat tangan Ammar, Ammar melirik ku seketika. Kemudian tersenyum sangat manis sekali, membuat ku gemas ingin ku peluk tanpa melepasnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Levanya Levanya
terlalu cepat akrab sih menurutku
2021-09-19
0
Delita
masih nyimak... keren keren lanjut💪💪
2021-09-18
0
scorpio🌹
harusnya farel sepupu nya bukan ponakannya , bibi sama Tante kan sama 😂
2021-06-05
0